Anda di halaman 1dari 6

Nama: Muhamad Badru Zaman

kelas : VI C
Dosen Penggampu : Dr. Daris Tamin, M.pd

1. KEWAJIBAN DAKWAH

(‫فمجن فدلَل فعفلىَ فخجيرر ففلفهل همجثلل أفججرر ففاَهعلههه )رواه مسلم‬
“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang
yang melaksanakannya”
(‫ِ) وراه صحيح مسلم‬.‫ف ا ج هليِإْفماَهن‬ ‫ك أف ج‬
‫ضفع ل‬ ‫فمجن فرفأىَ همجنلكجم لمجنفكررا ففجليلفغييجرهل بهيفهدهه ففإ هجن لفجم يِإْفجستفهطجع ففبهلهفساَنههه ففإ هجن لفجم يِإْفجستفهطجع ففبهقفجلبههه فوفذله ف‬
Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan
tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah
dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman”
2. perilaku dan karakter manusia.
Akhlak merupakan perilaku manusia yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hariِ. Akhlak
dibagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah yang artinya perilaku baik dan akhlak
mazmumah yang artinya perilaku burukِ. Secara kodrat setiap manusia memiliki kedua
akhlak iniِ. Hanya saja ada sebagian orang menekan dengan kuat perilaku buruk sehingga
hilang dan hanya perilaku baik saja yang dia tampilkanِ. Namun ada juga orang yang
sebaliknya, mereka menekan kebaikan dalam dirinya hingga hilang dan yang mereka
tampilkan adalah perilaku burukِ.Kata seorang ahli psikologi bahwa membentuk seorang
manusia agar menjadi baik itu sudah seharusnya dialakukan sejak dini, bahkan sejak dia
masih berada di alam rahim ibunyaِ. Karena ketika sudah dewasa maka sudah sulit untuk
membentuknyaِ. Ibaratnya seperti pohon, "jika pohon masih kecil mudah untuk diluruskan
jika bengkok, namun jika pohon bengkok sudah besar maka sulit untuk diluruskan, bisa jadi
pohon itu akan patahِ."Untuk itu di dalam al-Quran ada banyak ayat-ayat yang menjelakan
tentang akhlak baik itu akhlak yang baik maupun akhlak yang burukِ. Berikut ayat-ayat al-
Quran tentang Akhlak (perilaku) manusia
Surat Al-Baqarah Ayat 263

‫صفدقفةة يِإْفتتبفلعفهاَ أفذذىىَ فوٱَلَلل فغنهيي فحهليمم‬


‫ف فوفمتغفهفرةة فختيمر يمن ف‬
‫قفتومل لَمتعلرو م‬
Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun (Q.S
Al-Baqarah: 263)
Dalam berinterkasi dengan orang lain, umat Islam diperinyahkan untuk bertutur kata
yang baik, sehingga akan meninggalkan kesan yang baikِ. Dalam bermasyarakat jika ada orang
yang bersalah kepada kita maka kita diperintahkan memberi maaf kepadanyaِ.
Surat Al Qalam Ayat 1-4

٤ ‫ق فعهظيةم‬ ‫ فوإهنلَ ف‬٣ ‫ك فلفتجررا فغتيفر فمتملنوةن‬


‫ك لففعلفىىَ لخلل ر‬ ‫ فوإهلَن لف ف‬٢ ‫ك بهفمتجلنوةن‬ ‫ فماَ فأن ف‬١ ‫ننن فوٱَتلقفلفهم فوفماَ يِإْفتسطللروفن‬
‫ت بهنهتعفمهة فربي ف‬
Artinya: 1ِ. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis 2. berkat nikmat Tuhanmu kamu
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila 3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala
yang besar yang tidak putus-putusnya 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung (Qِ.Sِ. Al Qalam: 4)
Nabi Muhammad sawِ. merupakan sosok yang memiliki budi pekerti yang tinggiِ. Beliau
adalah al-Quran yang berjalan, semua sifat dan perilakunya menunjukkan beilau manusia yang
memiliki ketaatan yang tinggiِ. Bahkan sebelum menjadi nabi, beliau sudah mendapat gelar
sebagai al-amin yang artinya orang yang dipercayaِ. Rasulullah juga diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusiaِ.Surat Al-Maidah Ayat 8

