Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM 4

Pembuatan Sediaan Tablet Dengan Metode Kempa Langsung

A. Tujuan
Untuk memberikan pengetahuaan dan keterampilan tentang pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung dan kontrol sifat fisiknya.
B. Dasar Teori
Metode kempa langsung,yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah,praktis,dan cepat pengerjaannya. Namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya,serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti
Nacl,NaBr,Kcl yang mungkin langsung di kempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit
untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Cara umum sifat zat aktif yang cocok untuk
metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menyiptakan adh adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Pengisi yang dapat dikempa langsung adalah zat netral yang mudah mengalir sehingga
mudah untuk dikempa.
Walaupun kempa langsung mempunyai beberapa keuntungan penting (tenaga kerja
yang sedikit,proses yang kering dan tahapan proses yang dilalui sedikit), akan tetapi ada
beberapa keterbatasan pada teknik ini , yaitu :
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan hulk antara obat dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi diantara granul,yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak
seragamnya isi obat dalam tablet. Stratifikasi dan masalah keseragaman kandungan
merupakan hal menarik pada dosis rendah.
2. Obat dosis besar dapat menimbulkan masalah dengan kempa langsung bila tidak
mudah dikempa dengan obatnya sendiri. Untuk memudahkan pengempaan bagi obat
yang tidak dapat di kempa yang biasanya di batasi sampai 30% dari formula kempa
langsung,dapat memerlukan sejumlah besar sehingga tablet di peroleh menjadi
mahal dan sukar ditelan .
3. Kempa langsung kondisinya kering,aliran statik dapat terjadi pada obat selama
pencampuran danpemeriksaan rutin, yang mungkin dapat mencegah keseragaaman
distribusi obat dalam granul.

DESKRIPSI ZAT AKTIF


Antalgin
Antalgin atau disebut juga metampiron merupakan analgesik-antipiretik kuat dari
derivat pirazolon. Dalam pasaran obat ini sering dikombinasikan dengan tiamin
monohidrat (vitamin B1) untuk memperkuat efek analgetiknya .
Antalgin ditemukan pada tahun 1946. Merupakan obat analgesik golongan NSAID
atau analgesik non steroid.

C. Metode Pembuatan
Kempa Langsung
o Kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melealui perlakuan awal terlebih
dahulu.
o Alasan menggunakan metode ini karena lebih singkat prosesnya, lebih
ekonomis karena validasi proses lebig sedikit, dan dapat digunakan untk zat
aktif yang tidak ahan panas dan tidak tahan lembab.
D. Rancangan Formula
Nama produk = Antalet
Jumlah produk = 50
Tanggal formula = 29-3-2018
Tanggal produksi = 03-04-2018
No registrasi = DBL 1812505010A1
D = obat dengan merek dagang
B = golongan obat bebas
L = obat jadi produksidalam negeri / lokal
18 = obat yang telah disetujui pada periode 2018
125 = nomor urut pabrik
050 = nomor urut obat jadi yang disetujui dari pabrik obat
10 = bentuk sediaan tablet
A = menunjukan kekuatan obat pertama yang disetujui
1 = menunjukan kemasanutama
No batch = A1803003

