Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

1. Arti Penting Teori Akuntansi


Teori akuntansi menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang diamati
sekarang. Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah praktis
dan professional. Praktik akuntansi yang nyatanya berjalan disuatu negara belum tentu
merefleksi pilihan terbaik ditinjau secara konseptual dan ideal serta dari tujuan yang ingin
dicapai. Teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan model-model alternatif yang
dapat menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.Teori akuntansi
menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau
bernalar yang secara etis atau ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pengembangan Akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang melalui dua sisi, yaitu sebagai
pengetahuan profesi, seperti prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik
praktik tersebut yang dipraktikan di dunia nyata dan sebagai suatu disiplin pengetahuan yang
diajarkan di perguruan tinggi, dimana dipandang sebagai dua bidang kajian, yaitu praktik
dan teori. Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan
sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) dan bidang teori berkepentingan
dengan penjelasan, deskripsi, serta argument yang dianggap melandasi praktik akuntansi
yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.
Sebagai agen pengembangan dan perubahan, perguruan tinggi diharapkan lebih banyak
berperan dalam pengembangan akuntansi. Dengan demikian Pendidikan akuntansi di
perguruan tinggi harus mampu mengubah praktik akuntansi yang berjalan menjadi lebih
baik. Pendidik akuntansi berperan untuk menjembatani praktik dengan teori akuntansi
sehingga praktik akuntansi berkembng menuju keadaan yang lebih baik. Ini berarti
Pendidikan dan pengajaran akuntansi tidak hanya membatasi pada apa yang nyatanya di
praktikkan tetapi juga memasukkan alternative-alternatif dan penalarannya sehingga peserta
didik mampu menerapkan gagasan perbaikan terhadap praktiknya.
2.1 Peran Riset Akuntansi
Hasil-hasil penelitian para akademisi kebanyakan tidak diarahkan untuk
menjawab atau memecahkan masalah-masalah actual yang langsung dihadapi oleh para

1
praktisi. Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaitan yang
melandasi perkembangan akuntansi, yaitu : riset (research), pengajaran/Pendidikan
(teaching), dan praktik (practice). Apabila terjadi hubungan yang baik antara ketiga
aspek ini, maka perkembangan akuntansi akan mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Jadi, riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi yang tidak
hanya mencakup penelitian empiris (positif) tetapi juga meliputi penelitian analitis
dalam bentuk artikel atau makalah akademik (normatif).

3. Pengertian Akuntansi
Pengertian teori akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan
akuntansi dalam tatanan pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori
akuntansi. Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan
kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang
terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.
Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity) mengisyaratkan bahwa
akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa
informasi keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat
akuntansi diterapkan (to be useful in making economic decisions). Sebagai seperangkat
pengetahuan, akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari
perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi
dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut
kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata jika informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomik untuk bertindak
menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara. Pelaporan keuangan
(financial reporting) sebagai sistem nasional harus direkayasa dengan saksama untuk
pengendalian alokasi tersebut secara automatis melalui mekanisme pasar yang berlaku.
Kebijakan pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perilaku pengambil
keputusan ekonomik jelas merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam alokasi
sumber daya ekonomik. Pengendalian secara otomatis dapat dicapai melalui standar
akuntansi yang merupakan cara tertentu sebagai hasil akhir dari proses perekayasaan.

2
4. Seni, Sains, Atau Teknologi
Apabila akuntansi dikatakan sebagai seni, maka yang dimaksud adalah cara menerapkan
bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Sifat-sifat sains dapat diidentifikasikan
untuk dijadikan kriteria apakah seperangkat pengetahuan dapat dimasukkan sebagai sains.
Pengertian sain oleh Suriasumantri, yaitu ilmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba
mnejelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak menjadi misteri. Penjelasan ini
akan memungkinkan kita meramalkan apa yang akan terjadi.
Maka kejadian ini akan memungkinkan kita untuk mengontrol gejala tersebut. Karena
sains harus bebas nilai, kebermanfaatan bukan menjadi pertimbangan utama sain serta tidak
menghasilkan kebijakan atau preskripsi, jadi apabila akuntansi dipandang sebagai sains akan
banyak membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi
tertentu, factor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba dan apakah
partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi. Dengan
demikian seperangkat pengetahuan akuntansi sebagaimana kita pahami jelas tidak tepat bila
diklasifikasikan sebagai sains. Tujuan akuntansi ialah menghasilkan atau menemukan prinsip-
prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan
pelaporan keuangan) bukan mendapatkan kebenaran penjelasan (teori)

5. Akuntansi Sebagai Teknologi


Akuntansi dikatakan sebagai teknologi karena jika dilihat dari karakteristik akuntansi,
sebenarnya seperangkat pengetahuan akuntansi seperti teknologi yang harus dikembangkan
sesuai dengan sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata
dalam kehidupan sosial tertentu. Karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi,
akuntansi dapat didefinisi sebagai “rekayasa informasi dan pengendalian keuangan”. Sebagai
teknologi, akuntansi dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan
dalam disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori
itu sendiri. Akuntansi dirancang untuk memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh karenanya
akuntansi berfungsi sebagai teknologi untuk kepentingan (kebijakan) politik. Akuntansi harus
resnposif terhadap kebutuhan masyarakat dan juga harus merefleksi kondisi sosial, politis,
hukum, budaya, dan ekonomik tempat akuntansi beroperasi atau diterapkan.

