Anda di halaman 1dari 6

KOMPOSISI KIMIA MEBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMEABILITAS

Hafizah Zakiyah
1710421024
1B
Zakiah.hafizah@gmail.com

ABSTRAK
Komposisi Kimia Membran Sel dan Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas. Praktikum
dilaksanakan pada hari Jum’at, 14 September 2018, di Laboratorium Teaching IV, Universitas
Andalas, Padang. Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk Melihat pengaruh berbagai
perlakuan fisik dan kimia terhadap permeabilitas membran. Metoda yang digunakan pada
praktikum ini adalah metoda eksperimen dan pengamatan langsung. Hasil yang didapatkan
adalah membran sel akan mengalami kerusakan jika diberikan perlakuan suhu yang ekstrim.
Pengaruh permeabilitas membran berbeda-beda untuk setiap perlakuan panas, perlakuan dingin,
dan perlakuan dengan senyawa kimia ditunjukan dengan perbedaan nilai absorban masing-
masing perlakuan. Semakin banyak ikatan rantai karbon semakin rendah nilai absorbansinya.
Kata kunci: Komposisi, Membran, Permeabilitas, Sel, Solanum tuberosum.

PENDAHULUAN
Sel adalah unit terkecil, Organel-organel sel seperti nukleus,
fungsional, struktural, hereditas, kloroplas, mitokondria, dan retikulum
produksi, dan kehidupan yang terdiri endoplasma juga diselubungi membran.
atas tiga komponen utama yaitu Berdasarkan komposisi kimianya
membran, sitoplasma, dan inti sel. Sel membran dan pemeabilitasnya terhadap
dibagi menjadi dua macam, yaitu sel solut maka dapat disimpulkan bahwa
prokariotik dan sel eukariotik. Semua membran sel terdiri atas lipid dan protein.
sel eukariotik memiliki sistem membran Membran memiliki lapisan ganda dan
yang kompleks yang banyak berperan molekul-molekul fosfolipid yang letaknya
untuk kelangsungan hidup dan aktifitas teratur sedemikian rupa sehingga ujung
sel tersebut. Membran atau plasmalema karbon yang hidropobik terbungkus
menyelubungi sel dengan fungsi sedemikian rupa di dalam sebuah
mengatur keluar masuknya zat lapisan amorf dalam senyawa lipid.
menyampaikan atau menerima Komponen protein membran
rangsang, dan memiliki struktur yang digambarkan sebagai suatu selaput
terdiri atas dua lipoprotein yang diantara yang menutupi kedua belah permukaan
molekulnya terdapat pori. (Yatim, 1987) dan lapisa biomolekul posfolipid.
Peranan membran dalam (Prawiranata, 1981)
aktivitas seluler yaitu mengatur keluar Membran plasma merupakan
masuknya bahan antara sel dengan batas kehidupan, batas yang
lingkungannya, antara sel dengan memisahkan sel hidup dari sekelilingnya
organel-organelnya. Selain itu membran yang mati. Berdasarkan dari komposisi
juga berperan dalam metabolisme sel. kimia membran dan pemeabilitasnya
terhadap solut maka dapat disimpulkan komponen dalam sel yang larut dalam
bahwa membran sel terdiri atas lipid dan air. Namun, sel juga memerlukan bahan-
protein. Tiga macam lipida polar yang bahan nutrisi dan membuang limbahnya
utama adalah fosfolipida, glukolipida dan ke luar sel. Untuk memenuhi kebutuhan
sedikit sulfolipida. Pada lipida polar, ini, sel harus mengembangkan suatu
asam lemak yang hidrofobik berorientasi sistem/mekanisme khusus untuk
ke bagian dalam membran. Variasi transpor melintasi membran sel. Namun,
antara panjang dan tingkat sel juga memerlukan bahan-bahan
ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap) nutrisi dan membuang limbahnya ke
dari rantai asam lemak berpengaruh luar sel. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
terhadap titik cair. Membran sel terdiri sel harus mengembangkan suatu
atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian sistem/mekanisme khusus untuk
ekor dengan asam lemak yang bersifat transpor melintasi membran sel.
hidrofobik (non polar), kedua lapis (Subowo, 1995).
molekul tersebut saling berorientasi Membran sangat beragam, tapi
kedalam, sedangkan bagian kepala osmosis terjadi tanpa menghiraukan
bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke bagaimana fungsi membran, sepanjang
lingkungan yang berair. Pada membran pergerakan pergerakan linarut lebih
terdapat lapisan ganda dan molekul- dibatasi dibandingkan dengan
molekul posfolipid yang letaknya teratur pergerakan air. Membran berupa satu
sedemikian rupa sehingga ujung karbon lapis bahan yang lebih mampu
yang hidropobik terbungkus sedemikian melarutkanpelarut daripada partikel lina
