Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan Karunianya sehingga profil Puskesmas HabibolaTahun 2017
telah dapat diterbitkan. Profil Puskesmas Habibola Tahun 2017 ini merupakan salah
satu keluaran dari upaya pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
dan juga merupakan gambaran tentang situasi dan kondisi kesehatan di Puskesmas
Habibola serta dapat menjadi acuan/sarana untuk memantau pencapaian
pembangunan kesehatan.

Sesuai dengan buku pedoman penyusunanya, di dalam profil ini terdapat


beberapa indikator yang meliputi indikator program dan indikator Kinerja Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan data
dari berbagai macam indikator tersebut, format Profil Kesehatan sejak dirintis sampai
penyusunannya telah mengalami perubahan atau penyempurnaan.

Banyak kendala dalam penyusunan Profil ini, antara lain kurangnya apresiasi
terhadap data sehingga menyebabkan keterlambatan pengumpulan data, tidak
lengkapnya data dan validitas data yang ada. Meskpiun demikian, sudah menjadi
komitmen kami untuk tetap mengupayakan agar profil selalu terbit setiap tahun dan
lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya dalam rangka menyajikan bahan evaluasi
berbagai program kesehatan yang telah dilaksanakan dan perencanaan ke depan,
serta pengambilan keputusan berdasarkan data dalam pembangunan kesehatan
menuju Indonesia Sehat.

Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Profil kesehatan ini.
Semoga profil Puskesmas Habibola Tahun 2017 ini dapat bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi kesehatan sesuai yang kita harapkan. Kritik dan saran
membangun kami harapkan untuk penyusunan profil yang akan datang.

Habibola, Januari 2018


Kepala UPTD Pada Puskesmas Habibola

VIRGINUS SABINUS, A.Md.Kep


NIP. 19740613 199803 1 005
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan kualitas


sistim informasi kesehatan di tingkat kabupaten sangat di tentukan oleh sistim informasi
yang berkualitas di tingkat Kecamatan / Puskesmas oleh karena itu kami membuat
profil Puskesmas Habibola yang menyajikan informasi kesehatan secara menyeluruh di
wilayah puskesmas Habibola tahun 2017 khususnya cakupan pelayanan Kesehatan
sebagai dasar evaluasi tahunan dan pemantauan kinerja bagi petugas kesehatan di
wilayah Puskesmas Habibola.

Upaya pelayanan kesehatan dititik beratkan pada pelayanan dasar sebagai


upaya terpadu yang diselenggarakan melalui kegiatan pokok, karena puskesmas
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat di samping memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok (Departemen Kesehatan 1991).

Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya kecamatan


sehat 2014 yang merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dengan perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, puskesmas juga melaksanakan upaya-


upaya kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan upaya tersebut
diharapkan terwujud tujuan pembangunan kesehatan dengan tercapainya kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.

Puskesmas Habibola sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya


pembangunan kesehatan tersebut khususnya di wilayah Kecamatan Doreng, dalam
mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan melalui beberapa program yang
dilaksanakan akan menggunakan beberapa indikator mengacu kepada penggabungan
Indikator Indonesia Sehat 2017 dan indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal yang
terdiri dari 43 indikator kinerja. Untuk mengukur keberhasilan dari program tersebut
akan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang meliputi indikator


mortalitas, morbiditas dan status gizi.
2. Indikator Hasil Antara, yang meliputi indikator untuk keadaan lingkungan,
perilaku hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3. Indikator Proses dan Masukan yang meliputi, indikator pelayanan kesehatan,
sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.

Profil Kesehatan Puskesmas Habibola ini merupakan salah satu sarana untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Doreng dan
merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayah tersebut berdasarkan indikator-indikator yang
tercantum di atas.

B. Visi,Misi dan Motto Puskesmas Habibola

VISI

Sebagai penggerak Pembangunan Kesehatan di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Habibola, Kecamatan Doreng untuk mewujudkan masyarakat Doreng yang
sehat dan mandiri serta berkeadilan.

MISI

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan


masyarakat, termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan.
2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik.

