Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Bayti Jannahti

Kelas : XII MIPA 2

AHLI WARIS

Warisan merupakan segala sesuatu peninggalan (bisa assetdan bisa utang)nyang


ditinggalkan (orang yang meninggal) dan diwasiatkann kepada Ahli waris. Wujud
warisan tersebut dapat berupa harta (harta yang bergerak dan harta tidak bergerak)
dan termasuk juga diwarisi utang (kewajiban). Harta yang bergerak seperti
kendaraan. Logam mulia, sertifikat deposito dan lainnya. Harta tidak bergerak
seperti utang kepada pihak ke bank, saudara dan lain sebagainya.

Pembagian Ahli Waris menurut hukum waris selalu berusa secara adil. Terkadang
kata adil tidak sama dengan kesamaan, contoh jika seseorang pewaris memmiki 3
orang anak, bisa jadi anak yang satu mendapat bagian yang lebih banyak
dibandingkan anak yang lain. Jika pembagian waris sudah mengikuti hukum
waris, diharapkan ahli waris dapat memahami dan berlapang dada menerima
keputusan.

Definisi Hukum Waris merupakan sebuah aturan yang mengatur harta dan
kekayaan serta kedudukan setelah pewaris meninggal dunia hingga tata cara
berpindah harta tersebut kepada ahli waris, menurut Prof. Dr. Wirjono
Prodjodikoro. Aturan tersebut tercatat dalam kitab Undang-undang Hukum
Perdata. Jadi secara hukum aturannya jelas dapat diperkarakan dipengadilan bila
ternyata tidak dapat menemui kesepakatan dalam mengambil keputusan mengenai
pembagian warisan tersebut.

Hukum Ahli Waris di Indonesia ada 3 yaitu, hukum waris perdata, hukum waris
adat dan hukum waris menurut ajaran Agama Islam.
1. Hukum Waris Perdata
Hukum yang paling umum di Indonesia dan bebrapa aturannya mirip
dengan budaya barat. Warisan dapat diberikan kepada ahli waris yang
terdapat surat wasiat atau keluarga yang memiliki hubungan keturunan.
Sistem yang digunakan bersifat individual yang artinya setiap ahli waris
berhak mendapat harta warisan berdasarkan bagiannya masing-masing.
Sedangkan bila menggunakan surat wasiat maka orang yang berhak
menjadi ahli waris hanya ditentukan dan tercatat dalam surat wasiat.
Syarat wasiat hatus sudah berusia lebih lama delapan tahun dan sudah
menikah.
2. Hukum Waris Adat
Hukum waris yang diyakini dan dijalankan oleh beberapa suku bangsa di
Indonesia. Beberapa hukum waris adat aturannya tidak tertulis, namun
sangat dipatuhi oleh masyarakat dan bila melanggarnya akan diberika
sanksi. Jenis hukum ini banyak dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan
serta struktur kemasyarakatannya. Selain itu jenis pewarisannya pun juga
beragam, antara lain: (1) Sistem keturunan (garis keturunan dari Ayah/Ibu
atau dari Keduanya, (2) Sistem Individual (berdasarkan bagian masing-
masing), (3) Sistem Kolektif (Ada yang berhak dan tak berhak mendapat
warisan) dan (4) Sistem Mayorat (sytem warisan yang diberikan kepada
anak tertua).
3. Hukum Waris Menurut Agama Islam
Hukum waris islam hanya berlaku bagi masyarakat yang memeluk agama
islam, dimana sistem pembagian warisannya menggunakan prinsip
individual bilateral. Warisan adalah harta yang diberikan oleh orang yang
telah meninggal dunia, jika orangnya masih hidup istilahnya disebut Hibah
bukan warisan. Hal yang terpenting juga adalah orang yang menjadi ahli
waris harus memiliki hubungan keluarga atau hubungan keturunan.
Sebagai contoh paman, anak, cucu, dan lain sebagainya.
Nama : Nur Bayti Jannahti
Kelas: XII MIPA 2

PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA


Ada berbagai macam cara penyebaran agama islam di Indonesia diantara
lain pedagangan, perkawinan, pendidikan, politik, melalui dakwah
didalam masyarakat dan seni budaya.
Perdagangan, pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para
pedagang islam dari Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Saat
berdagang terjadilah komunikasi antara penjual dan pembeli, atas interaksi
ini maka terjadilah penyebaran agama islam. Sebagai seorang muslim
mempunyai kewajiban berdakwah maka para pedagang islam juga
menyampaikan dan mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada
orang lain, akhirnya banyak pedagang Indonesia yang memeluk agama
islam.
Perkawinan sebagian para pedagang islam ada yang menetap di Indonesia
dan menikahi penduduk pribumi terutama putri raja atau bangsawan
karena pernikahan itulah, maka banyak keluarga raja dan bangsawan yang
memluk agama islam. Ketika raja memeluk agama islam maka
penduduknya juga akan memeuk agama islam.
Pendidikan, perkembangan islam muncul dengan cepat berkat para tokoh
ulama yang menyebarkan agama islam melalui pendidikan dengan
mendirikan pondok pesantren. Pesantren merupakan tempat pemuda/i
menuntut ilmu yang berhubungan dengan agama islam setelat menuntut
ilmu mereka mengajarkan kembali ilmu yang di peroleh dari pesantren
kepada masyarakat sekitar.
Politik. Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan
memegang peranan penting dalam penyebaran agama islam tersebut. Jika
raja sebuah kerajaan memeluk agama islam, maka rakyatnya akan
memeluk agama islam juga.
Melalui dakwah dikalangan masyarakat. Masyarakat sendiri memiliki para
pendakwah yang menyebarkan agama islam di lingkungannya, seperti
Dato’ri Bandang menyebarkan agama islam di daerah Gowa, Sulawesi
Selatan; Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai,
Kalimantan Timur; Penghulu dari Demak menyebarkan Agama Islam di
kalangan para bangsawan Banjar, Kalimantan Selatan; Para Wali songo
yang menyebarkan agama islam didaerah Jawa.
Seni Budaya. Perkembang Islam juga seni budaya, seperti bangunan
(masjid), seni pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Bebera[a seni ini
banyak dijumpai di Jogyakarta, Solo, dan Cirebon.Seni ini dibuat dengan
cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran islam yang
disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat
mungkin memeanfaatkan tradisi lokal.

Anda mungkin juga menyukai