‫ن‬
‫ب هللتلَتقللفو ىىىَ فوٱَتلَقلللوجا ٱَ نلَلفلل إهلَن‬
‫ىيِإْنفأ فيَيِإْفهاَ ٱَللَهذيِإْفن فءافملنوجا لكولنوجا قفىلَوهميفن هلَله لشهففداَفء هبٱِتلقهتس هىط فوفل يِإْفتجهرفمنلَلك تم فشن‍فاَلن قفتورم فعلف ى نىَ أفلَل تفتعهدللوجا ٱَتعهدللوجا هلفو أفتقللفر ل‬
‫ٱَلَلف فخهبيرلر بهفماَ تفتعفمللوفن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adilِ. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adilِ. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwaِ. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Qِ.Sِ. Al-Maidah: 8)Dalam ayat ini Allah menyeru
kepada umat Islam untuk selalu menegakkan kebenaran di atas muka bumi, selain itu harus
bersaksi dengan saksi kesaksian yang adilِ. Kemudian dalam hal adil harus kepada seluruh umat
manusia tanpa memandang latar belakang sosial, agama, pendidikan, dan sebagainyaِ. Berbuat
adil akan mendekatkan diri manusia kepada Allah, karena salah satu sifat Allah itu adalah adilِ.
3. Senyum itu secara dakwah indah dan memperindah wajah,
karena wajah yang tersenyum mencerminkan perasaan yang tenangِ. Senyum itu ibadah
yang paling mudah dilakukan untuk berdakwah kepada ja’maah, tetapi mampu
menyempurnakan kemuliaan akhlakِ. Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan
jiwa, anugerah yang bisa menenangkan perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati
yang gelisahِ. Senyuman merupakan kosmetika wajah yang paling tulus dan berharga,
tidak perlu dibeli dan bisa dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat
penuaan dini secara alamiِ. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain,
sedekah termurah yang penuh berkahِ. Menumbuhkan semangat dan memancarkan
ketulusan hatiِ. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan doaِ.
Bismillahِ.Mengapa kita harus tersenyum?Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati
yang lebih berharga dari sebuah hadiahِ. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi
diri sendiri dan orang lainِ. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar,
bukan senyum yang dibuat-buatِ. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan
hati dan keikhlasan jiwaِ. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan
cintaِ. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara
maksimalِ. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mataِ. Riasan wajah yang
mahal dan apik tampak biasa tanpa senyumanِ. Senyuman bisa mengubah penderitaan
menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang
lainِ.Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-
Baihaqiِ.”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqohِ.”Artinya, “Tersenyum ketika bertemu
dengan saudara kalian adalah termasuk ibadahِ.”Hadits ini mengajarkan kita betapa hal
kecil yang sering kita nggap sepele dan kita abaikan ternyata memiliki nilai yang berharga
dalam pandangan agamaِ.Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah
SAW bersabda:”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir,
tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari
jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekahِ.”Hadits ini
memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara
sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi
jika kita memang tidak punya apa-apaِ. Karena membuat gerakan ekspresif dengan
menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekahِ.
Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah duniaِ. Mengapa demikian?
Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang
turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam
membina keharmonisan rumah tangganyaِ. Suatu hari, seorang Badui Arab meminta
sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan
tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAWِ. Orang ini berpikir,
bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebuِ. Namun, yang terjadi
adalah sebaliknyaِ. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas
perlakuannya yang sangat kasar, tatapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas
kepadanyaِ. Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini
menikmati indahnya Islamِ. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu
mengubah keyakinan seseorangِ. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam
berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan
Persiaِ.Senyum Rasulullah SAW juga selalu teraplikasi dalam pergaulannyaِ. Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu
Rasulullah SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliauِ. Ia berkata, ”Aku bertanya
kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap
orang-orang yang bergaul dengan beliauِ. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa
Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang
yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan
yang tidak disukainyaِ. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja
yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…ِ.ِ.” (Riwayat At-
Tirmidzi)Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang
penuh canda dan senyum dalam kehidupan rumah tangganyaِ.Aisyah Radliyallahu’anha
mengungkapkan, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-
istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang
dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpulِ.” (Hadits Riwayat Ibnu Asakirِ.
4. reud menyatakan bahwa mimpi adalah sebuah saluran pengaman bagi emosi manusia,
