Anda di halaman 1dari 12

A.

JUDUL
Produksi CO2 dari Respirasi

B. TUJUAN
Untuk mengetahui produksi CO2dari respirasi

C. DASAR TEORI
Respirasi adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan organic
yang terjadi di dalam sel yang dapat dilakukan baik secara aerob maupun
secara anaerob. Dalam proses aerob respirasi ini memerlukan oksigen dan
membebaskan karbondioksida serta energi (ATP dan NADPH+ + H+ ).
Apabila yang dioksidasi itu glukosa, maka reaksi yang terjadi adalah:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energy (Ismail, 2017).
Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa
yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan
biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi
adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel
tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa;
pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu)
(Ai, 2012).
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di
Mitokondria. Proses ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP).
ATP dibentuk dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan
bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat
pada membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+)
dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi –
Oksidasi (Redoks). Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh
energi hasil oksidasi dan perbedaan proton antara ruang antar membran
dengan membran sebelah dalam mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif
(Lestari dkk, 2010).
Ketika respirasi meningkat maka akan terjadi pengurangan pada
penimbunan cadangan makanan hasil fotosintesis karena terjadi persaingan
dalam mendapatkan fruktosa 1,6-bifosfat dalam sitosol. Ketika laju
fotosintesis dan laju respirasi seimbang akan menyebabkan tidak adanya hasil
fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan dan cadangan makanan.
Adanya peristiwa fotorespirasi juga mengakibatkan pengurangan hasil
fotosintesis (Lestari dkk, 2010).
Jumlah CO2 yang terlepas dibagi dengan jumlah O2 yang diperlukan
dalam respirasi merupakan suatu angka yang kita sebut kuosien respirasi.
Koesien respirasi itu benar-benar 1, jika yang menjadi substrat itu gula
(biasanya glukosa dan fruktosa), sedang gula itu mengalami oksidasi yang
sempurna sampai memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam praktek KR
itu jarang kedapatan tepat 1, sebab banyak factor yang turut serta dalam
menentukan angka itu (Lovelles, 2011).
Menurut Ismail (2017), respirasi berperan dalam dua fungsi utama,
yaitu:
1. Menyediakan ATP dan NADH yang diperlukan untuk kelangsungan reaksi
dan pertumbuhan.
2. Menyediakan rangka karbon untuk sintesis metabolit intermediat primer
(asam amino, protein, asam nukleat, daur Krebs, cadangan biosintesis, dll) dan
sekunder (terpen, penilpropanoid, isopranoid, flavonoid).
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat
tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan
senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah
senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building
Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh
(Gardner, 2010).
Proses respirasi merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa
dioksidasi men jadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O. Pati,
fruktan, sukrosa, atau gula yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein
dapat bertindak sebagai substrat respirasi. (Salisbury & Ross, 1995)
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel
tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya ad alah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa;
pati; asam orga nik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respi rasi melalui substrat karbohidrat dapat dituliskan sebagai
berikut: C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi Reaksi tersebut merupakan
persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi da lam proses respirasi
(Danang, 2008)
Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksida tor
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah
setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-
senyawa yang t erdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak
jumlahnya dan biasanya dir espirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan
metabolit respirasi adalah intermedia te-intermediat yang terbentuk dalam
reaksi-reaksi respirasi (Puri, 2017).
Suatu ciri makhluk hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan
hijau adalah k emampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara menjadi
bahan organik serta dia similasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat
tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk
hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang
dibutuhkan.enyawa organik yang baku adalah rantai carbon adalah r antai
karbon. Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari
lingkungan. Oksigen y ang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap
sel tumbuhan dengan jalan di fusi melalui ruang antar sel, dinding sel,
sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar
sel. Sedangkan untuk menghitung respirasi dapat mengg unakan koefisian
respirasi (KR), yaitu perbandingan CO2 dengan O2 (Kamariyani 19 84)
Laju Respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Ketersediaan substrat akan mempengaruhi laju respirasi. Tersedianya substrat
pad a tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia
cukup banyak maka laju res pirasi akan meningkat (Kimball, J.W. 2002)
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang
sedang tumbuh s eperti kuncup bunga, tunas, biji yang berkecambah, ujung
batang dan ujung akar. Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat
berperan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisme
hidup. Berperan langsung hampir pada setiap f ungsi dari tumbuhan dengan
mengontrol laju proses – proses kimia dalam tumbuhan te rsebut, sedangkan
peran tidak langsung dengan mempengaruhi faktor – faktor lainnya terutama
suplai air (Azizah,2010).

