SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)
Oleh:
ROUDLOTUL JANNAH
NIM 11110003
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Sdri. Roudlotul Jannah
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing
DISUSUN OLEH
ROUDLOTUL JANNAH
NIM: 11110003
Bismillahirrohmanirrohim
NIM : 11110003
Jurusan : Tarbiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Yang Menyatakan,
Roudlotul Jannah
Nim: 11110003
MOTTO
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini
saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya (bapak Ngatminanto dan ibu Jazariyatun) yang selalu
penulis hormati, yang telah memberikan motivasi dan inspirasi sehingga
penulis bisa lebih semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Dalam do‟a
penulis selalu meminta, semoga dalam hidup ini Allah SWT selalu meridhoi
cita-cita penulis untuk menjadi anak sholikhah yang bisa menyenangkan hati
kedua orang tua dan bisa selalu menempatkan posisi keduanya pada derajat
yang Engkau muliakan.
2. Kakakku Uswatun Khasanah dan Agus Badawi yang telah menjadi
penyemangat hidupku dalam meraih kehidupan yang lebih baik.
3. Dosen pembimbing skripsiku bapak Achmad Maimun, M.Ag., yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk membimbing saya dengan
penuh ketulusan dan kesabaran.
4. Dosen-dosen STAIN Salatiga, terimakasih telah mengalirkan ilmu yang
dimiliki dan mendidik dengan penuh keihlasan serta kesabaran. Terimakasih,
jasa-jasamu tidak akan saya lupakan.
5. Abah As‟ad Haris Nasution, ibunda Nyai Fatihah Ulfah Imam Fauzi, ibunda
Nyai Husnul Halimah, dan abah Taufiqurrahman serta ustadz-ustadzah Pon-
Pes Al-Manar yang telah berjuang dalam agama Allah SWT.
6. Sahabat-sahabatku Awalina Maftukhah, Fajar Khusnul Mufidah, Ika Fitri
Handayani, Atin Handayani, yang selalu menemani penulis dalam perkuliahan
di STAIN Salatiga dan yang telah memberikan motivasi serta dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua temen-teman PAI angkatan 2010 khususnya PAI A, terimakasih atas
kebersamaan yang telah mewarnai perjalanan di STAIN Salatiga ini.
8. Mas Thoif Ahmad, yang telah memberikan motivasi serta dukungan
terbaiknya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Pondok AL-Manar yang telah menemani selama di Pesantren.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
Budi Pekerti”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
Agama Islam.
5. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
perkuliahan.
dukungan dan semangat serta dengan tulus ikhlas mendoakan agar cepat
9. Para pustakawan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang telah
10. Sahabat-sahabat dan seluruh pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu-
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk kajian yang akan datang.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.
Penulis,
Roudlotul Jannah
Nim: 11110003
ABSTRAK
MOTTO ...................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Karya-karyanya ................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
intelektual saja. Kepandaian otak ternyata belum cukup untuk membantu anak
didik menjadi manusia yang lebih utuh, bahkan bagi beberapa siswa kepandaian
otak malah membantu siswa berperilaku yang merugikan orang lain (Soewandi,
2005: 107).
pengetahuan, apalagi hanya otak. Hal itu tidak cukup, karena hanya akan
membawa orang mengerti, tetapi belum pasti bahwa mereka dapat hidup
berselaras dengan Tuhan, orang tua, dan orang lain (Soewandi, 2005: 111).
Melihat realita saat ini kemerosotan budi pekerti sudah terjadi di negara
tawuran, terlibat seks bebas, akses media porno, aborsi, berlagak jagoan, dan
mereka agar menjauhi tingkah laku yang buruk yang dapat merugikan diri sendiri
narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8
sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya adalah pecandu dan
Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN dan Kombes Pol Sumirat
Dwiyanto seperti dihubungi detik Health pada hari Rabu 6 Juni 2012
(http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-kita/ diakses
24 April 2014).
pendidikan budi pekerti itu sangat penting, terutama bagi para pelajar dan
mahasiswa.
adalah Hamka. Beliau adalah ulama besar, ahli tafsir, imam besar masjid, ahli
sejarah, petinggi politik. Beliau pernah menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia
Menurut Hamka budi pekerti adalah suatu persediaan yang telah ada
pada jiwa seseorang, yang dapat menimbulkan tingkah laku dengan mudah,
bersabda:
Maka dari itu pendidikan budi pekerti memang sangat diperlukan oleh
dini haruslah diajarkan tentang pendidikan budi pekerti Islam, supaya mereka
kelak bisa mengemban tugas serta tanggung jawab dengan baik yang akan
dihadapinya dimasa yang akan datang, serta sebagai bahan acuan bagi para
remaja muslim dalam bertingkah laku sehari-hari, supaya mereka dapat mencapai
usaha yang dicurahkan Hamka dalam menampilkan pendidikan budi pekerti yang
selama ini kurang diterapkan dalam kehidupan, maka penulis tertarik untuk
mengangkat skripsi yang berjudul “Pemikiran Hamka tentang Nilai-nilai
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
khususnya.
b. Sebagai salah satu sumbangan dari pokok-pokok pemikiran Hamka
2. Manfaat praktis
E. Telaah Pustaka
Hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan budi pekerti pernah dikaji oleh
beberapa tokoh, salah satu di antaranya adalah kajian pemikiran tokoh Hamka.
Akan tetapi penulis belum menemukan tulisan yang secara khusus membahas dan
Pendidikan Budi Pekerti”. Sejauh yang penulis ketahui, kajian tentang pemikiran
Hamka sendiri telah diangkat sebagai skripsi oleh Nur Kholis yang berjudul
“Studi Komparasi antara Konsep Hamka dengan Abdullah Nasih Ulwan tentang
akhlak, terutama pada mereka yang terbiasa dengan perangai atau tabi‟at yang
jelek, sehingga diharapkan tabi‟at tersebut berubah menjadi lebih baik. Sementara
sesuatu yang sangat sulit untuk dirubah. Lingkungan dan pendidikan orang tua
penelitian ini dapat melengkapi informasi yang ada sebelumnya dan menambah
F. Penegasan Istilah
penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul skripsi ini sebagai berikut:
baik atau buruk, bermanfaat atau tidak dan penting atau tidak penting
dan akhiran -an yang berarti pengukuhan sikap dan tata perilaku
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
luhur serta didikan yang mulia dalam jiwa anak-anak, sejak kecil
a. Budi adalah alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan
tabiat, akhlak, watak (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 1989: 131).
b. Menurut Saliman dan Sudarsono (1994: 37), budi adalah akal, daya
untuk berfikir.
c. Budi pekerti adalah suatu persediaan yang telah ada pada jiwa
d. Budi sering diartikan sebagai nalar, pikiran, akal. Dengan nalar itulah,
e. Menurut Syadzili (2005: 7), budi pekerti atau akhlak adalah tata cara
sehingga dapat mendorong untuk melaksanakan tingkah laku yang baik dan
benar.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah dan dokumen (Zed, 2004: 89).
