Anda di halaman 1dari 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA


KAPANG/KHAMIR (AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM
DI PASAR TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Pulung Dwisari
NIM : 168114182

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persetujuan Pembimbing

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA


KAPANG/KHAMIR (AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM
DI PASAR TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X”

Skripsi yang diajukan oleh:


Pulung Dwisari
NIM : 168114182

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(Dr. apt. Erna Tri Wulandari) Tanggal, 3 November 2020

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA


KAPANG/KHAMIR (AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM
DI PASAR TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X”

Oleh:
Pulung Dwisari
NIM : 168114182

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal 11 Januari 2021

Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)

Panitia Penguji Tanda Tangan


1. Dr. apt. Erna Tri Wulandari ………….
2. Dr. apt. Yustina Sri Hartini
3. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 3 November 2020


Penulis,

Pulung Dwisari

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Pulung Dwisari

Nomor Mahasiswa : 168114182

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“ UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA
KAPANG/KHAMIR (AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM
DI PASAR TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X” ”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda
tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh
mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 3 November 2020

Yang menyatakan

( Pulung Dwisari )

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

䇅 ⺁ ⺁ ⺁ ⺁ ˴
⺁ ⺁ ˶⺁ ⺁쁛 ⺁
ϣ˸⺁
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.

Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

(QS. Al-'Ankabut: 57)

Teruntuk :

Bapak dan Ibu, penguat yang sangat kuat

Support System External, thank u for being my unpaid therapist

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi yang berjudul “ UJI
ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) DAN ANGKA KAPANG/KHAMIR
(AKK) DALAM JAMU GENDONG KUNYIT ASAM DI PASAR
TRADISIONAL YANG BERADA DI KABUPATEN “X” ” dengan baik.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) sebagai mahasiswa program studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, dukungan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala
2. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Penguji yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penelitian skripsi ini
3. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Kaprodi Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik
4. Ibu apt. Dina Christin Ayuning Putri, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik
5. Ibu Dr. apt. Erna Tri Wulandari selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan,
saran dan pesan dari awal sampai akhir penelitian ini
6. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penelitian skripsi ini
7. Bapak Budiyono selaku Ayah yang selalu memberi sumber dana dan support
segala sesuatu keinginanku
8. Simbok Sukarni selaku Ibu yang dengan segala kekurangannya mampu
mencukupi kehidupanku
9. Kakaku, Mas Teguh, Mbak Santi, Anan, dan Arya. Keluarga kecil kalian sangat
berarti bagiku

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi


Yogyakarta. Khususnya Ibu Septi Widyastuti, S.Si, M.Kes dan Ibu Evina
Widi Astuti, S.ST. selaku pembimbing di laboratorium selama penelitian
skripsi ini
11. Forum Keluarga Muslim Budi Utama Universitas Sanata Dharma tahun
kepengurusan 2017-2019 yang benar-benar menjadi tempat saya bertumbuh
bersama teman-teman muslim di kampus
12. Kelompok 82 KKN LVIII Wiyoko Selatan (Alvin, Johan, Vania, Delmi, Desi
dan Fina) yang membuat saya bersyukur bahwa saya dikelilingi oleh
orang-orang yang peduli dan paham akan penyintas depresi seperti saya
13. dr. Moetrarsi Sri Kanapsijah, Sp.Kj. selaku psikiater yang dengan senang hati
selalu merengkuh saya dipelukannya saat saya merasa tiada tempat yang bisa
saya tuju ketika depresi membuat saya tidak berarti
14. Teman-teman seper-JAMU-an Ambrosius Destyawan Herdianta, Agustina
Kristiani, dan Florensia Rika Cristianty dengan segala bantuan yang mereka
berikan kepada saya tanpa pamrih
15. CeSAAFa SMF 49 khususnya Elinda Fitriana, Aninda Puspitaningrum, Nofi
Tri Lestari dan Kaila Ama K.K. yang membuat saya bertahan di Farmasi
dengan segala tangis dan tawa yang membersamai perjalanan ini
16. Untuk Pulung Dwisari, saya sendiri, terimakasih sudah menguatkan diri untuk
survive sebagai penyintas depresi. You are worth it, you are more than good
enough and you are deserve to be happy!