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Wadah besar dan kecil
b. Cawan petri
c. Burret
d. Pipet tetes
2. Bahan
a. Tanaman
b. Air barita (barium hidroksida 0,025 M)
c. Larutan HCL 0,01 M
d. Phenolpthalein
E. CARA KERJA
1.Siapkan dua wadah berbeda ukurannya. Usahakan ada ruang untuk udara
karena tumbuhan membutuhkan oksigen untuk berrespirasi?
2.Letakkan larutan air baryta (barium hidroksida 0,025 M di cawan petriuntuk
masing-masing wadah. Ingat bahwa karbon dioksida lebih berat dari udara.
3.Letakkan tumbuhan di satu wadah sedangkan yang lainnya sebagai kontrol.
Air baryta tidak boleh mengalami kontak dengan tumbuhan.
4. Biarkan wadah selama beberapa jam atau semalaman. Lalu keluarkan
cawan petri dari setiap wadah, dan titrasi menggunakan HCl ) 0,01 M,
gunakan penolphthalein sebagai indikator.
5. Keluarkan kerak dari air baryta dan lanjutkan dengan larutan yang jernih di
bagian dasar. Letakkan beberapa tetes indikator phenolphthalein pada
sampel air baryta sehingga menjadi warna mrah muda. Lalu masukkan
asam secara hati-hati, dan catat berapa volume yang dibutuhkan agar warna
merah muda tadi menjadi jernih. Ulangi procedur tersebut dengan sampel
kedua.
6. Perbedaan hasil dari proses titrasi antara wadah kontrol dan wadadh dengan
tumbuhan, dibedakan dari volume kebutuhan asam, berikan ukuran dari
karbon dioksida yang diproduksi oleh tumbuhan.
7. Pemberian asam 1 ml sama dengan 0,22 mg CO2. Ini bisa dihitung berapa
besar massa CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan.
Gambar procedur kerja :

Meneteskan larutan Menyiapkan


barium hidroksida tumbuhan dan cawan
0,025 m kedalam
petri didalam wadah
cawan petri A dan
yang kedap udara
B
dengan memberikan
jarak lalu didiamkan
selama 24 jam

Membersihkan Menambahkan Hasil pengamatan


kerak pada larutan larutan dengan produksi
barium yang telah Phenolphtalein karbondioksida
didiamkan selama kedalam tabung dari respirasi.
24 jam dengan
reaksi sebagai
menggunakan
indicator warna.
spatula/ tissue.
F. HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan

Cawan Perubahan yang terjadi Reaksi

Cawan A
Barium Tidak terjadi perubahan warna 2 HCl(aq) + Ba(OH)2 (aq) →
Hidroksida ketika ditambahkan larutan PP BaCl2 (aq) + H2O(l)
+ PP
Cawan B
(Kontrol) Tidak terjadi perubahan Ba(OH)2

G. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu produksi CO2 dalam respirasi yang bertujuan
untuk mengetahui adanya produksi CO2 dalam proses respirasi. dalam
praktikum digunakan tanaman. tanaman yang telah diambil dimasukkan ke
dalam wadah kemudian diberikan larutan barium hidroksida.Fungsi dari
larutan barium hidrokida pada percobaan kali ini adalah untuk mengikat CO2
yang dihasilkan oleh tumbuhan. Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan
untuk mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses
pertumbuhan serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa.
Semakin besar suatu tanaman, maka makin besar pula kebutuhann yang akan
energi sehingga dalam respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula
(Aktin, 2010). Respirasi adalah reaksi yang menghasilkan karbondioksida
(CO2), jadi laju respirasi dapat diketahui dari kadar karbondioksida (CO2)
yang dihasilkan oleh respirasi tersebut. HCl juga digunakan dalam percobaan
kali ini, yang berfungsi sebagai bahan untuk proses titrasi. Dan juga
digunakan larutan phenolphthalein yang pada percobaan kali ini berfungsi
sebagai indikator. . Semakin banyak CO2 yang dihasilkan maka semakin
cepat laju reaksinya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhu
respirasi. Suhu juga berpengaruh pada kecepatan respirasi. Jika suhu panas
(suhu sekitar 40ºC) tumbuhan tidak mampu melakukan respirasi secara
sempurna, yang ditandai dengan rendahnya kadar CO2 seiring dengan
meningkatnya volume titran, sedangkan pada suhu ruang (25 ºC) respirasi
akan lebih cepat, yang ditan dai dengan seiring meningkatnya volume titran
dan kadar CO2. Terlihat pada suhu ruang bahwa semakin besar laju alir HCl,
jumlah CO2 terlepas kan semakin besar. Hal ini dikarenakan pada operasi
terlepaskan dengan laju alir besar, waktu kontak antara HCl dengan CO2
untuk jumlah molekul yang sama akan suntuk jumlah molekul yang sama
akan emakin besarWaktu kontak yang lama ini menyebabkan transfer massa
yang terjadi lebih banyak dan jumlah CO2 yang terlepaskan juga lebih besar
(Fuad, dkk, 2011)
Pada Percobaan kali ini mengalami kegagalan,dimana tanaman
tersebut yang harusnya berwarna pink tetapi yang terjadi hanya bening hal ini
memungkinkan terjadinya kesalahan yaitu pada saat larutan barium
hidroksida yang didalamnya sudah terakumulasi CO2 . Hasil percobaan ini
tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ismail (2017), yakni
Respirasi adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan organic yang
terjadi di dalam sel yang dapat dilakukan baik secara aerob maupun secara
anaerob. Dalam proses aerob respirasi ini memerlukan oksigen dan
membebaskan karbondioksida serta energi (ATP dan NADPH+ + H+
).Sebagian dari energi tersebut dibebaskan selama respirasi sebagai panas
(kalor). Sisanya disimpan dalam bentuk energi kimia dalam adenosin trifosfat
(ATP). Adapula teori yang dikemukakan oleh Gardner (2010), yakni
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya memerlukan oksigen, meski dalam
keadaan tertentu, keberadaan oksigen tak lagi dibutuhkan (terutama pada
tumbuhan yang tak berklorofil). Pernapasan aerob, akan dihasilkan
karbondioksida juga uap air yang kemudian akan dikeluarkan melalui tubuh
tumbuhan dengan system difusi. Semua gas yang keluar dan masuk tersebut
melewati stomata yang terletak pada permukaan daun tumbuhan juga inti sel
yang ada pada batang tumbuhan. Terdapat pula teori dari Lovelles (2011),
yakni Tumbuhan hanya memiliki stomata dan lentisel sebagai organ yangg
berfungsi dalam proses penyerapan udara oleh tumbuhan.