MOTTO

Semangat Melayani “Mior Dadin”

C. Strategi

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan


kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya
promotif dan preventif.
3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada
di puskesmas dan masyarakat
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna
dan berhasilguna untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan yang
bertanggungjawab

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penyusunan Profil Puskesmas Habibola adalah untuk memberikan


gambaran masyarakat Habibola melalui hasil pencapaian program dan indikator
kesehatan yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat menjadi tolak ukur atau
dasar pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya di Puskesmas Habibola

2. Tujuan Khusus
1. Tersedianya data dan informasi yang akurat tentang pencapaian program
kesehatan di Puskesmas Habibola.
2. Tersedianya informasi tentang bagaimana akses masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Haabibola terhadap pemeliharaan kesehatan.
3. Diperolehnya informasi mengenai cakupan program sehingga dapat
memotivasi pengelolah program untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
4. Mekanisme Kerja Pengelolaan Data
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS HABIBOLA

Puskesmas Habibola berdiri pada tahun 2007 yang merupakan pemekaran dari
Puskesmas Bola,yang mempunyai wilayah kerja : 1 Kecamatan, 7 Desa dan 2 Desa
Persiapan

A. Keadaan Geografis

Puskesmas Habibola terletak di Kecamatan Doreng dengan luas wilayah Secara


geografis Kecamatan Doreng dibatasi oleh :26,69 km2 dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan wilayah kerja Puskesmas Waigete, Kecamatan


Waigete
2. Sebelah Selatan berbatasan Laut Sawu
3. Sebelah Timur berbatasan wilayah kerja Puskesmas Mapitara, Kecamatan
Mapitara
4. Sebelah Barat berbatasan wilayah kerja Puskesmas Bola, Kecamatan Bola.

Wilayah kerja Puskesmas Habibola terdiri dari satu Kecamatan Tujuh Desa dengan
rincian masing-masing :

1. Desa Wolomotong terbagi atas 4 dusun, yaitu :


Dusun Wolomotong,Dusun Maget, Dusun Legar,Dusun Eha
2. Desa Kloangpopot terbagi atas 4 Dusun, yaitu :
Dusun Kloangpopot, Dusun Kolit,Dusun Pelibaler, Dusun Wualadu
3. Desa Watumerak terbagi atas 3 dusun, yaitu :
Dusun Bora.Dusun Watulagar,Dusun Watupedar
4. Desa Wolonterang terbagi atas 3 dusun, yaitu :
Dusun Ewa, Dusun Hamar dan Dusun Kahagoleng
5. Desa Wogalirit terbagi atas 3 dusun, yaitu:
Dusun Kongas, Dusun Waidahi,Dusun Wolonbekor
6. Desa Waihawa terbagi atas 3 dusun, yaitu :
Dusun Habibola, Dusun Natar Mapat , Dusun Dat
7. Desa Nenbura terbagi atas 4 dusun, yaitu :
Dusun Doreng, Dusun Hepang, Dusun Wukak Gahar, Dusun Hebar.
B. Peta Wilayah kerja Puskesmas Habibola

C. Jumlah penduduk Kecamatan Doreng berdasarkan data statistik pada tahun 2017
berjumlah 13.050 jiwa ,dengan jumlah Rumah Tangga 2120 KK dengan Rincian
sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk per Desa


Kecamatan Doreng Tahun 2017

NO DESA KK L P Jumlah

1 Wolomotong 615 1427 1438 2859

2 Kloangpopot 573 1414 1438 2852

3 Watumerak 224 569 601 1170

4 Wolonterang 273 563 563 1126

5 Wogalirit 315 729 775 1504

6 Waihawa 249 394 421 815

7 Nenbura 59 1167 1237 2404

JUMLAH 2840 6263 6467 12.730


D. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Di Wilayah Kecamatan Doreng jumlah sarana pendidikan yang ada sekolah terbagi
dalam PAUD ada 3 sekolah, Sekolah Dasar ada 19 sekolah, Sekolah Menengah
Pertama ada 4 sekolah dengan rincian sebagai berikut