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun demi kebaikan penelitian di kemudian hari. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah informasi
dan wawasan bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 3 November 2020

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................vi
PRAKATA..............................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xii
ABSTRAK............................................................................................................. xiv
ABSTRACT.............................................................................................................. xv
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
METODE PENELITIAN..........................................................................................2
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19
LAMPIRAN............................................................................................................ 22
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................................66

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil perhitungan nilai ALT....................................................................10


Tabel II Hasil rata-rata nilai ALT pada ketiga sampel......................................... 11
Tabel III Hasil perhitungan nilai AKK.................................................................. 15
Tabel IV Hasil rata-rata nilai ALT pada ketiga sampel.........................................16

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kontrol Pengencer dan Kontrol Media Uji ALT………………….…13


Gambar 2. Kontrol Pengencer dan Kontrol Media Uji AKK……………..…… .14

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel jamu gendong kunyit asam dalam wadah steril……………23


Lampiran 2. Hasil ALT sampel A Replikasi 1……………………………… . …24
Lampiran 3. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 1……………………………25
Lampiran 4. Hasil ALT sampel A Replikasi 2 ………………….……………….26
Lampiran 5. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 2 …….……………………..27
Lampiran 6. Hasil ALT sampel A Replikasi 3……………………. .……………28
Lampiran 7. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 3………… . ……………….29
Lampiran 8. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT sampel A…………………………………….. . . .…….…30
Lampiran 9. Hasil ALT sampel B Replikasi 1 ………………………………..…31
Lampiran 10. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 1………………………..…32
Lampiran 11. Hasil ALT sampel B Replikasi 2………………………………….33
Lampiran 12. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 2…………………………..34
Lampiran 13. Hasil ALT sampel B Replikasi 3………………………… . ……..35
Lampiran 14. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 3…………………………..36
Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT sampel B…………………… .………………………………37
Lampiran 16. Hasil ALT sampel C Replikasi 1………………………………….38
Lampiran 17. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 1…………………………..39
Lampiran 18. Hasil ALT sampel C Replikasi 2………………………………….40
Lampiran 19. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 2…………………………..41
Lampiran 20. Hasil ALT sampel C Replikasi 3………………………………….42
Lampiran 21. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 3…………………………..43
Lampiran 22. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT sampel C…………………………………………………….44
Lampiran 23. Hasil AKK sampel A Replikasi 1…………………………………45
Lampiran 24. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 1………………………….46
Lampiran 25. Hasil AKK sampel A Replikasi 2…………………………………47
Lampiran 26. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 2………………………….48
Lampiran 27. Hasil AKK sampel A Replikasi 3…………………………………49
Lampiran 28. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 3………………………….50
Lampiran 29. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK sampel A……………………………………… . ………….51
Lampiran 30. Hasil AKK sampel B Replikasi 1…………………………………52
Lampiran 31. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 1………………………….53
Lampiran 32. Hasil AKK sampel B Replikasi 2…………………………………54
Lampiran 33. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 2………………………….55
Lampiran 34. Hasil AKK sampel B Replikasi 3…………………………………56
Lampiran 35. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 3………………………….57
Lampiran 36. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK sampel B………………………… . ……………………….58
Lampiran 37. Hasil AKK sampel C Replikasi 1…………………………………59
Lampiran 38. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 1……………………. .…..60
Lampiran 39. Hasil AKK sampel C Replikasi 2…………………………………61

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 40. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 2………………………….62


Lampiran 41. Hasil AKK sampel C Replikasi 3…………………………………63
Lampiran 42. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 3………………………….64
Lampiran 43. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK sampel C…………………………………………….. …….65

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Jamu Gendong merupakan salah satu obat tradisional berasal dari Jawa yang
sangat diminati masyarakat karena harganya yang terjangkau dan mudah
didapatkan. Salah satu jamu yang beredar di masyarakat adalah jamu kunyit asam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) dan
Angka Kapang/Khamir (AKK) yang terdapat dalam jamu gendong kunyit asam
yang diproduksi oleh penjual jamu di pasar tradisional Kabupaten “X”. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental deskriptif komparatif. Tahapan penelitian
yang dilakukan meliputi pemilihan dan pengumpulan sampel, persiapan sampel,
homogenisasi sampel, dan pengujian ALT serta AKK. Hasil penelitian yang
dilakukan pada jamu gendong kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di
Kabupaten “X” diperoleh nilai ALT sampel A 4,9 x 103; sampel B 15 x 103;
sampel C 1,6 x 103 dan nilai AKK sampel A 9,2 x 103; sampel B 56 x 103; sampel
C 2,3 x 103 . Berdasarkan nilai tersebut ALT pada sampel jamu A dan C
memenuhi syarat Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional, sedangkan sampel jamu B tidak memenuhi syarat dan AKK pada
semua sampel jamu tidak memenuhi syarat.