2. Sumber Data
research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun yang
menjadi sumber data primer adalah karya Hamka yaitu Tafsir al-Azhar dan
Syadzili, buku Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik Hamka karya Ahmad
Adapun yang menjadi sumber data primer yaitu karya Hamka yaitu Tafsir al-
buku Lembaga Hidup, dan buku Tasauf Modern. Dan sumber data sekunder
Qur‟an karya Ahmad Fawaid Syadzili, buku Politik Bermoral Agama: Tafsir
dan Model Pendidikan Karakter karya Muchlas Samani dan Hariyanto, dan
a. Deduktif
dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga untuk semua peristiwa yang
budi pekerti di sekitar kita, baik budi pekerti kepada Allah, kepada diri
b. Induktif
1981: 42).
pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, penulis
besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab, maka disusunlah pembahasan dalam suatu
BAB I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Telaah Pustaka
F. Penegasan Istilah
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
berpengaruh.
C. Karya-karyanya, yang meliputi: buku dibidang sastra, buku
Tafsir al-Azhar.
Tafsir al-Azhar.
Azhar.
BIOGRAFI HAMKA
A. Konteks Internal
1. Aspek Geneologis
Hamka adalah singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah, lahir
pertama dari tujuh bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga yang taat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah, diakses 24
Maret 2014).
dari Maninjau bernama Abdullah Saleh murid dari Tuanku Pariaman Panglima
Perang Tuanku Imam Bonjol. Ayah Hamka bernama Syekh Haji Abdul Karim
Amrullah yang lebih dikenal dengan panggilan Haji Rasul yang terlahir pada 10
Maninjau, Minangkabau
(http://hajibuyahamka.blogspot.com/2009/07/mengenang-28-tahun-
(http://hajibuyahamka.blogspot.com/2009/07/mengenang-28-tahun-
Akhirnya, ayah Hamka wafat di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1945, dua
(http://hajibuyahamka.blogspot.com/2009/07/mengenang-28-tahun-
Naqsyabandiyah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amru
2. Aspek Pendidikan
Sekolah Dasar. Setelah kelas 2 Sekolah Dasar, dia tidak pernah bersekolah
formal lagi. Hamka lebih suka belajar sendiri. Dalam usia 6 tahun (1914)
pendidikan agama, seperti nahwu, sharaf, hadis, dan fikih sehingga beliau
khatam. Dari tahun 1916 sampai tahun 1923 dia telah belajar agama pada
sekolah-sekolah Diniyah School dan Sumatera Thawalib di Padang
Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid dan Zainuddin Labay.
Padang Panjang waktu itu ramai dengan penuntut ilmu agama Islam, di
lebih satu tahun, yang menurut Hamka sendiri telah mampu memberikan
dari tanah Jawa ia mulai dari kota Yogyakarta. Dalam kesempatan ini
guru agama Islam pada 1927 M di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan. Pada
tahun 1929 M, ia juga menekuni profesi guru agama di Padang Panjang
Tinggi dan Hamka tampil sebagai pemateri dengan judul “Agama Islam dan
Yogyakarta pada tahun 1931, Hamka tampil dengan materi yang berjudul
di Padang Panjang dan aktif sebagai mubaligh. Kemudian pada tahun 1936
Hamka pindah ke Medan, di kota ini Hamka bersama Dr. Yunan Nasution
Nasution memberikan pengaruh besar bagi hasil karyanya di masa depan (Al-
merebut kemerdekaan nasional di Sumatera Barat dari tahun 1945 sampai 1949.
Pada tahun 1950, ia pindah ke Jakarta dan diangkat sebagai pejabat tinggi
Pada tahun 1955, Hamka terpilih menjadi anggota konstituante mewakili partai
majelis ini oleh presiden Sukarno (Hakim dan Thalhah, 2005: 27).
Hamka merupakan salah seorang tokoh yang sangat berjasa dalam dunia
dipegangnya pada Perguruan Tinggi Islam Jakarta. Pada tahun 1960 beliau
teguh dalam pendirian, juga ikhlas dalam memperjuangkan Islam. Dua bulan
sebelum wafatnya, Hamka yang sejak tahun 1975 menjadi ketua MUI
mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh masalah
termasuk umat Islam. MUI yang diketuai Hamka telah mengeluarkan fatwa
bahwa haram hukumnya bagi seorang Muslim untuk mengikuti perayaan Natal,
di mana fatwa tersebut mendapat kecaman dari Menteri Agama Alamsyah Ratu
Prawira Negara dan meminta untuk mencabutnya (Hakim dan Thalhah, 2005:
28).
B. Konteks Eksternal
Hamka, telah disorot sebagai suatu gerakan kebangkitan Islam yang disebut
dengan Gerakan Paderi, gerakan yang belum terorganisir dengan baik serta
Djambek, Dr. Haji Abdul Karim Amrullah (ayah Hamka) dan Haji Abdullah
juga melalui sekolah al-Iqbal al-Islamiyah (Hakim dan Thalhah, 2005: 29).
Syeikh Abdul Karim Amrullah melalui bukunya Qati‟u Razbi al-Mulhidun, dan
haji Abdullah Ahmab melalui majalah al-Munir, mendapat reaksi yang cukup
keras, terutama dari kalangan Ulama Kaum Tua. Tindakan mereka dalam
memberantas paham bid‟ah, takhayul dan khurafat, dipandang oleh Ulama Tua
Minangkabau pada awal abad ke-20, yang menurut Taufik Abdullah hal ini
Ketegangan sosial dalam bentuk polarisasi Kaum Tua dan Kaum Muda,
serta ditambah dengan konflik Kaum Adat dan pemerintah kolonial Belanda,
telah memunculkan sikap kritis yang begitu tajam dalam pemikiran Kaum
Hamka lahir dan dibesarkan oleh orang tua dan kakek-neneknya (Hakim dan
suasana politik yang digambarkan terdahulu mulai muncul. Agitasi pihak PKI
mereka bertambah mengikat, masjid Al-Azhar pun tidak luput dari kondisi
tersebut. Masjid ini dituduh menjadi pusat “Neo Masyumi” dan “Hamkaisme”.