3
5.1 Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan ialah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran,
penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang
tersedia, konsep, metode, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk
(konkret atau konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama, baik pada
tingkat makro maupun mikro. Akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam
arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan
umum akuntansi dalam suatu wilayah tertentu.
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi
keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan dilaporkan
dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik. Dalam perekayasaan
pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai
disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa
akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan
keefektifan produk yang dihasilkan. Pada tingkat makro, produk perekayasaan akuntansi
adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual.

6. Teori Akuntansi Sebagai Sains


Teori diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau
sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata.
Teori akuntansi adalah sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut
dalam lingkungan tertentu. Oleh karena itu, mempelajari teori akuntansi sering disalahartikan
sebagai mempelajari standar akuntansi dan cara penerapannya. Agar teori menjadi kuat,
hipotesis harus diuji secara ilmiah dan didukung oleh bukti yang nyata. Sebagai sains,
kegiatan penjelajahan dan riset akuntansi lebih diarahkan untuk menguji secara ilmiah teori-
teori tersebut yang diajukan sebagai penjelasan fenomena akuntansi, alam, atau sosial.
Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan
memberi alasan mengapa fenomena atau fakta yang sedang terjadi sedangkan memprediksi
berarti memberi keyakinan jika asumsi-asumsi yang diteorikan dipenuh, kemungkinan besar
suatu fenomena atau fakta tertentu akan terjadi. Bila hal ini diterapkan untuk akuntansi, teori
akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber

4
pengetahuan dan praktik akuntansi. Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang
dibahas dan dihasilkan harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai (tidak untuk mencapai
tujuan sosial atau ekonomik tertentu), koheren, universal, dan dapat diuji/diverifikasi secara
empiris. Kebutuhan untuk memenuhi kriteria ini menjadikan arah teori akuntansi bergeser
dari menghasilkan prinsip dan praktik akuntansi baru yang lebih baik menuju ke menguji
validitas penjelasan suatu fenomena atau fakta akuntansi.

7. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis yang melandasi praktik dalam
kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran terhadap praktik agar praktik
mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau dipertanggungjawabkan kelayakannya.
Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan
yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan
dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan umum untuk
menentukan tindakan yang terbaik dalam mencapai tujuan.
Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan
prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasan
konseptual dalam penentuan standar atau praktik akuntansi yang baru. Proses penalaran logis
untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Penalaran logis
dapat digunakan untuk menilai apakah praktik yang sekarang berjalan telah mendukung atau
menjamin tercapainya tujuan pelaporan yang dicanangkan dalam rerangka konseptual.
Meskipun menggunakan metode yang sama, penalaran logis harus dibedakan dengan penalaran
ilmiah. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan penalaran logis tetapi penalaran ilmiah
tersebut bersifat universal dan objektif dan tidak dipengaruhi oleh tujuan-tujuan dan kebijakan
khusus yang berlaku dalam suatu lingkungan. Penalaran logis dalam akuntansi justru digunakan
untuk membenarkan praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk “memaksakan”
praktik atau perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Penalaran logis dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan praktik baru jika memang tujuan tertentu hanya
dapat dicapai dengan menciptakan praktik yang baru. Praktik yang baru dapat dikembangkan
dengan penerbitan standar baru oleh badan yang berwenang. Dalam penalaran ini, tujuan
merupakan komponen paling penting untuk ditentukan karena tujuan yang berbeda akan

5
menghasilkan struktur yang berbeda pula. Jika penalaran ini dapat disebut sebagai teori umum
akuntansi, maka penalaran semacam ini akan membentuk suatu yang biasa disebut teori
akuntansi normatif.

8. Perspektif Teori Akuntansi


Apapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi pernyataan-pernyataan yang
berupa penjelasan atau pembenaran tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Selain
perspektif (aspek) taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah atau
justifikasi, teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan
atau penekanan pembahasan.
8.1 Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran ini mendasari perbedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi
positif dan normatif. Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu peristiwa sesuai
dengan fakta yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan
untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria
ilmiah. Sedangkan penjelasan normatif berisi pernyataan untuk menilai apakah sesuatu
itu baik atau buruk, relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik
atau sosial tertentu.
Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan
politik sehingga bersifat pembuat kebijakan. Atas dasar perbedaan aspek di atas, sasaran
teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa yang terjadi secara
objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai. Di lain pihak, sasaran teori akuntansi
normatif adalah menghasilkan penjelasan mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih
baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi
tertentu harus dicapai. Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat
perbedaan sasaran teori dan bidang masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori.
8.2 Aspek Tataran Semiotika
Semiotika merupakan bidang yang membahas teori umum tentang tanda-tanda dan
simbol-simbol dalam bidang linguistika. Terdapat tiga tataran (level) semiotika yaitu
sintaktika, semantika, dan pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa,
yaitu hubungan logis di antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa.