rupa di dalam sebuah lapisan amorf rut, sehingga melewatkan lebih banyak
dalam senyawa lipid. (Prawiranata, molekul pelarut daripada partikel linarut.
1981). Selapis udara diantara dua larutan air
Membran plasma memiliki merupakan pembatas yang menahan
permeabilitas selektif, yakni membran ini sama sekalim perpindahan linarut yang
memungkinkan beberapa substansi tidak menguap, yang ketiga berupa
dapat melintasinya dengannya lebih saringan (tapis) dengan sejumlah lubang
mudah dari pada substansi yang lainnya. berukuran tertentu sehingga molekul air
Kemampuan sel untuk membedakan dapat melaluinya, tapi partikel linarut
pertukaran kimiawinya ini dengan yang lebih besar tidak. (Salisbury dan
lingkungannya merupakan hal Ross, 1995).
yang mendasar bagi kehidupan, dan Perbedaan permeabilitas sangat
membran plasma inilah yang membuat bergantung pada besar kecilnya molekul
keselektifan ini bisa terjadi. (Campbell, yang lewat dan ditentukan dengan
dkk, 2002). Adanya sifat hidrofobik di besarnya pori-pori membran. Tapi pada
bagian tengah lapisan lipid membran membran plasma sel hidup besarnya
plasma menyebabkan membran molekul tidak berpengaruh, hal ini
tersebut tidak mudah ditembus oleh disebabkan adanya kaitan antara
molekul polar, sehingga membran sel kelarutan zat dalam salah satu
mencegah keluarnya komponen- komponen membran (Tomi, 2009).
Selain itu, permeabilitas membran sel
dipengaruhi oleh ukuran solut, kelarutan
Cara Kerja
lemak, derajat ionisasi, pH, dan
temperatur. Ukuran solut yang
a. Perlakuan panas
cenderung semakin besar, serta derajat
ionisasi yang semakin tinggi Disiapkan penangas air dengan mengisi
menyebabkan kemampuan 2/3 bagian dari gelas piala yang
permeabilitas membran cenderung berukuran 1000 ml dengan air, dan di
menurun, sedangkan pengaruh panaskan di atas api atau hot plate.
temperature dan pH yang tinggi Dengan pinset atau jarum panjang, di
masukkan potongan umbi kentang ke
membuat membran sel menjadi lebih
dalam gelas piala yang telah
mudah mengalami denaturasi (Puspa,
dipanaskan sampai suhu 70℃
2011).
(diletakkan termometer dalam gelas
Adapun tujuan dari praktikum
piala) selama 1 menit. Kemudian di
yaitu, untuk melihat pengaruh berbagai pindahkan potongan umbi kentang
perlakuan fisik dan kimia terhadap dari gelas piala ke dalam suatu
permeabilitas membran jaringan. tabung reaksi yang berisi 15 ml air pada
suhu kamar. Dibiarkan air dalam gelas
METODA PRAKTIKUM
piala berangsur-angsur menjadi dingin,
Waktu dan Tempat lalu dimasukkan potongan umbi kentang
masing-masing sepotong pada suhu
Praktikum Komposisi Kimia 65℃, 60℃, 50℃, dan 45℃ selama 1
Membran Sel dan Faktor yang menit.
Mempengaruhi Permeabilitas ini Dipindahkan potongan-potongan
dilaksanakan pada Jum’at, 14 umbi kentang yang direndam dalam air
September 2018 di Laboratorium panas kedalam tabung reaksi yang
Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas
berisi air destilata pada suhu kamar.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sebagai kontrol, diletakkan satu potong
Universitas Andalas, Padang. umbi kentang kedalam tabung berisi 15
Alat dan Bahan ml air destilata. Setelah diinkubasi
selama 1 jam , dikocok tabung reaksi
Alat yang digunakan dalam dan dituangkan rendaman tadi ke dalam
percobaan ini adalah gelas piala 1000 ml, kuvet dan diukur absorbannya pada
bor, spektrofotometer, kuvet, panjang gelombang 525 nm pada
termometer, freezer, tabung reaksi, dan spektrofotometer. Dilakukan kembali
pisau silet. untuk masing-masing air rendaman (7
Bahan yang digunakan dalam perlakuan panas). Apabila larutan
percobaan ini adalah Solanum setelah perendaman 1 jam terlalu
tuberosum, air destilata, metanol, pekat (konsentrasi pigmen tinggi), di
aseton dan tertiary butyl alcohol. encerkan semua sampel dengan air
destilata (1 : 1) dan di ulangi lagi
pengukuran.
b. Perlakuan dingin
Potongan umbi pada permulaan didinginkan dalam tabung reaksi dengan
percobaan dimasukkan ke dalam freezer 15 ml air. Setelah diinkubasi selama 1
sehingga beku. Umbi yang sudah jam, di ukur jumlah pigmen relatif di
membeku kemudian dicuci dengan dalam suatu larutan perendam dengan
cepat dengan air kran dan masukkan spektrofotometer. Apabila pada bagian
ke dalam tabung reaksi yang berisi 15 ml A dilakukan pengenceran, maka ada
air. Sebagai kontrol, diletakkan satu bagian B juga dilakukan pengenceran.
potongan umbi kentang yang tidak