Tanpa diduga sebelumnya, pada hari senin 12 Ramadhan 1382 yang bertepatan
hadapan kurang lebih dari seratus orang Kaum Ibu di masjid Al-Azhar, ia
ditangkap oleh penguasa Orde lama, lalu dijebloskan ke dalam tahanan. Sebagai
Mendung dan kamar tahanan polisi Cimacan. Di rumah tahanan inilah Hamka
setelah Orde lama jatuh, kemudian Orde baru bangkit di bawah pimpinan
Suharto dan kekuatan PKI pun telah dirampas, Hamka dibebaskan dari tuduhan.
secara total berperan sebagai ulama. Ia meninggalkan dunia politik dan sastra.
seorang ulama, dan ini bisa dibaca pada rubrik Dari Hati Ke Hati yang sangat
bagus penuturannya. Keulamaan Hamka lebih menonjol lagi ketika dia menjadi
ketua MUI pertama tahun 1975 (http://Biografi_Buya_Hamka-
lebih suka memilih menulis roman atau cerpen dalam menyampaikan pesan-
Mei 2014).
menyeganinya. Sikap independennya itu sungguh bukan hal yang baru bagi
fatwa haram menikah lagi bagi Presiden Soekarno. Otomatis fatwa itu
situ saja, Hamka juga terus menerus mengkritik kedekatan pemerintah dengan
PKI waktu itu. Maka, wajar saja kalau akhirnya dia dijebloskan ke penjara oleh
Kita” yang terkenal itu. Tulisan itu berisi kritikan tajam terhadap konsep
demokrasi terpimpin yang dijalankan Bung Karno. Ketika tidak lagi disibukkan
dengan urusan-urusan politik, hari-hari Hamka lebih banyak diisi dengan kuliah
3. Aspek Kultural
Hamka merupakan sosok intelektual yang unik. Keunikannya terletak
sebuah kontiniuitas intelektual Melayu yang sudah tidak ada lagi di zaman
Melayu maupun Timur Tengah. Dalam konteks ini Hamka dapat dikatakan
(http://ulama-minang.blogspot.com/2011/10/hamka-dan-islam-dalam-
buku karya Hamka beredar secara luas dan mendapat tempat di kalangan
dan buku teks pada beberapa lembaga pendidikan. Beberapa karya tersebut telah
dicetak ulang di Kuala Lumpur. Bagi orang-orang Melayu, Hamka adalah putra
besar alam Melayu yang tampil pada saat umat mengalami ketegangan dalam
Hamka tidak dapat melepaskan pola pikirnya dari ikatan kemelayuan yang
minang.blogspot.com/2011/10/hamka-dan-islam-dalam-konteks-sosio.html
pemikiran Hamka juga dipengaruhi oleh kondisi sosial politik yang terjadi
warna pemikiran yang dijiwai oleh semangat perjuangan keras dalam upaya
wawasan luas tentang pluralitas budaya yang ada, dan memberikan kontribusi
berbagai bidang, terutama bidang pendidikan (Hakim dan Thalhah, 2005: 32).
C. Karya-karyanya
a. Si Sabariyah, (1928).
bahwa naskah buku di atas telah ditulis pada tahun 1935 di Medan, akan
Medan.
f. Merantau ke Deli, cerita roman ini dikarang berdasar inspirasi yang beliau
r. Pribadi (1950).
tahun 1950.
t. Kenangan-kenangan hidup 2.
u. Kenangan-kenangan hidup 3.
v. Kenangan-kenangan hidup 4.
dibukukan 1950).
x. Empat Bulan di Amerika jilid 1 dan 2 (1953) di Jakarta (http:// Daftar
Barat.
Sumatera Barat.
Barat.
Barat.
Sumatera Barat.
l. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982
10 Mei 2014).
Barat.
Sumatera Barat.
x. Sejarah Ummat Islam Jilid 1, ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.
ee. Soal jawab (1960), disalin dari karangan-karangan Majalah Gema Islam.
Kristan (1970).
Muhammadiyah di Padang).
oo. Akhlaqul Karimah diterbitkan pada tahun 1992 di Jakarta (http:// Daftar
(Langkat).
Tafsir Al-Azhar diterbitkan sebanyak tiga puluh juz oleh Penerbit Pustaka
Panjimas, Jakarta pada tahun 1984, yaitu sekitar tiga tahun setelah wafatnya
Hamka. Tafsir Al-Azhar ini merupakan karya utama dan terbesar Hamka di
antara lebih dari seratus lima belas karyanya pada bidang sastra, politik dan
menjadikan Tafsir Al-Azhar lebih menonjol dan mempunyai ciri khas tersendiri
daerah yang berbahasa Melayu, yang berminat untuk mengetahui isi al-Qur’an
bahasa Arab. 2) kecenderungan Hamka dalam penulisan tafsir ini juga bertujuan
umumnya. Para muballigh saat ini menghadapi masyarakat yang sudah cerdas,
Qur’an secara langsung. Maka tafsir ini merupakan suatu alat penolong bagi
setelah shalat subuh di Masjid Agung Al-Azhar. Atas usul dari tata usaha
majalah, yaitu saudara Haji Yusuf Ahmad, segala pelajaran tafsir waktu subuh
dimuat di dalam majalah yang bernama Gema Islam sejak bulan Januari 1962.
Tempat kantor redaksi dan administrasi majalah terdapat di dalam ruang masjid
pada bulan Desember 1960 dengan harapan supaya menjadi kampus al-Azhar di
erat dengan tempat lahirnya tafsir ini yaitu Masjid Agung al-Azhar yang terletak
Selain dari tafsir al-Azhar ada beberapa karya Hamka yang menerangkan
Menurut Hamka budi pekerti yang baik adalah perangai dari para Rasul
dan orang terhormat, sifat orang yang muttaqien dan hasil dari perjuangan
orang yang ‘abid. Sedang budi pekerti yang jahat adalah racun berbisa,
kejahatan dan kebusukan yang menjauhkan diri dari Rabbil Alamin. Budi
pekerti jahat menyebabkan orang terusir dari jalan Tuhan, dan masuk di jalan
setan. Budi pekerti jahat adalah pintu menuju neraka, sedang budi pekerti
yang baik, seperti pintu menuju jannah Illahi (Hamka, 1992: 1).
Budi pekerti jahat adalah penyakit jiwa, penyakit batin, penyakit hati.
Penyakit ini lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Orang yang ditimpa
penyakit jiwa, akan kehilangan makna hidup yang hakiki, hidup yang abadi, ia
Hakikat budi ialah suatu persediaan yang telah ada di dalam jiwa, yang
maka dinamai budi pekerti yang baik. Tetapi jika yang tumbuh perilaku tercela
menurut akal dan syara‟, maka dinamai budi pekerti yang jahat(Hamka, 1992:
4).
Budi pekerti adalah perilaku yang bersumber dalam batin. Karena ada juga
orang yang menafkahkan hartanya dengan ringan, tetapi tidak bersumber dari
dalam batin, akan tetapi karena ada maksud yang terselip di dalamnya. Sumber
a. Hikmatialah keadaan batin yang dapat mengetahui mana yang benar dan
ikhtiar.
b. Syuja‟ahialah kekuatan marah yang dituntun oleh akal, baik maju dan
mundurnya.
Bersamaan bunyi pantun Melayu ini dengan sebuah syair Arab Syauqi
Bey:
ِ
َخ ََلقُ ُه ْم َذ َهبُ ْوا
ْتأْ َت َوإِ ْن ُُهُْو َذ َهب ْ َوإِمَّنَا ْاْل َُم ُم ْاْل
ْ ََخ ََل ُق َمابَقي
Maksud dari pantun dan syair di atas menurut Hamka adalah hendaklah
pada diri ada kemauan untuk mengikuti jalan yang benar dan menjauhi
kehendak yang jahat. Kalau nafsu dituruti, dialah yang menjadi raja di dalam
akhirat. Untuk mengekang nafsu ada dua cara yang pertama apabila melihat
suatu perkara, jangan dilihat luarnya saja. Yang kedua hendaklah sanggup
kehendak nafsu yang lupa dari pada kebaikan (Hamka, 1980: 13).
Menurut penyelidikan ahli-ahli ilmu budi bangsa Barat, budi dapat menjadi
yang sempit lapangan hidupnya, tidak dapat melihat orang lain, melainkan
berbuat jahat. Sebab segala kejahatan yang dilakukannya dirasa hanya memberi
manfaat untuk dirinya sendiri, tanpa berfikir akan merugikan orang lain
Obat budi yang rusak adalah dengan mempertinggi derajat sosial di dalam
kepada mereka bahwa dirinya adalah satu rangkaian dengan masyarakat umum,
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Hamka, 1980: 17).
Untuk memperbaiki kerusakan budi maka perlu menyediakan dua
a. Memajukan olahraga
Dalam buku ini Hamka menuliskan bahwa salah satu hak perorangan
adalah hak budi. Hak budi yaitu pemeliharaan kesehatan diri sendiri, baik diri
yang lahir (jasmani) dengan berikhtiar supaya tetap sehat, kuat, sigap dan
tangkas, serta hak batin dengan menambah ilmu pengetahuan dan menjaga
pekerti dan menghilangkan akal. Meminum minuman keras juga dapat merusak
budi. Keutamaan budi ialah menghilangkan segala perangai yang buruk, adat
istiadat yang rendah, yang di dalam agama telah dinyatakan mana yang harus
dibuang dan mana yang harus dipakai. Serta biasakan perangai-perangai yang
terpuji, membekas di dalam pergaulan setiap hari dan terasa nikmat memegang
tanda bahwa belum naik tingkat keutamaan budinya. Sebab haruslah senantiasa
badan. Supaya tidak terkena penyakit jiwa dan badan, beliau salah satunya
kejahatan secara bebas, berbicara tidak baik, melanggar peraturan budi dan
kesopanan, maka orang yang berbudi semakin lama akan mudah terpangaruh.
Sehingga dalam pergaulan sehari-hari harus dapat memilih teman yang berbudi
Istilah budi pekerti, akhlak, moral dan etika sering disinonimkan antara yang
satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi yang
sama yaitu menentukan nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia
dari aspek baik dan buruknya, benar dan salahnya. Beberapa point di bawah ini
1. Moral
pendidikan dan pengajaran, bahwa kata moral secara etimologis berasal dari
bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan yang menjadi dasar baik atau
perbuatan-perbuatan yang dapat dinyatakan baik atau buruk dan benar atau
salah.
Lawan dari moral adalah a-moral. Orang yang bermoral adalah yang
dalam tingkah lakunya selalu baik dan benar. Ukuran untuk menetapkan moral
bahasa Yunani ethos yang berarti sikap batin. Sedangkan secara terminologis
3. Akhlak
bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluk. Kata khuluk atau
pendidikan berarti budi pekerti, watak dan kesusilaan yaitu kelakuan baik yang
merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap
tetap pada jiwa seseorang, yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan
dibagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah yaitu akhlak yang baik dan akhlak
mazmumah yaitu akhlak yang buruk. Ukuran untuk menetapkan akhlak adalah
4. Budi Pekerti
Kata budi menurut Poerbakawatja dan Harahab (1982: 51) berarti akal
atau daya untuk berfikir. Budi pekerti mencakup segi-segi kejiwaan (daya fikir)
Hamka (1992: 4) adalah suatu persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang,
pemikiran. Ukuran untuk menetapkan budi pekerti adalah akal dan syara’.
Persamaan antara moral, etika, akhlak, dan budi pekerti dapat dilihat
dilakukan oleh manusia dari aspek baik dan buruknya, benar dan salahnya,
manusia secara lahir dan batin. Sedangkan perbedaan antara moral, etika,
akhlak, dan budi pekerti yaitu moral adalah nilai-nilai yang bersumber dari
masyarakat baik karena terpaksa ataupun tidak, etika adalah ilmu yang
tetap pada jiwa seseorang, yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan
suatu persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang, yang dapat
Akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa seseorang, yang
Budi pekerti adalah suatu persediaan yang telah ada pada jiwa
membagi nilai budi pekerti menjadi dua yaitu: budi pekerti yang baik dan
budi pekerti yang buruk (jahat). Budi pekerti yang baik adalah suatu
persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang, yang dapat menimbulkan
tingkah laku terpuji menurut akal dan syara’, sedangkan budi pekerti yang
buruk (jahat) adalah suatu persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang,
yang dapat menimbulkan tingkah laku tercela menurut akal dan syara’.
dan Ibnu Miskawaih, sehingga dapat diduga kuat bahwa pendapat hamka
menjadi empat, yaitu: pendidikan budi pekerti terhadap Allah, pendidikan budi
pekerti terhadap diri sendiri, pendidikan budi pekerti terhadap kedua orang tua, dan
pendidikan budi pekerti terhadap orang lain. Adapun penjelasannya seperti yang
sempurna dari makhluk lainnya, yaitu diberi akal dan pikiran oleh Allah.
Manusia diciptakan di bumi ini untuk beribadah kepada Allah dan juga diberi
berbudi pekerti sesamanya, bahkan terhadap dirinya, dia harus terlebih dahulu
berbudi pekerti terhadap Allah. Kualitas cinta kepada sesamanya tidak boleh
melebihi kualitas cinta kepada Allah. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah
akidah merupakan pondasi yang utama dalam pembentukan budi pekerti yang
luhur.
