SKRIPSI
Oleh :
Pulung Dwisari
NIM : 168114182
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing Utama
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh:
Pulung Dwisari
NIM : 168114182
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pulung Dwisari
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda
tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh
mesin pencari (search engine), misalnya google.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
( Pulung Dwisari )
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
䇅 ⺁ ⺁ ⺁ ⺁ ˴
⺁ ⺁ ˶⺁ ⺁쁛 ⺁
ϣ˸⺁
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Teruntuk :
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi yang berjudul “ UJI
ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA KAPANG/KHAMIR
(AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM DI PASAR
TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X” ” dengan baik.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) sebagai mahasiswa program studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, dukungan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
2. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Penguji yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penelitian skripsi ini
3. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Kaprodi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik
4. Ibu apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik
5. Ibu Dr. apt. Erna Tri Wulandari selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan,
saran dan pesan dari awal sampai akhir penelitian ini
6. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penelitian skripsi ini
7. Bapak Budiyono selaku Ayah yang selalu memberi sumber dana dan support
segala sesuatu keinginanku
8. Simbok Sukarni selaku Ibu yang dengan segala kekurangannya mampu
mencukupi kehidupanku
9. Kakaku, Mas Teguh, Mbak Santi, Anan, dan Arya. Keluarga kecil kalian sangat
berarti bagiku
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun demi kebaikan penelitian di kemudian hari. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah informasi
dan wawasan bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 3 November 2020
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................vi
PRAKATA..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xii
ABSTRAK............................................................................................................. xiv
ABSTRACT.............................................................................................................. xv
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
METODE PENELITIAN..........................................................................................2
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19
LAMPIRAN............................................................................................................ 22
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................................66
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Jamu Gendong merupakan salah satu obat tradisional berasal dari Jawa yang
sangat diminati masyarakat karena harganya yang terjangkau dan mudah
didapatkan. Salah satu jamu yang beredar di masyarakat adalah jamu kunyit asam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) dan
Angka Kapang/Khamir (AKK) yang terdapat dalam jamu gendong kunyit asam
yang diproduksi oleh penjual jamu di pasar tradisional Kabupaten “X”. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif komparatif. Tahapan penelitian
yang dilakukan meliputi pemilihan dan pengumpulan sampel, persiapan sampel,
homogenisasi sampel, dan pengujian ALT serta AKK. Hasil penelitian yang
dilakukan pada jamu gendong kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di
Kabupaten “X” diperoleh nilai ALT sampel A 4,9 x 103; sampel B 15 x 103;
sampel C 1,6 x 103 dan nilai AKK sampel A 9,2 x 103; sampel B 56 x 103; sampel
C 2,3 x 103 . Berdasarkan nilai tersebut ALT pada sampel jamu A dan C
memenuhi syarat Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional, sedangkan sampel jamu B tidak memenuhi syarat dan AKK pada
semua sampel jamu tidak memenuhi syarat.
Kata kunci : Jamu gendong kunyit asam, Angka Lempeng Total, Angka
Kapang/Khamir
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Jamu Gendong is one of the traditional medicines from Java which is in great
demand in the community because of its affordable price and easy to get. One of
the medicinal herbs measured in the community is jamu kunyit asam.The study
aims to determine the value test of Total Plate Count (TPC) and test Mold/Yeast
Count (MYC) in jamu gendong kunyit asam produced by jamu seller in traditional
markets located “X” Regency. This research is experimental research with
comparative descriptive design. Stages of research was conducted on the
determination and selection of sample, sample preparation, sample
homogenization, and testing of TPC and MYC. The results of research conducted
on jamu gendong kunyit asam produced by jamu sellers in traditional markets in
“X” Regency obtained TPC values sample A 4,9 x 103; sample B 15 x 103; sample
C 1,6 x 103 and MYC values sample A 9,2 x 103; sample B 56 x 103; sample C 2,3
x 103. Based on these values, the TPC in the sample of jamu A and C was
included in the Regulation of the Head of the Drug and Food Control of the
Republic of Indonesia Number 12 of 2014 concerning Quality for Traditional
Medicines requirements, while the sample of jamu B did not included the
requirements and the MYC in all the samples of jamu did not included the
requirements.