Kata kunci : Jamu gendong kunyit asam, Angka Lempeng Total, Angka
Kapang/Khamir

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Jamu Gendong is one of the traditional medicines from Java which is in great
demand in the community because of its affordable price and easy to get. One of
the medicinal herbs measured in the community is jamu kunyit asam.The study
aims to determine the value test of Total Plate Count (TPC) and test Mold/Yeast
Count (MYC) in jamu gendong kunyit asam produced by jamu seller in traditional
markets located “X” Regency. This research is experimental research with
comparative descriptive design. Stages of research was conducted on the
determination and selection of sample, sample preparation, sample
homogenization, and testing of TPC and MYC. The results of research conducted
on jamu gendong kunyit asam produced by jamu sellers in traditional markets in
“X” Regency obtained TPC values sample A 4,9 x 103; sample B 15 x 103; sample
C 1,6 x 103 and MYC values sample A 9,2 x 103; sample B 56 x 103; sample C 2,3
x 103. Based on these values, the TPC in the sample of jamu A and C was
included in the Regulation of the Head of the Drug and Food Control of the
Republic of Indonesia Number 12 of 2014 concerning Quality for Traditional
Medicines requirements, while the sample of jamu B did not included the
requirements and the MYC in all the samples of jamu did not included the
requirements.

Keywords: jamu gendong kunyit asam, total plate count, mold / yeast count

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Seiring perkembangan teknologi untuk memproduksi jamu skala industri, di
Indonesia masih terdapat usaha jamu yang dikelola secara tradisional dan sangat
sederhana. Jamu ini dikenal dengan sebutan jamu gendong yaitu minuman jamu
khas Jawa, dijual tanpa label, terbuat dari ramuan bahan segar, tidak dapat
disimpan lama dan biasanya diminum dalam keadaan segar yang diproduksi oleh
industri rumah tangga (A’yunin et al., 2019).
Di antara berbagai jamu yang dikenal masyarakat, jamu gendong menjadi
salah satu jenis jamu yang digemari. Jamu ini dipasarkan dengan cara
memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol ini disusun di
dalam bakul. Selanjutnya, penjual jamu akan menggendong bakul tersebut ketika
berjualan. Itulah sebabnya, jamu ini dikenal sebagai jamu gendong (Sukini, 2018).
Sejauh ini, pembuatan minuman jamu tradisional umumnya mengutamakan
kualitas sensori dan mengesampingkan sifat fungsional dan higienitas. Penjual
dalam meracik minuman jamu sangat variatif baik formula bahan maupun proses,
padahal dua hal tersebut akan mempengaruhi kualitas produk. Mutu bahan, proses
dan sanitasi penjual dalam pembuatan minuman jamu yang belum dilakukan
dengan baik dapat memicu masalah keamanan pangan awal berupa cemaran
mikrobiologis (A’yunin et al, 2019).
Minuman jamu kunyit asam banyak dikonsumsi masyarakat, terbuat dari
rimpang kunyit, buah asam Jawa, air, gula dan dengan atau tanpa penambahan
sari jeruk nipis atau ekstrak daun sirih. (A’yunin et al., 2019).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di penjual jamu gendong
yang berada di pasar tradisional di kabupaten Bantul, diperoleh informasi bahwa
jamu gendong kunyit asam merupakan jamu yang paling banyak dikonsumsi
masyarakat karena dipercaya mampu meredakan nyeri haid dan menurunkan berat
badan. Selain itu harga jamu gendong kunyit asam relatif ekonomis.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Registrasi
Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 menyatakan usaha jamu gendong tidak perlu
memiliki izin edar sehingga mayoritas standar mutu dan keamanan jamu belum

