Anda di halaman 1dari 8

Sabtu, 06 Oktober 2012

Hematoma

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi Hematoma

· Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh darah yang terjadi karena
dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam
jaringan-jaringan dimana ia tidak pada tempatnya. ( www.ratihrohmad.wordpres.com )

· Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak sebagai
warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. ( www.majalah-farmacia.com )

· Istilah hematoma menggambarkan darah yang telah menggumpal. ( Kamus kedokteran, 2007 )

1.2 Tipe-tipe Hematoma

Hematoma seringkali digambarkan berdasarkan lokasi mereka. Hematoma mungkin terjadi dimana
saja dalam tubuh. Tidak perduli bagaimana hematoma digambarkan atau dimana ia berlokasi, ia
tetap koleksi (kumpulan) dari darah-darah yang menggumpal diluar pembuluh darah. Hematoma
yang paling berbahaya adalah yang terjadi didalam tengkorak. Karena tengkorak adalah kotak yang
tertutup, segala yang mengambil ruang meningkatkan tekanan didalam kotak itu dan berpotensi
mengganggu kemampuan otak untuk berfungsi. Tipe Hematoma berdasarkan lokasi yaitu :

a. Epidural hematoma terjadi karena trauma, seringkali pada pelipis (temple), dimana arteri
meningeal tengah berlokasi. Perdarahan berakumulasi dalam ruang epidural, diluar 'dura' yang
adalah lapisan dari otak. Karena cara dura melekat pada tengkorak, hematomas kecil dapat
menyebabkan tekanan yang signifikan dan luka otak.

b. Subdural hematoma juga terjadi karena trauma namun luka biasanya pada vena-vena dalam
otak. Ini menyebabkan kebocoran darah yang lebih lambat, yang memasuki ruang 'subdural'
dibawah dura. Ruang dibawah dura memunyai lebih banyak ruang untuk darah berakumulasi
sebelum fungsi otak menderita. Ketika orang-orang menua, mereka kehilangan beberapa jaringan
otak dan ruang subdural adalah relatif lebih besar. Perdarahan kedalam ruang subdural mungkin
adalah sangat lambat, berangsur-angsur berhenti, dan tidak menyebabkan gejala-gejala akut.
Hematoma subdural kronis ini seringkali ditemukan secara kebetulan pada computerized
tomography (CT) scans sebagai bagian dari evaluasi pasien untuk kebingungan atau karena kajadian
traumatic lain yang terjadi.
c. Intracerebral hematoma terjadi didalam jaringan otak sendiri. Intracerebral (intra= didalam +
cerebrum=otak) hematoma mungkin disebabkan oleh perdarahan dari tekanan darah tinggi yang
tidak terkontrol, kebocoran atau pecahnya aneurysm, trauma, tumor atau stroke.

d. Scalp hematoma terjadi diluar tengkorak dan seringkali dapat dirasakan sebagai benjolan pada
kepala. Karena luka adalah pada kulit dan lapisan-lapisan otot diluar tengkorak, hematoma sendiri
tidak dapat menekan pada otak. Bagaimanapun, hematoma kulit kepala memberi sinyal bahwa telah
ada luka kepala dan adalah penting untuk memastikan bahwa perdarahan dalam telah tidak terjadi
didalam tengkorak. Ada keberagaman petunjuk-petunjuk tersedia pada dokter untukmembantu
dalam menilai apakah pasien akan memerlukan pengujian lebih lanjut untuk menyelidiki segala
perdarahan dalam otak.

e. Aural atau ear hematoma mungkin terjadi jika luka menyebabkan perdarahan pada helix bagian
luar atau struktur tulang muda telinga. Seringkali disebut boxer's, wrestler's ear, atau cauliflower
ear, darah terperangkap antara lapisan yang tipis dari kulit dan tulang rawan sendiri. Karena tulang
rawan telinga mendapatkan pasokan darahnya secara langsung dari kulit yang terletak diatasnya,
hematoma dapat mengurangi aliran darah yang menyebabkan bagian-bagian dari tulang rawan
mengerut atau melayu dan mati. Skenario ini berakibat pada telinga yang berbenjol dan berubah
bentuk.