Keywords: jamu gendong kunyit asam, total plate count, mold / yeast count
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan teknologi untuk memproduksi jamu skala industri, di
Indonesia masih terdapat usaha jamu yang dikelola secara tradisional dan sangat
sederhana. Jamu ini dikenal dengan sebutan jamu gendong yaitu minuman jamu
khas Jawa, dijual tanpa label, terbuat dari ramuan bahan segar, tidak dapat
disimpan lama dan biasanya diminum dalam keadaan segar yang diproduksi oleh
industri rumah tangga (A’yunin et al., 2019).
Di antara berbagai jamu yang dikenal masyarakat, jamu gendong menjadi
salah satu jenis jamu yang digemari. Jamu ini dipasarkan dengan cara
memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol ini disusun di
dalam bakul. Selanjutnya, penjual jamu akan menggendong bakul tersebut ketika
berjualan. Itulah sebabnya, jamu ini dikenal sebagai jamu gendong (Sukini, 2018).
Sejauh ini, pembuatan minuman jamu tradisional umumnya mengutamakan
kualitas sensori dan mengesampingkan sifat fungsional dan higienitas. Penjual
dalam meracik minuman jamu sangat variatif baik formula bahan maupun proses,
padahal dua hal tersebut akan mempengaruhi kualitas produk. Mutu bahan, proses
dan sanitasi penjual dalam pembuatan minuman jamu yang belum dilakukan
dengan baik dapat memicu masalah keamanan pangan awal berupa cemaran
mikrobiologis (A’yunin et al, 2019).
Minuman jamu kunyit asam banyak dikonsumsi masyarakat, terbuat dari
rimpang kunyit, buah asam Jawa, air, gula dan dengan atau tanpa penambahan
sari jeruk nipis atau ekstrak daun sirih. (A’yunin et al., 2019).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di penjual jamu gendong
yang berada di pasar tradisional di kabupaten Bantul, diperoleh informasi bahwa
jamu gendong kunyit asam merupakan jamu yang paling banyak dikonsumsi
masyarakat karena dipercaya mampu meredakan nyeri haid dan menurunkan berat
badan. Selain itu harga jamu gendong kunyit asam relatif ekonomis.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Registrasi
Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 menyatakan usaha jamu gendong tidak perlu
memiliki izin edar sehingga mayoritas standar mutu dan keamanan jamu belum
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jamu kunyit
asam yang diproduksi oleh penjual jamu di pasar tradisional yang berada di
Kabupaten Bantul, Potato Dextrose Agar (PDA), Plate Count Agar (PCA), NaCl
fisiologis 0,85%, bakteri asam laktat, aquades steril, alkohol 70%
Alat
Biological safety cabinet (Haier HR 40-IIB2), autoklaf (Hirayama HG series),
inkubator (Memmert IN55), oven (Memmert UN 55 53L), micropipette (Socorex
Swiss), pipette tipcone, tabung reaksi (Pyrex), labu ukur (Pyrex), cawan petri
(Labware Charuzu), neraca analitik (Ohaus PA214), erlenmeyer (Pyrex),
penangas air, vortex mixer (Gemmy VM-300), colony counter (Funke Gerber),
hot plate (Thermo Scientific Cimarec HP 131530-33Q), magnetic stirrer
Tata Cara Penelitian
1. Pemilihan dan pengumpulan sampel
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel dalam penelitian ini adalah jamu kunyit asam yang diproduksi
oleh penjual jamu di pasar tradisional yang berada di Kabupaten “X”.