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sepenuhnya terjamin. Adanya cemaran mikroorganisme pada jamu gendong


dapat menyebabkan penurunan mutu dan keamanan jamu.
Berdasarkan hasil pengujian Angka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka
Lempeng Total (ALT) pada jamu gendong temulawak di pasar Tarumanegara
Magelang yang dilakukan oleh Meylisa Mutiara Dewi pada tahun 2016
menunjukkan angka bakteri total melebihi batas yang telah ditentukan.
Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan pengujian cemaran angka
kapang khamir dan angka lempeng total pada sampel jamu dengan tempat
pengambilan sampel yang berbeda, yaitu jamu gendong kunyit asam di pasar
tradisional Kabupaten “X”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi terhadap produsen jamu gendong kunyit asam tentang
mutu dan keamanan jamu gendong kunyit asam yang dijual di pasar tradisional
kabupaten “X” sehingga dapat meningkatkan mutu dan keamanan konsumen jamu
gendong kunyit asam.

METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jamu kunyit
asam yang diproduksi oleh penjual jamu di pasar tradisional yang berada di
Kabupaten Bantul, Potato Dextrose Agar (PDA), Plate Count Agar (PCA), NaCl
fisiologis 0,85%, bakteri asam laktat, aquades steril, alkohol 70%
Alat
Biological safety cabinet (Haier HR 40-IIB2), autoklaf (Hirayama HG series),
inkubator (Memmert IN55), oven (Memmert UN 55 53L), micropipette (Socorex
Swiss), pipette tipcone, tabung reaksi (Pyrex), labu ukur (Pyrex), cawan petri
(Labware Charuzu), neraca analitik (Ohaus PA214), erlenmeyer (Pyrex),
penangas air, vortex mixer (Gemmy VM-300), colony counter (Funke Gerber),
hot plate (Thermo Scientific Cimarec HP 131530-33Q), magnetic stirrer
Tata Cara Penelitian
1. Pemilihan dan pengumpulan sampel

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sampel dalam penelitian ini adalah jamu kunyit asam yang diproduksi
oleh penjual jamu di pasar tradisional yang berada di Kabupaten “X”.
Kabupaten “X” memiliki 17 kecamatan dan setiap kecamatan memiliki
komoditi yang berbeda. Anggota dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau
kelompok, dalam kelompoknya terdapat homogenitas antar kelompok seperti
komoditi dalam kelompok tersebut (Kemenkes, 2018). Pasar tradisional yang
dipilih sebagai pengambilan sampel adalah Pasar “J”, Pasar “I” dan Pasar “B”
yang terdapat di tiga kecamatan berbeda dengan komoditi kecamatan tersebut
adalah jamu gendong. Pasar tersebut dipilih sebagai sampling dalam
pengambilan sampel karena sebagian besar masyarakat di daerah pasar
tersebut memiliki kebiasaan rutin dalam mengonsumsi jamu untuk
memelihara kesehatan. Hal ini terlihat dari jumlah jamu kunyit asam yang
terjual setiap hari. Data dari Dinas Perdagangan Kabupaten “X” tahun 2014,
pasar yang dipilih sebagai sampling dalam penelitian ini termasuk ke dalam
pasar dengan kondisi baik, yaitu pasar yang sanitasi, tata ruang dan
kebersihannya baik.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00-08.00
WIB. Setiap pasar diambil satu penjual jamu yang dijadikan sebagai sampel
dengan teknik cluster random sampling. Setiap sampel direplikasi sebanyak 3
kali. Sampel jamu dipindahkan dalam botol kaca yang sudah di sterilisasi
serta dimasukkan dalam coolbox dan dibawa ke laboratorium untuk diteliti.
2. Persiapan sampel
Bagian wadah/kemasan jamu kunyit asam dibersihkan dengan alkohol
70% secara aseptis.
3. Homogenisasi sampel
Sampel jamu sebanyak 1 mL diambil dan dimasukkan secara aseptis
kedalam labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan 9 mL larutan pengencer
NaCl fisiologis 0,85% sehingga diperoleh pengenceran 1:10 (10-1).
Homogenisasi dilakukan menggunakan vortex dengan kecepatan 300 rpm
selama 30 detik.
4. Uji angka kapang/khamir

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)