Tabel I.2. Jumlah Sarana Pendidikan


Di Puskesmas HabibolaTahun 2017

Jenis Sarana Pendidikan


NO DESA Perguruan SLTA/
SLTP SD PAUD
Tinggi MA
1 Wolomotong - - - 4 2

2 Kloangpopot - - 1 4 1

3 Watumerak - - - 2 1

4 Wolonterang - - 1 1 1

5 Wogalirit - - - 2 1

6 Waihawa - - 1 2 1

7 Nenbura - - 1 4 1

Jumlah 4 19 8

2. Agama

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya sarana


peribadatan. Menurut data statistic tahun 2017 penduduk Kecamatan Doreng ,
semuanya menganut Agama Katholik.
Tabel I.3. Jumlah Tempat – Tempat Ibadah
Diwilayah Puskesmas Habibola Tahun 2017

JENIS SARANA IBADAH


NO NAMA DESA
GEREJA KAPELA/ STASI
1 Wolomotong - 2
2 Kloangpopot 1 1
3 Watumerak - 1
4 Wolonterang - 1
5 Wogalirit - 1
6 Waihawa 1 -
7 Nenbura - 4
Jumlah 2 10

2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

Di wilayah kerja Puskesmas Habibola tahun 2017 memiliki upaya kesehatan


bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 5 Poskesdes, 6 Polindes dan 30
Posyandu.

Tabel. I.4 Jumlah Sarana dan Prasarana


Di Puskesmas Habibola, Kecamatan Doreng Tahun 2017

JENIS SARANA DAN


NO JUMLAH KETERANGAN
PRASARANA
1 Gedung Puskesmas 1 Bh Baik
2 Gedung Rawat Inap Bersalin (RIB) 1 Bh Baik
3 Rumah Paramedis 2 Kopel Baik
4 Polindes 6 2 tdk digunakan
5 Poskesdes 5 Baik
6 Posyandu 30 Baik
7 Kendaraan Dinas Roda 4 1 Bh Baik
8 Kendaraan Dinas Roda 2 4 Bh 4 Rusak Berat

Jumlah Kader dan Posyandu Aktif di wilayah Kecamatan Doreng tahun 2017
Tabel. I.5 Jumlah Posyandu dan Kader
Di Puskesmas Habibola, Kecamatan Doreng Tahun 2017

JUMLAH POSYANDU JUMLAH KADER


NO NAMA DESA
ADA AKTIF ADA AKTIF
1 Wolomotong 5 5 25 25
2 Kloangpopot 6 6 30 30
3 Watumerak 3 3 15 15
4 Wolonterang 4 4 20 20
5 Wogalirit 3 3 15 15
6 Waihawa 3 3 15 15
7 Nenbura 6 6 30 30
Jumlah 28 28 140 140

Tenaga Kesehatan

1. Persentase Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja

Tenaga kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Habibola termasuk yang ada di
poskesdes dan polindes sejumlah 57 orang terdiri dari : dokter umum,1 orang Dokter
Gigi 1 orang, bidan ( 5 orang PNS & 6 Bidan CPNS dan Bidan TKS 10), 1 orang
sanitarian, 1 orang petugas Gizi : 1 PNS, SKM : 3 orang terdiri dari : 1 orang NS dan 2
orang TKS, Perawat : 11 orang PNS, TKS 9 orang, 2 org Analis 1 PNS dan 1 TKS, 1
orang Sopir TKS, 1 orang Clening Service TKS dan 1 orang Pramu TKS

Jumlah Pegawai di Puskesmas Menurut Pendidikan dan Jenis Kepegawaian


Khususnya di Puskesmas Habibola jumlah tenaga sebanyak 57 orang dapat dilihat dari
tabel di bawah ini :
Tabel. I.6 Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan dan Jenis Kepegawaian
Puskesmas Habibola Tahun 2017
JUMLAH/ JENIS
KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA PENDIDIKAN JML
PNS/C HON NS
PTT TKS
PNS OR
1 Dokter Umum S1 Kedokteran 1 1 - - - -
Dokter Gigi S1 Kedokteran 1
2 1 - - - -
Gigi
Serjana S1 Kep - - - - - -
3
Kesehatan S1 Kes-Mas 2 - - - 1 1
5 Serjana Sosial S1 Sosial `- - - - - -
SKM S1 Gizi 1 - - - - 1
SI Keperawatan -
Perawat 1 - - - 1
6 Nurse
D3 Keperawatan 17 9 - - - 8
D1 Kebidanan 2 1 - 1 - -
7 Bidan
D3 Kebidanan 22 5/6 - 1 - 10
Gizi D3 Gizi 1 1 - - - -
8 Farmasi D3 Faarmasi 1 1 - - - -
9 Analis D3 Analis 2 1 - - 1
10 Sanitarian D3 Kesling 1 1 - - - -
11 Perawat SPK 2 2 - - - -
12 Sopir SMA 1 - 1 - - -
13 Cleaning Service SMA 1 - - - - 1
14 Pramu SMP 1 - - - - 1
Jumlah 57 23 2 8 15

