PENDAHULUAN
(2) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian morfologi
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
Kuliah sudah berjalan dengan baik.
BAHASA BAKU BAHASA NON BAKU
Bersama-sama Bersama2
Melipatgandakan Melipat gandakan
(3) Konjungsi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua diangapnya
penipu.
(4) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah buku itu sampai selesai!
Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.
(5) Preposisi atau kata dengan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan
secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
Ia benci sekali kepada orang itu.
(6) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.
Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.
(7) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku
ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
(8) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Surat Anda sudah saya baca.
Kiriman buku sudah dia terima.
(9) Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia baku ditulis
atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
Saudaranya
Dikomentari
Mengotori
Harganya
(10) Fungsi gramatikal (subjek, predikat, obyek sebagai bahagian kalimat bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Kepala Kantor pergi keluar negeri.
Rumah orang itu bagus.
(11) Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara
jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana, memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan,
pergi, tidak begini, begitu, silakan.
(12) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap baik
kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
(13) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai dengan
Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 : 63 – 64).
3.2 Pembahasan
Dari hasil analisis pada skripsi mahasiswa prodi teknik sipil 2013, bahwa terdapat
kesalahan – kesalahan antara lain :
1. Baku dari Segi Nasional
Kata - kata yang masih bersifat kedaerahan, belum bersifat “nasional” hendaknya
jangan digunakan dalam karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu sudah
bersifat nasional, artinya sudah menjadi bagian dari kekayaan kosakata bahasa Indonesia
boleh saja digunakan.
2. Singkatan
Singkatan nama - nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda
titik yang sesuai.
3. Kesalahan Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan Bahasa
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (disingkat EYD). Oleh karena itu, semua kata
yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku.
Yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.
4. Baku dari Bahasa Asing
Kata serapan dari bahasa asing disebut baku kalau ejaannya telah dibuat menurut
pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing seperti yang disebutkan dalam EYD maupun
dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam
bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan,
surat-menyurat, dan rapat resmi.
Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
1. Ragam bahasa baku yang lazim digunakan dalam:
Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi,
perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan
sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
6.2 Saran
Sebaiknya kita lebih peka dalam menggunakan bahasa Indonesia agar sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Disamping mempertahankan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku,
juga sebagai bahasa kebanggaan kita karena mampu menyatukan ribuan pulau dan etnis dari
Sabang sampai Merauke.