6
Semantika menelaah hubungan antara tanda atau simbol dan dunia kenyataan
(fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi
efektif dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku penerima. Pemahaman teori
akuntansi dapat dicapai dengan mengidentifikasi teori akuntansi atas dasar tataran
semiotika. Tataran semiotika menunjukkan bahwa perekayasa akuntansi berteori pada tiga
tataran, yaitu semantik, sintaktik, dan pragmatik dalam rangka menghasilkan suatu
struktur pelaporan keuangan dalam negara tertentu.
8.2.1 Teori Akuntansi Semantik : teori ini menekankan pembahasan pada masalah
penyimbolan dunia nyata (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa
akuntansi sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa
harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Jadi, teori akuntansi
semantik berkepentingan dengan pelambangan dan penafsiran objek akuntansi
untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna bagi pemakai laporan.
8.2.2 Teori Akuntansi Sintaktik : teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan
secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
statement keuangan.
8.2.3 Teori Akuntansi Pragmatik : teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh
informasi akuntansi. Informasi akuntansi dikatakan bermanfaat apabila informasi
tersebut benar-benar digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang
dituju.
8.3 Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan
logika sangat penting dalam penalaran. Teori yang disusun dengan penalaran yang baik
akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam
rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan
yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif
maupun induktif.
8.3.1 Penalaran Deduktif : proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan
umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan

7
(konklusi). Pernyataan umum dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi,
keyakinan, atau budaya.
8.3.2 Penalaran Induktif : merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran
ini berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir dengan pernyataan umum
yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Hubungan antara
premis dan konklusi dalam penalaran ini tidak langsung dan tidak sekuat hubungan
dalam penalaran deduktif.

9. Verifikasi Teori Akuntansi


Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau
tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran
teori yang diverifikasi. Validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi
yang digunakan masuk akal.
Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang
melandasi teori yang diajukan. Teori normatif bersifat tidak bebas nilai, maka penerimaan
asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari
kriteria validitas teori. Namun, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena itu,
penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tetap
masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi dan diukur
implikasinya.
Teori akuntansi positif dievaluasi validitasnya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta
yang terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya,
observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metode ilmiah. Oleh karena itu,
validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan penelitian empiris. Penelitian
empiris didasarkan atas pengamatan terbatas (sampel) untuk menguji teori secara statistis.
Karena teori akuntansi positif bersifat bebas nilai, maka verifikasi dibatasi pada apa yang
nyatanya dipraktikkan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik
atau tidak bila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan.
Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga
verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata. Baru setelah teori tersebut
dipraktikkan dalam bentuk kebijakan, pengujian secara empiris dapat dilakukan untuk

8
menguji penalaran yang mendasarinya. Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan
fakta sehingga mengandung unsur empiris. Oleh karena itu, validitas teori dapat diverifikasi
secara empiris dengan pengamatan.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena teori ini
banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual sebagai reaksi
terhadap informasi akuntansi. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan penelitian empiris
yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat
seakan-akan menggunakan informasi tersebut. Karena teori akuntansi semantik, sintaktik, dan
pragmatik tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan
pengujian biasanya dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori
harus diverifikasi validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan
pertimbangan nilai yang telah disepakati.

9
SIMPULAN
Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada dibalik
praktik akuntansi. Teori akuntansi memiliki peran penting dalam pengembangan akuntansi
yang sehat. Pengajaran juga harus diarahkan untuk membahas apa yang seharusnya
dipartikkan dan tidak dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan. Untuk mencapai tingkat
perkembangan yang memuaskan, harus terjadi hubungan yang harmonis antara riset,
pengajaran, dan praktik.
Akuntansi dapat dipandang sebagai sains, dimana akuntansi akan bertujuan
memndapatkan kebenaran dan validitas penjelasan tentang suatu fenomena akuntansi dengan
menerapkan metoda ilmiah. Bila dipandang sebagai teknologi akuntansi merupakan
teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
social tertentu. Hasil akhir akuntansi adalah prinsip, metoda dan Teknik yang bermanfaat
untuk mencapai tujuan akuntansi. Teori akuntansi akan merupakan suatu penalaran logis
untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktik akuntansi. Teori akuntansi dibagi menjadi
teori positif yang menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan
empiris dan teori normative yang menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau
membenarkan perlakuan akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Atas dasar
sasaran semiotika dalam teori komunikasi, teori akuntansi dibedakan menjadi teori semantik
membahas pada masalah penyimbolan dunia nyata (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-
tanda bahasa akuntansi, sintaktik yang berkepentingan dengan struktur pelaporan keuangan,
dan teori pragmatik membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
Teori akuntansi menurunkan pnejelasan-penjelasan atau justifikasi melalui penalaran
deduktif dan induktif. Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau diuji
validitasnya secara tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar
nilai yang telah disepakati. Misalnya teori akuntansi positif lebih tepat diuji atas dasar bukti
empiris. Sementara itu, teori akuntansi normatif akan lebih cocok bila diuji atas dasar
penalaran logis. Validitas akan lebih meyakinkan bila penalaran dilandasi oleh konsep yang
relevan dan moralitas yang tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi:Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE

11

Anda mungkin juga menyukai