c. Data Peralatan Puskesmas Habibola tahun 2017


C. Pembiayaan kesehatan

Dalam operasionalnya Puskesmas Habibola memperoleh dana untuk pembiayaan


kesehatan yang bersumber dari APBD Kabupaten dan APBN melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK), Jampersal dan JKN

BAB II
PEMBAHASAN

A. HASIL PELAKSANAAN PROGRAM BERDASARKAN SPM TAHUN 2016


1. Upaya Kegiatan KIA-KB, Bayi Balita dan Anak Sekolah

Hasil pelaksanaan program KIA-KB,Balita dan Anak Sekolah salah satunya

dapat dilihat dari cakupan 15 indikator PWS KIA, yaitu cakupan K1, cakupan K4,

Cakupan Ibu Hamil Memperoleh ANC berkualitas, Cakupan Ibu Hamil dengan

komplikasi yang ditangani, Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan/Nakes yang

memiliki kompotensi kebidanan, Cakupan Pelayanan Ibu NifasCakupan PNC

Berkualitas, Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani, Cakupan Kunjungan

Neonatus, Cakupan Kunjungan BBLR, Cakupan Neonatus Komplikasi yang dirujuk,

Cakupan Kunjungan Bayi, Cakupan Bayi yang mendapat ASI Eksklusif, Cakupan

Pelayanan Anak Balita dan Cakupan Penjaringan Anak SD dn setingkat

Cakupan 15 indikator PWS KIA pada tahun 2016 dapat digambarkan dalam tabel

sebagai berikut:
Tabel 2.1 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Habibola Tahun 2017

Target Capaia
Jumlah
NO Indikator SPM Kabupaten n Persetase
Sasaran
tahun 2016
1 2 3 5 6 7
1 Cakupan Kunjungan Ibu
298 100 241 80,81
Hamil( K1)
2 Cakupan Kunjungan Ibu
298 97 188 63,09
Hamil( K4)
3 Cakupan Ibu Hamil
298 40 0 0
memperoleh ANC Berkualitas
4 Cakupan ibu Hamil dengan
298 94 129 43,29
komplikasi yang ditangani
5 Cakupan pertolongan
persalinan oleh Bidan/Nakes
284 82 213 75
yang memiliki kompotensi
kebidanan
6 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 284 99 217 76,41
7 Cakupan PNC Berkualitas 284 97 0 0
8 Cakupan Neonatal dengan
271 77 91 33,57
Komplikasi yang ditangani
9 Cakupan Kunjungan
271 98 213 78,59
Neonatus
10 Cakupan Kunjungan BBLR 60 4 32 53,33
11 Cakupan Neonatus
41 100 41 100
Komplikasi yang dirujuk
12 Cakupan Kunjungan Bayi 271 96 263 97,04
13 Cakupan Bayi yang mendapat
86 91 76 88,37
ASI Eksklusif
14 Cakupan Pelayanan Anak
790 53 412 52,15
Balita
15 Cakupan Pen jaringan Anak
19 100 19 100
SD dn setingkat
Tabel 2.2 : Cakupan PWS KIA Di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Target
Jumlah Capaia
N Kabupate Persetas
Indikator SPM Sasara n
O n tahun e
n
2016
1 Cakupan Peserta KB Aktif 1477 74 1600 108,33