Kabupaten “X” memiliki 17 kecamatan dan setiap kecamatan memiliki
komoditi yang berbeda. Anggota dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau
kelompok, dalam kelompoknya terdapat homogenitas antar kelompok seperti
komoditi dalam kelompok tersebut (Kemenkes, 2018). Pasar tradisional yang
dipilih sebagai pengambilan sampel adalah Pasar “J”, Pasar “I” dan Pasar “B”
yang terdapat di tiga kecamatan berbeda dengan komoditi kecamatan tersebut
adalah jamu gendong. Pasar tersebut dipilih sebagai sampling dalam
pengambilan sampel karena sebagian besar masyarakat di daerah pasar
tersebut memiliki kebiasaan rutin dalam mengonsumsi jamu untuk
memelihara kesehatan. Hal ini terlihat dari jumlah jamu kunyit asam yang
terjual setiap hari. Data dari Dinas Perdagangan Kabupaten “X” tahun 2014,
pasar yang dipilih sebagai sampling dalam penelitian ini termasuk ke dalam
pasar dengan kondisi baik, yaitu pasar yang sanitasi, tata ruang dan
kebersihannya baik.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00-08.00
WIB. Setiap pasar diambil satu penjual jamu yang dijadikan sebagai sampel
dengan teknik cluster random sampling. Setiap sampel direplikasi sebanyak 3
kali. Sampel jamu dipindahkan dalam botol kaca yang sudah di sterilisasi
serta dimasukkan dalam coolbox dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
2. Persiapan sampel
Bagian wadah/kemasan jamu kunyit asam dibersihkan dengan alkohol
70% secara aseptis.
3. Homogenisasi sampel
Sampel jamu sebanyak 1 mL diambil dan dimasukkan secara aseptis
kedalam labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan 9 mL larutan pengencer
NaCl fisiologis 0,85% sehingga diperoleh pengenceran 1:10 (10-1).
Homogenisasi dilakukan menggunakan vortex dengan kecepatan 300 rpm
selama 30 detik.
4. Uji angka kapang/khamir
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengenceran dipilih dan dihitung jumlah koloni dari kedua cawan lalu
dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila pada cawan petri dari dua
tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumah antara 10-150,
maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran,
kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dikalikan sebagai Angka
Kapang/Khamir dalam tiap gram atau mililiter sampel.
Beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan diatas,
maka diikuti petunjuk sebagai berikut :
a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran
yang menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni, dihitung jumlah
koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
b. Bila pada tingkat pegenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni
lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya,
maka dipilih tingkat pengenceran terendah (Misal: pada pengenceran
10−2 diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10−3 diperoleh 30
koloni, maka dipilih jumlah koloni pada pengenceran 10−2 yaitu 60
koloni). Bila pada pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah
koloni kurang dari dua kali jumlah koloni pengenceran dibawahnya,
maka diambil angka rata-rata dari jumlah koloni kedua pengenceran
tersebut. Hasil dinyatakan sebagai Angka Kapang dan Khamir dalam
tiap gram, sampel
(Misal pada pengenceran 10−2 diperoleh 60 koloni dan pada
pengenceran 10−3 diperoleh 10 koloni, maka Angka Kapang Khamir
10
adalah: 2
x 103 = 8 x 103 )
c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan
jumlah antara 10-150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari
tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai Angka
Kapang/Khamir perkiraan.
d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan
karena faktor inhibitor, maka Angka Kapang/Khamir dilaporkan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
2 10-1 122 118 120 1,9 x 103
10-2 32 20 26
10-3 1 3 2
10-4 0 2 1
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
3 10-1 104 54 79 0,79 x
10-2 22 12 17 103
10-3 4 14 9
10-4 0 2 1
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
Keterangan :
: angka yang masuk dalam perhitungan ALT sesuai ketentuan PPOMN
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam. Hal itu selaras dengan penelitian Dewi (2016) yang menunjukkan
tingginya nilai ALT dididapatkan dari proses pembuatan jamu, seperti kurangnya
kebersihan dalam mencuci bahan baku dan alat yang digunakan untuk membuat
jamu. Perlunya penyuluhan atau pembinaan oleh Dinas Kesehatan & BPOM
kepada penjaja jamu gendong secara periodik. Di samping instansi pemerintah
diperlukan keterlibatan Lembaga Riset, Laboratorium, dan Perguruan Tinggi
sebagai pendamping & pengawasan kualitas jamu gendong. Stakeholder memberi
pelatihan langsung kepada kelompok jamu gendong tentang standart higienis
jamu, teknik perebusan yang benar, penyimpanan bahan baku, kemungkinan
pencemaran mikroba patogen, dan menjelaskan risiko konsumsi jamu
mengandung mikroba (Nuringsih, 2013).