f. Septal hematoma terjadi dengan trauma hidung. Septal hematoma mungkin terbentuk
berhubungan dengan hidung yang patah. Jika tidak dikenali dan dirawat, tulang rawan dapat terurai
dan menyebabkan perforasi (pelubangan) dari septum.

g. Orthopedic injuries seringkali dihubungkan dengan pembentukan hematoma. Tulang-tulang


adalah struktur-struktur yang sangat vaskular karena sumsum adalah dimana sel-sel darah dibuat.
Patah-patah tulang selalu dihubungkan dengan hematomas pada tempat patah tulang. Patah-patah
tulang dari tulang-tulang yang panjang seperti paha (femur) dan lengan bagian atas (humerus) dapat
dihubungkan dengan jumlah perdarahan yang signifikan, adakalanya sampai satu unit darah atau
10% dari pasokan darah tubuh.

h. Pelvic bone fractures dapat juga berdarah secara signifikan karena ia mengambil jumlah yang
besar dari tenaga untuk mematahkan tulang-tulang ini dan adalah sangat sulit untuk menekan area
untuk mengurangi jumlah perdarahan. Pelvic hematomas tersembunyi dan jumlah kehilangan darah
mungkin sulit untuk dinilai.

i. Intramuscular hematoma dapat menjadi sangat menyakitkan yang disebabkan oleh jumlah
pembengkakan dan peradangan. Beberapa otot-otot dikelilingi oleh pita-pita yang kuat dari jaringan-
jaringan. Jika cukup perdarahan terjadi, tekanan didalam kompartmen-kompartmen dapat
meningkat ke titik dimana 'compartment syndrome' dapat terjadi. Pada situasi ini, pasokan darah
dari otot dikompromikan dan otot dan struktur-struktur lain seperti syaraf-syaraf dapat menjadi
rusak secara permanen. Ini paling umum terlihat pada kaki bagian bawah dan lengan bagian bawah.

j. Subungual hematoma adalah akibat dari luka-luka ruam pada jari-jari tangan atau jari-jari kaki.
Perdarahan terjadi dibawah kuku tangan atau kuku kaki dan karena ia terperangkap, tekanan
membangun yang menyebabkan nyeri. Trephination, atau pemboran lubang melalui kuku untuk
mengeluarkan gumpalan darah, membebaskan tekanan dan membebaskan luka. Kuku yang baru
tumbuh melalui waktu.

k. Memar-memar dan luka-luka memar (contusions) dari kulit (ecchymosis) adalah istilah-istilah
yang menggambarkan subcutaneous hematoma. Ini terjadi disebabkan oleh trauma atau luka-luka
pada pembuluh-pembuluh darah superficial dibawah kulit. Individu-individu yang meminum obat-
obat anti-coagulant adalah lebih cenderung pada subcutaneous hematomas.

l. Intra-abdominal hematoma dan hemorrhage mungkin disebabkan oleh keberagaman dari luka-
luka atau penyakit-penyakit. Tidak perduli bagaimana darah sampai kedalam perut, penemuan klinis
adalah peritonitis (iritasi dari lapisan perut). Hematomas mungkin terjadi pada organ-organ yang
padat seperti hati, limpa, atau ginjal. Mereka mungkin terjadi didalam dinding-dinding dari usus
besar (bowel), termasuk usus kecil (duodenum, jejunum, ileum) atau usus besar (colon). Hematomas
munkin juga terbentuk didalam lapisan perut yang disebut peritoneum atau dibelakang peritoneum
dalam ruang retroperitoneal (retro=belakang).

m. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan atau hematoma adalah keluhan yang umum ketika wanita-
wanita menstruasi. Darah dapat berakumulasi dalam vagina sebagai bagian dari mens-mens yang
normal dan sebagai gantinya mengalir keluar segera, ia mungkin membentuk gumpalan-gumpalan
darah kecil. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah setelah melahirkan bayi juga adalah relatif
umum. Bagaimanapun, perdarahan vagina dan mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah atau
hematomas ketika hamil adalah tidak normal dan harus menjadi tanda untuk mencari perhatian
medis.

1.3 Penyebab Hematoma

Trauma adalah penyebab yang paling umum dari hematoma.