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui terdapat beberapa indikator yang sudah
mencapai target dan tidak. Serta yang mengalami peningkatan bahkan penurunan di
tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya pengetahuan
masyarakat yang masih kurang tentang kesehatan ibu dan anak, dukungan peran serta
masyarakat dan lintas sektor masih rendah, serta penetapan sasaran yang lebih tinggi
dari sasaran riil yang ada di lapangan tidak tersediahnya tenaga Analis`
Di samping 15 indikator PWS KIA di atas, dapat kami sampaikan beberapa angka
kejadian sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
AKI merupakan indikator derajat kesehatan di suatu daerah. Tahun 2016
Puskesmas Habibola ada 1 (Satu) kasus kematian ibu Bersalin dengan penyebab
kematian adalah Perdarahan pos Partum.
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB merupakan indikator yang sangat sensitif terhadap ketersediaan pemanfaatan
dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan maternal dan perinatal di
samping itu juga berhubungan dengan gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu serta
pendapatan keluarga. Tahun 2015 terdapat kasus kematian bayi di Puskesmas
Habibola, sebanyak 4 kasus. Kematian bayi tersebut disebabkan oleh Asfiksia berat 1
orang, prematur/ BBLR 1 orang dan kelainan bawaan : 2 orang. Setiap kejadian
kematian bayi, kami senantiasa menyusun laporan dan kronologis kematian ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Sikka untuk dilakukan pengkajian melalui Review Maternal
Perinatal di tingkat Kabupaten.
3. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR merupakan indikator yang menggambarkan kualitas kesehatan ibu selama
hamil, termasuk pelayanan ANC yang diberikan oleh Bidan. BBLR juga dipengaruhi
oleh pola hidup ibu hamil, pola makan, aktifitas, istirahat, penyakit penyerta, dll. Tahun
2016 terdapat kasus BBLR sejumlah 32 bayi dan. Setiap kasus BBLR yang ada,
senantiasa kami berkoordinasi dengan pemegang program Gizi untuk melakukan
pemantauan Berat badan bayi serta upaya-upaya mempertahankan kesehatan bayi dan
meningkatkan BB nya melalui kegiatan penyuluhan kepada orang tua bayi, keluarga,
kunjungan rumah serta pemantauan BB di Posyandu setiap bulannya.
4. Ibu hamil KEK dan Anemia
Kondisi kesehatan ibu hamil sangat menentukan proses persalinan dan nifas akan
berjalan baik atau tidak. Ibu hamil dengan KEK dan anemia mempunyai resiko yang
lebih tinggi, hal ini disebabkan kedua faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan
janin dalam kandungan serta kemungkinan terjadi komplikasi dalam persalinan,
sehingga mebutuhkan perhatian yang cukup serius. Jumlah Ibu hamil KEK dan anemia
tahun 2016 di Puskesmas Habibola adalah sebagai berikut :

No Faktor Penyebab Tahun 2016


1 KEK (LILA < 23,5 cm) 88
Jumlah 88

Setiap ibu hamil dengan KEK dan anemia akan kami konsultasikan dengan petugas
Gizi untuk mendapatkan konseling gizi. Di samping itu kami juga melakukan
pemantauan pola kehidupan sehari-hari melalui kunjungan rumah, serta pemberian
PMT bumil yang terintegrasi dengan BOK. Selanjutnya kami memantau perkembangan
kenaikan BB dan LILA bumil pada bulan – bulan berikutnya.
5. Ibu hamil resiko tinggi dengan umur terlalu muda (< 20 tahun)
Salah satu permasalahan yang kami hadapi adalah masih tingginya ibu hamil resiko
tinggi dengan umur terlalu muda (kurang dari 20 tahun). Dibandingkan dengan faktor
resiko yang lain, faktor umur terlalu muda masih menempati posisi teratas. Tahun 2016
ibu hamil dengan resiko tinggi dengan umur terlalu muda sejumlah 28 orang, atau 9,3
% dari seluruh bumil resiko tinggi yang ada.
Hal ini sangat menjadi perhatian kami, mengingat kemungkinan yang dapat terjadi
akibat faktor risiko ini cukup besar. Baik menyangkut kesehatan ibu, bayi maupun
kemampuan dan psikologi keluarga tersebut dalam mengasuh dan merawat bayi
selanjutnya.