Maka dari itu pendidikan akidah terhadap Allah perlu diajarkankan
a. Ketakwaan
Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam tafsir al-Azhar yang
Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
dan sabar. Takwa adalah pelaksanaan dari iman dan amal shalih.
Terkadang takwa diartikan dengan takut, padahal arti takwa lebih luas
hubungan dengan Tuhan, bukan hanya karena takut, tetapi karena ada
perwujudan dari iman dan amal shalih. Takwa tidak hanya sebatas
takut kepada Allah, karena takut hanya sebagian kecil dari takwa.
inti dari takwa adalah memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.
Adapun ciri dari orang yang bertakwa kepada Allah, yaitu dengan
larangan Allah.
b. Keimanan
itu ada, dan bersifat dengan segala sifat yang baik dan Maha suci dari
benar, karena akhlak tersarikan dari akidah yang benar. Akidah seseorang
akan benar dan lurus jika keimanan terhadap Allah juga benar dan lurus.
Allah.
Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam tafsir al-Azhar yang
masyarakat.
250).
menurut ayat ini, belum akan diterima iman dan belum terhitung
Allah dapat dibaca pada segala sudut alam ini dengan alat ilmu
pengetahuan. Semua menunjukkan bahwa Allah Esa adanya (Hamka,
1993: 250).
c. Tawakkal
Azhar. Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam tafsir al-Azhar
Sesudah hidup ini pasti ada kematian, nanti juga akan dihisab amal
kesulitan, maka harus tabah dan berserah diri kepada Allah. Sesudah
hidup ini pasti ada kematian, dan akan dihisab amal manusia di
dan bertawakkal kepada Allah juga harus diiringi dengan bekerja dan
beramal.
Artinya: “(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia dan hendaklah
at-Taghabun/64: 13).
dipergunakan sebaik-baiknya.
d. Syukur
ditentukan Allah. Bersyukur kepada Allah berarti juga patuh atau taat
dicita-citakan. Syukuri yang ada, maka pasti akan ditambah Tuhan. Tetapi
1983: 122).
yang mereka dapat merupakan suatu hal yang besar yang harus disyukuri.
e. Taubat
kembali taat kepada Allah setelah sebelumnya ingkar kepada Allah. Taubat
8:
314).
Orang yang telah beriman disuruh memeliharakan diri dan
keluarga dari azab neraka. Demikian orang yang telah beriman disuruh
saja yang disuruh bertaubat, orang yang tidak bersalah juga disuruh
bertaubat. Dalam ayat ini Hamka memberi arti taubat sejati. Asal dari kata
nasuha ialah bersih. Maka menjadilah taubat yang bersih (Hamka, 1985:
314).
dalam pribadinya. Di sini terdapat dua janji yang pasti dari Tuhan. Janji
hidupnya akan diperbaiki oleh Tuhan, kalau selama ini dirinya telah cacat
karena dosa, tetapi karena wajah hidupnya telah dihadapkan kepada Tuhan
dan dengan segera Tuhan akan merubah dirinya dari orang buruk jadi
orang baik, muka yang keruh akan dosa selama ini akan berganti beransur-
ansur menjadi jernih berseri karena sinar iman yang memancar dari dalam
roh. Janji yang kedua ialah akan dimasukkan ke dalam surga sebagai
ganjaran atas menangnya perjuangan diri sendiri dalam usaha hendak bebas
1985: 317).
Begitu jiwa orang yang beriman, meskipun tidak berbuat dosa
besar, namun mereka tetap memohon taubat nasuha kepada Tuhan agar
cahaya itu ditambah dan disempurnakan dan agar diberi ampun, karena
tidak mau melupakan bahwa Tuhan dapat merubah keadaan. Orang yang
tadinya taat dan tekun, kalau Allah menentukan bisa saja berputar haluan
jadi orang yang sesat atau kembali terperosok ke dalam lumpur kehinaan
maupun orang yang beriman supaya bertaubat dengan taubat nasuha yaitu
taubat sejati atau taubat yang bersih. Seseorang yang telah benar-benar
yang selama ini melekat dalam pribadinya. Ada dua janji yang pasti dari
taubat hidupnya akan diperbaiki oleh Tuhan. Janji yang kedua ialah akan
dosa besar, namun mereka tetap taubat nasuha kepada Tuhan, karena
Tuhan dapat mengubah keadaan orang yang beriman menjadi orang yang
sesat.
f. Sabar
hati. Sabar merupakan syarat utama dalam membina iman dan kebajikan.
Artinya: “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi
Furqan/25: 75).
dengan para Malaikat Tuhan dengan ucapan selamat dan salam bahagia
tempat yang mulia di surga bagi orang yang sabar. Kesabaran berjuang
surga.
g. Istiqamah
Istiqamah berarti teguh atau tetap pada pendirian. Orang yang
berada pada tempat berdirinya dan tidak berubah. Allah berfirman di dalam
pribadi orang, sehingga memenuhi arti dirinya sebagai insan sejati, khalifah
Allah di bumi. Maka di dalam shalat lima waktu, di dalam shalat nawafil
dan rawatib, yang fardhu dan yang sunnat, hendaknya membaca al-
kata dari iatiqamah. Jika jalan yang lurus telah diberikan, maka akan
mencapai istiqamah bukan jin, iblis, syaitan dan manusia jahat yang
memenuhi arti dirinya sebagai insan sejati, khalifah Allah di bumi. Agar
terhadap diri sendiri. Manusia yang telah diciptakan oleh Allah dalam potensi
fitrah, wajib menjaganya dengan cara memelihara kesucian lahir dan batin.
Adapun pendidikan budi pekerti terhadap diri sendiri yang terkandung dalam
a. Tanggung jawab
jawab.
apakah akan berbuat amal yang mulia terlebih dahulu semasa masih hidup
ini, untuk bekal pertahanan diri di akhirat kelak, atau apakah dia akan
mundur, akan ragu-ragu atau tidak peduli kepada yang diserukan oleh
Rasul sebagai pelaksana dari pada perintah Tuhan (Hamka, 1983: 219).