Sebanyak 29 g serbuk PDA ditimbang dan dilarutkan dalam 1000
mL aquadest steril, kemudian dipanaskan dan diaduk dengan
menggunakan hot plate dan magnetic stirrer diaduk hingga larutan jernih.
Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C. Pada setiap
100 mL larutan PDA yang sudah disterilisasi ditambahkan 1 mL bakteri
asam laktat.
b. Pembuatan pengencer NaCl fisiologis 0,85%
Sebanyak 0,85 gram serbuk NaCl ditimbang dan dilarutkan dengan
100 mL aquadest steril, kemudian dilarutkan ke dalam Erlenmeyer
menggunakan magnetic stirrer. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15
menit pada suhu 121°C.
c. Pengenceran sampel untuk uji AKK
Empat buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi
dengan 9 ml NaCl fisiologis 0,85%. Dipipet 1 ml sampel pengenceran
10-1 dan dimasukkan kedalam tabung pertama yang telah berisi NaCl
fisiologis 0,85% hingga diperoleh pengenceran 10-2 lalu dihomogenisasi
dengan vortex. Dibuat pengenceran berikutnya sampai 10-4.
d. Pengujian AKK
Sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran dipipet ke dalam
cawan petri dan dibuat duplo. Selanjutnya sebanyak 15-25 mL media
PDA (45° ± 1°) dituangkan ke dalam cawan petri. Petri diputar ke depan
dan ke belakang agar dapat tercampur merata dan didiamkan sampai
memadat. Kemudian uji kontrol (blanko) dibuat untuk mengetahui
sterilitas media dan pengencer. Pada satu cawan diisi 1 mL pengencer
dan media agar, dan pada cawan yang lain hanya diisi media. Setelah
media memadat, cawan diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 5 hari
dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.
5. Uji angka lempeng total
a. Pembuatan media PCA(Plate Count Agar)

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebanyak 29 g serbuk PCA ditimbang dan dilarutkan dalam 1650


mL aquadest steril, kemudian dipanaskan dan diaduk dengan
menggunakan hot plate dan magnetic stirrer diaduk hingga larutan jernih.
Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.
b. Pembuatan pengencer NaCl fisiologis 0,85%
Sebanyak 0,85 gram serbuk NaCl ditimbang dan dilarutkan dengan
100 mL aquadest steril, kemudian dilarutkan ke dalam Erlenmeyer
menggunakan magnetic stirrer. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15
menit pada suhu 121°C.
c. Pengenceran sampel untuk uji ALT
Enam buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi
dengan 9 ml NaCl fisiologis 0,85%. Dipipet 1 ml sampel pengenceran
10-1 dan dimasukkan kedalam tabung pertama yang telah berisi NaCl
fisiologis 0,85% hingga diperoleh pengenceran 10-2 lalu dihomogenisasi
dengan vortex. Dibuat pengenceran berikutnya sampai 10-6.
d. Pengujian ALT
Sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran dipipet ke dalam
cawan petri dan dibuat duplo. Selanjutnya sebanyak 15-25 mL media
PCA (45° ± 1°) dituangkan ke dalam cawan petri tersebut. Petri diputar
ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan agar dapat
tercampur merata dan didiamkan sampai memadat. Kemudian uji kontrol
(blanko) dibuat untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Pada
satu cawan diisi 1 mL pengencer dan media agar, dan pada cawan yang
lain hanya diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi pada
suhu 35 - 37°C selama 24 - 72 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni
yang tumbuh diamati dan dihitung.
6. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Hasil
a. Uji Angka Kapang/Khamir
Cara menganalisis hasil pengujian untuk nilai Angka
Kapang/Khamir sesuai dengan ketentuan PPOMN (2006) yaitu : cawan
petri yang menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 dari satu

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengenceran dipilih dan dihitung jumlah koloni dari kedua cawan lalu
dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila pada cawan petri dari dua
tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumah antara 10-150,
maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran,
kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dikalikan sebagai Angka
Kapang/Khamir dalam tiap gram atau mililiter sampel.
Beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan diatas,
maka diikuti petunjuk sebagai berikut :
a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran
yang menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni, dihitung jumlah
koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
b. Bila pada tingkat pegenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni
lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya,
maka dipilih tingkat pengenceran terendah (Misal: pada pengenceran
10−2 diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10−3 diperoleh 30
koloni, maka dipilih jumlah koloni pada pengenceran 10−2 yaitu 60
koloni). Bila pada pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah
koloni kurang dari dua kali jumlah koloni pengenceran dibawahnya,
maka diambil angka rata-rata dari jumlah koloni kedua pengenceran
tersebut. Hasil dinyatakan sebagai Angka Kapang dan Khamir dalam
tiap gram, sampel
(Misal pada pengenceran 10−2 diperoleh 60 koloni dan pada
pengenceran 10−3 diperoleh 10 koloni, maka Angka Kapang Khamir
10
adalah: 2
x 103 = 8 x 103 )

c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan
jumlah antara 10-150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari
tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai Angka
Kapang/Khamir perkiraan.
d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan
karena faktor inhibitor, maka Angka Kapang/Khamir dilaporkan