Permasalahan

Masing-masing desa di wilayah Puskesmas Habibola memiliki permasalahan yang


berbeda dan berfariasi di bidang kesehatan, khususnya program KIA-KB. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat masing-masing desa. Berdasarkan
pemaparan hasil pelaksanaan program KIA-KB tahun 2016 tersebut diatas, serta
analisa data yang kami lakukan setiap triwulan, maka secara umum dapat kami
sampaikan beberapa permasalahan yang paling mendasar dalam pelaksanaan
program KIA-KB di Puskesmas Habibola adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Kesehatan Ibu dan
Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
2. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini (< 20 tahun)
Upaya Pemecahan
Permasalahan yang ada di setiap program di Puskesmas Habibola senantiasa
dibahas dan didiskusikan dalam pertemuan bulanan maupun mini lokakarya, untuk
kemudian disusun berdasarkan urutan prioritas masalahnya. Dan selanjutnya
ditetapkan rencana tindak lanjut atau upaya pemecahannya. Demikian pula program
KIA-KB yang merupakan upaya kesehatan wajib di Puskesmas, selalu mendapatkan
perhatian dan prioritas.
Berdasarkan permasalahan di atas, berikut kami sampaikan upaya pemecahan
yang telah dan sedang kami lakukan saat ini, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas program
Setiap permasalahan yang ditemukan di Puskesmas Habibola, tidak akan dapat
diselesaikan tanpa adanya dukungan dan kerja sama semua program. Karena masing-
masing program adalah saling terkait dan saling mengisi.
Masalah yang ditemukan, termasuk program KIA-KB akan disampaikan dan
dibahas dalam pertemuan bulanan yang dilaksanakan pada minggu pertama setiap
bulannya dengan menghadirkan seluruh staf dan Bidan desa. Dalam pertemuan
tersebut kami semua mencoba menggali penyebabnya dan menyusun rencana
pemecahannya pada bulan selanjutnya.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan kami berusaha untuk terintegrasi dengan
program lain. Misalnya pada kegiatan Posyandu, kita akan melibatkan program KIA,
Gizi, Imunisasi dan Promkes. Pada kegiatan penyuluhan di masyarakat kami
senantiasa berusaha menyisipkan materi KIA di dalamnya. Demikian pula dengan
kegiatan lainnya.

2. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas sektor


Dukungan dan peran serta masyarakat termasuk Aparat Desa sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu program. Oleh karena itu kami berusaha melakukan
pendekatan lintas sektor melalui pertemuan di desa atau Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) maupun pertemuan mini lokakarya lintas sektor yang diadakan pada awal
tahun di Puskesmas Habibola.
Dalam pertemuan tersebut kami menyampaikan data dan permasalahan yang
ada di wilayah kerja termasuk masalah KIA-KB. Selanjutnya Kepala Desa dan lintas
sektor lainnya menyampaikan tanggapan dan dukungan apa yang dapat diberikan.
Kemudian disusun kesepakatan dan rencana pemecahan dari masalah tersebut
bersama-sama.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KIA-KB
Upaya ini dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan baik kelompok maupun
perorangan yang terintegrasi dengan program lain. Sebagai sasaran penyuluhan
diantaranya ibu balita, ibu hamil, remaja, kader Posyandu dan masyarakat umum.
Tahun 2016 kami telah melakukan kegiatan penyuluhan kelompok sebanyak 24 kali.
Materi yang diberikan diantaranya PHBS, penyakit menular, ASI Eksklusif, Gizi Balita,
Posyandu, dll.
Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dapat semakin meningkat. Sehingga kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan dalam hal mengenali masalah, menyadari dan
melakukan upaya untuk memecahkannya mampu mereka laksanakan.
4. Menyelenggarakan Kelas Ibu Hamil
Disamping melalui kegiatan penyuluhan, sejak tahun 2016 kami juga telah
melaksanakan kegiatan Kelas Ibu Hamil sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dan keluarganya tentang kesehatan pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir.
Maka kami berupaya untuk mengadakannya di setiap desa. Walaupun jumlah ibu hamil
yang ada kurang dari lima orang, namun dengan semangat para ibu hamil dan rekan-
rekan di Puskesmas, kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik.
Kelas Ibu Hamil yang kami laksanakan di tahun 2016 adalah sebanyak 7 kelas.
Dengan terlaksananya kegiatan Kelas Ibu Hamil ini, manfaat yang dirasakan baik oleh
ibu hamil sendiri maupun oleh petugas kesehatan (Bidan) adalah sangat besar. Ibu
hamil menyatakan sangat senang dan bertambah pengetahuannya serta lebih siap
menghadapi persalinan dan masa nifas. Sedangkan petugas kesehatan merasa lebih
mudah menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan mampu menggerakkan masyarakat
khususnya dalam pengenalan tanda bahaya dan penanganan komplikasi obstetri dan
neonatal.
5. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kehamilan usia dini (< 20 tahun)
Masih tingginya jumlah ibu hamil resiko tinggi dengan umur kurang dari 20 tahun,
mendorong kami untuk berusaha memberikan pengenalan pengetahuan Reproduksi
kepada Siswa/i SMP di 4 (Empat) di Wilayah Kecamatan Doreng.

