BAB 1 Revisi
BAB 1 Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan komplikasi tertentu pada ibu hamil dan janinnya.
Adanya masalah gizi timbul karena kurangnya perilaku sadar gizi ibu selama
gizinya, maka orang itu akan menderita gizi kurang. Bila ibu mengalami kurang
gizi selama hamil, maka akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin.
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
KEK jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm. Ibu hamil dengan
KEK berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang jika tidak segera
2017 mencapai 515 orang, dari jumlah tersebut 182 ibu hamil mengalami anemia,
1
2
141 mengalami KEK (kekurangan energi kronis) dan berat badan tidak
Peusangan diketahui bahwa pada bulan Januari 2018 jumlah ibu hamil yang
berat badan tidak meningkat 2 orang, yang mengalami anemia sekaligus KEK 1
orang, anemia sekaligus berat badan tidak meningkat 7 orang, dan yang
Pada survei awal peneliti juga melakukan pengamatan terhadap ibu hamil
ada ibu hamil yang bisa menjadi informan dan bisa diwawancarai, dari hasil
survey awal didapatkan bahwa para ibu hamil bisa diwawancarai dan memberikan
wawancara pada informan pertama yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suami seorang wiraswasta, alamat desa Pante Gajah, umur 30 tahun, paritas GIII
PII A0, usia kehamilan 20 minggu dan diagnosa anemia. Dari hasil wawancara
ibu mengalami anemia, hal ini ditunjukkan oleh keadaan ibu hamil dengan
kunang yakni terutamanya berubah secara mendadak, sebagai contoh dari kondisi
duduk tiba-tiba harus bangkit, wajah, konjungtiva, bibir tampak pucat dan
berdasarkan hasil pemeriksaan hb 8 g/dl. Jika dikaji dari pola makan, ibu tidak
makan yang tinggi kandungan zat besi, tidak mengkonsumsi table fe dengan
teratur. Selain itu, jika dikaji dari pengetahuan, infroman masih kurang
3
masa kehamilan.
Informan kedua seorang ibu hamil bekerja sebagai petani, begitu pula
minggu dan diagnosa KEK. Pada saat penulis menemui informan keduanya
mengalami KEK. Penyebab ibu mengalami KEK salah satunya faktor pendapat
keluarga, hal tersebut dapat menentukan kualitas dan kuantitas pola makan.
Selama ibu hamil, ibu hanya mengkonsumsi makanan seadanya dan tidak
bervariasi serta dengan keterbatasan pengetahuan dan pendidikan rendah ibu tidak
Informan ketiga seorang ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
suaminya sebagai petani. Informan berumur 28 tahun dengan paritas GII PI A0,
informan hb 10 g/dl, setiap penimbangan berat badan ibu tidak meningkat, dan
pada kunjungan ini berat badan ibu menurun. Biasanya selama hamil berat badan
ibu 53 kg, sedangkan pada pemeriksaan kali ini berat badan ibu 51 kg danlingkar
lengan atas (LILA) dibawah normal. ibu kelihatan lemas dan merasa cemas
ini nafsu makan ibu menurun, dia hanya makan buah salak, dan tidak
tinggi protein, karbohidrat, vitamin dan lainnya. Dari segi pengetahuan ibu masih
ketidakseimbangan zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan
seseorang rendah terhadap manfaat perilaku sadar gizi maka akan mempengaruhi
perilaku sadar gizi adalah dasar bagaimana ibu hamil akan mengambil sikap
Status gizi bagi ibu hamil berdampak kebutuhan gizi seimbang dan
pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi, kebutuhan energi ibu hamil
berpengaruh terhadap status gizi hamil pada waktu pertumbuhan dan selama
hamil dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin. Oleh karena itu,
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini
dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan bayi yang
normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar
penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat
kelainan pada sistem saraf pusat. Sedangkan pada trimester II dan III dapat
5
rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan kekuatan rahim saat
kematian ibu pada tahun 2015 lebih baik dibandingkan pada tahun 2014. Hal
tersebut ditandai dengan turunnya angka kematian Ibu, jika pada tahun 2014
87,5/100.000. Target AKI tahun 2015 adalah 70/100.000 Kelahiran Hidup dan
program itu telah dilanjutkan SDGs, salah satu penyebab masalah Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah gizi pada ibu hamil seperti KEK.(1) Permasalahan
KEK ini telah dialami oleh hampir semua negara khususnya di negara-negara
Thailand, prevalensi wanita yang mengalami KEK adalah 15–47%. Hal ini terjadi
Indonesia, Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis
(KEK), yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap
tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu
penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun
2005 terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi
buruk. Pada usia sekolah, sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat
Banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi. Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa 41 hamil menderita KEK dan 51%
Badan Lahir Rendah (BBLR), lbu hamil yang menderita KEK dan Anemia
mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah
yang usia subur 15-49 tahun yang Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm yaitu
sebesar 17,1 % pada wanita hamil dan 17,6 % pada wanita tidak hamil, sedangkan
di Aceh 20,3 % pada wanita hamil dan 23,6 % pada wanita tidak hamil.(4)
hidupnya. Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi
karena rentan terhadap infeksi saluran penafasan dan sebagainya. Besaran angka
6/1.000 kelahiran hidup, Brunei Darusalam 6/1.000 kelahiran hidup, dan yang
karakteristik umur dan paritas ibu hamil dengan kurang energi Kronik (KEK) di
Puskesmas Kelayan Timur tahun 2015 menunjukkan bahwa dari 72 data yang
dijadikan sampel hasil karakteristik ibu hamil KEK berdasarkan umur yaitu < 20
tahun 13 responden (18,1%) , 20-35 tahun 53 responden (73,6%), dan > 35 tahun
grande multipara2 responden (2,8%). Maka dapat disimpulkan bahwa umur ibu
hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK) yang paling banyak adalah pada usia
kurang dipengaruhi oleh tidak tercukupinya asupan energi, protein, dan zat gizi
lain serta adanya infeksi penyakit. Penyebab masalah tersebut didasari oleh
kondisi, sosial, ekonomi, budaya keluarga seperti: pola asuh, daya beli, dan
pengetahuan ibu. Selain itu, salah satu penyebab masalah gizi adalah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat, meskipun pangan cukup tersedia dan
beranekaragam serta mempunyai nilai gizi tinggi. Sadar gizi diwujudkan dengan
cara meningkatkan pengetahuan gizi, merubah sikap dan perilaku gizi keluarga
mengatasi masalah gizi yang ada dalam keluarga. Rendahnya pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga terhadap gizi dan
kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pencapaian
program kadarzi.(34)
8
yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,
juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola
hidup sehat. Oleh karena itu, gizi merupakan salah satu faktor penentu utama
kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka
Terdapat kaitan yang sangat erat antara tingkat keadaan gizi dengan konsumsi
makanan. Tingkat keadaan gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan gizi
terpenuhi. Namun demikian, perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam
satu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi gizi pada masa yang telah lampau
bahkan jauh sebelum masa itu. Ini berarti gizi masa anak-anak memberi andil
“Analisis Faktor yang Memengaruhi Perilaku Sadar Gizi Pada Ibu Hamil di
dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan terhadap perilaku
1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku sadar gizi pada ibu
1.3.5. Untuk mengetahui pengaruh adat istiadat terhadap perilaku sadar gizi
Peusangan
Sebagai bahan tolak ukur apa saja yang telah diketahui oleh responden
dapat meningkatkan bimbingan perilaku sadar gizi dan dapat menjadi bahan
berikutnya.
lebih lanjut kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini dan sebaiknya