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah (<1 x


faktor pengenceran terendah).
b. Uji Angka Lempeng Total
Cara menganalisis hasil pengujian sesuai untuk nilai Angka
Lempeng Total sesuai dengan ketentuan PPOMN (2006) yaitu :
a. Pilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan
jumlah koloni antara 25-250 setiap cawan. Semua koloni dalam
cawan petri dihitung dengan menggunakan alat penghitung koloni
(Colony counter). Jumlah koloni dihitung rata-rata dan dikalikan
dengan faktor pengenceran. Hasilnya dinyatakan sebagai jumlah
bakteri per mililiter atau gram.
b. Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih
kecil dari 25 atau lebih besar dari 250, dihitung rata-rata jumlah
koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Hasilnya
dinyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram.
c. Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak
antara 25-250 koloni, jumlah koloni dari masing-masing
pengenceran dihitung seperti yang pada poin a dan poin b diatas,
dan dihitung rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran
tersebut. Jika jumlah yang tertinggi lebih besar dari dua kali
jumlah yang terkecil,dinyatakan jumlah yang lebih kecil sebagai
jumlah bakteri per mililiter atau gram.
d. Jika rata-rata jumlah koloni masing-masing cawan petri tidak
terletak antara 25-250 koloni, dihitung jumlah koloni seperti pada
poin a dan poin b diatas, dan dinyatakan sebagai jumlah bakteri
per mililiter atau gram
e. Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni,
maka setiap dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi
ke dalam 2, 4, atau 8 sektor. Jumlah koloni dihitung dalam satu
bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam satu
cawan petri, dihitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan faktor pembagi dan pengencer. Hasil dinyatakan sebagai


jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram.
f. Jika dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni,
maka jumlah koloni yang didapat = 8 x 200 (1600), dikalikan
dengan faktor pengenceran dan hasilnya dinyatakan sebagai
jumlah bakteri perkiraan per mililiter atau gram lebih besar dari
jumlah yang didapat (>1600 x faktor pengenceran).
g. Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, dinyatakan
jumlah bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan
faktor pengenceran yang terendah (<10).
h. Menghitung koloni perambat (spreader)
Ada 3 macam koloni perambatan pada koloni, yaitu :
(1) Merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah
(2) Perambatan yang terjadi diantara dasar cawan petri dan
perbenihan
(3) Perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan
perbenihan
Jika terjadi hanya 1 perambatan (seperti rantai) maka koloni
dianggap 1. Tetapi jika 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang
berasal dari sumber yang terpisah-pisah, maka setiap sumber
dihitung sebagai 1 koloni. Bila (2) dan (3) terjadi maka sebaiknya
pemeriksaan diulangi karena koloni dalam keadaan semacam ini
agak sulit dihitung
i.Menghitung dan membulatkan angka
Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan
hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama
dan kedua (dimulai dari kiri), sedangkan angka ketiga diganti
dengan 0, apabila <5 dan apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang
ditambah pada angka yang kedua.
Contoh : 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5,2 x 105 )
86.300 dilaporkan sebagai 84.000 (8,4 x 104 )

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HASIL DAN PEMBAHASAN


Jamu merupakan salah satu produk obat tradisional yang terdaftar di Badan
POM RI namun tidak diharuskan memiliki ijin edar. Khasiat dan keamanan jamu
terbukti berdasarkan penggunaan empiris secara turun temurun di masyarakat.
Penjaminan mutu dan keamanan dapat dilakukan dalam proses pembuatan obat
tradisional, dimulai dari pemilihan dan penggunaan bahan baku proses produksi
hingga produk didistribusikan kepada masyarakat (Wasito, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ALT dan AKK dalam jamu
gendong kunyit asam yang berada di Kabupaten “X”. Hasil dari penelitian ini
dilihat dari nilai koloni bakteri setelah masa inkubasi 48 jam dan koloni
kapang/khamir setelah masa inkubasi selama 5 hari. Penelitian ini menggunakan
jamu gendong kunyit asam yang diperoleh dari 3 pasar tradisional di Kabupaten
“X”. Pasar yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pasar “B”, Pasar “I” dan Pasar
“J”. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium
Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Yogyakarta.
Pemeriksaan Angka Lempeng Total adalah menentukan jumlah bakteri
dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya
bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi
bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang
dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Mursalim, 2018).
Angka lempeng total dapat digunakan sebagai petunjuk sampai tingkat
berapa dalam pembuatan obat tradisional tersebut melaksanakan cara pembuatan
obat tradisional yang baik (CPOTB). Makin kecil angka lempeng total bagi setiap
produk yang dihasilkan menunjukan semakin tinggi nilai penerapan CPOTB
dalam pembuatan obat tradisional (Wasito, 2011).
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (2014)
tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional menyebutkan bahwa ALT untuk
sediaan obat dalam ≤ 104 koloni/g. Hasil perhitungan nilai angka lempeng total
dari tiga sampel ditunjukkan pada tabel I Sedangkan hasil perhitungan rata-rata
nilai angka lempeng total pada ketiga sampel ditunjukkan pada tabel II.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel I. Hasil perhitungan nilai ALT


Sampel Replikasi Pengenceran Jumlah Koloni ALT
Cawan Cawan Rata-rata (koloni/g)
1 2
A 1 10-1 180 174 177 6,2 x 103
10-2 110 104 107
10-3 7 17 12
10-4 0 0 0
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
2 10-1 132 178 155 4,7 x 103
10-2 86 72 79
10-3 13 7 10
10-4 0 0 0
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
3 10-1 144 144 144 3,8 x 103
10-2 71 51 61
10-3 12 10 11
10-4 0 0 0
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
B 1 10-1 220 224 222 35 x 103
10-2 182 188 185
10-3 80 86 83
10-4 14 12 13
10-5 0 6 3
10-6 0 4 2
2 10-1 248 224 236 5,5 x 103
10-2 97 79 88
10-3 12 18 15
10-4 2 4 3
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
3 10-1 191 171 181 5,7 x 103
10-2 103 89 96
10-3 14 24 19
10-4 4 0 2
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
C 1 10-1 207 79 143 2 x 103
10-2 34 18 26
10-3 4 6 5
10-4 0 0 0

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
2 10-1 122 118 120 1,9 x 103
10-2 32 20 26
10-3 1 3 2
10-4 0 2 1
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
3 10-1 104 54 79 0,79 x
10-2 22 12 17 103
10-3 4 14 9
10-4 0 2 1
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0
Keterangan :
: angka yang masuk dalam perhitungan ALT sesuai ketentuan PPOMN

Tabel II. Hasil rata-rata nilai ALT pada ketiga sampel


Sampel ALT (koloni/g) SD CV
A (Pasar “I”) 4,9 x 103 1243 25%
B (Pasar “B”) 15 x 103 16705 109%
C (Pasar “J”) 1,6 x 103 677 43%

Pada hasil perhitungan yang didapatkan selama penelitian, ketiga sampel


jamu yaitu sampel A, B, dan C pada replikasi pertama sampai replikasi ketiga
menunjukkan adanya pertumbuhan koloni bakteri pada cawan. Pada sampel A
replikasi satu sampai replikasi ketiga koloni bakteri tumbuh pada pengenceran
10-1 sampai pengenceran 10-3. Pada sampel B replikasi satu, koloni bakteri
tumbuh pada setiap pengenceran sedangkan replikasi dua dan replikasi tiga koloni
bakteri tumbuh pada pengenceran 10-1 sampai pengenceran 10-4. Pada sampel C
replikasi satu, koloni bakteri tumbuh pada pengenceran 10-1 sampai 10-3
sedangkan pada replikasi dua dan replikasi tiga koloni bakteri tumbuh pada
pengenceran 10-1 sampai pengenceran 10-4. Berdasarkan data yang didapat nilai
ALT pada sampel A dan sampel C memenuhi syarat nilai ALT untuk sediaan obat
dalam ≤ 104 koloni/g. Pada sampel B melebihi nilai ALT untuk sediaan obat