18 = tahun pembuatan sediaan


03 = kode produk
003 = urutan produksi

Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Antalgin 500 mg
PVP 3%
Amylum Solanni 3%
Mg stearat 3%
Talk 2%
Laktosa ad 700 mg
E. Penambahan Exipient
1. Antalgin
Pemerian : serbuk halus,putih atau kekuningan.
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam metanol, dan tidak larut dalam
eter
2. Amylum Solani
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95%
dingin,amylum mengembang cepat dalam suhu 37oC
Alasan : sebagai penghancur karena amylum solani merupakan penghancur yang
baik dan sifatnya mudah mengembang bila didispersikan ke dalam air dan juga relatif
mudah.
3. PVP
Pemerian : serbuk halus, berwarma putih sampai putih kekuningan, tidak
berbau atau hampir berbau,higroskopis.
Kelarutan : larut dalam asam,kloroform,etanol (95%)P keton methanol
dan air,polivinil pirolidon atau PVP tidak larut dalam eter,hidrokarbon dan minyak
mineral.
Alasan : karena PVP dapat menghasilkan tablet yang baik dapat
menghasilkan kompresibilitas yang baik serta tidak mengeras selama penyimpanan.
4. Talk
Pemerian : sangat halus,putih ke abu-abuan, tidak berbau,bubuk kristal.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut asam dan alkali,pelarut
organik dan cair.
Alasan : karena talk dapat memperbaiki aliran granul dan biasanya
dikombinasikan dengan mg stearat agar fungsi pelicin lebih optimal.
5. Mg stearat
Pemerian : sangan halus memiliki bau samar dari asam stearat dan rasa
yang khas.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 95% P,eter dan air,sedikit larut
dalam benzena hangat dan etanol hangat 95%P.
Alasan : sebagai zat anti adheren karena mg stearat memiliki
kemampuan untuk melubrikasi yang baik selama maksimal 2 jam setelah
pencampuran.
6. Laktosa
Pmerian :serbuk atau partikel kristalin, putih sampai agak putih, tidak
berbau, rasa manis
Kelarutan :praktis tidak larut dalam etanol 95%, larut dalam air
Stabilitas :laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi
dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer (reaksi mailard)
OTT :asam amino, aminofilin, amfetamin, lisinopril.
Alasan menggunakana laktosa sebagai pengisi karena laktosa adalah bahan pengisi
yang memiliki sifat alir yang baik.

F. Perhitungan dan Penimbangan


1. Dengan menggunakan cara yang ke-2 (b/b)
Tablet mengandung :
Antalgin 500 mg 0,5 g
3
PVP 3% = 100 x 700 mg = 21 mg
3
Amylum Solanni 3% = 100 x 700 mg =21 mg
3
Mg stearat 3% = 100 x 700 mg =21 mg
2
Talk 2% = 100 x 700 mg =14 mg

Laktosa ad 700 mg = 700 - (500+21+21+21+14)


= 700 - 577
= 123 mg
2. Dengan menggunakan cara yang ke-3 (b/b)
Berat tablet yang digunakan 700 mg
Tiap tablet mengandung antalgin 500 mg
Pengisi = 700 mg – 500 mg = 200 mg
3
PVP 3% = 100 x 200 mg = 6 mg
3
Amylum Solanni 3% = 100 x 200 mg = 6 mg
3
Mg stearat 3% = 100 x 200 mg = 6 mg
2
Talk 2% = 100 x 200 mg =4 mg

Laktosa ad 200 mg = 200 mg - (6+6+6+4)


= 200 mg – 22 mg
= 178 mg

G. Alat dan bahan

Alat:
1. Mesin tablet
2. Neraca analitik
3. Thicness tester
4. Flowability tester
5. Hardness tester
6. Friabilator
7. Disintegran tester

Bahan;
1. Antalgin
2. Amylum solani
3. Pvp
4. Talk
5. Mg stearat
6. Laktosa
H. Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang masing-masing bahan

Masing-masing zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin dihaluskan
terlebih dahulu

Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat pencampur

Campuran yang telah homogen dikempa dalam mesin tablet menjadi tablet jadi

Evaluasi tablet

I. Prosedur kerja evaluasi sediaan


1. Kandungan Lembab
Diukur dengan pemanasan menggunakan alat-alat moisture balance
𝑤𝑖
%kB = x 100 % (Kandungan Bobot)
𝑤
𝑤𝑎
%kL = (Kandungan Lembab)
𝑤𝑖

Wa = W – Wi
Ket:
W = bobot awal
Wi = bobot setelah pengeringan

2. Kecepatan Alir
Granul seberat 100 g dimasukan ke dalam flowability tester dan diratakan. Waktu
yang dimasukan seluruh granul yang melewati ccorong di catat. Kecepatan alir di
nyatakan sebagai waktu tanda (detik) yang dibutuhkan untuk mengalirkan 100 g
granul.
3. Sudut Diam
Diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk diukur ,kemudian sudut diam diukur dan
dihitung menggunakan persamaan :
𝜃 = 𝑡𝑎𝑛-1
Ket : 𝜃 = sudut diam
h = tinggi kerucut
r = jari-jari
4. Berat jenis

a. Berat jenis sejati (piknometer gas beekman)


b. Berat jenis nyata = b/v sebelum penetapan
c. Berat jenis nyata = b/v setelah penetapan

5. Kompresibilitas

100 ml granul dimasukan kedalam beaker glass (v bulk) ,letakan pada motorized
tapping device,dihidupkan selama 5 menit. Waktu ukur volume granul dengan
rumus :
𝜌 𝑏𝑢𝑙𝑘−𝜌 𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑
% kompresibilitas = x 100%
𝜌 𝑏𝑢𝑙𝑘
Ket :

𝜌 𝑏𝑢𝑙𝑘 = 𝜌 sebelum penetapan


𝜌 tapped = 𝜌 setelah penetapan

J. Evaluasi tablet

1. Kontrol Keseragaman Bobot

Timbang satu persatu tablet kemudian hitung % penyimpangan bobot rata-rata tidak
boleh > 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata penyimpangan A dan B
Perhitungan :
A = Penyimpangan x rata-rata
Tablet yang bagus antara bobot rata-rata +A dan bobot rata-rata –A
B = Penyimpangan x rata-rata
Tablet yang bagus antara bobot rata-rata +B dan bobot rata-rata –B
2. Kontrol keseragaman ukuran
10 tablet masing-masing diukur diameter dan tebalnya menggunakan thickness teste.
Hitung harga perrata dan bandingkan dengan persyaratan yang ditentukan.
3. Kontrol kekerasan tablet
Satu tablet diletakan ditengah dan tegak lurus memanjang pada hardness tester.
Mula-mula skala diatur pada posisi nol,kemudian skrup penekan tablet diputar
pelan-pelan sampai tablet pecah. Melakukan percobaan sampai 5x ,hitung harga
purata. Bandingkan dengan persyaratan yang ditentukan yaitu 4-9 kg (Ansel hal 255)

4. Kontrol kerapuhan tablet


20 tablet dibebas debukan dengan alat pengsisap debu,ditimbang seksama dan
dimasukan ke dalam friabilator. Alat dinyalakan selama 4 menit atau 100 putaran.
Tablet dikeluarkan dari alat. Kerapuhan tablet dihitung dari pengurangan berat tablet
dibagi berat tablet awal dikalikan 100%. Bandingkan dengan persyaratan yang di
tentukan
< 0,8 % (voight,1994 hal222)
0,5 % - 1% (lachman hal 654)

5. Kontrol waktu hancur


5 buah tablet dimasukan ke dalam desintegran tester,setiap tabung diisi 1 tablet
kemudian dimasukan ke dalam penangas air dengan temperatur sebesar 17oC.
Jalankan alat sampai fraksi pecah tablet melewati ayakan yang terletak pada abagian
bawah alat. Catat waktu yang diperlukan sebagai waktu hancur tablet. Bandingkan
dengan persyaratan yang ditentukan < 15 menit (FI hal 7)

K. Hasil
1. Evaluasi Granul
a. Kandungan lembab
-
b. Kecepatan Alir
R1 = 2,30 detik
R2 = 5,41 detik
R3 = 5 detik
Rata2 = 4,23 detik
c. Sudut diam
1 r1 = 75 cm h = 1,8 cm
2 r2 = 5 cm h =1,5 cm
3 r3 = 9 cm h =1,5 cm
𝜃 = tan-1 (h/r) = tan-1 (1,8/7,5) = 25,64
𝜃 = tan-1 (h/r) = tan-1 (1,5/5) = 20,76
𝜃 = tan-1 (h/r) = tan-1 (1,5/9) = 26,56
rata" = 27,72
d. Berat Jenis
Bj sebelum pengetapan = b/v = 35/74 = 0,47 g/ml
Bj setelah pengetapan = b/v = 35/62 = 0,54 g/ml
e. Inkompresibilitas
𝜌 𝑏𝑢𝑙𝑘− 𝜌 𝑡𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑
%= x 100%
𝜌 𝑏𝑢𝑙𝑘
0,54−0,47
= x 100%
0,54
0,07
= 0,54 x 100%

= 12,9 %

2. Evaluasi Tablet
a. Kontrol Keseragaman Bobot
A = Penyimpangan rata”
= 5//100 x 0,5945
= 0,029 g
Tablet yang bagus antara
Rata” +A = 0,5945+0,029 = 0,62 g
Rata” –A = 0,5945-0,029 = 0,56 g
A>0,62 = 5
A<0,56 = 9
B = Penyimpangan rata”
= 10//100 x 0,5945
= 0,059 g
Tablet yang bagus antara
Rata” +B = 0,5945+0,059 = 0,6535 g
Rata” –B = 0,5945-0,059 = 0,53 g
A>0,53 = 2
A<0,65 = 2
b. Waktu hancur

2,20 menit

c. Kontrol kerapuhan
Bobot awal = 12,36 g
Bobot kerapuhan tablet = 9,88 g
12,36 𝑔 −9,88 𝑔
Kerapuhan = x 100%
12,36 𝑔
2,48 𝑔
= 12,76 𝑔 x 100%

= 20,06 %
d. Kontrol ukuran tablet
No D t 3xtebal 1 1/3 tebal ket
1 1,21 0,45 1,35 0,585 TS
2 1,21 0,37 1,11 0,481 S
3 1,21 0,40 1,2 0,52 S
4 1,22 0,35 1,05 0,455 S
5 1,24 0,32 0,96 0,416 S
6 1,20 0,35 1,05 0,455 S
7 1,23 0,43 1,29 0,559 TD
8 1,22 0,54 1,62 0,702 TD
9 1,22 0,38 1,14 0,494 S
10 1,21 0,42 1,26 0,546 TS

e. Kontrol kekerasan tablet


Replikasi
R1 = 3,5 kgf
R2 = 3,4 kgf
R3 =3,43 kgf
R4 = 2,5 kgf
R5 = 2,7 kgf
Rata = 3,106 kgf

L. Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah membuat tablet dengan metode kempa langsung,
dengan zat aktifnya adalah antalgin. Dalam pembuatan tablet adanya penambahan zat
tambahan seperti amylum solani, pvp, mg stearate, talk dan laktosa. Masing-masing zat
tambahan mempunyai fungsi atau kegunaan pada pembuatan tablet. Amylum solani
digunakan sebagai penghancur yang dimaksudkan untuk membantu meningkatkan waktu
hancur tablet saat berkontraksi dengan saluran cerna. Pvp digunakan sebagai zat pengikat
untuk menaikan kekompakan kohesi bagi tablet. Mg stearate sebagai anti adheren yang
dapat mencegah terjadinya penempelan pada punch atau dinding die. Talk digunakan
sebagai glidan yang dapat meningkatkan aliran granul, serta laktosa yang berguna sebagai
zat pengisi atau menambah bobot tablet agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pada pemilihn zat aktif untuk formulasi tablet kempa langsung, terjadi kesalahan,
karena zat aktif yang dipilih adalah antalgin yang memiliki sifat tahan terhadap panas,
yang seharusnya pada pembuatan tablet dengan kempa langsung menggunakn zat aktif
yang tidak tahan panas dan lembab.
Setelah semua bahan tercampur serbuk tersebut harus memenuhi pengujian atau
evaluasi yang meliputi uji kecepatan alir, sudut diam, bobot jenis, kompresibilitas, yang
mana pengujian tersebut dilakukan dengan prosedur yang sesuai dan menggunakan rumus
dari masing-masing evaluasi tersebut.
Pada uji kecepatan alir melalukan sebanyak 3x replikasi untuk serbuk seberat 35g
adalah 2,30 detik, 5,41 detik, dan 5 detik rata-ratanya adalah 4,23 detik artinya granul
tersebut tidak baik karena waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan granul seberat 35g
lebih dari 3,5 detik.
Pada uji sudut diam dengan mengukur diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk
dari granul diperoleh untuk 3x replikasi rata-ratanya adalah 27,72o artinya granul tersebut
mempunyai sudut diam yang sangat baik karena masuk rentang 25-30.
Pada uji bobot jenis melakukan perhitungan berat jenis sebelum pengetapan dan berat
jenis setelah pengetapan. Diperoleh dari uji ini adalah untuk berat jenis sebelum
pengetapan yaitu 0,47g/ml dan berat jenis setelah pengetapan adalah 0,54g/ml.
Pada uji kompresibilitas dilakukan perbandingan Antara bobot jenis sebelum
pengetapan dan sesudah pengetapan yang di peroleh sebanyak 12,9% artinya granul
tersebut mempunyai kompresibilitas yang baik karena kurang dari 20%.
Pada uji tablet yaitu uji keseragaman bobot yang diperoleh kolom A ada 14 tablet
yang menyimpang dari bobot rata-rata dan pada kolom B ada 4 tablet yang menyimpang
bobot rata-ratanya. Yang artinya tidak memenuhi standar, karena seharusnya tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang menyimpang.
Pada uji kekerasan tablet hasil yang didapat pada uji ini adalah 3,106kgf. Hal ini bias
disebabkan konsentrasi pengikatnya terlalu kecil yaitu 3%. Untuk mengatasinya,
konsentrasi pengikatnya perlu ditambahkan sekitar 2-4%.
Pada uji control waktu hancur tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam
cairan tubuh untuk dilarutkan selama waktu yang telah ditetapkan. Dari uji ini hasil yang
diperoleh 2,20 menit, maka hal ini kurang dari 15 menit yang merupakan syarat dari
kontrol waktu hancur yaitu sesuai dengan standar.
Pada uji ukuran tablet dengan syarat kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak
boleh kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet dan tidak boleh lebih dari 3kali tebal tablet. Hasil
yang diperoleh dari 10 tablet yang diukur ada 4 tablet yang tidak sesuai. Hal ini bisa
disebabkan karena bobot tablet tidak sesuai yang ditentukan. Selain itu bisa jadi karena
pada saat pengempaan ada granul yang menempel pada dinding die atau punch. Untuk
mengatasinya pada saat pengempaan sebaiknya dinding die atau punch diolesi sedikit talk
supaya tidak terjadi penempelan.
Pada uji control kerapuhan yaitu parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya. Dalam uji ini hasil yang
diperoleh 20,06%. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pengikat kurang besar. Untuk
mengatasinya bisa dilakukan pada saat pengempaan tekanan yang diberikan perlu
ditingkatkan dan perlu konsentrasi pengikat 2-5%.

M. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tablet adalah sediaan padat
kering yang dibuat secara kempa yang mengandung 1 atau lebih zat aktif yang berbentuk
bulat pipih yang bercampur homogen. Dalam pembuatan tablet dengan metode kempa
langsung dilakukan 2 kali macam evaluasi yaitu evaluasi granul dan evaluasi tablet. Pda
evaluasi granul diantaranya uji kecepatan alir, sudut diam, berat jenis, dan
kompresibilitas. Dari ke 4 evaluasi tersebut yang tidak memenuhi hanya uji kecepatan
alir. Sedangkan pda evaluasi tablet diantaranya uji keseragaman bobot, ukuran tablet,
kerapuhan tablet, kekerasan tablet, waktu hancur. Dari ke 5 evaluasi tersebut yang
memenuhi hanya uji waktu hancur.

N. Daftar Pustaka

1. Depkes Ri. Farmakope Indonesia edisi III. 1979. Jakarta.


2. Ansel, howard. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi IV. 1989. Jakarta : ui press.
3. Lachman, leon, hebert .a.c . Joseph . L. K. 2007. Teori dan praktik farmasi industri ,
Jakarta : universitas Indonesia.
4. Anief, moh. Ilmu meracik obat. 2004. Yogyakarta : gadjah mada university Indonesia.
5. Rowe, Raymond , c. dkk . Handbook of pharmaceutical. Excipient. Sixth edition.
6.

Anda mungkin juga menyukai