Hematoma terjadi karena kompresi yang kuat disepanjang traktus genitalia, dan tampak sebagai
warna ungu pada mukosa vagina atau perineum yang ekimotik. Hematoma yang kecil diatasi dengan
es, analgesik dan pemantauan yang terus menerus. Biasanya hematoma ini dapat diserap kembali
secara alami.

Perdarahan Postpartum akibat Laserasi /Robekan Jalan Lahir.

- Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan postpartum. Robekan
dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan postpartum dengan uterus yang
berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan servik atau vagina.

- Robekan Serviks.

Persalinan Selalu mengakibatkan robekan serviks sehingga servik seorang multipara berbeda dari
yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan servik yang luas menimbulkan perdarahan dan
dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti, meskipun
plasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi dengan baik, perlu dipikirkan perlukaan
jalan lahir, khususnya robekan servik uteri.

- Robekan Vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Mungkin
ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan
cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru
terlihat pada pemeriksaan speculum

- Robekan Perineum

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada
persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin
melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum ferensia suboksipito
bregmatika. Laserasi pada traktus genitalia sebaiknya dicurigai, ketika terjadi perdarahan yang
berlangsung lama yang menyertai kontraksi uterus yang kuat.

1.4 Patofisiologi

Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma di
desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Perdarahan berlangsung terus menerus
karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan tidak mampu lebih berkontraksi untuk
menghentikan perdarahan. Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga
sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan
menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina, atau menembus selaput ketuban masuk
ke dalam kantong ketuban, atau ekstravasasi di antara serabut-serabut otot uterus. Apabila
ekstravasasinya berlangsung hebat, seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu dan
terasa sangat tegang serta nyeri. Hal ini disebut uterus couvelaire. Nasib janin tergantung dari
luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau Solusio plasenta
terjadi sekitar 1 % dari semua kehamilan di seluruh dunia. Solusio plasenta terjadi sekitar 1 % dari
semua kehamilan di seluruh dunia pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi. Salah satu faktor
reproduksi ialah usia ibu hamil dan paritas. Pengenalan hematoma tergantung pada derajat
hematoma (besar dan lamanya) serta keahlian operator.

1.5 Gejala-Gejala Dari Hematoma

Tanda dan gejala hematoma :

Hematoma tidak selalu tampak dan bahkan bisa terletak di antara jahitan, tapi tanda atau gejala
biasanya seperti berikut :

ü Nyeri berat pada vagina atau vulva atau rectal

ü Tekanan pada vagina atau vulva atau rectal tak henti-henti

ü Tampak masa yang membuat deviasi vagina dan rectum


ü Pemeriksaan internal mungkin tidak bisa ditoleransi karena menyebabkan nyeri yang tidak
tertahan bagi ibu, yang dengan sendirinya membantu mendiagnosis hematoma

ü Tanda lain meliputi : pembengkakan yang berubah warna dan terisi darah, jaringan edema, tanda
syok hipovolemik

( Vicky Chapman, 2006 )

Tanda dan gejala :

VAGINA/VULVA

ü Tekanan pada perineum, vagina, uretra, kandung kemih dan rectum

ü Nyeri berat

ü Tegang, bengkak yang berfluktuasi

ü Perubahan warna dari biru sampai biru kehitaman

Ligamen Yang meluas

ü Nyeri pada uterus bagian lateral, sensitive pada palpasi

ü Nyeri pada panggul


ü Terasa menonjol pada pemeriksaan rectum bagian atas

ü Distensi abdomen

ü Daerah jaringan yang teraba secara lateral berada diatas tepi panggul

( Helen Varney, 2002 )