Telah banyak ayat-ayat lain yang menerangkan bahwa di hari
kiamat kelak akan dilakukan perhitungan (hisab) yang teliti. Tidak akan
ada orang yang terhukum dengan aniaya. Ganjaran adalah imbalan dari apa
yang dikerjakan. Kalau yang jahat yang dikerjakan, pasti ganjaran buruk
yang akan diterima. Berat atau agak ringan kesalahan yang diperbuat
sangat menentukan berat dan ringannya ganjaran. Allah itu adalah Hakim
manusia berbuat baik maka ganjaran yang akan diterimanya, dan jika
berbuat buruk atau jahat maka siksaan atau hukuman yang akan
b. Iffah
Dengan demikian, seorang yang ‘afif adalah orang yang bersabar dari
nafsu dengan akal dan syara’. Penjelasan tentang ‘iffah banyak terdapat di
dalam tafsir al-Azhar. Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam
tuak atau arak dari buah anggur atau kurma. Dan diambil juga dari
termasuk zina. Tetapi ada juga nikah terlebih dahulu, namun nikahnya
tidak syah, yaitu bersetubuh dengan mahram, menikahi istri orang,
artinya segala sikap dan tingkah laku yang dapat membawa kepada
zina, jangan dilakukan dan supaya dijauhi. Karena pada laki-laki dan
tanpa adanya ikatan pernikahan yang syah. Satu kali persetubuhan saja
c. Pengendalian Diri
dan dari hawa nafsu. Nafsu adalah salah satu organ rohani manusia, yang
sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan intruksi kepada
agama. Sikap pengendalian ini yang baik dan dibenarkan oleh agama.
tafsir al-Azhar. Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam tafsir al-
Shad/38: 26).
212).
marah atau kasihan, hiba atau sedih, dendam atau benci. Dalam bahasa
keadilan. Hawa nafsu merupakan keinginan yang ada pada diri sendiri
1992: 50).
tidak mengenal terima kasih. Begitu banyaknya rizki dan ni‟mat yang
akan kehilangan pedoman dan tujuan hidup. Orang yang boros tidak
rizki dan ni‟mat dengan sia-sia. Maka dari itu manusia harus dapat
berlebihan.
dengan berbakti kepada kedua orang tua. Setiap muslim jangan sekali-kali
pendidikan budi pekerti terhadap orang tua yang terkandung dalam tafsir al-
Azhar meliputi:
Kata “al birr” adalah kata yang mengandung arti seluruh kebaikan,
sedangkan birrul walidain berarti berbuat kebaikan kepada kedua orang tua
sebanyak-banyaknya. Sehingga dengan pendidikan birrul walidain
orang tua yang telah menjadi sebab anaknya dapat hidup di dunia ini ialah
telah berumah tangga sendiri, beristri dan mempunyai anak, sering tidak
Namun anak yang telah berdiri sendiri sering terlupa memperhatikan ibu
1992: 41).
Jika usia keduanya (ibu dan bapak), atau salah satu seorang
diantara keduanya sampai meningkat tua, sehingga tidak kuasa lagi hidup
kasih anak. Mungkin ada bawaan orang yang telah tua yang membosankan
anak, maka janganlah terlanjur dari mulut satu kalimat yang mengandung
rasa bosan atau jengkel memelihara orang tua (Hamka, 1992: 41).
mata. Perumpamaan qiyas yang dipakai para ahli ushul fiqih, yaitu:
Sedangkan mengeluh uffin yang tidak kedengaran saja tidak boleh, apalagi
dalam ayat ditekankan “minar rahmati” karena sayang yang datang dari
anak diwaktu masih kecil, penuh kasih sayang. Yaitu kasih sayang yang
kedua orang tua ialah kewajiban yang kedua setelah beribadah kepada
Allah. Jika usia keduanya (ibu dan bapak), atau salah satu seorang diantara
keduanya bertambah tua, sehingga tidak kuasa lagi hidup sendiri dan sudah
dan berlapang hati dalam memelihara orang tua, serta jangan mengucapkan
kalimat yang mengandung rasa bosan atau jengkel dan jangan membentak,
anak jika merasa telah menjadi orang besar, jadikanlah kecil di hadapan
diwaktu masih kecil, dengan penuh kasih sayang dan tidak mengharapkan
balasan jasa.
seorang anak kepada orang tua sangat banyak, mencakup semua dimensi
dalam tafsir al-Azhar. Tetapi di sini penulis mengambil dua ayat dalam
tafsir al-Azhar yang berkaitan dengan mentaati kedua orang tua, yaitu:
Ankabut/29: 8).
dan ibunya hendaknya bersikap yang baik. Karena kedua orang tua
asal dari kejadian manusia. Dengan perantara keduanya Allah
(Hamka,1982: 152).
152).
lain, mukmin tidak boleh menuruti. Ayah dan ibu wajib dihormati,
tetapi mereka tidak boleh dipatuhi dalam hal yang mengenai akidah.
Jika bertemu hak Allah dengan hak kedua orang tua, yang tidak dapat
152).
seorang anak dilahirkan di dunia. Ayah dan ibu wajib dihormati, tetapi
mereka tidak boleh dipatuhi dalam hal yang mengenai akidah. Jika
bertemu hak Allah dengan hak kedua orang tua, yang tidak dapat
tua kandung yang musyrik akan terpisah dari anaknya yang beriman.
Luqman/31: 15).
1988: 130).
merupakan puncak dari segala ilmu dan hikmah. Pada saat seorang
anak yang setia kepada orang tua akan didesak, dikerasi, kadang-
telah diyakini. Sekarang terjadi orang tua yang wajib dihormati sendiri
130).
130).
susah dipengaruhi oleh orang lain dengan suatu pendirian yang tidak
berdasarkan ilmiah. Jika orang tua yang wajib dihormati sendiri yang
Dalam pergaulan dengan orang lain setiap muslim harus dapat berbudi
pemimpin, seorang muslim hendaknya memiliki budi pekerti yang luhur seperti
bersifat jujur, amanah dan adil terhadap rakyatnya. Adapun pendidikan budi
pekerti terhadap orang lain yang terkandung dalam tafsir al-Azhar meliputi:
a. Kejujuran
Kata jujur atau benar dalam bahasa Arab, disebut sidiq, lawan dari
kidhib yaitu bohong atau dusta. Kejujuran adalah sendi yang terpenting
hancur, karena tidak akan ada rasa saling mempercayai antara satu orang
dengan yang lainnya. Padahal manusia sebagai makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Allah berfirman dalam surat
Taubah/9: 119).
takwa hendaknya ditegakkan terus. Ka‟ab bin Malik dan kedua temannya,
dan mereka kalau bercakap jujur akan dimurkai. Namun mereka tetap tidak
mereka tetap bertahan pada kejujuran. Mereka tetap mengambil pihak dan
memilih hidup bersama dalam golongan orang yang benar dan jujur.
81).