Tingginya nilai SD dan CV ini menunjukkan bahwa presisi data yang
didapat kurang bagus. Adanya perbedaan yang jauh hasil rata-rata dari nilai ALT
pada sampel A ke sampel B dan sampel B ke sampel C oleh sumber kontaminasi
yang berasal dari penggunaan wadah yang kotor. Penggunaan wadah secara
berulang tanpa dilakukan pencucian dapat menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme pembusuk maupun patogen (Hadijah, 2015). Mengakibatkan
penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata dari ketiga sampel. Apabila
penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata maka nilai SD akan besar.
Koefisien variasi (CV) adalah nilai perbandingan antara SD dengan nilai rata-rata
hitung dari sampel. Semakin besar nilai CV berarti datanya kurang merata
(heterogen), jika semakin kecil CV berarti data merata (homogen) (Kurniati,
2017).
Penelitian ini menggunakan 2 kontrol, yaitu kontrol media dan kontrol
pengencer. Kontrol media uji ALT berisi dengan media PCA yang dituang di
cawan petri dan kontrol media uji AKK berisi dengan PDA yang dituang di cawan
petri, sedangkan kontrol pengencer berisi dengan 1 mL larutan pengencer dan
ditambah dengan media sesuai dengan uji ALT dan uji AKK. Kontrol media dan
pengencer diinkubasikan terbalik pada suhu 35 - 37°C. Pada kontrol media dan
kontrol pengencer tidak tumbuh bakteri yang menandakan tidak ada kontaminan
dari pelarut dan media yang digunakan. Sehingga koloni bakteri dan koloni
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kapang/khamir yang tumbuh pada cawan selama penelitian bukan berasal dari
media dan pelarut yang digunakan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada media PDA untuk uji AKK ditambahkan bakteri asam laktat 1 ml
setiap 100 mL larutan media PDA. Bakteri asam laktat mampu mengeksresikan
senyawa antimikroba seperti bakteriosin (Suardana et al, 2017). Bakteriosin
merupakan senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap
mikroorganisme lain. Bakteri asam laktat berkontribusi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen. Hambatan ini karena bakteri asam
laktat dapat memproduksi beberapa metabolit seperti asam organik (asam laktat
dan asetat), hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin (Desniar, 2011).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10-4 4 0 2
2 10-1 133 153 143 11 x 103
10-2 45 55 50
10-3 28 24 26
10-4 6 2 4
3 10-1 156 142 149 74 x 103
10-2 44 48 46
10-3 16 16 16
10-4 3 1 2
B 1 10-1 ∞ ∞ ∞ 110 x
10-2 ∞ ∞ ∞ 103
10-3 51 53 52
10-4 16 18 17
2 10-1 ∞ ∞ ∞ 46 x 103
10-2 55 61 58
10-3 20 24 22
10-4 11 11 11
3 10-1 ∞ ∞ ∞ 12 x 103
10-2 48 46 47
10-3 20 20 20
10-4 7 7 7
C 1 10-1 117 121 119 2,8 x 103
10-2 46 42 44
10-3 5 7 6
10-4 0 2 1
2 10-1 115 119 117 2 x 103
10-2 27 29 28
10-3 2 4 3
10-4 2 0 1
3 10-1 120 124 122 2,2 x 103
10-2 24 40 32
10-3 2 4 3
10-4 2 0 1
Keterangan :
: angka yang masuk dalam perhitungan AKK sesuai ketentuan PPOMN
Tabel IV. Hasil rata-rata nilai AKK pada ketiga sampel
Sampel AKK (koloni/g) SD CV
A (Pasar “I”) 9,2 x 103 1736 19%
B (Pasar “B”) 56 x 103 50173 89%
C (Pasar “J”) 2,3 x 103 418 18%
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
II. SARAN
1. Melalui adanya penelitian ini, maka perlu lebih lanjut dilakukan eksplorasi
analisis cemaran mikroba seperti bakteri patogen yang terdapat dalam
sediaan jamu gendong kunyit asam di pasar tradisional yang berada di
Kabupaten “X” sehingga dapat diketahui koloni bakteri apa yang terdapat
didalam sampel jamu tersebut.
2. Dilakukan pembinaan terhadap proses pembuatan jamu, sehingga mutu
dari jamu dapat lebih baik dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan
meningkatkan sanitasi dan higienitas lingkungan pengolahan serta lama
penyimpanan bahan baku sebelum diolah, diharapkan nilai ALT dan
AKK tidak melebihi batas dari peraturan BPOM.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, keputusan kepala
badan pengawas obat dan makanan republik Indonesia nomor 12 tahun
2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, pp 3
Desniar., Rusmana, I., Suwanto, A., Mubarik, N.R., 2011. Penapisan Bakteriosin
Dari Bakteri Asam Laktat Asal Bekasam. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia Volume XIV Nomor 2
Dewi, M.N., 2016. Uji Kapang/Khamir (AKK) Dan Angka Lempeng Total (ALT)
Pada Jamu Gendong Temulawak Di Pasar Tarumanegara Magelang.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.
Hadijah, Sitti. 2015. Deteksi Cemaran Bakteri Pada Jamu Tradisional Yang
Dijajakan Di Kelurahan Banta-Bantaeng. Jurnal Biotek Vol. 3 No. 1
Juariah, S., Puspa Sari, W. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kesehatan
Klinikal Sains 6(1)
Kurniati. Yusniati, E. 2017. Analisa Puncak Banjir Dengan Metode MAF (Studi
Kasus Sungai Krueng Keureuto). Jurnal Einstein 5(1).
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mursalim. 2018. Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri Pada Minuman Sari
Kedelai Yang Diperjualbelikan Di Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, 2006, Uji Angka Kapang/Khamir
dan Angka Lempeng Total dalam Obat Tradisional 96/MIK/00, Pusat
Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan POM.
Sari, Ratih Indah. 2015. Cemaran Aspergillus Sp Pada Jamu Serbuk Kemasan
Yang Dijual Di Banjarbaru Selatan. Jurnal Media Analis Kesehatan.
Fakultas Analis Kesehatan Stikes Borneo Lestari.
Sukini. 2018. Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat. Hal 2. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta Timur.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel jamu A
Sampel jamu B
Sampel jamu C
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
180 174
⟶ x101 = 1770 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
110 104
⟶ x102 = 10700 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1770 10700
Jumlah ALT replikasi 1 = = 235 ~ ,2 x 103 koloni/g
2
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
132 178
⟶ x101 = 1550 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
8 72
⟶ x102 = 7900 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1550 7900
Jumlah ALT replikasi 2 = = 4725~ 4,7x 103 koloni/g
2
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
144 144
⟶ x101 = 1440 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
71 51
⟶ x102 = 100 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1440 100
Jumlah ALT replikasi 3 = = 3770 ~ 3,8x 103koloni/g
2
235
4725 3770
Rata − rata ALT Sampel A =
3
= 9820 ~ 9,8 x 103 koloni/g
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 6235 4910 1325 1755625
2 4725 4910 -185 34225
3 3770 4910 -1140 1299600
(X − X)2 3089450
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
1243
3089450
= x 100%
4910
=
2
= 25%
= 1243
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
182 188
⟶ x102 = 18500 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
80 8
⟶ x103 = 83000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
248 224
⟶ x101 = 23 0 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
97 79
⟶ x102 = 8800 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
23 0 8800
Jumlah ALT replikasi 2 = 2
= 5580 ~ 5, x 103koloni/g
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
103 89
⟶ x102 = 9 00 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1810 9 00
Jumlah ALT replikasi 3 = = 5705 ~ 5,7 x 103koloni/g
2
34574
5580 5705
Rata − rata ALT Sampel B =
3
= 1528 ~ 1,5 x 104 koloni/g
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT Sampel B
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 34574 15285 19289 372078380
2 5580 15285 -9705 94180555
3 5700 15285 -9585 91865835
(X − X)2 558124771
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
1 705
= 15285 x 100%
558124771
= = 109%
2
= 16705
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
207 79