Hematoma menyebabkan iritasi dan peradangan. Gejala-gejala tergantung pada lokasi mereka dan
apakah ukuran dari hematoma atau pembengkakan dan peradangan yang berhubungan
menyebabkan struktur-struktur yang berdekatannya terpengaruh. Gejala-gejala umum dari
peradangan termasuk kemerahan, nyeri, dan bengkak. Pada umumnya, superficial hematomas dari
kulit, jaringan lembut, dan otot cenderung hilang melalui waktu. Tekstur awal yang keras dari
gumpalan darah berangsur-angsur menjadi lebih seperti spon dan lembut karena gumpalan yang
terurai oleh tubuh bentuknya berubah ketika cairan mengalir hilang dan hematoma merata.
Perubahan-perubahan warna dari memar yang ungu-biru ke kuning-kuning dan coklat-coklat ketika
kimia-kimia darah secara berangsur-angsur dikeluarkan dan hematoma menghilang. Tergantung
pada lokasinya, pelunturan-pelunturan warna mungkin berjalan melalui bidang-bidang jaringan yang
berbeda oleh gaya berat. Contohnya, hematoma dahi mungkin menyebabkan memar dibawah mata-
mata dan nampak berjalan ke leher ketika ia menghilang melalui waktu. Intracranial, epidural,
subdural, dan intracerebral hematoma seringkali memerlukan neurosurgical intervention untuk
menstabilkan luka.

1.6 Komplikasi-Komplikasi Dari Hematoma

Hematoma menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Adalah seringkali dua konsekuensi-


konsekuensi ini yang menyebabkan iritasi dari organ-organ dan jaringan-jaringan yang berdekatan
dan menyebabkan gejala-gejala dan komplikasi-komplikasi dari hematoma. Satu komplikasi yang
umum dari semua hematomas adalah risiko infeksi. Sementara hematoma terbentuk dari darah tua,
ia tidak mempunyai pasokan darah sendiri dan oleh karenanya berisiko untuk kolonisasi dengan
bakteri-bakteri.

1.7 Penanganan

1. Penanganan hematoma

- Untuk ukuran kecil kurang dari 3 cm, observasi dan analgesi adalah tindakan yang dilakukan

- Untuk hematoma yang lebih besar, analgesia dan tindakan segera adalah penting

- Kebanyakan hematoma memerlukan intervensi bedah yaitu insisi drainase, dan pengikatan
pembuluh darah, diikuti dengan tampon atau penjahitan bila jaringan tidak terlalu rapuh atau rusak.
Seharusnya dilakukan dengan menggunakan anastesia yang sesuai. Antibiotika dapat diresepkan

- Tangani hipovolemi bila ada


- Diagnosis segera perlu dilakukan

- Pindah ke rumah sakit dengan ambulans paramedis

2. Penanganan Hematoma vulva

- Penangann hematoma tergantung pada lokasi dan besarnya hematoma. Pada hematoma yang
kecil tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres

- pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan presyok, perlu segera
dilakuakn pengosongan hematoma tersebut. Dilakukan sayatan disepanjang bagian hematoma yang
paling teregang. Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber
perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut.
Luka sayatan kemudian dijahit. Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain atau dimasukkan kassa
steril sampai padat dan meninggalkan ujung kassa tersebut diluar (tamponade)

- Robekan dinding vagina

Pada prinsipnya sama dengan robekan yang lain yaitu robekan dijahit, namun jika terjadi kolporeksis
dan fistula visikovaginal sebaiknya dilakukan dikamar operasi

- Robekan cerviks

Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9. bibir depan dan bibir belakang servik dijepit
dengan klem fenster (gambar 4.3) kemudian serviks ditariksedidikit untuk menentukan letak
robekan dan ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut kromik dimulai dari ujung
untuk menghentikan perdarahan.

(http://igdrembang.blogspot.com/2009/05/perlukaan-jalan-lahir.html)

3. Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat,
uterus harus diurut :

- Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah untuk
menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan.

Waspada terhadap kekuatan pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus,
mengakibatkan atonia uteri yang dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan
yang signifikan dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.

- Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila
perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.

- Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama
berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan uterus yang
relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan. Perdarahan vagina
berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus, mengindikasikan perdarahan akibat adanya
laserasi.

- Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko mengalami
hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk setelah 12 jam.

- Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18, untuk
pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan golongan dan
pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang persalinan.
- Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti efektif bila
diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus secara efektif

- Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat merangsang
uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi perdarahan dari tempat
implantasi plasenta.

- Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley untuk
memastikan keakuratan perhitungan haluaran.

- Berikan oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila terdapat tanda
kegawatan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai