Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : EKOLOGI INDUSTRI

DOSEN MATA KULIAH : Prof. Dr. Ir. Bobby Polii, Ms

Nama : Widya Lihawa

Nim : 13111101041

Kelas : Semester 5 – Kesehatan dan Keselamatan Kerja

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2O15
DAUR ULANG

Daur Ulang secara luas artinya pengolahan kembali bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah
kering yang nilai ekonominya rendah atau bahkan tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi suatu
barang yang berharga dan berguna bagi kehidupan manusia.
Manfaat yang paling menonjol adalah dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah yang
dibakar dan limbah pabrik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Mendaur ulang sampah-
sampah dan memanfaatkan limbah, dengan menjadikannya barang kerajinan dan barang-barang
kreasi lainnya, pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Selain itu, banyak lagi manfaat dari daur
ulang seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, menghemat sumber daya alam, mencegah
penyakit dan terakhir adalah dapat membuka lapangan kerja baru.

Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang,langkah-langkah yang


dilakukan adalah sebagai berikut, yang pertama adalah proses pemisahan,dalam proses tersebut
Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus
dibuang ke tempat pembuangan. Selanjutnya yang kedua yaitu proses penyimpanan, dalam
proses ini Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan
setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas
atau botol bekas. Dan yang terakhir adalah proses pemasaran barang, dalam proses ini barang
yang sudah jadi akan dipasarkan kepada konsumen yang menginginkanya.

Menurut saya daur ulang adalah alat untuk melindungi lingkungan dari sampah, dengan
adanya Daur Ulang yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya contohnya seperti sampah
yang tidak terpakai yang menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
SISTEM EKOLOGI

A. Ekologi Hutan

Ekologi Hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan
lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah
biologi lingkungan (Eviromental biology).

Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai


keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat
tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.

Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan.
Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari ekologi suatu
jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumuhnya satu atau
lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi
mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh
keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah bumi dan
riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini
berfokus.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an.
Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup.

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:


 Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
 Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya
 Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan
air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut.

B. Ekologi Laut

Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut
dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut
penjelasan tentang ekologi laut.

Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl– mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas
di bagian atas dengan bagian air yang dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan
laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaan secara horizontal.

Dikenal juga dengan terminologi:

 Integrated Coastal Zone Management (ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)


 Integrated Coastal Zona Planning and Management (pengelolaan dan perencanaan
terpadu wilayah pesisir, dalam artian pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan
jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian
secara menyeluruh (Comprehensive assessment). Sorensen & Mc Creary dalam Dahuri
200)
 Integrated Coastal Management (pengelolaan wilayah pesisir)
 Integrated Coastal Resources Management (pengelolaan terpadu sumber daya wilayah
pesisir)
 Coastal Zone Resources Management (pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)
 Coastal Resources Management (pengelolaan sumber daya pesisir)
 Coastal Zone Management (pengelolaan wilayah pesisir)

Perlindungan dan bertelur


1. Mangrove : feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak
spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
2. Lamun/seagrass : nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
3. Rumput laut/seaweed : pangan dan obat-obatan

Ekosistem terumbu karang

 Luas terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2%
saja yang kondisinya baik
 Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan
manusia
 Kerusakan terumbu karang banyak ditentukan oleh aktivitas di daratan

Manfaat terumbu karang

 Berperan penting bagi pertumbuhan sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground,


fishing ground, spawning ground dan nursery ground)
 Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
 Sebagai daya tarik wisata bahari
 Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari
sungai ke laut
 Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya

Ekosistem padang lamun

 Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut


 Padang lamun ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik
yang tinggi
 Fungsi ekologi yang penting yaitu sebagai feeding ground, fishing ground, spawning
ground dan nursery ground beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai
peredam arus sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang

Ekosistem mangrove

 Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
 Luas hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-
23 % luas mangrove di dunia dan lebih luas dari Brasil)

Fungsi ekologis:

 Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin dan badai


 Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi
 Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur dan perangkap sedimen
 Penghasil a yang merupakan hasil dekomposisi dari serasah mangrove
 Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar
lainnya

C. Ekologi Tanaman

Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan
lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya,
danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu Sinekologi dan Autekologi.
Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk hidup, tujuan dan perkembangan ekologi
tanaman, pembagian ilmu ekologi.

Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu,
hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada
diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada satu
makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor
lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan
lingkungan.

Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah lingkungan
sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam
masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan
terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang
efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya.

memperlihatkan bahwa manusia merupakan organisma yang memiliki kekekuatan penuh yang
mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia itu sendiri.

Tujuan utama mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari teknik
budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan sebagai warisan
untuk anak cucu kita.

Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang
hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat
dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum.
Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang
bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. Desain lanskap dari budidaya tanaman juga
sangat tergantung pada lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai
untuk dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh
karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.

D. Ekologi Serangga
Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan
serangga. Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar penerapan
pengendalian hama terpadu (PHT). Saat ini, pemodelan dengan komputer untuk pengendalian
hama pascapanen telah banyak dikembangkan. Kesemuanya berbasis pada pengetahuan ekologi
serangga.

Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan
alami dan ketersediaan pangan yang melimpah. Karakter penyimpanan ini menguntungkan
hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di
penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada
lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:

· Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya

· Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan

· Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan

· Laju reproduksi yang tinggi

· Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan

· Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan

· Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)

Studi ekologi yang dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih
berguna untuk mengembangkan program pengendalian. Dengan demikian dapat diperoleh lebih
banyak gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama
pada kondisi nyata.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN


HAMA GUDANG

1. SUHU, KADAR AIR BIJI DAN SUMBER MAKANAN

2. Masa perkembangan

3. Ketahanan hidup/survival

4. Produksi telur

E. Ekologi Air Tawar

Ekologi air tawar sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri penting
karena ia adalah sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar
merupakan merupakan daur hidrologis, dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal /
pembuangan yang mudah dan murah

Beberapa faktor pembatas dalam Ekosistem air tawar diantaranya :

1. Kejernihan.

2. Temperatur.

3. Arus.

4. Oksigen.

5. Garam biogenik dalam air.

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang,
dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air
tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

1. Air tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa dan
mangrove.

2. Air mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran air/sungai dan
selokan.

F. Perbedaan Jenis-jenis Ekologi

Setiap jenis ekologi memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis ekologi
dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5 jenis ekologi
saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga, dan ekologi air tawar.
Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara lain :

 Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau
ekosistem hutan
 Ekologi laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air laut.
 Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman
dengan lingkungannya.
 Ekologi serangga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan serangga.
 Ekologi air tawar merupakan ilmu yang mempelajari tentang ekosistem air tawar.
SISTEM INDUSTRI

Menurut schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir
setiap aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor
penting dalam membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks.
Kuwartojo dalam Setyawati (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk
menghasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan
diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan
peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu.

a. Klasifikasi Industri
1) Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi:
Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam.
Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.
Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. Industri fasilitatif atau
disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk
keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2) Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga,
dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri
makanan ringan.
b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri
industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan
sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan
industri pengolahan rotan.
c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri
industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri
konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar
adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham,
tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji
kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri
besi baja, dan industri pesawat terbang.

b. Konsep dan Tujuan Industrialisasi


Dalam konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari
revolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, yang ditandai dengan
penemuan metode baru untuk permintalan, dan penemuan kapas yanng mencipatakan spesialisasi
dalam produksi, seta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan.
Sejarah ekonomi dunia menunjukan bahwa industrialissi merupakan suatu proses
interasksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi, dan perdagangan
anatarnegara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat
mendorong perubahan struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang tadinya berbasis pertanian
menjadi berbasis industri.
Pengalaman di hampir semua negara menunjukan bahwa indutrialisasi sangat perlu
karena menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hanya beberapa Negara dengan
penduduk sedikit & kekayaan alam meilmpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan
yang tinggi tanpa industrialisasi.
c. Sejarah Sektor Industri di Indonesia
Tahun 1920an industry modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang asing,
walau jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa industry rumah
tangga seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan
tekstil, dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik. Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu
pabrik rokok milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan kendaraan bermotor General
Motor Car Assembly. Depresi ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan
perekonomian, megakibatkan menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505
gulden (1929) yang mengakibatkan pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia
Belanda mengubah system dan pola kenijakan ekonomi dari sector perkebunan ke sector
industry, dengan memberi kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industry
baru.
Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industry yang ada ketika itu
mempekerjakan 173 ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan barang logam,
semuanya milik asing. Pada masa PD II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun setelah
pendudukan Jepang keadaannya terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan
diangkutnya barang capital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia
merdeka, mulai dikembangkan sector industry dan menawarkan investasi walau dalam tahap
coba-coba. Tahun 1951 pemerintah meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian).
Program utamanya menumbuhkan dan mendorong industry kecil pribumi dan memberlakukan
pembatasan industry besar atau modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina.

d. Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi


1) a)Kemampuan teknologi dan inovasi
2) Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri
dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi
akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
4) Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
5) Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis
industri unggulan dan insentif yang diberikan.
6) Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
7) Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi
ekspor.
8) E. Pola Pengembangan Industri
9) Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan telah tercakup dalam Pola
Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian (dalam
Siahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan :
a. Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur industri
serta dikaitkan dengan sektor lainnya.
b. Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang modal.
c. Pengembangan industri kecil.
d. Pembangunan ekspor komoditi industri.
e. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang bangun khususnya perangkat
lunak dan perekayasaan.
f. Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri berupa manajemen,
keahlian, kejujuran serta keterampilan.
Munculnya kawasan industri dalam suatu wilayah dianggap membawa faktor positif dan
negatif bagi kehidupan masyarakat di wilayah itu.
Dampak positifnya antara lain :
1. Kehadiran industri dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat;
2. Membuka lapangan kerja di bidang sektor informal;
3. Menambah pendapatan asli daerah bagi daerah tersebut.

Adapun dampak negatifnya ialah:


1. Menimbulkan kebisingan, polusi, dan limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan;
2. Persentuhan budaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah sosial.

Industrialisasi bertujuan menjadikan sektor industri yang mantap, kuat dan stabil
melalui usaha terpadu yang melibatkan seluruh rakyat dengan berlandaskan azas demokrasi
ekonomi, pemerataan dan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor dan tetap memelihara
kelestarian lingkungan hidup.
Industri yang maju di dalamnya terkandung struktur sosial yang kokoh, masyarakatnya
memiliki nilai budaya yang mampu menjadi acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan
produksi, dan terkait erat dengan kegiatan ekonomi umumnya, dan didukung oleh penguasaan
teknologi (pendidikan dan pengetahuan) serta mempunyai daya saing yang kuat dalam memasuki
pangsa pasar global, baik AFTA 2003, maupun pasar bebas 2010 bagi negara maju dan 2020
bagi negara berkembang.
Adapun dimensi budaya tampak pada tumbuh dan berkembangnya nilai budaya baru
dalam lingkungan keluarga yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat industri, seperti
disiplin yang tinggi, taat beribadah dan memiliki motivasi yang tinggi. Fenomena selanjutnya,
perubahan dari sikap dan tingkah laku dogmatik dengan adat istiadat irasional yang kuat,
konsumtif, dan kekerabatan yang tinggi akibat banyaknya waktu luang pada masyarakat agraris
kemudian menjadi sikap dan tingkah laku yang rasional, etos kerja yang tinggi, disiplin waktu,
hemat, kompetisi, berprestasi, orientasi ke masa depan.

Anda mungkin juga menyukai