2. PROGRAM IMUNISASI

Merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular .


Adapun cakupan Desa /kelurahan UCI di mana pencapaian pelayanan imunisasi dasar
dapat memenuhi standar pelayanan minimal dengn cakupan > 80 %, terdapat di 7
Desa dari 7 Desa Wilayah Kecamatan Doreng Yaitu : Desa Wolomotong, Kloangpopot,
Wogalirit,Watumerak, Wolonterang, Waihawa dan Nenbura. dapat dilihat dari tabel di
bawah ini:

Tabel 2.3 : Cakupan Imunisasi di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Jumlah Target
N persenta
Indikator SPM Sasara Kabupate Pencapai
O se
n n tahun an
2017

1 2 3 5 8 9
B PELAYANAN IMUNISASI
1 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Imunisation 7 99 9 100
(UCI)

3. PROGRAM GIZI

Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi (UPG) adalah :


1. Penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat lewat ibu- ibu yang datang ke
Puskesmas maupun yang datang ke posyandu.
2. Penimbangan berat badan bayi dan balita.

3. Peningkatan gizi dengan :


1) Pemberian Zat besi ibu hamil dan menyusui.
2) Pemberian makanan tambahan (MP-ASI).
3) Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita setiap bulan februari dan Agustus.
4) Memonitor keadaan bayi dan balita serta ibu hamil lewat Puskesmas dan Posyandu.
5) Pencatatan dan pelaporan.
Cakupan Upaya perbaikan Gizi di Puskesmas Habibola dapat dilihat dari table di bawah
ini sebagai berikut

Tabel 2.4 : Cakupan Gizi Di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Target
Jumlah
N Kabupate persentas
Indikator SPM Sasara Pencapai
O n tahun e
n an
2016
C PELAYANAN GIZI
Cakupan pemberian makanan
1 pendamping ASI pada Anak usia 6-
24 bulan KK Miskin 331 88 298 90.03
Cakupan Balita Gizi Buruk
2 mendapat perawatan 0 100 0 0
Cakupan Balita Yang Naik Berat
3
Badannya (N/D) 772 69 487 63,08
4 Cakupan Balita Bawah Garis Merah 876 1.2 24 2.73
Cakupan Balita mendapat Vitamin
5
A 2 kali setahun 942 90 920 97,66
Cakupan Ibu Hamil mendapat 90
6
tablet Fe dan MMN 298 97 198 66,44

4. UPAYA PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN

Upaya Pengendalian Masalah Kesehatan merupakan suatu usaha untuk


menghilangkan atau merubah cara berpindahnya penyakit menular atau infeksi.
Program ini bertujuan untuk mengurangi anka kesakitan (morbiditas) dan kematian
Penduduk (mortalitas) sehingga IMR menurun.

Cakupan Hasil Penanggulanagan Masalah Kesehatan sebagai berikut :


Tabel 2.5 : Cakupan PMK di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Target
Jumlah
N Kabupate persentas
Indikator SPM Sasara Pencapaia
O n tahun e
n n
2016
Penemuan Penanganan
Penderita Penyakit Acute Falcid
1 ˃1 0 0
Paralysis (AFP)Rate per 100.000
Penduduk < 15 tahun
Penemuan Penderta Pneumonia
Balita
2 24
Penemuan Pasien Baru TB BTA
Positip
3 24 75 4 16,6
Penemuan Penderita Diare
4 1127 40 61 5.41
Klien Yang Mendapat
Penanganan HIV/AIDS
5 100
Skrining darah Donor terhadap
HIV/AIDS
6 100
Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Rabies
7 100