Ka‟ab bin Malik tidak mau memilih pihak dari barisan munafik,
saja yang mereka bangun, apa saja yang mereka tegakkan, namun
sebenarnya hati mereka akan tetap bergoncang dan ragu kepada diri
sendiri. Mereka baru akan hilang goncangan hatinya, kalau hatinya sendiri
jalan yang benar itu berpendirian, meskipun kelihatan pada dhahir oleh
orang lain menderita, asal batin merasa bahagia sebab tetap berdiri pada
yang benar. Yang benar akhirnya akan tegak terus. Maka sampailah dia di
dan kedua temannya, yaitu hendaknya selalu berdiri dipihak yang benar.
itu, harus tetap bertahan pada kejujuran. Allah memerintahkan agar kita
mencontoh Ka‟ab bin Malik dan kedua temannya, yang selalu berdiri
b. Amanah
berhak menerimanya. Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 72, yang
berbunyi:
padahal akhirnya tidak bisa memikul. Maka Tuhan murka jika lebih dahulu
1988: 111).
mereka junjung tinggi tawaran Allah yang telah mereka terima, bahkan
mereka sia-siakan. Mereka menjadi terhitung bodoh karena tidak tahu
harga diri, sampai ada yang suka mempersekutukan Allah dan suka
112).
memangku amanat Allah, padahal ketujuh langit, bumi dan gunung ketika
junjung tinggi tawaran Allah yang telah mereka terima, bahkan mereka sia-
amanat Allah maupun amanat yang telah diberikan rakyat kepada seorang
pemimpin.
c. Pemaaf
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain.
Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa
sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam
bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-„afw yang juga memiliki arti
sebanyak dua kali, akan tetapi penulis mencantumkan salah satu ayat dalam
terdapat dalam akhlak manusia. Setiap manusia walaupun baik hatinya dan
hatinya dan shalih orangnya, namun pada dirinya pasti terdapat kelemahan
d. Dermawan
pun. Allah berfirman di dalam surat Ali Imran ayat 134, yang berbunyi:
Dalam ayat ini diberikan tuntunan terperinci dan lebih jelas yang
mengejar surga yang seluas langit dan bumi, sehingga semua bisa masuk
dan tidak akan ada perebutan tempat. Disebut dengan jelas yaitu dalam
waktu senang dan dalam waktu susah, orang senang berderma dan susah
hanya mengharap belas kasih orang. Meskipun dia tidak mempunyai uang,
namun dia mempunyai ilmu untuk diajarkan atau tenaga untuk diberikan
mempunyai uang untuk membeli apa yang patut dibeli. Yang mempunyai
hutan bersedia kayunya ditebang untuk dijadikan tiang tonggak dan papan,
sedangkan yang ahli pertukangan bersedia bekerja dengan tidak mengharap
upah. Yang lain bergotong royang mengangkut pasir dan batu dari sungai,
kaum ibu memasak nasi dan lauk pauk serta menghantarkan makanan
terperinci dan lebih jelas kepada orang yang suka memberi, suka
menderma untuk mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi, sehingga
semua bisa masuk dan tidak akan ada perebutan tempat. Sehingga orang
e. Rendah hati
Rendah hati berarti tidak sombong atau tidak angkuh. Rendah hati
dirinya dengan orang lain sama, merasa tidak lebih baik, tidak lebih mahir,
tidak lebih pintar, dan tidak juga lebih mulia. Penulis mengambil dua ayat
muka dengan sombong, padahal alam sekitar menjadi saksi bahwa dia
pasti menundukkan diri. Dia ada seperti padi yang telah berisi, sebab
dia tunduk. Dia tunduk kepada Tuhan karena insaf akan kebesaran
Tuhan dan dia rendah hati terhadap sesama manusia, karena dia insaf
bahwa dia tidak akan sanggup hidup sendiri di dunia ini. Apabila
benar. Orang yang seperti itu pandai menahan hati (Hamka, 1992: 41).
bersikap rendah hati, karena manusia tidak akan sanggup hidup sendiri
di dunia ini tanpa adanya orang lain. Apabila ada orang bodoh yang
Bersifat angkuh, karena dia telah lupa bahwa hidup manusia di dunia
air mani yang bergetah. Dan dia akan kembali menjadi tanah, tinggal
68).
“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi”
Ini adalah kata kiasan yang tepat untuk orang yang sombong.
tanah, namun bumi tidak akan luka karena hantaman kakinya (Hamka,
1992: 68).
Ini suatu ungkapan yang tepat untuk orang yang sombong. Dia
Oleh sebab itu seorang mukmin sejati ialah seorang yang tahu diri,
1992: 68).
sombong di dunia ini. Seorang mukmin sejati ialah seorang yang tahu
f. Kemanusiaan
tanpa bantuan dari orang lain. Maka dari itu manusia hendaknya jangan
saling membunuh satu sama lainnya, kecuali membunuh yang dibenarkan
oleh Allah. Allah berfirman dalam surat al-Isra‟ ayat 33, yang berbunyi:
33).
berlaku hukum qishas, yaitu nyawa dengan nyawa atau hukum mati yang
61).
1992: 62).
kematian seseorang dengan aniaya bukanlah perkara kecil. Dan orang yang
mati teraniaya, sedang wali atau keluarganya tidak ada, penguasalah yang
dalam suatu peperangan yang tidak dapat dihindari lagi. Orang yang
g. Toleransi
bermurah hati, yaitu bermurah hati dalam pergaulan. Sikap toleransi harus
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan
Baqarah/2: 256).
“Tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (Hamka,
1986: 22).
akalnya untuk menimbang dan memilih kebenaran itu dan orang juga
yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha Mendengar
sudi membebaskan diri dari yang hanya ikut-ikutan dan pengaruh dari
hawa nafsunya, niscaya dia akan bertemu dengan kebenaran. Apabila inti
kebenaran sudah didapat, niscaya iman kepada Allah akan muncul, dan
kalau iman kepada Allah yang Maha Esa telah muncul, segala pengaruh
dari yang lain akan hilang. Tetapi suasana yang seperti ini tidak bisa
dengan paksaan, pasti muncul dari keinsafan sendiri (Hamka, 1986: 22).