dimana emosi atau perasaan-perasaan yang ditekan selama terjaga dapat dikeluarkan
secara sehat lewat mimpiِ. Mimpi yang oleh banyak peneliti disebut sebagai sleep
mentation, mempunyai hubungan erat dengan emosiِ. Dikatakan bahwa kualitas mimpi
dipengaruhi oleh keadaan emosi sebelum tidurِ. Seseorang yang sedang cemas, sering kali
mengalami mimpi yang menyeramkan hingga mengganggu proses tidurِ. Mimpi Freud
menjelaskan proses bermimpi dan ia mengatakan bahwa proses memiliki empat unsur,
yang adalah sebagai berikut:
Kondensasi: Banyak ide-ide dan materi datang dalam satu mimpi dan sebagai akibatnya
mereka bisa diringkas menjadi satu gambarِ.
Perpindahan: Di sini mimpi tidak lagi memiliki kemiripan dengan pusat pikiran mimpi,
dan mimpi hanya memproduksi bentuk terdistorsi dari harapan mimpiِ.
Simbolisasi: Di sini ide-ide direpresi dalam mimpi yang disensor dan mewakili sebagai
objek yang melambangkan pikiran bawah sadar dari mimpiِ.
Contoh : kotak, lemari,oven, laci dan barang-barang container mewakili rahimSekunder
Revision: Ini adalah tahap terakhir dari proses bermimpi dan semua aneh aneh dan
peristiwa-peristiwa dalam mimpi yang tersusun kembali sehingga mereka tampak masuk
akal dan dengan demikian memberikan arti mimpi terbukaِ.
Lalu terdapat hakikat dari mimpi, ialah sebentuk pemenuhan keinginan terlarang semata,
yang dikatakan oleh Freud (dalam Calvin Sِ. Hal&Gardner Lindzacy 1998) dengan mimpi
seseorang secara tidak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan
dengan menciptakan gambaran mengenai tujuan yang diinginkan, karena di alam nyata
sulit untuk bisa mengungkapkan kekesalanm keresahan, kemarahan, dendam dan
sejenisnya terhadap objek-objek yang menjadi sumber rasa marah, maka muncullah dalam
bentuk mimpiِ.
Kemudian melalui penjelasan secara teori di atas dengan adanya analisis mimpi atau tafsir
mimpi, Freud pun menjalankan metode tafsir mimpi melalui psikoanalisisnyaِ. Melalui
cerita – cerita mimpi dari pasiennya dengan segala gagasan dan gangguan yang
disampaikan cerita ini bisa didaptkan melalui analisis asosiasi bebasِ.
5. Semua ayat Al-Qur`an adalah obat yang bisa menyembuhkanِ. Namun, ada beberapa ayat
atau surat dari Al-Qur`an yang lebih dikhususkan karena memiliki keutamaan sebagai pbat
penyembuh, misalnya surat Al-fatihahِ. Allah berfirman
‫فونلنفﻻﺰلل همفن اجلقلجراَهن فماَ هلفو هشففاَةﺀ فوفرجحفمةة لﻻجللمجﺆهمهنيفن فولف يِإْفهﺰيِإْلد ال ﻻ‬
‫ظاَلههميفن إفلﻻ فخفساَرار‬
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian” (QSِ. Al-Israa’: 82)ِ.
yaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini
adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwaِ. Beliau berkata
َ‫ فكفما‬، ‫ فوفكجونفهل هشففاَرﺀ لهجﻠفججفساَهم إهفذا لرقهفي فعلفجيفهاَ بههه‬، ‫ك‬‫ﻕ فوفغجيهر فذله ف‬ ‫ك فوالنيففاَ ه‬ ‫ﺐ همجن أفجمفرا ه‬
‫ضهه ; فكاَللَﺸ ي‬ ‫م هلفو هشففاَةﺀ يِإْفجﺸفملل فكجونفهل هشففاَرﺀ لهجلقفجل ه‬
‫ج‬ ‫ة‬
‫صهحيفحة فمﺸلهوفرةة‬ ‫ج‬ َ‫ل‬ َ‫ل‬
‫ فوههفي ف‬، ‫ﺼة الهذﻱِ فرفقىَ اللَرلجفل اللهديِإْفﻎ هباَلففاَتهفحهة‬ ‫ل‬ َ‫تفلديَل لفهل قه ل‬
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan
perkara lainnyaِ. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang
sakitِ. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan
membacakan Al-Fatihahِ. Ini adalah kisah yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul
Bayan)ِ.Kisah Pengobatan Penyakit Jasmani Menggunakan Al Qur’an
Berikut kisah pengobatan penyakit fisik/jasmani dengan menggunakan Al-Fatihahِ. Kisah
ini berasal dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri yang sedang mengobati dengan membacakan
bacaan ruqyah kepada orang yang hampir lumpuh karena terkena sengatan kalajengkingِ.
Beliau menggunakan Al-Fatihah sebagai bacaan ruqyah dan ternyata atas izin Allah hal
tersebut berhasil menyembuhkannyaِ.
Berikut kisahnya dalam hadits,
6. Makhluk gaib, yang disebut juga Makhluk halus, Makhluk yang tak kasat mata, atau
Makhluk astral adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makhluk hidup yang
eksistensinya tidak dapat dijangkau oleh panca indra Manusiaِ. Kata makhluk berasal dari
kata bahasa Arab yang berarti "yang diciptakan" dan "Ghaib" yang artinya "tidak tampak"ِ.
Sehingga ghaib disini maksudnya adalah apabila dilihat dari sudut pandang (indra)
Manusia terhadap makhluk-mDi dalam akidah Islam istilah ghaib mencakup banyak hal
seperti kematian, rejeki, jodoh, ruh manusia, hari kiamat, Surga, dllِ. Beriman kepada yang
ghaib adalah salah satu ciri muslim yang bertakwaِ. Termasuk kedalam hal ghaib adalah
makhluk (ciptaan) yang tidak dapat dijangkau indra manusia seperti dari bangsa Malaikat
dan Jinِ.
Di dalam keyakinan Islam dinyatakan keberadaan makhluk-makhluk ghaib tersebut,
bahkan sebelum manusia pertama diciptakan, makhluk dari kalangan jin telah terlebih
dahulu menghuni bumiِ. Akan tetapi dikarenakan perbuatannya yang merusak, sebagian
besar dari golongan Jin tersebut dihancurkan oleh para Malaikat bersama Iblis (yang
sebenarnya juga dari golongan Jinِ.Kemudian Allah menciptakan manusia untuk menjadi
khalifah di bumi, yang dikemudian waktu Manusia dan Jin hidup berdampingan di bumi
bersama hewan, tumbuhan, dan bendaِ.
khluk tersebutِ.
Menurut Soerjono Soekanto ada empat bentuk interaksi sosial, yaitu kerja sama
(cooperatin), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan
akomodasi atau penyesuaian diri (accomodation), untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut :

7. Interaksi adalah suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku
seseorang diubah oleh tingkah laku yang laindapat timbul berbagai dampak dari interaksi
timbal-balik antara satu dan yang lainnya, baik dampak positif maupun negatif adapun
kaitannya dengan para pegiat dakwahِ. Adapun factor dasar interaksi yaitu factor imitasi,
factor sugesti, factor identifikasi, dan factor simpati dimana seorang da’I harus mampu
menguasai berbagai faktor interaksi sosial itu salah satunya menumbuhkan rasa simpati
pada mad’uِ. dan adapun juga bentu-bentuk interaksi yang meliputi kerja sama
(cooperatin), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan
akomodasi atau penyesuaian diri (accomodation)ِ.
Dalam kegiatan dakwah selalu terjadi proses interaksi sosial, yaitu hubungan antara Da’i dan
Mad’uِ. Interaksi sosial dalam proses dakwah ini ditujukan untuk mempengaruhi mad’u yang
akan membawa perubahan sikap prilaku seperti mempererat tali perasaudaraan dengan
silaturahmi dan meneladani kepribadaian yang baik dari sang Da’iِ. Dengan demikian tujuan
dakwah yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhiratِ.
8. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari segi sarana
dan prasarana dalam hal ini adalah media dakwah, karena dakwah
merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau
semua segi kehidupan manusia, maka dalam penyampaiannya
pun harus dapat menyentuh semua lapisan masyarakatِ.
Para kader dakwah harus memiliki karakter yang kuat
agar bisa mensikapi berbagai tantangan tersebut dengan tegarِ.
Kegiatan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efisien
harus menggunakan cara strategis dalam menyampaikan ajaranajaran
Allah SWTِ. Salah satu aspek yang bisa ditinjau adalah dari
segi sarana dan prasarana yakni media dakwah, karena dakwah
merupakan kegiatan yang bersifat universal yang menjangkau
semua segi kehidupan manusia, maka dalam penyampaiannya
pun harus dapat menyentuh semua lapisanِ. Yang terpenting disini
adalah bagaimana tantangan dakwah dan problematika tersebut

Anda mungkin juga menyukai