Hasil pengobatan massal filaria puskesmas habibola Kecamatan kecamatan doreng


tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.6. Cakupan POPM Filariasis di Puskesmas Habibola Tahun 2016
Target
N Jumlah persentas
Desa Kabupaten Pencapaia
O Sasaran e
tahun 2015 n
1 Wolomotong 2170 1850 85,25
2 Kloangpopot 2161 1839 85,10
3 Wolonterang 816 715 87,62
4 Watumerak 864 751 86,92
˃ 85 %
5 Wogalirit 1117 967 86,57
6 Waihawa 775 697 89,94
7 Nenbura 2045 1748 85,48
Jumlah 9948 8567 86,12

Dilihat dari persentase tersebut Cakupan sudah mencapai target > 85 % Karena

masyarakat sudah memahami tentang Penyakit tersebut. Dan dukungan dari kerja

sama lintas sektoral tingkat Kecamatan Doreng.

5. UPAYA PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)

Promosi Kesehatan Puskesmas adalah Upaya Puskesmas melaksanakan

pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan

kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri agar berprilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada program promosi kesehatan di Puskesmas

Habibola tahun 2016 terdiri dari : Kegiatan penyuluhan baik penyuluhan individu,

keluarga dan kelompok.Masyarakat, Kegiatan pendidikan Reproduksi pada siswa/i

SMP, kegiatan penjaringan siswa/i SD Kelas I dan Penguatan Desa Siaga di 3 (Tiga)

Desa yaitu Desa Waihawa, Wolomotong dan Wolonterang Tetapi yang aktif masih 1

Desa Saja yaitu Desa Nenbura.

Cakupan Hasil Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas Habibola tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.7 : Cakupan Promosi Kesehatan di Puskesmas Habibola Tahun 2016
Target
Jumlah
N Kabupate persentas
Indikator SPM Sasara Pencapaia
O n tahun e
n n
2015
1 Cakupan Desa Siaga Aktif
7 100 1 14.29
Cakupan Pen jaringan Anak SD
2
Setingkat
19 100 19 100
6. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
Tujuannya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan
melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
- pemeriksaan tempat – tempat umum (TTU )
- pemeriksaan tempat pengolahan makanan (TPM )
- penyediaan sarana air bersih dan jamban sehat
- penyehatan lingkungan pemukiman
- penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
- pencatatan dan pelaporan

Cakupan Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Habibola dapat dilihat dari tabel
di bawah ini sebagai berikut :

Tabel 2.8 : Cakupan Kesling di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Target
Jumlah
Kabupate persentas
NO Indikator SPM Sasara Pencapaia
n tahun e
n n
2016
1 Rumah atau bangunan bebas
jentik
1212 95 802 66,17
2 Cakupan rumah sehat
3 Sarana Air bersih yang
memenuhi Syarat Kesehatan
1887 49 1059 56,12
4 Cakupan Rumah Sehat
2219 65 842 37,95
5 Cakupan Jamban Keluarga 1311 70 609 46.45

7. UPAYA PENGOBATAN

A. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar adalah segala bentuk pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk menghentikan perjalanan suatu penyakit pada seseorang.

Tujuan pengobatan adalah :


1) Mencegah kematian
2) Mengurangi angka kesakitan
3) Mencegah dan membatasi kecacatan
4) Melakukan status rujukan
Upaya pelayanan kesehatan dasar yang telah dilaksanakan di Puskesmas Salatiga
berupa :
1) Pelayanan rawat jalan
2) Pelayanan keliling
Adapun kegiatan tersebut telah dilaksanakan di tingkat :
- Puskesmas Induk
- Polindes/ Poskesdes
- Posyandu
8. Cakupan Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini :
Tabel 2.9 : Cakupan Yankes Dasar di Puskesmas Habibola Tahun 2016

Target
Jumlah
Kabupate persentas
NO Indikator SPM Sasara Pencapaia
n tahun e
n n
2016
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan
Rujukan Pasien Masyarakat 61 100 61 100
miskin
2 Cakupan Pelayanan Kesehatan
11.242 100 12.610 111,8
Dasar Masyarakat miskin
3 Cakupan Jaminan Kesehatan
11.242 100 11044 98,20
Masyarakat miskin
4 Cakupan Rawat Jalan
12.043 30 7051 58,71

Anda mungkin juga menyukai