⟶ x101 = 1430 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
34 18
⟶ x102 = 2 00 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1430 2 00
Jumlah ALT replikasi 1 = = 2015 ~ 2 x 103koloni/g
2
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
122 118
⟶ x101 = 1200 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
32 20
⟶ x102 = 2 00 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
1200 2 00
Jumlah ALT replikasi 2 = 2
= 1900 ~ 1,9 x 103koloni/g
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
E1 E2 F1 F2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-1
104 54
⟶ x101 = 790 koloni/g
2
Pengenceran 10-2
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250
Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 22. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT Sampel C
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 2015 1568 447 199511
2 1900 1568 332 110003
3 790 1568 -778 605803
(X − X)2 915317
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
77
= 15 8 x 100%
915317
= = 43%
2
= 677
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
49 53
⟶ x102 = 5100 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
2 18
⟶ x103 = 22000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
45 55
⟶ x102 = 5000 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
28 24
⟶ x103 = 2 000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
44 48
⟶ x102 = 4 00 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
1 1
⟶ x103 = 1 000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
1490 4 00 1 000
Jumlah AKK replikasi 3 = 3
= 73 3 ~ 7,4 x 103 koloni/g
945010810 73 3
Rata − rata AKK Sampel A =
3
= 9208 ~ 9,2 x 103 koloni/g
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 29. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel A
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 9450 9208 242 58725
2 10810 9208 1602 2567472
3 7363 9208 -1845 3402795
(X − X)2 6028993
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
173
= x 100%
0289903 9208
=
2 = 19%
=1736
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihi range 10-150
Pengenceran 10-3
51 53
⟶ x103 = 52000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
1 18
⟶ x104 = 170000 koloni/g
2
5200 170000
Jumlah AKK replikasi 1 = 2
= 111000 ~ 1,1 x 105koloni/g
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
55 51
⟶ x102 = 5300 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
20 24
⟶ x103 = 22000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
11 11
⟶ x104 = 110000 koloni/g
2
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
48 4
⟶ x102 = 4700 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
20 20
⟶ x103 = 20000 koloni/g
2
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
4700 20000
Jumlah AKK replikasi 3 = = 12350 ~ 1,2 x 104koloni/g
2
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 36. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel B
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 111000 56372 54628 2984218384
2 45766 56372 -10606 112487236
3 12350 56372 -44022 1937936484
(X − X)2 5034642104
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
50173
= 5 372 x 100%
5034 42104
= = 89%
2
= 50173
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
4 42
⟶ x102 = 4400 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
1190 4400
Jumlah AKK replikasi 1 = 2
= 2795 ~ 2,8 x 103koloni/g
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
27 29
⟶ x102 = 2800 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
1170 2800
Jumlah AKK replikasi 2 = 2
= 1985 ~ 2 x 104koloni/g
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A1 A2 B1 B2
C1 C2 D1 D2
Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengenceran 10-2
24 40
⟶ x102 = 3200 koloni/g
2
Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150
1220 3200
Jumlah AKK replikasi 3 = 2
= 2210 ~ 2,2 x 103koloni/g
27951985 2210
Rata − rata AKK Sampel C =
3
= 2330 ~ 2,3 x 103 koloni/g
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 43. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel C
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 2795 2330 465 216225
2 1985 2330 -345 119025
3 2210 2330 -120 14400
(X − X)2 349650
n=3
(X −X)2 CV =
SD = X
−1
418
= 2330 x 100%
349 50
= = 18%
2
= 418
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
66