H. KESIMPULAN

Produksi C02 terhadap respirasi. Respirasi yang terjadi pada tanaman


ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam dan faktor lingkungan yang
saling berinteraksi. Beberapa faktor lingkungan yang salah satunya paling
penting adalah suhu dan faktor internalnya adalah kondisi fisiologis jaringan,
dan jumlah substrat yang dapat beroksidasi. Terlihat pada suhu ruang bahwa
semakin besar laju alir HCl, jumlah CO2 terlepaskan semakin besar. Hal ini
dikarenakan pada operasi terlepaskan dengan laju alir besar, waktu kontak
antara HCl dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama ak an semakin
besar. Waktu kontak yang lama ini menyebabkan transfer massa yang ter jadi
lebih banyak dan jumlah CO2 yang terlepaskan juga lebih besar.
I. DAFTAR PUSTAKA

Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains
12 (1):28-34.

Gardner, dkk. 2010. FisiologiTanaman Budidaya. Jakarta: UI Press.

Ismail. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM


Makassar.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Kamariyani. 1984. Fisologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Lestari, Giyatmi Wahyu. Solichatun. dan Sugiarto. 2010. Pertumbuhan,


KandunganKlorofil, dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta
arundinacea L.) setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3). Jurnal
Bioteknologi 5 (1): 1-9.
Lovelles, A.R. 2011. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik
I. Jakarta: Gramedia.
Puri, 2017. Respirasi Tumbuhan. http://trainnerone.journal.com/2017/05/ respiras
i-tumbuhan.html

Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Pen
erbit ITB.

Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta. Syamsuri. I. 2000.
Biologi. Erlangga. Jakarta
J. JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan :
1. Tuliskan semua reaksi yang terjadi dalam percobaan ini?
2. Apa fungsi dari larutan Phenolphthalein?
Jawaban :
1. Reaksi yang terjadi adalah:
a. Reaksi Respirasi
C6H12O6 + 6O2 è 6 CO2 + 6H2O + Energi
b. CO2 yang terbentuk
Reaksi : 2 HCl + BaCO3 → BaCl2 + H2CO3
2. Fungsi dari larutan phenolphthalein adalah sebagai indikator yang digunakan
untuk membuktikan keberadaan karbon dioksida di larutan barium
hidroksida.
K. LAMPIRAN

Laporan Sementara
Day/Date : Wednesday / May , 24th 2017
Time : 13.00 am – 16.00 am
Place : Laboratory of Biology Matematics and Science University State of
Makassar

Judul : Produksi CO2dari respirasi


Tujuan : Untuk mengetahui produksi CO2 dari proses respirasi

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Produksi Karbondioksida dari Respirasi

Hasil Pengamatan Keterangan


Setelah larutan ditetesi
Phenolphtalein, larutan tidak
menunjukkan perubahan warna
menjadi pink. Sehingga jumlah
CO2 yang dihasilkan tidak
diketahui dengan memberikan
larutan HCl

Anda mungkin juga menyukai