Islam. Oleh sebab itu jika semangat beragama telah mundur pada kaum
muslimin sendiri, padahal ayat ini ada, maka akan mudah benteng-benteng
memaksakan agama kepada orang lain, padahal orang lain dengan segala
daya dan upaya memaksa mereka meninggalkan Islam (Hamka, 1986: 25).
kekuatan batin yang dapat mengendalikan diri ketika marah atau ketika
syahwat naik. Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 90, yang berbunyi:
sepanjang waktu sebagai wujud dari ta‟at kepada Tuhan. Pertama jalan
adil, yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah, dan
dan jangan berbuat zalim. Lawan dari adil adalah zalim, yaitu memungkiri
masyarakat, maka pergaulan akan aman sentosa, muncul amanat dan saling
berbuat yang lebih baik daripada yang sudah dilakukan, sehingga semakin
lama tingkat iman semakin naik. Maksud ihsan yang kedua adalah kepada
memberi upah yang sesuai pekerjaannya, itu adalah sikap adil. Tetapi jika
dilebihi upahnya, maka pemberian yang berlebih itu dinamai ihsan. Sebab
itu ihsan adalah latihan budi yang lebih tinggi tingkatnya daripada adil
lanjutan dari ihsan. Karena kadang orang yang berasal dari satu ayah atau
ibu berbeda nasibnya, ada yang kaya dan ada yang kekurangan rizkinya.
dari ta‟at kepada Tuhan, yaitu adil, ihsan dan memberi kepada keluarga
terdekat. Adil yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah,
dan membenarkan mana yang benar. Ihsan yaitu berbuat lebih tinggi dari
sumbangan keilmuan yang dapat dijadikan rujukan dan pertimbangan oleh para
pakar pendidikan saat ini. Pada kenyataannya pemikiran Hamka terdahulu telah
mencakup aspek budi pekerti yang saat ini sedang mengalami kemerosotan yang
sedang diresahkan semua warga negara Indonesia terutama dalam dunia pendidikan
di Indonesia.
keseimbangan antara soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
tidak hanya dapat mencapai aspek kognitif saja yaitu hanya mengerti, tetapi juga
tanpa ketiga aspek di atas, maka pendidikan budi pekerti tidak akan efektif, dan
pelaksanaannya harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Maka dari itu
pendidikan budi pekerti harus didukung dengan ketiga aspek di atas, supaya
pendidikan budi pekerti tidak hanya sekedar pengetahuan bagi peserta didik
kehidupan sehari-hari. Pendidikan budi pekerti juga harus dikembangkan oleh guru
atau dosen, agar para pelajar dan mahasiswa dapat berperilaku atau berkarakter yang
baik sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia, dan supaya menjadi insan kamil.
Merujuk pada buku Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Samani dan
Hariyanto (2013: 52) menyatakan, bahwa Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
pekerti dengan nilai-nilai pendidikan karakter atau budi pekerti pada pendidikan
1. Nilai religius berupa nilai ketakwaan, nilai keimanan, nilai tawakkal, nilai
2. Nilai jujur.
3. Nilai toleransi.
4. Nilai peduli sosial berupa nilai amanah, nilai pemaaf, nilai dermawan, nilai
Hamka yang tidak tercantum dalam 18 identifikasi nilai karakter atau budi
a. Pendidikan budi pekerti terhadap diri sendiri, terdiri dari nilai-nilai; (1)
b. Pendidikan budi pekerti terhadap kedua orang tua, terdiri dari nilai-nilai; (1)
birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua), (2) mentaati kedua
yang tidak tercantum dalam 18 identifikasi nilai karakter atau budi pekerti
dalam pendidikan saat ini sebagai tambahan materi mengajar guru pada
seluruh mata pelajaran terlebih pada mata pelajaran agama Islam dan
pendidikan kewarganegaraan, mengingat terjadinya kemerosotan budi
pekerti bangsa Indonesia saat ini. Dalam proses belajar mengajar saat ini
materi pembelajaran, agar dalam jiwa dan fikiran peserta didik tertanam
nilai keagamaan. Maka dari itu tafsir al-Azhar merupakan wacana yang
keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari orang
tuanya dan dari anggota keluarga yang lain (Hasbullah, 2009: 38).
pendidikan sekolah.
tafsir al-Azhar adalah dengan cara guru memberikan teladan yang baik
dengan orang yang berbudi maka dia akan menjadi seorang yang
berbudi luhur, dan sebaliknya jika bergaul dengan orang yang buruk
buruk budinya.
kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar), seperti yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis sebagaimana dalam bab-
pendidikan budi pekerti yaitu (a) nilai pendidikan budi pekerti terhadap Allah berupa
ketakwaan, keimanan, tawakkal, syukur, taubat, sabar, dan istiqamah, (b) nilai
pendidikan budi pekerti terhadap diri sendiri berupa tanggung jawab, iffah, dan
pengendalian diri, (c) nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang tua berupa birrul
walidain, dan mentaati kedua orang tua dalam kebaikan, (d) nilai pendidikan budi
pekerti terhadap orang lain berupa kejujuran, amanah, pemaaf, dermawan, rendah
pekerti dengan pendidikan saat ini adalah sama-sama terdapat nilai pendidikan
religius, nilai pendidikan kejujuran, nilai pendidikan toleransi, nilai pendidikan peduli
sosial, dan nilai pendidikan tanggunng jawab, sehingga pemikiran Hamka tentang
nilai-nilai pendidikan budi pekerti sangat tepat jika diajarkan pada pendidikan saat
ini.
kalau dispesifikkan yang dimaksud nilai pendidikan budi pekerti terhadap Allah tidak
lain adalah penanaman nilai pendidikan akidah, nilai pendidikan budi pekerti
terhadap diri sendiri tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan tasawuf, nilai
pendidikan budi pekerti terhadap orang tua tidak lain adalah penanaman nilai
pendidikan birrul walidain, dan nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang lain
B. Saran
Berdasarkan temuan yang peneliti uraikan dalam skripsi ini, maka peneliti
pendidikan budi pekerti. Banyak hal yang harus diteliti lagi, misalnya terkait
dengan kehidupan saat ini. Untuk memperdalam masalah tersebut, maka penulis
2. Bagi pendidik, akan lebih baik jika dapat mengembangkan dan menggunakan
strategi, metode, serta evaluasi yang tepat dalam pembelajaran, sehingga nilai-
nilai pendidikan budi pekerti dapat diaplikasikan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ghofur, Saiful Amin. 2008. Profil Para Mufasir al-Quran. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Hakim, Ahmad dan M. Thalhah. 2005. Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik
Hamka. Yogyakarta: UII Press.
Kholis, Nur. 2003. Studi Komparasi Antara Konsep Hamka Dengan Abdullah
Nasih Ulwan Tentang Pendidikan Akhlak. Salatiga: STAIN Salatiga.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemah Bahasa
Indonesia. Kudus: Menara Kudus.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia
cetakan ke 2: Balai Pustaka.
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah, diakses 24
Maret 2014.
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-kita/, diakses
24 April 2014.
http://hajibuyahamka.blogspot.com/2009/07/mengenang-28-tahun-wafatnya-
buya-hamka.html, diakses 17 Mei 2014.
http://ulama-minang.blogspot.com/2011/10/hamka-dan-islam-dalam-konteks-
sosio.html, diakses 19 Agustus 2014.