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari praktikum Komposisi Kimia Membran Sel dan Faktor yang Mempengaruhi Permeabilitas
yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengaruh Suhu terhadap Permeabilitas Membran Sel
No. Suhu Kentang Wortel Ubi Bengkuang
1. 40℃ 0,01 0,002 0,019 0,016
2. 55℃ 0,02 0,009 0,01 0,01
3. 70℃ 0,001 0,001 0,018 0,001
4. 85℃ 0 0,001 0,001 0,001
5. Suhu dingin 0,05 0,01 0,011 0,05
2℃
6. Suhu Kamar 0,025 0 0,1 0,03

Dari pengamatan yang dilakukan, semakin besar. Karena semakin tinggi


dapat dilihat bahwasanya nilai absorban suhu, menyebabkan membran semakin
terbesar pada kentang didapat pada rusak akibatnya semakin banyak pula isi
suhu 85℃ yaitu, sedangkan pada wortel, sel yang keluar. Seperti diketahui bahwa
ubi dan bengkuang nilai absorban komponen membran tersusun atas lipid
terbesar terdapat pada suhu kamar. dan protein. Jika suhunya terlalu tinggi,
Menurut Dwijoseputro (1994), protein akan mengalami denaturasi
perbedaan permeabilitas sangat kemudian meyebabkan isi di dalam sel
bergantung pada besar kecilnya molekul ke luar karena protein penyusun
yang lewat dan ditentukan dengan membran selnya rusak.
besarnya pori-pori membran. Tapi pada Akan tetapi pada percobaan
membran plasma sel hidup besarnya didapatkan hasil yang tidak sesuai
molekul tidak berpengaruh, hal ini dengan literatur. Kesalahan dalam
disebabkan adanya kaitan antara percobaan ini disebabkan oleh beberapa
kelarutan zat dalam salah satu hal antara lain jaringan yang dipotong
komponen membran. tidak sama besar. Kemudian pada waktu
Pada perlakuan panas, pemanasan, waktu yang digunakan
seharusnya semakin tinggi suhu yang tidak efisien karena setiap kelompok
diberikan maka nilai absorban akan menggunakan penangas air yang
sama. Jadi saat pengambilan jaringan karena protein penyusun membran sel
tidak tepat waktunya 1 menit, rusak. Percobaan yang di dapat, sesuai
kebanyakan sudah lewat dari waktu dengan literatur. Perbedaan
semestinya karena praktikan harus antri. permeabilitas bergantung pada besar
Menurut Bonner (1961), kecilnya molekul yang melewati dan
perbedaan permeabilitas sangat ditentukan dengan besarnya pori-pori
bergantung pada besar kecilnya molekul membran. Denaturasi diartikan suatu
yang lewat dan ditentukan oleh besar- perubahan atau modifikasi terhadap
kecilnya pori-pori membran. Tapi pada susunan ruang atau rantai polipeptida.
membran plasma sel hidup, besarnya Denaturasi protein dapat terjadi
molekul tidak berpengaruh, hal ini dikarenakan pengaruh panas, pH,
disebabkan oleh adanya kaitan antara bahan kimia, mekanik. Hal ini pun
kelarutan zat dalam salah satu dikarenakan pecahnya ikatan hidrogen,
komponen membran. interaksi hidrofobik, ikatan garam dan
Menurut Yatim (2000) terbukanya lipatan molekul ( Niemietz
Pembekuan telah menyebabkan 2006).
permeabilitas membran sel tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Karena air yang berada di sekeliling bit
gula yg telah dibekukan berubah Kesimpulan
menjadi kristal-kristal tajam dan kristal-
kristal tersebut mengoyak dinding Dari hasil percobaan yang didapatkan,
membran sel sehingga menyebabkan dapat disimpulkan bahwa :
pigmen dan isi sel lainnya keluar. 1. Membran sel akan mengalami
Akibat perlakuan beku terhadap kerusakan jika diberikan
permeabilitas membran, di dapat nilai perlakuan suhu yang ekstrim.
absorbans 0,05 pada kentang dan Semakin tinggi suhu yang
bengkuang. Hal ini berarti ketika bit gula diberikan, maka kerusakan pada
pada suhu -2°C, membran mengalami membran akan semakin parah
kerusakan yang lebih parah. Karena karena membran sel tidak tahan
suhu terlalu ekstrim bagi ketahanan terhadap keadaan yang terlalu
membran. Akibatnya membran tidak panas ataupun terlalu dingin.
tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi 2. Pengaruh permeabilitas
atau terlalu rendah. Dari data diatas,
membran berbeda-beda untuk
perlakuan 70°C memiliki nilai absorbans
setiap perlakuan panas,
yang tinggi dibandingkan perlakuan
perlakuan dingin, dan perlakuan
lainnya. Pada perlakuan panas, semakin
tinggi suhu, mengakibatkan yang dengan senyawa kimia
diberikan maka nilai absorbans akan 3. Zat terlarut ada yang dapat
semakin besar. Karena semakin tinggi melewati membran, dan ada
suhu, mengakibatkan membran semakin yang tidak tergantung dari sifat
rusak. Akibatnya semakin banyak isi sel membran yang dilaluinya.
yang keluar.
Jika suhu terlalu tinggi, protein
akan mengalami denaturasi dan
menyebabkan isi dalam sel keluar
Saran Lovelles.1991.Prinsip-Prinsip Biologi
Tumbuhan Untuk Daerah Tropika.
Berdasarkan praktikum yang telah
Bandung:Gramedia
dilaksanakan sebaiknya praktikan telah
Niemietz Christa. 2006. Plasma
mengetahui cara kerja dari
Membrane of Beta
objek praktikum dengan baik dan meny
vulgaris storage roots shows high
ediakan alat dan bahan yang
water channel activity regulated by
representatif
pH. Journal of Experimental
DAFTAR PUSTAKA Botany. 57:3.

Bonner, J. 1961. Priciples of Plant Prawiranata, W. 1981. Dasar -dasar


Physiology. Canada : Pasadena. Fisiologi Tumbuhan.Bandung :
ITB
Campbell, dkk. 2002. Biologi Edisi Salisbury, J.W. dan Ross. 1995.
Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Bandung : ITB.
Dwijoseputro, A. 1994. Pengantar
Subowo.1995. Biologi Sel. Bandung
Fisiologi Tumbuhan.
:Angkasa
Jakarta:Gramedia.
Willking. 1989. Fisiologi Tanaman II.
Lambers, H.F.S Chapia and T.L
Bandung : Bina Angkasa
Pons. 1998. Physiology. New
Yatim, W. 2000. Embriologi.
York : Ecology Springer
Semarang : CV. Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai