Anda di halaman 1dari 98

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI AKTIVITAS PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-


PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK
TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK
KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Putut Wibisono

NIM : 098114132

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI AKTIVITAS PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-


PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK
TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK
KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Putut Wibisono

NIM : 098114132

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UJI AKTIVITAS PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-


PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK
TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK
KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.)

Persetujuan Pembimbing

skripsi yang diajukan oleh:

Putut Wibisono

NIM : 098114132

telah disetujui oleh

Pembimbing

Yohanes Dwiatmaka ,M.Si. tanggal, 3 Juli 2013

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN


AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Putut Wibisono
Nomor mahasiswa : 098114132
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “UJI AKTIVITAS
PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH)
DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL
ASETAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus
hystrix DC.)” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya dalam
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 8 Juli 2013


Yang menyatakan

Putut Wibisono

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 8 Juli 2013


Penulis

Putut Wibisono

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

heavy and long struggle that will not


produce a beautiful piece with no sense
of gratitude to God, family and fellow

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Alhamdulillah, terimakasih Allah perjuangan berat


hambaMu yang lemah ini berakhir juga, Puji syukur selalu
hamba panjatkan kehadiratMu ya Allah, terima kasih
Allah, dengan kerikil-kerikil cobaan dariMu, hamba dapat
mengerti arti hidup yang sesungguhnya.
Serta untuk kedua orang tua dan seluruh keluarga
besar saya.
And to someone special
^_^

Yang telah memotivasiku

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan atas semua berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”UJI AKTIVITAS
PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH)
DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL
ASETAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus
hystrix DC.)” ini dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farnasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari semua pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati atas segala bantuan

yang telah diberikan penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan selama rancangan, pengusulan skripsi,

saat dilakukan penelitian dan selama penulisan skripsi dengan kesabaran dan

penuh perhatian.

3. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., sebagai Dosen Penguji atas pengarahan,

kritik, saran yang membangun dan kesediaannya menguji skripsi ini.

4. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. sebagai Dosen Penguji atas

pengarahan, kritik, saran yang membangun dan kesediaannya menguji skripsi

ini.

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Segenap laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia (Mas Wagiran) dan

Kimia Analisis Instrumental (Mas Bima) atas segala bantuan selama penulis

melakukan penelitian di laboratorium.

6. Augustinus Teti, Febrin Nessy Triana dan Wisnu Brahmana Putra , tim DPPH

2009 yang saling melengkapi, tanpa bantuan kalian skripsi ini tidak akan

selesai.

7. Victor Purnama Agung, Agnes Mutiara , Novia Sarwoningtyas, Metri

Styiawardani, dan Sisilia Mirsya sebagai teman berjuang satu lab. Dan Gank

Galak (Saka Adhiyuda, Felix Pradana, dan Jati Panantya) sebagai pericuh

jadwal kerja saya.

8. Teman-teman kelas C dan angkatan 2009 atas dukungan, doa, semangat,

kritik, saran dan segala masukannya, yang selalu ada dan siap membantu.

9. Nur Hida sebagai pewarna hidup dan pemberi motivasi dalam skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat

disebut satu per satu.

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kesalahan dan

kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 8 Juli 2013

Putut Wibisono

Penulis

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

INTISARI ........................................................................................................ xviii

ABSTRACT ...................................................................................................... xix

BAB I PENGANTAR..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Perumusan masalah .................................................................................... 2

C. Keaslian penelitian ..................................................................................... 2

D. Manfaat penelitian...................................................................................... 4

1. Manfaat teoritis .............................................................................. 4

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Manfaat metodologis ...................................................................... 4

3. Manfaat praktis ............................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

1. Tujuan umum ....................................................................................... 5

2. Tujuan khusus ...................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................. 6

A. Jeruk Purut ................................................................................................. 6

1. Klasifikasi ........................................................................................... 6

2. Nama tumbuhan .................................................................................. 6

3. Morfologi ............................................................................................ 6

4. Kandungan kimia ................................................................................. 7

5. Manfaat ................................................................................................ 7

B. Senyawa Fenolik ....................................................................................... 8

C. Antioksidan ................................................................................................ 8

1. Radikal bebas ..................................................................................... 8

2. Senyawa antioksidan .......................................................................... 9

3. Mekanisme ......................................................................................... 9

4. Manfaat antioksidan ........................................................................... 11

5. Metode pengujian antioksidan ............................................................ 11

D. Metode DPPH ........................................................................................... 13

E. Ekstraksi ................................................................................................... 13

F. Kesahihan Metode Analisis ....................................................................... 14

G. Kesalahan Metode Analisis ....................................................................... 14

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Kesalahan sistemik ............................................................................. 14

2. Kesalahan sistematik .......................................................................... 16

H. Landasan Teori ......................................................................................... 16

I. Hipotesis ................................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 18

B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 18

C. Bahan-bahan Penelitian .............................................................................. 18

D. Alat-alat Penelitian .................................................................................... 18

E. Cara Kerja penelitian ................................................................................. 19

1. Pemilihan dan pengumpulan sampel ............................................... 19

2. Pembuatan ...................................................................................... 19

3. Ekstraksi dan fraksinasi .................................................................. 19

4. Penetapan aktivitas antioksidan ...................................................... 20

5. Penetapan kadar fenolik dalam ekstrak ........................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 24

A. Hasil Determinasi Tanaman ....................................................................... 24

B. Hasil Pengumpulan Bahan ......................................................................... 24

C. Hasil Preparasi Sampel............................................................................... 25

D. Hasil Uji Pendahuluan ................................................................................ 27

E. Optimasi Metode........................................................................................ 29

1. Penentuan operating time (OT) ....................................................... 29

2. Penetuan panjang gelombang serapan maksimum ........................... 32

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan ....................................... 34

1. Presisi ............................................................................................. 36

2. Linearitas........................................................................................ 37

3. Spesifitas ........................................................................................ 41

G. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH...................... 42

H. Hasil Validasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total....................... 45

1. Presisi ............................................................................................. 46

2. Linearitas........................................................................................ 46

3. Spesifitas ........................................................................................ 47

I. Hasil Estimasi Kandungan Fenolik Total .................................................... 47

J. Hasil Analisa Statistik ................................................................................ 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 54

A. Kesimpulan ................................................................................................ 54

B. Saran .......................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

LAMPIRAN .................................................................................................... 58

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 78

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Hasil pengukuran absorbansi seri rutin yang direaksikan

dengan DPPH ............................................................................ 35

Tabel II. Hasil pengukuran absorbansi seri fraksi etil asetat ekstrak

etanol kulit buah jeruk purut yang direaksikan dengan DPPH .... 36

Tabel III. Hasil presisi aktivitas antioksidan standar rutin ......................... 37

Tabel IV. Hasil presisi aktivitas antioksidan fraksi etil asetat .................... 37

Tabel V. Hasil aktivitas antioksidan rutin dengan metode DPPH ............. 38

Tabel VI. Hasil aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol

dengan metode DPPH ............................................................... 40

Tabel VII. Hasil perhitungan IC50 rutin dan fraksi etil asetat ekttrak etanol

kulit buah jeruk purut ................................................................ 44

Tabel VIII. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan rutin dan fraksi etil

asetat ekstrak etanol kulit buah jeruk purut (Aryanto, 2006) ...... 44

Tabel IX. Hasil presisi asam galat dari beberapa parameter ....................... 46

Tabel X. Hasil pengukuran absorbansi asam galat yang direaksikan

dengan reagen Folin-Ciocalteau ................................................ 47

Tabel XI. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat ekstrak

etanol kulit buah jeruk purut ...................................................... 60

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hasil uji pendahuluan fenolik (A = kontrol negatif [blanko

reagen fenol Folin-Ciocalteu], B = larutan uji [fraksi etil asetat

ekstrak etanol kulit buah jeruk purut] + reagen Folin-Ciocalteu,

C = kontrol positif [asam galat] + reagen Folin-Ciocalteu) ........ 28

Gambar 2. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan (A = kontrol

negatif [DPPH], B = kontrol positif [rutin], C = larutan uji

[fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah jeruk purut] +

DPPH) ...................................................................................... 29

Gambar 3. Kurva penentuan OT rutin ......................................................... 30

Gambar 4. Kurva penentuan OT sampel ..................................................... 31

Gambar 5. Penentuan OT fenolik sampel .................................................... 32

Gambar 6. Kurva persamaan regresi linear antioksidan rutin ...................... 39

Gambar 7. Kurva persamaan regresi linear antioksidan fraksi etil asetat ..... 40

Gambar 8. Reaksi terbentuknya warna kuning dari DPPH oleh adanya

antioksidan (Molyneux, 2004) .................................................. 42

Gambar 9. Struktur rutin (dos Santos et al., 2008). ..................................... 43

Gambar 10. Kurva baku asam galat .............................................................. 45

Gambar 11. Struktur asam galat (Lopez, et al., 2003) ................................... 48

Gambar 12. Oksidasi asam galat dalam suasana basa (Oliveira et al.,

2099b) ...................................................................................... 49

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 13. Reaksi asam galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu (Oliveira et

al., 2099b) ................................................................................ 49

Gambar 14. Hasil uji normalitas rutin ........................................................... 51

Gambar 15. Hasil uji normalitas sampel ....................................................... 51

Gambar 16. Hasil uji variansi data................................................................ 52

Gambar 17. Hasil uji T-test tidak berpasangan ............................................. 52

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman jeruk purut ...................... 59

Lampiran 2. Gambar buah jeruk purut .............................................................. 60

Lampiran 3. Bobot fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut ................. 60

Lampiran 4. Data penimbangan uji aktivitas antioksidan ................................. 61

Lampiran5. Data perhitungan konsentrasi larutan DPPH, larutan pembanding

rutin, dan larutan uji .................................................................... 62

Lampiran 6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan .................................... 63

Lampiran 7. Uji akitivitas antioksidan dengan menggunakan radikal DPPH ..... 66

Lampiran 8. Perhitungan nilai IC50 rutin dan Fraksi etil asetat ekstrak etanol

kulit jeruk Purut........................................................................... 68

Lampiran 9. Data penimbangan penetapan kandungan fenolik total ................. 69

Lampiran 10. Optimasi penetapan kandungan fenolik total .............................. 69

Lampiran 12. Penetapan Kandungan fenolik total ............................................ 72

Lampiran 13. Scanning pengkoreksi ................................................................ 74

xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada


fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix DC.)
menggunakan radikal bebas DPPH dan untuk mengetahui kandungan ekivalen
fenolik totalnya. Maserasi menggunakan pelarut etanol untuk mendapatkan
ekstrak etanolnya. Ektraksi cair-cair menggunakan etil asetat untuk mendapatkan
fraksi etil asetat ekstrak etanol.
Fraksi etil asetat yang didapat diuji aktivitas antioksidannya
menggunakan radikal 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl. Hasil dari pengukuran
aktivitas antioksidan dinyatakan melalui harga Inhibition Concentration 50 (IC50)
yang menyatakan konsentrasi yang menurunkan 50% dari konsentrasi DPPH awal
yang dilihat dari absorbansinya. Adanya senyawa antioksidan akan mengubah
warna ungu larutan DPPH menjadi kuning, disertai penurunan absorbansi DPPH.
Penentuan kandungan fenolik total menggunakan metode Folin-Ciocalteau
dinyatakan dengan nilai massa ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat ekstrak
etanol kulit buah jeruk purut. Senyawa fenolik akan dioksidasi oleh pereaksi fenol
Folin-Ciocalteau dalam suasana basa sehingga terbentuk larutan berwarna ungu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak
mempunyai nilai IC50 sebesar 962,667 ± 4,34 µg/mL dan kandungan fenolik total
sebesar 417,33 ± 1,76 mg ekivalen asam galat per gram fraksi etil asetat ekstrak
etanol kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix DC.).
Kata Kunci: antioksidan, kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix DC.), fraksi etil
asetat, DPPH, kandungan fenolik total dalam ekivalen.

xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

This study aims to determine the antioxidant activity of the ethyl acetate
fraction of the ethanol extract of the fruit peel lime (Citrus hystrix DC.) using
DPPH free radicals and to determine the total phenolic content of equivalence.
Maceration using ethanol solvent to obtain an extract ethanol. Liquid-liquid
extraction using ethyl acetate to obtain ethyl acetate fraction of ethanol extract.

Ethyl acetate fraction obtained using the tested antioxidant activity


radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl. Results of measuring the antioxidant
activity expressed through value Inhibition Concentration 50 (IC50) which states
that lower the concentration of 50% of the initial DPPH concentration is seen
from the absorbance. Presence of antioxidant compounds will change color purple
DPPH solution to yellow, accompanied by decrease in absorbance of DPPH.
Determination of total phenolic content using the Folin-Ciocalteau method
revealed the mass value of gallic acid equivalents per g of ethyl acetate fraction of
ethanol extract of lime rind. Phenolic compounds will be oxidized by the Folin-
Ciocalteau phenol reagent under alkaline conditions, forming a purple solution.

Results of this study showed that the ethyl acetate extract fraction has a
value of 1C50 962.667 ± 4.34 mcg / mL and total phenolic content of 417.33 ±
1.76 mg gallic acid equivalents per gram of ethyl acetate fraction of ethanol
extract of the fruit peel lime (Citrus hystrix DC.).

Keywords: antioxidants, fruit peel lime (Citrus hystrix DC.), ethyl acetate
fraction, DPPH, total phenolic content in the equivalent.

xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Tidak disadari bahwa gaya hidup modern dapat mempengaruhi proses

rusaknya sel oleh senyawa radikal dari pengaruh luar, baik dari mengkonsumsi

makanan kurang sehat, polusi lingkungan,dan sinar ultraviolet. Jika proses inti

terjadi terus-menerus tanpa ada penanganan dapat merusak sel hingga organ

fisiologi dan kerusakan genetika.

Antioksidan merupakan suatu spesies atau senyawa yang mempunyai

aktifitas menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Menurut sumbernya senyawa

antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu: antioksidan buatan (sintesis) dan

antioksidan alami (Dalimarta dan Sudibyo, 1999). Biasanya senyawa antioksidan

memiliki kelebihan pasangan elektron bebas yang dapat disumbangkan pada suatu

senyawa radikal, sehingga senyawa radikal tidak aktif lagi.

Penentuan aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan beberapa macam

metode, yaitu ferric thiocyanate (FTC), asam tiobarbiturat (TBA), Cupric ion

antioksidant (CUPRAC), Ferric Reducing Ability of Plasma (FRAP), 2,2

dhipenyl-I-picrylhydrazil (DPPH), dan sebagainya. Alasan memilih menggunakan

metode DPPH untuk penentuan aktivitas antioksidan dilihat dari beberapa

keunggulannya antara lain, mudah, murah, cepat, sensitive, reproducible, cocok

untuk sampel dengan kepolaran tertentu (Koleva , van Beek, Linnssen , de Groot,

Evstarieva, 2002).

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 2

Jeruk merupakan tanaman yang menghasilkan buah, dan ditanam terbesar

ke-2 dieluruh dunia setelah tanaman anggur (Spiegel-roy dan Goldschmidt, 1996).

Pengkonsumsian buah berkorelasi positif dengan penurunan tingkat penyakit

jantung dan kanker (Cano, Medina, and Bermejo, 2008). Pada buah jeruk

kandungan yang berperan positif bagi kesehatan adalah vitamin C, flavonoid,

karotinoid, lemonoid, dan mineral. Flavonoid berperan penting sebagai senyawa

antioksidan yang mampu menetralisir senyawa oksigen reaktif dan mencegah

terjadinya penyakit kronis misalnya kanker (Fergusson 2002, Paulose 2005,

Tripoli et al, 2007). Turunan flavonoid utama pada jeruk adalah naringenin,

hesperidin, dan narirutin (Jacob et al, 2000) yang terdapat pada daging, kulit,dan

biji (Tripoli et al, 2007).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Berapakah kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit

buah jeruk purut, yang dinyatakan dengan berat ekivalensi asam galat?

2. Apakah fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut memiliki

potensi aktivitas sebagai penangkap radikal (antioksidan), dengan metode

DPPH yang dinyatakan dengan 𝐼𝐶50 ?

C. Keaslian Penelitian

Sudah ada beberapa penelitian tentang aktivitas antioksidan atau terkait

dengan tanaman jeruk purut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 3

1. Penelitian kandungan flavonoid dan limonoid dalam jeruk purut dan jeruk

kalamodin.

Devy, Yulianti, dan Andriani (2010) dengan judul “ Kandungan

Flavonoid dan Limonoid pada Berbagai Fase Pertumbuhan Tanaman

Jeruk Kalamodin (Citrus mitis Blanco) dan Purut (Citrus hystrix DC)“.

Pada penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan senyawa flavonoid

dan limonoid pada tanaman jeruk purut dan kalamodin. Dengan

determinasi pada umur buah dan daun (umur tua dan muda). Dapat

diasumsikan flavonoid sebagai senyawa antioksidan

2. Isolasi dan karakteristik senyawa pada kulit jeruk purut.

Palupi, dan Kristani Adhitakarya (2011) dengan judul “Isolasi dan

Karakterisasi Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Purut (Citrus hystrix DC.)

Serta Uji Toksisitasnya Terhadap Larva Udang Laut (Artemia salina L.)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun minyak

atsiri kulit buah jeruk purut, pengaruh waktu penampungan distilat

terhadap profil komponen serta mengetahui pengaruh komposisi minyak

atsiri kulit buah jeruk purut terhadap toksisitas pada A. salina L. Untuk

mengetahui waktu efektif distilasi dilakukan penampungan distilat pada

jam ke-1, 2, 3, 4 dan 5 kemudian dianalisis dengan Kromatografi Gas

(KG).

3. Uji aktivitas bakteri pada minyak atsiri buah jeruk purut.

Dhinta Feritsya Chita (2010) Dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri

Minyak Atsiri Kulit Buah Jerul Purut (Citrus hystrix DC.) Terhadap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 4

Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli”.Pada penelitian ini

dilakukan pengujian daya anti bakteri buah jeruk purut,dengan

mendestilasi minyak atsiri dan mengujikan pada pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dan menghitung daya

hambatnya dengan berbagai varian kadar minyak atsirinya.

Dari penelitian tersebut baik yang menggunakan buah dan kulit buah

jeruk purut belum dilakukan penelitan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat

ekstrak etanol kulit buah jeruk dan penetapan kadar fenolik.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan aktivitas

penangkapan radiakal DPPH oleh fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah

jeruk purut yang dinyatakan dengan 𝐼𝐶50 ?

2. Manfaat metodologis

Penelitian dapat digunakan sebagai acuan uji aktivitas antioksidan

metode DPPH dan kandungan fenolik pada simplisa lain.

3. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang aktivitas

antioksidan pada kandungan kulit jeruk purut, sehingga bisa dimanfaatkan dan

berkorelasi positif terhadap bidang pendidikan dan kesehatan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 5

E. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenolik total dan

aktivitas senyawa antioksidan, pada fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah

jeruk purut.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak

etanolik kulit buah jeruk purut, yang dinyatakan dengan berat ekivalensi

asam galat.

b. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan kulit jeruk dengan metode DPPH

yang dinyatakan dengan nilai 𝐼𝐶50 .


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jeruk Purut

1. Klasifikasi tanaman

Menurut USDA (2013) dalam sistematika tumbuhan (taksonomi),

tanaman jeruk purut mempunyai klasifikasi sebagai berikut.

Kerajaan : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Devisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus L

Spesies : Citrus hystrix ( USDA, 2013)

2. Nama tumbuhan

Nama Latin : Citrus hystrix DC.

Nama Indonesia : Jeruk Purut

Nama Daerah : Jeruk Wangi (jawa)

3. Morfologi

Batang : batang bercabang dan berduri.

6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 7

Daun : berbentuk khas, seperti dua helai yang tersusun vertikal akibat

pelekukan bergerigi pada tepinya tebal dan permukaannya licin, agak berlapis

lilin.

Buah : kecil, tidak pernah berdiameter lebih daripada 4cm, membulat

dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya kasar, kulit buah tebal.

4. Kandungan kimia

Pada buah jeruk kandungan yang berperan positif bagi kesehatan adalah

vitamin C, flavonoid, karotenoid, lemonoid, mineral, dan minyak atsiri. Flavonoid

berperan penting sebagai senyawa antioksidan yang mampu menetralisir senyawa

oksigen reaktif dan mencegah terjadinya penyakit kronis misalnya kanker

(Fergusson 2002; Paulose 2005; Tripoli et al., 2007). Turunan flavonoid utama

pada jeruk adalah naringenin, hesperidin, dan narirutin ( Jacob et al., 2000) yang

terdapat pada daging, kulit, dan biji (Tripoli et al., 2007).

5. Manfaat

Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat

sejak dahulu sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk

mengatasi badan letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga untuk penyedap

masakan, sedangkan kulit buah jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas

dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas

(Setiawan, 2000). Buah jeruk purut juga sering digunakan dalam pengobatan

magik. Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan untuk penyedap masakan,

pembuatan kue dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 8

B. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik biasanya terdapat dalam berbagai jenis sayuran, buah-

buahan dan tanaman. Turunan senyawa fenol merupakan metabolit sekunder

terbesar yang diproduksi oleh tanaman. Senyawa ini diproduksi dalam tanaman

melalui jalur sikimat dan metabolisme fenil propanoid. Senyawaan fenolik dapat

memiliki aktivitas antioksidan, antitumor, antiviral, dan antibiotik (Apak et al.,

2007).

Senyawa fenolik dalam suatu sampel secara kualitatif dan kuantitatif

dapat ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu (Veeru et al., 2009).

Metode ini menggunakan reagen fenol asam fosfomolibdat-fosfotungstat yang

biasa disebut reagen fenol Folin-Ciocalteu. Prinsip metode ini adalah dengan

adanya senyawa yang dapat mereduksi reagen fenol Folin-Ciocalteu, akan

menyebabkan terbentuk senyawa yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang

terbentuk proporsional dengan jumlah senyawa yang dapat mereduksi dan dapat

dideteksi dengan spektrofotometer dengan rentang panjang gelombang 500-750

nm (Abul-Fadl, 1949).

C. Antioksidan

1. Radikal bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak

berpasangan (unpaired electron). Adanya elektron yang tidak berpasangan

menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 9

menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya. Target

utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta

unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari molekul-molekul target tersebut, yang

paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh.

Senyawa radikal bebas di dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda

pada membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basa DNA

sehingga mengacaukan sistem genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel

kanker (Winarsi, 2007).

Sedangkan asam galat sering digunakan dalam berbagai jurnal ilmiah

pengujian kandungan fenolik total sebagai ekivalen terhadap kandungan fenolik

total bahan tumbuhan yang diuji (Javanmardi, Stushnoff, Locke, dan Vivanco,

2003; Wangcharoen dan Morasuk, 2007 a&b; Dehpour et al., 2009; Inglett, Rose,

Chen, Stevenson, dan Biswas, 2009; Veeru et al., 2009).

2. Senyawa antioksidan

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat dibedakan menjadi

antioksidan endogen dan eksogen. Antioksidan endogen terdapat secara alamiah

dari dalam tubuh sedangkan antioksidan eksogen dari luar tubuh (Percival, 1998).

Antioksidan eksogen sendiri dibedakan menjadi antioksidan alami dan sintetik

(Miller, 1996).

3. Mekanisme

Secara non-enzimatik, senyawa antioksidan bekerja melalui empat cara,

yaitu sebagai berikut:

a) Penangkap radikal bebas, misalnya vitamin C dan vitamin E,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

b) Pengkelat logam transisi, misalnya EDTA,

c) Inhibitor enzim oksidatif, misalnya aspirin dan ibuprofen, dan

d) Kofaktor enzim antioksidan, misalnya selenium sebagai kofaktor

glutation peroksidase (Huang et al., 2005).

Menurut sumbernya, antioksidan dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu antioksidan sintetik dan alami (Gulcin, 2004).

a. Antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang

dibuat melalui sintesis secara kimia, contohnya: ter-butyl hidroquinone

(tBHQ), butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene

(BHT), dan propil galat (PG) (Gulcin et al., 2004). Konsentrasi rendah

dari antioksidan tBHQ dan BHA telah lama digunakan untuk mencegah

oksidasi dari produk makanan sehingga dapat menstabilkan produk

tersebut (nutrisi, rasa, maupun warna). Dalam konsentrasi yang tinggi,

tBHQ dapat menyebabkan kanker. Penyebabnya adalah metabolit dari

oksidasi tBHQ, yaitu 2-tertbutyl-1,4-benzoquinone (tBBQ) dan ROS

(Gharavi, Haggarty, dan El-Kadi, 2007). Peters, Rivera, Jones, Monks,

dan Lau pada tahun 1996 melaporkan bahwa antioksidan sintetik, yaitu

tBHQ dan 3-tert-butyl-4- hydroxyanisole dapat mempromosi

karsinogenesis renal dan kandung kemih pada tikus. Walaupun dalam

penelitian tersebut tidak diketahui secara pasti mekanisme

karsinogenesisnya. Begitu pula dengan BHA dan BHT, dalam konsentrasi

tinggi dan penggunaan yang lama, BHA dapat menginduksi tumor pada

perut hewan uji sedangkan BHT dapat menginduksi tumor pada liver
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

hewan uji. Semua publikasi juga setuju dengan fakta tersebut. Lain

halnya vitamin E yang merupakan antioksidan alami tidak memiliki sifat

karsinogenik. BHT yang diadministrasikan secara kronis terhadap mencit

menyebabkan menurunnya konsentrasi alpha isozyme of protein kinase C

(PKCa) dalam paru-paru sehingga dapat menginisiasi terjadinya tumor

(Kahl, 1984; dan Malkinson, 1999).

b. Antioksidan alami. Antioksidan alami merupakan antioksidan yang

diproduksi langsung oleh tanaman maupun tubuh, contohnya: senyawa

polifenol flavonoid, tanin, katalase dan glutation peroksidase bekerja

dengan cara mengubah H2O menjadi H2O dan O2, sedangkan superoksid

dismutase bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi dismutasi dari

radikal anion superoksida menjadi HO (Percival, 1998; Gulcin et al.,

2004; Winarsi, 2007).

4. Manfaat antioksidan

Antioksidan bermanfaat dalam mencegah kerusakan oksidatif yang

disebabkan radikal bebas dan ROS sehingga mencegah terjadinya berbagai macam

penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, jantung koroner, kanker serta penuaan

dini (Palmer dan Kitchin, 2010). Penambahan antioksidan ke dalam formulasi

makanan, juga efektif mengurangi oksidasi lemak yang menyebabkan ketengikan,

toksisitas, dan destruksi biomolekul yang ada dalam makanan (Decker, 1998).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

5. Metode pengujian antioksidan

Terdapat beberapa metode pengujian aktivitas antioksidan baik secara

kualitatif maupun secara kuantitatif. Uji kualitatif untuk mengetahui apakah suatu

senyawa memiliki aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan metode

kromatografi baik kromatografi lapis tipis atau kromatografi kertas. Metode ini

dapat untuk memisahkan campuran antioksidan yang kompleks sekalipun.

Pereaksi semprot yang digunakan untuk deteksi dapat dibedakan menjadi empat

kelompok, yaitu sebagai berikut.

a. Senyawa-senyawa yang dapat membentuk warna ketika tereduksi

(kalium permanganat, ferri-sianida, ferri-dipiridil, dan asam

fosfomolibdat).

b. Senyawa yang dapat berikatan dengan senyawa fenol, seperti senyawa

diazo, pereaksi diazo, magnesium sulfat, aldehid aromatic-anisaldehid,

vanillin dan pereaksi Gibbs yang membentuk indofenol (akan

membentuk garam berwarna dalam kondisi basa).

c. Radikal bebas stabil yang menerima radikal hidrogen dari antioksidan

(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

d. Senyawa-senyawa yang membentuk senyawa adisi yang berwarna

(palladium klorida dan pentadium klorida) (Davidek, 1997).

Pada tahun 2005, Shivaprasad, Mohan, Kharya, Shiradkar, dan

Lakshman melaporkan bahwa uji aktivitas antioksidan dapat dilakukan secara

spektrofotometri. Uji tersebut dilakukan secara in-vitro.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

D. Metode DPPH

Metode yang paling sering digunakan untuk menguji aktivitas

antioksidan tanaman obat adalah metode uji dengan menggunakan radikal bebas

DPPH (Shivaprasad et al., 2005). Tujuan metode ini adalah mengetahui

parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan

(IC50). Hal ini dapat dicapai dengan cara menginterpretasikan data eksperimental

dari metode tersebut (Molyneux, 2004). DPPH merupakan radikal bebas yang

dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat

berguna untuk pengujian aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu

ekstrak (Dinis, Maderia, dan Almeida, 1994).

E. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi

zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

selanjutnya pelarut diuapkan sampai semua atau hampir semua pelarut menguap

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).

Dalam memilih cairan penyari, seseorang harus mempertimbangkanbanyak

faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini:

(a) Murah dan mudah diperoleh,

(b) stabil secara fisika dan kimia,

(c) bereaksi netral,

(d) tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

(e) selektif,

(f) tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan

(g) diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku (Anonim, 1986).

Metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud dan kandungan

zat dari bahan yang akan disari. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi:

infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian berkesinambungan (Anonim, 1986).

F. Kesahihan Metode Analisis

Kesahihan metode analisis diartikan sebagai suatu prosedur yang

digunakan untuk membuktikan bahwa metode analisis tersebut dapat memberikan

hasil seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai.

Metode analisis instrumen merupakan metode yang terpilih dan memadai untuk

mengantisipasi persoalan analisis, yaitu sangat kecilnya kadar senyawa yang

dianalisis dan kompleksnya matriks sampel yang dianalisis (Mulja dan Suharman,

1995). Untuk itu diperlukan suatu pedoman mengenai kesahihan metode analisis

yang didukung oleh parameter-parameter presisi, linearitas, dan spesifisitas.

G. Kesalahan dalam Metode Analisis

Kesalahan dalam metode analisis sangat sukar untuk dihilangkan namun

sumber kesalahan tetap harus ditekan seminimal mungkin. Kesalahan dalam

analisis kimia dapat dikategorikan menjadi dua kelas utama.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

1. Kesalahan sistemik

Kesalahan sistemik adalah hasil analisis yang menyimpang secara tetap

dari harga kadar yang sebenarnya karena proses pelaksanaan prosedur analisis,

sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan prosedur (Mulja dan Suharman,

1995). Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai

berikut.

a. Kesalahan personil dan operasi. Kesalahan ini disebabkan oleh cara

pelaksanaan analisis, bukan karena metode. Kesalahan operasi umumnya

bersifat fisis (bukan khemis), misalnya kesalahan pengamatan visual pada titik

akhir titrasi, kekeliruan cara pencucian endapan, dan sebagainya. Jadi

kesalahan ini bersifat individual dan sangat dipengaruhi oleh ketrampilan

analis dalam melakukan pekerjaan analisis.

b. Kesalahan alat dan pereaksi. Kesalahan ini disebabkan oleh pereaksi yang

kurang murni, alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat

walaupun alatnya sendiri baik, contohnya pengambilan volume tepat dengan

pipet ukur atau gelas ukur, penggunaan buret 50 mL (buret makro) untuk

analisis mikro, dan sebagainya.

c. Kesalahan metode analisis. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan

pengambilan sampel, kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna, atau

ikut mengendapnya zat-zat yang tidak diinginkan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

2. Kesalahan sistematik

Kesalahan sistematik adalah penyimpangan yang tidak tetap dari hasil

penentuan kadar dengan instrumen yang disebabkan fluktuasi dari instrument

yang dipakai. Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak dapat

dikontrol maka kesalahan ini disebut juga kesalahan acak (Mulja dan

Suharman,1995).

H. Landasan Teori

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak

berpasangan. Radikal bebas akan menstabilkan diri dengan cara menyerang dan

mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya sehingga dapat

menyebabkan kerusakan oksidatif sel yang berdampak menimbulkan berbagai

macam penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, kanker, dan penuaan dini. Suatu

senyawa radikal dapat ditemukan didalam tubuh maupun dari luar tubuh dari luar

tubuh sangat berpengaruh dalam proses penuaan dini oleh faktor gaya hidup dan

faktor lingkungan.

Jeruk merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan di berbagai

tempat, budidaya jeruk menempati urutan nomer 2 setelah anggur sebagai buah

konsumtif. Banyak masyarakat yang mengkonsumsi buah jeruk untuk

mendapatkan manfaatnya sebagai asupan vitamin c. Dalam kandungan jeruk

terdapat vitamin C ,flavonoid ,karotinoid, limonoid dan minyak atsiri.

Aktivitas antioksidan dapat diuji dengan metode menggunakan radikal

bebas DPPH. Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan

oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun secara

stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil. Keberadaan senyawa

antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.

I. Hipotesis

Fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut mempunyai

aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dinyatakan dalam IC50 dan

memiliki kandungan fenolik total yang ditetapkan dengan metode pereaksi Folin –

Ciocalteu dinyatakan dengan masa ekivalen asam galat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan tahapan

penelitian sebagai berikut :

(a.) Pemilihan dan pengumpulan sampel,

(b.) pembuatan simplisia,

(c.) ekstraksi dan fraksinasi simplisia,

(d.) eenetapan aktivitas antioksidan, dan

(e.) penetapan kadar fenolik dalam ekstrak.

B. Variabel penelitian

Variabel bebas :Konsentrasi ekstrak sampel.

Variabel tergantung : Nilai IC50.

C. Bahan-bahan penelitian

Serbuk sampel kulit jeruk, etanol, etil asetat, reagen DPPH, DPPH dalam

etanol, metanol.

D. Alat-alat Penelitian

Spektrofotometer uv-visibel Simadzhu®. alat-alat gelas, corong pisah,

corong Buchner, ayakan, vortex, ultrasonik, maserator, vacuum rotary evaporator.

18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

E. Cara Kerja Penelitian

1. Pemilihan dan pengumpulan sampel

Pengumpulan sampel kulit jeruk diambil langsung di perkebunannya

dengan memilih jeruk dengan usia tertentu yang merupakan usia konsumsi dari

buah jeruk tersebut.

2. Pembuatan simplisia

Kulit jeruk dicuci bersih, ditiriskan dan diiris tipis. Kemudian

dikeringkan dalam oven pada suhu 50-55o C selama 24 jam. Simplisia kering

ditandai dengan kult jeruk yang telah menjadi rapuh kemudian diserbuk kasar

dengan menggunakan mesin penyerbuk dan dilewatkan ayakan no mesh40.

3. Ekstraksi dan fraksinasi simplisia

Sebanyak 1 kg serbuk simplisia kulit jeruk dimasukkan ke dalam bejana

maserasi, ditambah dengan etanol sampai terendam sempurna dan dicampur

homogen. Campuran dimaserasi pada suhu ruangan selama tiga hari. Filtrat

diperoleh melalui penyaringan menggunakan kertas saring kasar dengan bantuan

corong Buchner dan pompa vakum. Ampas penyaringan diremaserasi dengan

etanol kembali selama tiga hari. Kemudian filtrat dicampur dengan filtrat

terdahulu. Keseluruhan filtrat diuapkan pelarutnya dengan vacuum rotary

evaporator sehingga diperoleh ekstrak etanol kental kulit jeruk.

Ekstrak etanol kental kulit jeruk dilarutkan dalam 300 ml air hangat dan

dilakukan ekstraksi cair-cair menggunakan wash bensin dengan perbandingan

larutan ekstrak : wash bensin (1:1 v/v), dihasilkan fraksi air dan washbensin.

Kemudian fraksi air diekstraksi kembali menggunakan etil asetat, sehingga


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

didapatkan fraksi air dan fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat diuapkan dengan

vacuum rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak etil asetat kental dengan

parameter berat konstan dalam pengeringan. Ekstrak ini yang digunakan untuk

analisis selanjutnya.

4. Penetapan aktivitas antioksidan

a. Kualitatif

1) Uji fenolik. Sejumlah 0,5 mL larutan uji 500,0 µg/mL dan larutan

pembanding asam galat 150,0 µg/mL dimasukan ke dalam tiga tabung

reaksi. Lalu ditambahkan 5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteu yang

telah diencerkan dengan akuades (1:10 v/v) kedalam tabung reaksi.

Diamkan selama 10 menit. Tambahkan 4 mL larutan natrium karbonat

1 M. Kemudian amati warna larutan tersebut.

2) Uji pendahuluan aktivitas antioksidan. Sebanyak 1 mL larutan DPPH

dimasukkan ke dalam masing-masing tiga tabung reaksi.

Ditambahkan masing-masing dengan 1 mL metanol p.a, larutan

pembanding rutin 37,5 μg/mL, dan larutan fraksi etil asetat sampel

500,0 μg/mL. Selanjutnya, larutan tersebut ditambahkan dengan 3 mL

metanol p.a. Larutan tersebut kemudian di vortex selama 30 detik.

Setelah 30 menit, amati warna pada larutan tersebut.

b. Kuantitatif

1) Pembutan larutan DPPH 0,4 mM


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

Sebanyak 15,8 mg serbuk DPPH dimasukkan ke dalam labu takar 100,0

ml, lalu ditambahkan etanol hingga batas tanda. Dihomogenkan dengan

bantuan vortex untuk melarutkan DPPH.

2) Pembuatan larutan rutin 0,250 mg/ml

Sebanyak 2,5 mg rutin dimasukkan dalam labu takar 10 ml, masukkan

etanol hingga batas tanda. Ambil sebanyak 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 ml

larutan stok rutin masukkan dalam labu takar, tambahkan etanol hingga

batas tanda hingga diperoleh larutan pembanding 12,5; 2,5; 37,5; 50,0;

dan 62,5 μg/ml.

3) Pembuatan larutan uji aktivitas antioksidan

75 mg ekstrak ditimbang kemudian ditambahkan metanol sampai 25,0

ml. Dari larutan tersebut diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 ml kemudian

ditambahkan metanol sampai 10,0 ml sehingga diperoleh larutan uji

dengan konsentrasi 0,3; 0,6; 0,9; 1,2; dan 1,5 mg/ml.

4) Penentuan operating time

Sebanyak 2,0 ml larutan DPPH 0,4 mM dimasukkan ke dalam labu takar

10,0 ml, tambahkan larutan stok rutin 2 ml kemudian tambahkan etanol

hingga batas tanda. Larutan dihomogenkan dengan vortex selama 30

detik. Setelah itu baca absorbansinya pada λ 517 nm tiap 10 menit selama

1 jam. Tentukan operating time reaksi.

5) Penentuan aktivitas antioksidan

2,0 ml larutan DPPH 0,4 mM dimasukkan ke dalam labu takar 10,0 ml

kemudian ditambahkan 20,0 ml larutan uji atau pembanding yang telah


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

diketahui konsentrasinya. Tambahkan metanol hingga batas tanda.

Larutan divortex selama 30 detik dan didiamkan selama operating time.

Baca absorbansinya pada λ 517 nm. Aktivitas antioksidan dihitung

dengan rumus:

(absorbansi kontrol −absorbansi sampel )


% aktivitas antioksidan = x 100%
absorbansi kontrol

5. Penetapan kadar fenolik dalam ekstrak

a. Pembuatan larutan asam galat

Dibuat larutan asam galat dengan konsentrasi 500 μg/ml dalam aquades :

etanol p.a (1:1). Diambil sebanyak 1,0;1,5; 2,0; 2,5; 3,0 ml. Larutan tersebut

kemudian ditambahkan aquades: metanol p.a (1:1) ad sampai 10 ml,

sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat 50; 75; 100; 125;

dan 150 µg/ml.

b. Pembuatan kurva baku asam galat

Sebanyak 0,5 ml larutan asam galat konsentrasi 50; 75; 100; 125; dan 150

µg/ml ditambahan dengan 5 ml reagen Folin-Ciocalteu yang telah

diencerkan dengan air (1:10 v/v). Larutan selanjutnya ditambahkan dengan

4,0 ml Na2CO3 1 M. Setelah 10 menit, baca absorbansi pada panjang

gelombang 750 nm terhadap blangko yang terdiri dari aquades : etanol

(1:1), reagen Folin-Ciocalteu, dan larutan Na2CO3 1 M.

c. Validasi metode penetapan kandungan fenolik total

Hasil dari prosedur 5.b. divalidasi berdasarkan parameter presisi (% CV),

linearitas (nilai r), serta spesifitas (spektra kontrol).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23

d. Estimasi kandungan fenolik total larutan uji

Larutan uji 350µg/ml diambil 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dan dilanjutkan sebagaimana perlakuan pada pembuatan kurva baku asam

galat. Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai massa ekivalen asam

galat (mg ekivalen asam galat per gram fraksi etil asetat).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tumbuhan

Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah determinasi

tanaman. Tujuan determinasi tanaman tersebut adalah untuk mengetahui

kebenaran identitas tanaman yang digunakan dalam penelitian. Kebenaran

identitas tanaman tersebut digunakan untuk menghindari adanya kemungkinan

kesalahan dalam pengambilan sampel pada analisis fitokimia (Harborne, 1987).

Hasil determinasi menurut Bonivia (1888) sampel yang uji dalam

penelitian ini telah dibuktikan, yaitu Citrus hystrix DC (lampiran 1).

B. Hasil Pengumpulan Bahan

Buah dipanen pada tanggal 23 Agustus 2012 di perkebunan salah satu

warga (di Kabupaten Klaten, Dukuh Gandekan Maliman, desa Keden, kecamatan

Pedan).

Buah tersebut dipanen dengan kriteria diameter buah ± 3 cm. Waktu

pemanenan dilakukan pada musim kemarau dan dilakukan pada waktu pagi hari,

yang bertujuan menghindari penguraian senyawa aktif pada kulit buah oleh

mikroorganisme dan pekembang biakan mikroorganisme meningkat seiring

meningkatnya kelembaban udara lingkungan. Dilakukan pada pagi hari bertujuan

untuk menghindari senyawa metabolit sekunder telah mengalami perubahan pada

tahap fotosintesis oleh pengaruh mtahari. Usaha pemanenan seperti kriteria diatas

bertujuan untuk mengoptimalkan metabolit sekunder yang dihasilkan dalam

ekstraksi.

24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25

C. Hasil Preparasi Sampel

Tujuan dalam preparasi sampel yaitu untuk mendapatkan fraksi etil asetal

ekstrak kulit jeruk purut yang diduga dalam fraksi tersebut mengandung banyak

senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antioksidan. Kulit jeruk yang

didapatkan kemudian dicuci dengan air mengalir kemudian dipotong kasar dan

dikeringkan dalam oven pada suhu ± 50ºC selama 24 jam. Sampel kasar

kemudian dihaluskan dengan cara di blender tujuanya adalah untuk memperkecil

ukuran partikel permukaan kulit jeruk sehingga penyarian akan bertambah baik

jika permukaan simplisia yang kontak dengan penyari semakin luas (Harborne,

1987).

Selanjutnya proses ekstraksi, pada penelitian ini menggunakan metode

maserai. Menggunakan metode maserasi bertujuan untuk menghindari

penggunahan panas berlebih dimaksudkan untuk menjaga ksetabilan senyawa

fenolik (Bruneton,1999). Cara maserasi yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan alat bantu berupa shaker yang digunakan untuk membantu proses

maserasi agar penyari dapat lebih optimal kontak langsung dengan sel-sel dalam

simplisia dari pada hanya didiamkan saja. Hal ini membuat proses maserasi dapat

secara efektif mengekstraksi metabolit sekunder dalam simplisia. Pada proses

maserasi, dilakukan pula remaserasi dengan tujuan untuk memaksimalkan proses

penyarian agar mendapatkan lebih banyak senyawa fenolik dibandingkan hanya

digunakan maserasi saja.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 26

Etanol 76% digunakan dalam proses ini karena peneliti ingin

mengekstraksi senyawa fenolik dari kulit buah jeruk purut. Untuk mengekstraksi

senyawa fenolik dalam bahan tumbuhan dapat dilakukan dengan pelarut polar

seperti etanol, metanol, n-butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida,

dan air (Markham, 1988). Alasan tidak digunakan pelarut aseton,

dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air adalah senyawa fenolik lebih larut

dalam campuran larutan alkohol dengan air daripada pelarut polar lainnya

(Bruneton, 1999).

Tujuan penyaringan filtrat menggunakan corong Buchner yang

diintegrasikan dengan pompa vacuum daripada dengan penyaringan biasa adalah

untuk mempercepat proses penyaringan dan memperbanyak hasil penyaringan.

Setelah itu, untuk menguapkan pelarut hasil penyaringan filtrat, digunakan alat

vacuum rotary evaporator. Alat tersebut dapat menguapkan pelarut dibawah titik

didih (t.d.) pelarut , yaitu etanol. Etanol memiliki t.d. sebesar 78,5 0C . selain

mempercepat penguapan juga menngunakan suhu dibawah titik didih

dimaksudkan agar menjaga kestabilan senyawa fenolik pada filtrat (O'Neil, Smith,

Heckelman, Obenchain Jr., Gallipeau, D'Arecca et al., 2001).

Setelah didapatkan ekstrak kental etanolik kulit jeruk purut, kemudian

ekstrak tersebut dilarutkan dengan air hangat. Digunakan air hangat agar dapat

lebih melarutkan ekstrak etanolik sampel. Fraksi air berada di bagian bawah,

sedangkan fraksi wash bensin berada di bagian atas. Hal ini dikarenakan berat

jenis (b.j.) air lebih besar daripada wash bensin. Air memiliki b.j. sebesar 0,996

sedangkan b.j. wash bensin sebesar 0,730 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 27

dan Makanan RI, 1995; Laboratoire, 2009). Washbensin digunakan untuk

menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan yg bersifat nonpolar

seperti lipid, klorofil, dll. Setelah didapatkan fraksi air kemudian dilakukan

ekstraksi cair menggunakan etil asetat, pada ekstraksi ini dilakukan pengulangan 3

kali yang bertujuan mengoptimalkan senyawa fenolik yang terekstraksi pada fase

etil asetat. Setelah semua fraksi etil asetal di dapatkan kemudian diuapkan pelarut

dengan vacum evaporator, setelah hampir menguap secara keseluruhan ekstrak

ditampung dalam cawan porselen kemudian di oven hingga bobot konstan pada

suhu 50ºC. Rendemen yang di dapat berupa ekstrak kental berwarna coklat

kehitaman.

D. Hasil Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam fraksi etil

asetat ekstrak etanolik kulit jeruk purut terdapat kandungan senyawa fenolik serta

apakah fraksi tersebut memiliki aktivitas antioksidan. Pada uji pendahuluan

keberadaan senyawa fenolik, senyawa uji ditambahkan pereaksi fenol Folin-

Ciocalteu, didiamkan selama dua menit kemudian ditambahkan larutan natrium

karbonat 1M. Pembanding yang digunakan untuk uji ini adalah asam galat yang

merupakan senyawa fenolik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 28

Gambar 1. Hasil uji pendahuluan fenolik (A = kontrol negatif [blanko


reagen fenol Folin-Ciocalteu], B = larutan uji [fraksi etil asetat ekstrak
etanol kulit buah jeruk purut] + reagen Folin-Ciocalteu, C = kontrol
positif [asam galat] + reagen Folin-Ciocalteu)

Adanya senyawa fenolik dalam fraksi uji akan mengubah warna larutan

menjadi biru. Perubahan warna tersebut terjadi karena oksidasi senyawa fenol

dalam fraksi uji oleh pereaksi Folin-Ciocalteu. Hasil pengujian pada fraksi etil

asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk menunjukkan positif terdapat kandungan

fenolik karena terbentuk warna biru, hal tersebut terjadi pula pada senyawa

pembanding asam galat.

Pada uji pendahuluan aktivitas antioksidan, baik senyawa uji maupun

senyawa pembanding, yaitu rutin ditambahkan pada larutan DPPH dalam

metanol. Adanya aktivitas antioksidan akan mengubah warna larutan DPPH yang

semula berwarna ungu menjadi kekuningan. Hasil pengujian baik untuk senyawa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 29

uji maupun senyawa pembanding semuanya positif karena terjadi perubahan

warna pada larutan DPPH dalam metanol menjadi kekuningan, dibandingkan

dengan kontrol berupa larutan DPPH dalam metanol yang berwarna ungu.

Gambar 2. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan (A = kontrol


negatif [DPPH], B = kontrol positif [rutin], C = larutan uji [fraksi etil
asetat ekstrak etanol kulit buah jeruk purut] + DPPH)

E. Optimasi Metode

1. Penentuan operating time (OT)

Penetuan operating time dimaksudkan untuk memperoleh waktu

pengukuran absorbansi dengan nilai yang stabil. Waktu pengukuran absorbansi

ditentukan saat warna yang terbentuk stabil, ditandai dengan nilai absorbansi

yang stabil dari senyawa yang diukur.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 30

a. Uji aktivitas antioksidan.

Penentuan operating time dilakukan dengan mengukur serapan larutan

DPPH yang telah ditambahkan senyawa uji maupun senyawa pembanding rutin

pada tiga konsentrasi berbeda (low, medium, dan high). Larutan divorteks dahulu

selama 30 detik sebelum diukur untuk menghomogenkan campuran tersebut agar

bereaksi optimal. Pembacaan absorbansi dilakukan menggunakan

spektrofotometer visibel pada panjang gelombang teoritis dari DPPH yaitu 517

nm selama 1 jam. Pengukuran absorbansi dilakukan tiap 5 menit dikarenakan

instrumen yang digunakan tidak dapat digunakan untuk mengukur OT secara

otomatis.

Penentuan OT Rutin
1

0,8
absorbansi

0,6
12,25 µg/mL
0,4
26,25 µg/mL
0,2 40,25 µg/mL

0
0 20 40 60 80

waktu (t)

Gambar 3. Kurva penentuan OT rutin

Operating time (OT) yang diperoleh untuk larutan pembanding rutin

adalah 35 menit, ditandai dengan nilai absorbansi yang tetap (gambar 3).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 31

penentuan OT sampel
0,8
0,6

absorbansi
0,4
300
0,2
600
0
1500
0 20 40 60 80
waktu (menit)

Gambar 4. Kurva penentuan OT sampel

Operating time (OT) yang diperoleh untuk larutan uji adalah 35 menit,

ditandai dengan nilai absorbansi yang tetap (gambar 4).

b. Penetapan kandungan fenolik total.

Penentuan operating time dilakukan dengan mengukur serapan kompleks

molybdenum blue yang terbentuk oleh reaksi antara senyawa fenolik, yaitu asam

galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dalam suasana basa. Pembacaan absorbansi

dilakukan menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang

teoritis kompleks molybdenum blue, yaitu 750 nm selama 30 menit. Pengukuran

absorbansi dilakukan tiap 5 menit dikarenakan instrumen yang digunakan tidak

dapat digunakan untuk mengukur OT secara otomatis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 32

OT fenolik sampel
0,32

Absorbansi
0,3
0,28
0,26
300
0,24
0 20 40 60 80
waktu (menit)

Gambar 5. Penentuan OT fenolik sampel

Operating Time (OT) yang diperoleh untuk larutan asam galat adalah 30

menit, ditandai dengan nilai absorbansi yang tetap (gambar 5).

2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

a. Uji aktivitas antioksidan

Meskipun telah diketahui dari sejumlah literatur (Blois, 1958; Lu dan

Foo, 2000; Zhu et al., 2002) bahwa panjang gelombang serapan maksimum DPPH

yaitu pada λ 517 nm, tetapi tetap perlu untuk dilakukan penentuan dikarenakan

panjang gelombang serapan maksimum dapat mengalami perubahan (pergeseran)

dikarenakan perbedaan kondisi percobaan yang dilakukan. Perubahan tersebut

dapat berupa perbedaan instrumen, waktu pengukuran, pelarut, iklim, maupun

individu yang melakukan penelitian.

Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan terhadap

larutan DPPH dalam pelarut metanol pada tiga konsentrasi, setelah sebelumnya

divorteks. Scanning dilakukan pada panjang gelombang 400-600 nm. Hasilnya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 33

diperoleh panjang gelombang serapan maksimum untuk penelitian ini adalah

515,7 nm. Selisih panjang gelombang ini dengan panjang gelombang maksimum

teoritis sebesar 1,3 nm, selisih nilai ini masih memenuhi selisih yang

diperbolehkan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu kurang dari 2 nm.

Karena hal diatas, panjang gelombang maksimum yang diperoleh dapat digunakan

dalam penelitian.

b. Penetapan kandungan fenolik total

Dilakukan pula penentuan panjang gelombang serapan maksimum untuk

pengujian kandungan fenolik total. Scanning dilakukan pada tiga seri konsentrasi

asam galat (low, medium, dan high) pada panjang gelombang 600-800 nm. Dari

hasil scanning diperoleh panjang gelombang maksimum untuk penentuan

kandungan fenolik total adalah 750 nm. Hasil tersebut sesuai dengan panjang

gelombang maksimum teoritis dari kompleks molybdenum blue, yaitu 750 nm.

Panjang gelombang maksimum merupakan faktor penting dalam analisis

menggunakan spektrofotometer UV-Vis karena pada panjang gelombang tersebut

diperoleh serapan optimum dari suatu senyawa yang diukur. Selain itu, panjang

gelombang serapan maksimum dapat digunakan untuk identifikasi molekul yang

bersifat karakteristik. Panjang gelombang serapan maksimum tidak bergantung

pada struktur senyawa melainkan pada gugus yang mengabsorbsi radiasi sinar

UV-Vis, sehingga jika ada dua senyawa dengan spektra UV-Vis yang sama,

belum tentu keduanya adalah senyawa yang sama. Hal inilah yang menyebabkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 34

panjang gelombang maksimum digunakan sebagai data sekunder dalam analisis

kualitatif.

Dalam analisis kuantitatif, pengukuran absorbansi selalu dilakukan pada

panjang gelombang serapan maksimum dikarenakan perubahan absorbansi untuk

tiap perubahan konsentrasi adalah paling besar sehingga memberikan kepekaan

analisis yang tinggi. Selain itu, bila dilakukan pengukuran pada panjang

gelombang serapan maksimum maka untuk pengukuran berulang hasilnya lebih

reprodusibel sehingga kesalahan yang terjadi makin kecil (Mulja dan

Suharman,1995).

F. Validasi Metode Analisis Aktivitas Antioksidan

Validasi metode analisis adalah suatu penilaian terhadap parameter

tertentu berdasarkan percobaan di laboratorium, untuk membuktikan bahwa

parameter tersebut memenuhi persyaratan yang digunakan (Harmita, 2004).

Validasi metode analisis perlu dilakukan baik untuk uji aktivitas antioksidan

dengan metode DPPH maupun penetapan kandungan fenolik total dengan metode

Folin-Ciocalteu. Parameter validasi yang dinilai meliputi presisi, linearitas serta

spesifisitas pengukuran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 35

Tabel I. Hasil pengukuran absorbansi seri baku rutin yang direaksikan


dengan DPPH

Absorbansi Persamaan Regresi


Replikasi Rutin Kontrol Absorbansi % IC Linier
1 11,53 0,882 0,650 26,30
18,77 0,537 39,12
y = 1,5296x + 14,693
27,29 0,404 54,20
r = 0,9957
34,92 0,285 67,69
39,66 0,211 76,08
2 12,11 0,897 0,652 27,31
20,23 0,523 41,69
y = 1,7328x + 7,8707
28,23 0,396 55,85
r = 0,9953
34,09 0,303 66,22
39,45 0,218 75,70
3 11,27 0,863 0,640 25,84
19,72 0,511 40,79
y = 1,7697x + 5,8873
27,36 0,394 54,35
r = 0,9965
33,54 0,300 65,24
39,36 0,211 75,55

Dilihat dari data persamaan regresi linear seri baku rutin yang di atas,

dipilih persamaan dari hasil replikasi, yaitu y =1,7697x + 5,8873-yang akan

digunakan untuk menghitung nilai dan presisi (Coefficient of variation) dari rutin.

Dipilih persamaan tersebut karena nilai r dari replikasi menghasilkan nilai yang

paling mendekati 1 atau -1, yaitu r = 0,9965.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 36

Tabel II. Hasil pengukuran absorbansi seri fraksi etil asetat ekstrak etanol
kulit buah jeruk purut yang direaksikan dengan DPPH

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


Fraksi Absorbansi Fraksi Absorbansi Fraksi Absorbansi
(µg/2mL) (µg/2mL) (µg/2mL)
302 0,664 300 0,675 300 0,683
600 0,540 604 0,542 604 0,545
904 0,414 902 0,421 900 0,430
1200 0,324 1204 0,328 1202 0,333
1508 0,230 1500 0,232 1506 0,235
Persamaan regresi linear Persamaan regresi linear Persamaan regresi linear
y = 0,00036x+ 0,7569 y =0,00037x + 0,7696 y =0,000369x + 0,7776
r = 0,9968 r = 0,9967 r = 0,9971

Berdasarkan tabel II dari tiga replikasi fraksi etil asetat ekstrak etanol

kulit buah jeruk purut yang dilakukan dipilih persamaan replikasi tiga, yaitu y =

0,000369x + 0,7776 ; r = 0,9971 sebagai persamaan yang akan digunakan untuk

menghitung coefficient of variation (CV) untuk fraksi etil asetat ekstrak etanol

kulit buah jeruk purut.

1. Presisi

Presisi merupakan keterulangan dari perolehan hasil analisis beberapa

kali (minimal 3) terhadap sampel yang dianalisis dengan metode yang digunakan.

Presisi dari metode analisis dinyatakan dalam Coeffisien of Variant (CV).

Persyaratan nilai % CV yang baik untuk bahan p.a pada konsentrasi sekitar 10

ppm adalah < 5% sedangkan nilai %CV yang baik untuk bahan alam < 15 %

(Harmita, 2004).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 37

Tabel III. Hasil presisi aktivitas antioksidan standar rutin

Rerata
Konsentrasi konsentrasi Rerata
SD % CV
µg/2ml µg/2ml %IC

Seri1 11,64 26.48 0,425 3,651


Seri2 19,57 40,53 0,739 3,778
Seri3 27,63 54,78 0,525 1,899
Seri4 34,18 66,38 0,697 2,038
Seri5 39,49 75,77 0,151 0,383

Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukkan pada (tabel III), Nilai

ini masih masuk dalam persyaratan % CV menurut Harmita (2004), di mana %CV

yang baik adalah CV ≤ 5%.

Tabel IV. Hasil presisi aktivitas antioksidan fraksi etil asetat


Rerata
Konsentrasi konsentrasi Rerata
SD % CV
µg/2ml µg/2ml %IC

300 300,67 19,13 0,242 0,012


600 602,67 35,56 0,537 0,015
900 902,00 49,60 0,607 0,012
1200 1202,00 60,99 0,182 0,003
1500 1504,67 72,39 0,131 0,002

Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukkan pada tabel (IV),

didapat nilai %CV berturut-turut 0,012%; 0,015%; 0,012%; 0,003%; 0,002%

untuk lima konsentrasi sampel uji yang digunakan. Nilai ini masih masuk dalam

persyaratan % CV menurut Harmita (2004), dimana %CV yang baik adalah CV ≤

5%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 38

2. Linearitas

Linearitas pada suatu metode analisis dari suatu prosedur suatu analisis

merupakan kemampuannya untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung

proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel. Linearitas

biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung

berdasarkan persamaan data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel

dengan berbagai konsentrasi analit. Linearitas dinyatakan sebagai koefisien

korelasi (r). Dalam penentuan kurva kalibrasi yang baik, konsentrasi minimal

terdiri dari lima konsentrasi dengan jarak antara 50-150%, sedangkan untuk

koefisien korelasi adalah 0,995 ataupun diharapkan lebih dari nilai tersebut (Chan,

Lam, Herman, Lee, 2004).

Tabel V. Hasil aktivitas antioksidan rutin dengan metode DPPH

Absorbansi Persamaan Regresi


Replikasi Rutin Kontrol Absorbansi % IC Linier

1 11,53 0,882 0,650 26,30


18,77 0,537 39,12
y = 1,5296x + 14,693
27,29 0,404 54,20
r = 0,9957
34,92 0,285 67,69
39,66 0,211 76,08
2 12,11 0,897 0,652 27,31
20,23 0,523 41,69
y = 1,7328x + 7,8707
28,23 0,396 55,85
r = 0,9953
34,09 0,303 66,22
39,45 0,218 75,70
3 11,27 0,863 0,640 25,84
19,72 0,511 40,79
y = 1,7697x + 5,8873
27,36 0,394 54,35
r = 0,99649
33,54 0,300 65,24
39,36 0,211 75,55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 39

Kurva Persamaan Regresi Linear Aktivitas


Antioksidan Rutin
100,00
80,00
60,00
% IC

40,00 y = 1,7697x + 5,8873


20,00 r = 0,99649
0,00
0 10 20 30 40 50
konsentrasi µg/mL

Gambar 6. Kurva persamaan regresi linear antioksidan rutin

Berdasar tiga hasil replikasi yang ditunjukan pada (tabel V) untuk

validasi metode analisis rutin, didapatkan persamaan regresi linear untuk replikasi

satu y = 1,5296x + 14,693; replikasi dua y = 1,7328x + 7,8707 ; dan replikasi tiga

y = 1,7697x + 5,8873. Dari tiga hasil tersebut nilai r yang dihasilkan masih

memenuhi persyaratan linearitas menurut Chan et al. (2005), di mana koefisien

korelasi linearitas yang baik minimal r = 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa

metode yang digunakan dalam analisis rutin mempunyai linearitas yang baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 40

Tabel VI. Hasil aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol dengan
metode DPPH

Konsentrasi Persamaan regresi


Replikasi % IC
(µg/2mL) linier
302 20
600 34,94
y = 0,0433x+ 8,5231
I 904 50,32
r = 0,9966
1200 60,96
1508 72,29
300 20,1
604 35,86
y =0,0434x + 8,8617
II 902 50,18
r= 0,9969
1204 61,18
1500 72,54
300 19,64
604 35,88
y =0,0433x + 8,478
III 900 49,1
r= 0,9972
1202 60,82
1506 72,35

kurva persamaan regresi linear aktivitas


antioksidan fraksi etil asetat
80
Aktivitas antioksidan (%)

y = 0,043x + 8,478
60
r=0,9972
40
20
0
0 500 1000 1500 2000
konsentrasi

Gambar 7. Kurva persamaan regresi linear antioksidan fraksi etil asetat

Hasil dari persamaan regresi linier hasil dari tiga replikasi fraksi etil

asetat ekstrak yang ditunjukan pada (tabel VI), di dapatkan persamaan regresi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 41

linear berturut-turut adalah replikasi satu r = 0,9966; r = 0,9969, dan r = 0,9972.

Tiga hasil ini masih diatas nilai koefisien korelasi linearitas minimal menurut

Chan, et al. (2005), yaitu r = 0,995. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan metode

ini memiliki linieritas yang baik untuk menganalisis fraksi etil asetat ekstrak kulit

buah jeruk purut.

3. Spesifitas

Spesifitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya dapat

mengukur senyawa tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya

komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Harmita, 2004). Dalam

metode analisis ini yang menggunakan spektrofotometri visibel pada pengukuran

rutin dan fraksi etil asetat sampel uji, spesifikasi metode dapat dilihat dengan

tidak adanya serapan dari sampel sebelum ditambah DPPH pada panjang

gelombang pengukuran yang digunakan, yaitu 515,7 nm. Dari hasil spektra

terlihat bahwa larutan rutin, larutan uji fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah

jeruk purut dan pelarut metanol tidak menunjukkan adanya gangguan berarti

terhadap absorbansi DPPH hasil reaksi, dengan demikian dapat dikatakan metode

ini memilki spesifitas yang baik.

Dari hasil validasi metode analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa

metode penangkapan radikal bebas DPPH oleh rutin dan fraksi etil asetat ekstrak

etanol kulit buah jeruk purut sebagai antioksidan terbukti sudah baik dalam,

presisi, spesifisitas dan linearitas sehingga hasil yang diperoleh dapat dipercaya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 42

G. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Pada penelitian ini, pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan

metode DPPH. Metode ini menggunakan senyawa radikal bebas, yaitu (DPPH)

karena terdapat elektron yang tidak berpasangan pada strukturnya sehingga dapat

digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan suatu senyawa yang dapat

mendonorkan elektronnya sehingga terjadi penurunan intensitas warna atau

absorbansi larutan DPPH. Dalam uji ini, rutin akan mereduksi radikal DPPH

menjadi senyawa 1,1 difenil-2-pikrilhidrazil sehingga terjadi penurunan intensitas

warna pada larutan dari yang semula ungu menjadi kekuningan.

Gambar 8. Reaksi terbentuknya warna kuning dari DPPH oleh adanya

antioksidan (Molyneux, 2004)

Pengurangan intensitas warna larutan DPPH tersebut dihasilkan oleh

bereaksinya molekul radikal DPPH dengan satu atom hidrogen yang dilepaskan

komponen bahan uji sehingga terbentuk senyawa 1,1 difenil-2 pikrilhidrazil yang

berwarna kuning. Pengurangan intensitas warna ungu larutan DPPH karena


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 43

adanya penambahan senyawa penangkap radikal bebas dapat dihitung secara

kuantitatif dari berkurangnya absorbansi larutan tersebut.

Pada dasarnya absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH

yang tidak bereaksi dengan bahan uji atau DPPH yang masih tersisa dalam

campuran larutan, sehingga dengan bertambahnya konsentrasi senyawa

penangkap radikal bebas dalam larutan, maka absorbansi larutan akan berkurang.

Hal ini berarti bahwa aktivitas penangkapan radikal bebasnya semakin meningkat.

Menurut metode ini, aktivitas antioksidan dari senyawa uji dinyatakan

dengan IC50. Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan

hubungan antara konsentrasi senyawa uji dengan persen penangkapan radikal

yang dimilikinya. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin aktif suatu ekstrak

tanaman sebagai senyawa antioksidan.

Rutin digunakan sebagai senyawa pembanding dalam uji aktivitas

antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk purut ini karena

rutin merupakan senyawa antioksidan alami golongan flavonoid yang telah

diketahui memiliki potensi penangkapan radikal yang poten.

Gambar 9. Struktur rutin (dos Santos et al., 2008)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 44

Tabel VII. Hasil perhitungan IC50 rutin dan fraksi etil asetat ekstrak etanol
kulit buah jeruk purut

IC50 (µg/2mL)
Rata-rata
Bahan Uji Replikasi Replikasi Replikasi SD % CV
(µg/2mL)
1 2 3

rutin
23,08 24,31 24,93 24,11 0,94 0,882

Fraksi etil 964,60 957,70 965,70 962,67 4,34 0,005


asetat

Dari analisis regresi linier diperoleh nilai IC50 rata-rata rutin sebesar

24,108μg/mL. Hal ini berarti untuk menangkap radikal bebas sebesar 50%

diperlukan konsentrasi rutin sebesar 24,108 μg/mL.

Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit buah jeruk

purut dengan metode DPPH disajikan pada tabel berikut.

Tabel VIII. Penggolongan Tingkat Kekuatan Antioksidan Rutin dan Fraksi


Etil Asetat Ekstrak Etanol kulit buah jeruk purut (Aryanto, 2006)
Intensitas Nilai IC50 Rutin Fraksi etilasetat
ekstrak etanol

Sangat kuat <50 µg/mL √ -

Kuat 50-100 µg/mL - -

Sedang 101-150 µg/mL - -

Lemah >150 µg/mL - √


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 45

Hasil kekuatan antioksidan tergolong sangat lemah dibanding baku rutin,

karena lebih dari 150 µg/mL.

H. Hasil Validasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total

Untuk menguji validitas metode penetapan kandungan fenolik total ini

digunakan beberapa parameter, antara lain analisis presisi, linearitas dan

spesifitas. Dalam pengujian digunakan tiga replikasi sehingga didapatkan tiga

persamaan regresi linier antara konsentrasi asam galat dengan absorbansi yang

didapat. Dari ketiga persamaan tersebut dipilih persamaan dengan nilai linearitas

(r) yang paling baik untuk menghitung konsentrasi terukur rutin dan juga larutan

uji sehingga %CV dapat dihitung. Persamaan regresi linear yang paling baik yaitu,

(Gambar 15) menunjukkan kurva baku asam galat.

kurva baku asam galat


0,8
y = 0,005x - 0,051
0,6 r = 0,999
Absorbansi

0,4

0,2

0
0 50 100 150 200
Konsentrasi

Gambar 10. Kurva baku asam galat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 46

1. Presisi

Presisi dinyatakan dengan nilai %CV. Persyaratan nilai %CV yang baik

untuk bahan p.a pada konsentrasi sekitar 150 ppm adalah < 5%. Berdasarkan nilai

%CV dari data hubungan antara konsentrasi asam galat dengan absorbansi

diperoleh nilai %CV asam galat berada dalam rentang dengan demikian asam

galat memiliki %CV yang baik karena memenuhi persyaratan yang ditetapkan

sehingga dapat dikatakan metode ini memiliki presisi yang baik.

Tabel IX. Hasil presisi asam galat dari beberapa parameter

Seri konsentrasi rerata


SD % CV
asam galat absorbansi
Seri 1 0,231 2,276 4,358
Seri 2 0,360 2,505 3,291
Seri 3 0,470 4,063 4,208
Seri 4 0,621 0,428 0,343
Seri 5 0,755 0,771 0,517

2. Linearitas

Linieritas pada suatu metode analisis dari suatu prosedur penelitian

analisis merupakan kemampuannya untuk mendapatkan hasil uji yang secara

langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel.

Persyaratan data linieritas yang bisa diterima jika memenuhi nilai koefisien

korelasi (r) > 0,999 (Mulja dan Hanwar, 2003). Metode ini memiliki linearitas

yang baik karena pada replikasi ke diperoleh nilai r = 0,9999.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 47

Tabel X. Hasil pengukuran absorbansi asam galat yang direaksikan


dengan reagen folin-Ciocalteau

Asam galat

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Absorbansi
(µg/mL) terukur (µg/mL) terukur (µg/mL) terukur
50,5 0,245 50 0,226 50 0,222
75,75 0,361 75 0,373 75 0,346
101 0,463 100 0,453 100 0,495
126,25 0,620 125 0,620 125 0,624
151,5 0,750 150 0,756 150 0,758
y = 0,005- 0,023 y = 0,005x – 0,037 y = 0,005x-0,051
r = 0,995 r = 0,995 r = 0,999

3. Spesifitas

Spesifitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat

tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang

mungkin ada dalam matriks sampel (Harmita, 2004). Dari hasil spektra terlihat

bahwa larutan asam galat, larutan uji fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah

jeruk purut, dan pelarut metanol tidak menunjukkan adanya gangguan berarti

terhadap absorbansi senyawa biru yang dihasilkan, dengan demikian dapat

dikatakan metode ini memilki spesifitas yang baik.

I. Hasil Estimasi Kandungan Fenolik Total

Senyawa fenolik yang banyak terkandung di dalam tanaman memiliki

peran penting dalam mengurangi resiko penyakit jantung koroner, kanker dan

beberapa penyakit lain yang disebabkan oleh radikal bebas (Makris, 2003). Oleh

karena itu, pada penelitian ini juga dilakukan penetapan kandungan fenolik total
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 48

untuk mengetahui hubungan antara aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak

etanol kulit buah jeruk dengan kandungan fenolik totalnya. Prinsip dari metode

Folin-Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Senyawa fenolik akan

mengalami oksidasi sehingga menjadi bentuk keton sedangkan kompleks

fosfotungstat-fosfomolibdat yang berasal dari pereaksi Folin-Ciocalteau ini akan

mengalami reduksi, sehingga menghasilkan kompleks senyawa yang berwarna

biru. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion

fenolik yang terbentuk, artinya semakin besar konsentrasi senyawa fenol maka

semakin banyak ion fenolik yang akan mereduksi asam heteropoli sehingga warna

biru yang dihasilkan semakin pekat (Singleton and Rossi, 1965).

Gambar 11. Struktur asam galat (Lopez et al., 2003)

Dasar penetapan kandungan fenolik total secara spektrofotometri ini

adalah adanya oksidasi senyawa fenol dalam suasana basa oleh pereaksi Folin-

Ciocalteu menghasilkan senyawa yang berwarna. Fenol dalam suasana basa akan

berubah menjadi ion fenolat yang bersifat lebih reaktif sehingga lebih mudah

bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu (gambar 12). Suasana basa diakibatkan

oleh adanya penambahan natrium karbonat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 49

Gambar 12. Oksidasi asam galat dalam suasana basa (Oliveira et al.,2009b)

Ion fenolat dioksidasi oleh asam dalam pereaksi Folin-Ciocalteu dan

kompleks molybdenum-tungstat akan direduksi sebagian oleh sampel sehingga

menghasilkan warna biru (molybdenum-blue) (gambar 13).

Gambar 13. Reaksi asam galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu (Oliveira et

al.,2009b)

Saat reaksi terjadi, pereaksi Folin-Ciocalteu mendapatkan proton (H+)

dari gugus fenol sampel dan air (tereduksi), sedangkan gugus fenol akan

mendapatkan tambahan oksigen dari air dan pereaksi (teroksidasi), sehingga

membentuk kompleks oktahedral molybdenum-blue. Kompleks octahedral yang

terbentuk merupakan kompleks MoO3-fosfat dengan fosfor (P) sebagai pusatnya.

Molibdat pada kompleks dapat disubstitusi oleh tungsten (W).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 50

Kompleks molybdenum-blue yang terbentuk berupa koloid dan akan

menjadi encer dengan adanya asam fosfat pada pereaksi Folin-Ciocalteu, sehingga

dapat dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel.

Tabel XI. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat ekstrak
etanol kulit buah jeruk purut

Kandungan rata-rata
Sampel SD %CV
fenolik total mg mg
Replikasi 1 419,33
Replikasi 2 416,67 417,33 1,76 0,42
Replikasi 3 416,00

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil kandungan fenolik total rata-rata

pada sampel sebesar 417,33 ± 1,76 mg ekivalen asam galat per gram fraksi etil

asetat ekstrak etanol kulit buah jeruk purut.

J. Hasil Analisa Statistik

Dari hasil uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik kulit

buah jeruk purut, dapat dilakukan analisis statistik untuk mengetahui apakah ada

perbedaan signifikan antara aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh fraksi uji

dengan aktivitas antioksidan yang dimiliki senyawa pembanding rutin. Analisis

statistik dilakukan menggunakan program R.14.1. Untuk mengetahui kenormalan

distribusi data dilakukan analisis statistik deskriptif menggunakan perhitungan

Saphiro-Wilk Normality Test, hasilnya diperoleh nilai normalitas untuk rutin p-

value = 0,6361 untuk sampel sebesar p-value = 0,2429. Jadi, data uji aktivitas

antioksidan mengikuti distribusi normal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 51

Gambar 14. Hasil uji normalitas rutin

Gambar 15. Hasil uji normalitas sampel

Uji variansi data yang digunakan pada uji statistik adalah uji F- 2 varian

karena pada uji ini untuk melihat homogenitas dari 2 kelompok data. Hasil pada

uji variansi data dapat dilihat pada (gambar 16).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 52

Gambar 16. Hasil uji variansi data

Karena distribusi datanya normal maka dapat dilanjutkan pengujian

statistik induktif menggunakan uji parametrik, yaitu Independent Sample t Test.

Alasan pemilihan uji ini karena tujuannya untuk mengetahui perbedaan antara dua

sampel yang tidak saling berhubungan, yaitu rutin dan fraksi etil asetat. Uji ini

digunakan untuk mengetahui apakah aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh rutin

lebih besar dibandingkan dengan fraksi uji.

Gambar 17. Hasil uji T-test tidak berpasangan

Hipotesis yang diujikan sebagai berikut.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 53

Hi : Aktivitas antioksidan rutin lebih besar dibandingkan fraksi uji.

Hnull : Aktivitas antioksidan rutin tidak lebih besar dibandingkan fraksi uji.

Hasil pengujian memperoleh nilai signifikansi p-value = 3.329e-10 atau sebesar

0,000151 antara rutin dengan fraksi etil asetat. Bila dibandingkan dengan nilai

signifikansi yang ditentukan, yaitu 0,05 maka Hnull ditolak karena nilai

signifikansi yang dihasilkan lebih kecil daripada nilai signifikansi yang

ditentukan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rutin memiliki aktivitas

antioksidan yang lebih besar dibandingkan fraksi uji.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kandungan fenolik total per gram fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit buah

jeruk purut yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat sebesar

(417,33 ± 1,76).

2. Nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak kulit buah jeruk purut

dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan sebagai IC50

sebesar (962.66 ± 4,34) μg/mL.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode

yang lain.

2. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan sari buah jeruk purut.

54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 55

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta, pp. 11-12.
Apak R et al. 2007. Comparative evaluation of various total antioxidant capacity
assay applied to phenolic compounds with the CUPRAC assay.
Molecules 12:1496-1547.

Cano.A., A. Medina, and A. Bermejo. 2008. Bioactive Compounds in Different


Citrus Varieties. Discrimination Among Cultivars. J .Food Composition
and Anal. 21:377-381.

Chan, Chung Chow, Lam, Herman, Lee, and Y.C., Zhang, Xue-Ming, 2004,
Analtytical Method Validation and Instrument Performance Verification,
John Wiley and Sons, Inc., New Jersey.
Citrus Variety Collection, University of California Riverside
http://www.citrusvariety.ucr.edu/citrus/hystrix_2454.html review diakses
pada tanggal 6, Mei 2013.
Davidek, 1997, in Macek, K., 1972, Pharmaceutical Ahallications of Thin Layer
Chromatography, Elseiver Publishing Company, Amsterdam, London,
New York, pp. 569, 608-611.

Dinis, T.C., Maderia, V.M., dan Almeida, L.M., 1994, Action of Phenolic
Derivates (Acetoaminophen, Salycilate and 5-Aminosalycilate) as
Inhibitors of Membrane Lipid Peroxidation and as Peroxyl Radical
Scavengers, ABB, 315, 161–169.

Decker, E., 1998, Strategies for Manipulating the Prooxidative Antioxidative


Balance of Foods to Maximize Oxidative Stability, Trends Food
Sci.Technol., 9, 241-248.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope


Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,
pp. 7 dan 1061.

Dos Santos, S.X., Mazo, L.H., dan Cavalheiro, E.T.G., 2008, The Use of a
Graphite-Silicone Rubber Composite Electrode in the Determination of
Rutin in Pharmaceutical Formulation, J. Braz. Chem. Soc., 19(8), 1603.

Fergusson. J. J. 2002. Medicinal Use of Citrus. Series of the Horticultural


Sciences Departement, Florida Cooperative Extension Service, Institute
of Food and Agricultural Sciences, University of Florida. 3 pp.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 56

Gulcin, I., Uguz, M.T., Oktay, M., Beydemir, S., dan Kufrevioglu, O.I., 2004,
Evaluation of the Antioxidant and Antimicrobial Activities of Clary Sage
(Salvia sclarea L.), Turk. J. Agric. For., 28, 25-33.

Harmita, 2004, Majalah Ilmu Kefarmasian Vol.I, No.3: Petunjuk Pelaksanaan


Validasi Metode dan Cara, Departemen Farmasi FMIPA UI, Jakarta, pp.
117-135.

Huang, D., Ou, B., dan Prior, R.L., 2005, The Chemistry Behind
AntioxidantCapacity Assays, J. Agric. Food Chem., 53, 1841-1856.

Jacob, R., S. Hasegawa, and G. Manners. 2000. The Potential of Citrus Limonoids
as Anticancer Agents. Perishables Handling Quaterly Issue No.102.

Kahl, R., 1984, Synthetic Antioxidants: Biochemical Actions and Interference


With Radiation, Toxic Compounds, Chemical Mutagens and Chemical
Carcinogens, Toxicology, 33(3-4), 185-228.

Koleva I, van Beek T, Linnssen JPH, de Groot A, Evstarieva LN. 2002. Screening
of plant extracts for antioxidant activity: a comparative study on three
testing methods: Phytochem Anal 13: 494-500.

Miller, R. dan Miller, S., 2003, Tulsi Queen of Herbs, The Green Isle Enterprise,
1-2.

Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci.
Technol., 26(2), 211-219.

Mulja, H.M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga University


Press, Surabaya, pp. 26-33.

Oliveira, A.C.; Valentim, I.B.; Silva, C.A.; Bechara, E.J.H.; Barros, M.P.; Mano,
C.M.; Goulart,M.O.F. (2009a). Total phenolic content and free radical
scavenging activities ofmethanolic extract powders of tropical fruit
residues. Food Chemistry, Vol.115, No.2,(July 2009), pp. 469-475, ISSN
0308-8146.

Oliveira, A.C.; Valentim, I.B.; Goulart, M.O.F.; Silva, C.A.; Bechara, E.J.H.;
Trevisan, M.T.S. (2009). Fontes vegetais naturais de antioxidantes.
Química Nova, Vol.32, No.3, (April 2009), pp. 689-702, ISSN 0100-
4042.

Paulose, S.M. 2005. Isolation and Effect of Citrus Limonoids on Cytochrome 450
inhibition, Apoptotic Induction and Citotoxicity on Human Cancer Cells.
Dissertation. Texas A and M University. 112 pp.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 57

Palmer, D.M., dan Kitchin, JS., 2010, Oxidative Damage, Skin Aging,
Antioxidants and a Novel Antioxidant Rating System,
http://findarticles.com/p/ articles/mi_m0PDG/, diakses tanggal 14
September 2010.

Percival, M., 1998, Antioxidants, Advanced Nutrition Publication, Inc,


http://acudoc.com/Antioxidants.PDF, diakses tanggal 13 September
2010.

Setiawan, D. 2000. Atlas Tumbuhan Organik Indonesia. Persi,co.id.

Setiadi dan Parmin. 2004. Jeruk Asam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Shivaprasad, H.N., Mohan, S., Kharya, M.D., Shiradkar, M.R., dan Lakshman, K.,
2005, In-Vitro Models for Antioxidant Activity Evaluation: a Review
http://www.pharmainfo.net/reviews/vitro-models-antioxidant-
activityevaluation- review, diakses tanggal 14 September 2010.

Singleton, V.L. and Rossi, J.A., 1965, Colorimetry of Total Phenolic with
Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagent, Am. J. Enol. Vitic, pp.
16, 147.
Spiegel-roy, P. and E. E. Goldschmidt. 1996. Biology of Citrus. Cambrdige
University Press, UK. 230 pp.

Subeki. 1998. Pengaruh cara pemasakan terhadap kandungan antioksidan


beberapa macam sayuran serta daya serap dan retensinya pada tikus
percobaan [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.

United States Department of Agriculture,


http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbol
=CIHY2&display=31, review diakses pada tanggal 2 Juli 2013.

Tripoli, E., M. Guardia, S. Giamanco. 2007. Citrus Flavonoids: Molecular


Structure, Biological Activity and Nutritional Properties: A Review.
Food Chem. 104:466-47.

Veeru, P., Kishor, M.P., dan Meenakshi, M., 2009, Screening of Medicinal Plant
Extracts for Antioxidant Activity, JMR, 3(8), 608-612.

Winarsi, W., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, pp. 13-15, 77-81.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 58

LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 59

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman jeruk purut


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 60

Lampiran 2. Gambar buah jeruk purut

Lampiran 3. Bobot fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut

Bobot kulit jeruk : 1 kg

Bobot ektrak etanol 76% : 32,30 g


𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
Rendemen : x 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

32,30 𝑔𝑟𝑎𝑚
: 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%

: 3,230 % b/b

Bobot fraksi etil asetat : 1,61 g


𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎
Rendemen : x 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

1,61 𝑔𝑟𝑎𝑚
: 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 x100%

: 0,161 % b/b
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 61

Lampiran 4. Data penimbangan uji aktivitas antioksidan

1. DPPH

Penimbangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot kertas 0,4273 g 0,4162 g 0,5011 g

Bobot kertas + DPPH 0,4313 g 0,4202 g 0,5052 g

Bobot sisa 0,4273 g 0,4203 g 0,5012 g

Bobot DPPH 0,0040 g 0,0039 g 0,0040 g

2. Rutin

Penimbangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot kertas 0,2355 g 0,2561 g 0,3001 g

Bobot kertas + rutin 0,2380 g 0,2587 g 0,3027 g


Bobot sisa 0,2356 g 0,2562 g 0,3002 g

Bobot rutin 0,0024 g 0,0025 g 0,0025 g

3. Fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut

Penimbangan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot gelas 14,241 g 14,240 g 14,245 g


arloji
Bobot gelas 14,2712 g 14,270 g 14,275 g
arloji +sampel
Bobot + sisa 14,241 g 14,240 g 14,245 g
Bobot akhir 0,0302 g 0,030 g 0,030 g
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 62

Lampiran 5. Data perhitungan konsentrasi larutan DPPH, larutan

pembanding rutin, dan larutan uji

1. DPPH

Contoh perhitungan molaritas DPPH

Replikasi 1

BM = 394,32
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 4,0 𝑚𝑔
Mol = = 394 ,32 = 0,0101 mmol
𝐵𝑀

𝑚𝑜𝑙 0,0101 𝑚𝑚𝑜𝑙


M = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = = 0,404 mM
0,025 𝐿

2. Rutin

2,5 𝑚𝑔
Konsentrasi larutan stok rutin = = 250 µg/ml
10 𝑚𝑙

Konsentrasi larutan pembanding seri 1 (replikasi 1) :

V1 x C1 = V2 x C2

0,49 ml x 250μg/ml = 10 x C2

C2 = 12,25 μg/ml

3. Sampel
30,2 𝑚𝑔
Konsentrasi larutan stok rutin = = 3020 µg/ml
10 𝑚𝑙

Konsentrasi larutan pembanding seri 1 (replikasi 1) :

V1 x C1 = V2 x C2

1,0 ml x 3020 μg/ml = 10 x C2

C2 = 302 μg/ml
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 63

Lampiran 6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan

1. Penentuan λmaks

a. Scanning DPPH
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 64

b. Scanning DPPH

c. Scanning DPPH
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 65

2. Penentuan operating time

a. Operating time rutin

Waktu Rutin Rutin Rutin


(menit) 12,25µg/mL 26,25µg/mL 40,25µg/mL
5 0,798 0,663 0,541
10 0,769 0,62 0,44
15 0,748 0,59 0,38
20 0,732 0,568 0,337
25 0,722 0,548 0,305
30 0,714 0,532 0,281
35 0,708 0,517 0,261
40 0,703 0,505 0,245
45 0,700 0,494 0,234
50 0,697 0,486 0,225
55 0,695 0,478 0,216
60 0,693 0,472 0,209

b. Operating time fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut

Waktu DPPH 300 µg 900 µg 1500 µg


(menit)

5 0,820 0,651 0,425 0,355


10 0,823 0,646 0,419 0,348
15 0,825 0,642 0,414 0,342
20 0,827 0,638 0,410 0,336
25 0,829 0,635 0.407 0,332
30 0,830 0,633 0,405 0,329
35 0,830 0,631 0,404 0,328
40 0,830 0,631 0,404 0,328
45 0,830 0,631 0,404 0,328
50 0,830 0,631 0,404 0,328
55 0,830 0,631 0,404 0,328
60 0,830 0,631 0,404 0,328
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 66

Lampiran 7. Uji akitivitas antioksidan dengan menggunakan radikal DPPH

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 −𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 /𝑢𝑗𝑖


% IC = 𝑥 100%
𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

1. Rutin

Absorbansi Persamaan Regresi


Replikasi Rutin Kontrol Absorbansi % IC Linier
11,53 0,650 26,30
18,77 0,537 39,12
1 0,882 y = 1,5296x + 14,693
27,29 0,404 54,20 r = 0,9957
34,92 0,285 67,69
39,66 0,211 76,08
12,11 0,652 27,31
20,23 0,523 41,69
2 0,897 y = 1,7328x + 7,8707
28,23 0,396 55,85 r = 0,9953
34,09 0,303 66,22
39,45 0,218 75,70
11,27 0,640 25,84
19,72 0,511 40,79
3 0,863 y = 1,7697x + 5,8873
27,36 0,394 54,35 r = 0,9965
33,54 0,300 65,24
39,36 0,211 75,55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 67

2. Fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut

Konsentrasi Persamaan regresi


Replikasi % IC
(µg/2mL) linier
302 20
600 34,94
y = 0,0433x+ 8,5231
I 904 50,32
r = 0,9966
1200 60,96
1508 72,29
300 20,1
604 35,86
y =0,0434x + 8,8617
II 902 50,18
r= 0,9969
1204 61,18
1500 72,54
300 19,64
604 35,88
y =0,0433x + 8,478
III 900 49,1
r= 0,9972
1202 60,82
1506 72,35

Contoh perhitungan nilai % IC

Rutin (replikasi 1, konsentrasi 11,53 μg/ml)

0,882−0,650
% IC = x 100 % = 26, 30 %
0,882
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 68

Lampiran 8. Perhitungan nilai IC50 rutin dan Fraksi etil asetat ekstrak etanol

kulit jeruk Purut

IC50 (µg/ml) rata-rata SD CV


Bahan Uji 1 2 3 (µg/ml) (µg/ml) (%)

Rutin 23,083 24,313 24,927 24,108 0,939 0,882


Fraksi etil
964,6 957,7 965,7 962,667 4,340 0,005
asetat

Keterangan: SD = Standard Deviation; dan CV = Coefficient of Variant

Persamaan regresi linier dari konsentrasi dengan %IC adalah Bx + A

y = aktivitas antioksidan (%IC)

x = konsentrasi (μg/ml)

IC50 adalah nilai x pada saat y sebesar 50%

Contoh perhitungan nilai IC50 (Rutin replikasi 1)

y = 1,5296x + 14,693

50 = 1,5296x + 14,693

x = 23,08 μg/ml

Contoh perhitungan nilai IC50 (Fraksi etil asetat replikasi 3)

y = 0,0433x + 8,478

50 = 0,0433x + 8,478

x = 965,70 mg/ml
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 69

Lampiran 9. Data penimbangan penetapan kandungan fenolik total

1. Asam galat

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


(gram) (gram) (gram)
Bobot kertas 0,2111 0,2056 0,2107
Bobot kertas + asam
0,2161 0,2106 0,2157
galat
Bobot kertas + sisa 0,2111 0,2056 0,2107
Bobot asam galat 0,0050 0,0050 0,0050

Lampiran 10. Optimasi penetapan kandungan fenolik total

1. Penentuan operating time

Waktu Asam galat Asam galat Asam galat


(menit) 50 µg/ml 100 µg/ml 150 µg/ml

5 0,224 0,482 0,717

10 0,231 0,500 0,749

15 0,239 0,511 0,772

20 0,242 0,524 0,784

25 0,245 0,531 0,793

30 0,245 0,532 0,794

35 0,245 0,532 0,794

40 0,245 0,532 0,794

45 0,245 0,532 0,794

50 0,245 0,532 0,794

55 0,245 0,532 0,794

60 0,245 0,532 0,794


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 70

2. Penentuan λmaks

a. Scanning asam galat 50 µg/mL


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 71

b. Scanning asam galat 100 µg/mL

c. Scanning asam galat 150 µg/mL


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 72

Lampiran 12. Penetapan Kandungan fenolik total

kandungan rata-rata
fenolik (mg SD (mg
total (mg ekivalen ekivalen
kandungan ekivalen asam asam
fenolik asam galat galat galat
konsentrasi total per g per g per g
sampel (µg/mL) absorbansi (µg/mL) fraksi) fraksi) fraksi)

1 350 0,578 0,1258 419,33

2 350 0,574 0,125 416,67 417,33 1,76

3 350 0,573 0,124,8 416

Contoh perhitungan kandungan fenolik total

Replikasi 1
Absorbansi sampel = 0,578
y = 0,005x – 0,051
0,578 = 0,005x – 0,051
0,578 +0,051
x= = 125,8 µg/mL
0,005
v 100 mL
Kandungan fenolik total = x . m = 0,1258 mg/mL. = 419,33 mg
0,03 g

419,33 mg ekivalensi asam galat per g fraksi sampel

Replikasi 2
Absorbansi sampel = 0,574
y = 0,005x – 0,051
0,574 = 0,005x – 0,051
0,574 +0,051
x= = 125 µg/mL
0,005
v 100 mL
Kandungan fenolik total = x . m = 0,125 mg/mL. = 416,67 mg
0,03 g

416,67 mg ekivalensi asam galat per g fraksi sampel


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 73

Replikasi 2

Absorbansi sampel = 0,573


y = 0,005x – 0,051
0,573 = 0,005x – 0,051
0,573 +0,051
x= = 124,8 µg/mL
0,005
v 100 mL
Kandungan fenolik total = x . m = 0,124,8 mg/mL. = 416 mg
0,03 g

416 mg ekivalensi asam galat per g fraksi sampel.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 74

Lampiran 13. Scanning pengkoreksi

1. Scanning metanol

 400-600 nm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 75

 600-800 nm

2. Scanning metanol : air (1 : 1 v/v)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 76

3. Scanning rutin

4. Scanning asam galat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 77

5. Scanning fraksi etil asetat ekstrak etanol kulit jeruk purut

 400-600 nm

 600-800 nm
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 78

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “UJI AKTIVITAS


PENANGKAPAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-
PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN
KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL
ASETAT EKSTRAK ETANOLIK KULIT BUAH
JERUK PURUT (Citrus hystrix DC.)” memiliki nama
lengkap Putut Wibisono. Dilahirkan di kota Klaten 24
April 1990 dari pasangan Bapak Joko Mulyanto dan
Ibu Srihartati Takarini. Penulis telah menyelesaikan
pendidikan di TK Pertiwi Keden pada tahun 1995 hingga 1996 lalu melanjutkan
pendidikan dasar di SDN Keden 3 Klaten pada tahun 1996 hingaa 2002. Penulis
melanjutkan pendidikan menengah di SMP N 1 Pedan pada tahun 2002 hingga
2005 dan SMF Bhakti Wiyata Kediri pada tahun 2006 hingga 2009. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009 hingga 2013. Selama menjadi
mahasiswa di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis
pernah menjadi peserta magang kegiatan SMF di apotek Kimia Farma dan RS dr.
Soepraoen kota Malang (2008). Penulis cukup aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan baik di dalam fakultas maupun universitas antara lain Panitia PP n
EC (2011), Panitia Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi (2012), Penulis pernah
mendapatkan pendanaan dari Dikti atas program PKM (2012).

Anda mungkin juga menyukai