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam. Hal itu selaras dengan penelitian Dewi (2016) yang menunjukkan
tingginya nilai ALT dididapatkan dari proses pembuatan jamu, seperti kurangnya
kebersihan dalam mencuci bahan baku dan alat yang digunakan untuk membuat
jamu. Perlunya penyuluhan atau pembinaan oleh Dinas Kesehatan & BPOM
kepada penjaja jamu gendong secara periodik. Di samping instansi pemerintah
diperlukan keterlibatan Lembaga Riset, Laboratorium, dan Perguruan Tinggi
sebagai pendamping & pengawasan kualitas jamu gendong. Stakeholder memberi
pelatihan langsung kepada kelompok jamu gendong tentang standart higienis
jamu, teknik perebusan yang benar, penyimpanan bahan baku, kemungkinan
pencemaran mikroba patogen, dan menjelaskan risiko konsumsi jamu
mengandung mikroba (Nuringsih, 2013).
Tingginya nilai SD dan CV ini menunjukkan bahwa presisi data yang
didapat kurang bagus. Adanya perbedaan yang jauh hasil rata-rata dari nilai ALT
pada sampel A ke sampel B dan sampel B ke sampel C oleh sumber kontaminasi
yang berasal dari penggunaan wadah yang kotor. Penggunaan wadah secara
berulang tanpa dilakukan pencucian dapat menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme pembusuk maupun patogen (Hadijah, 2015). Mengakibatkan
penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata dari ketiga sampel. Apabila
penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata maka nilai SD akan besar.
Koefisien variasi (CV) adalah nilai perbandingan antara SD dengan nilai rata-rata
hitung dari sampel. Semakin besar nilai CV berarti datanya kurang merata
(heterogen), jika semakin kecil CV berarti data merata (homogen) (Kurniati,
2017).
Penelitian ini menggunakan 2 kontrol, yaitu kontrol media dan kontrol
pengencer. Kontrol media uji ALT berisi dengan media PCA yang dituang di
cawan petri dan kontrol media uji AKK berisi dengan PDA yang dituang di cawan
petri, sedangkan kontrol pengencer berisi dengan 1 mL larutan pengencer dan
ditambah dengan media sesuai dengan uji ALT dan uji AKK. Kontrol media dan
pengencer diinkubasikan terbalik pada suhu 35 - 37°C. Pada kontrol media dan
kontrol pengencer tidak tumbuh bakteri yang menandakan tidak ada kontaminan
dari pelarut dan media yang digunakan. Sehingga koloni bakteri dan koloni

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kapang/khamir yang tumbuh pada cawan selama penelitian bukan berasal dari
media dan pelarut yang digunakan.

Gambar 1. Gambar Kontrol Pengencer dan Kontrol Media Uji ALT


Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain. Suatu media dapat menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik bila memenuhi persyaratan antara lain kelembapan
yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan media harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroorganisme. Unsur-unsur
yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen,
unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu,
Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi. Adapun jenis media pertumbuhan dapat
berupa media cair, media kental (padat), dan media semi padat (Juariah, 2018).
Media NA (Nutrient Agar) termasuk dalam kelompok media semi alami,
media semi alami merupakan media yang terdiri dari bahan alami yang
ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan kegunaanya media NA
(Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum, karena media ini
merupakan media yang paling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian
besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena
mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya digunakan
untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri (Rossita, 2017).
Salah satu media agar yang cocok dan mendukung pertumbuhan jamur
adalah PDA (Potato Dextrose Agar) yang memiliki pH yang rendah (pH 4,5
sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan
lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan
antara 25-30° C (Cappucino, 2014).

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada media PDA untuk uji AKK ditambahkan bakteri asam laktat 1 ml
setiap 100 mL larutan media PDA. Bakteri asam laktat mampu mengeksresikan
senyawa antimikroba seperti bakteriosin (Suardana et al, 2017). Bakteriosin
merupakan senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap
mikroorganisme lain. Bakteri asam laktat berkontribusi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen. Hambatan ini karena bakteri asam
laktat dapat memproduksi beberapa metabolit seperti asam organik (asam laktat
dan asetat), hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin (Desniar, 2011).

Gambar 2. Gambar Kontrol Pelarut dan Kontrol Media Uji AKK


Pengenceran sampel uji ALT penelitian ini 10-1 sampai 10-6 sedangkan
pengenceran sampel uji AKK penelitian ini 10-1 sampai 10-4. Pengenceran
merupakan proses yang dilakukan untuk melarutkan dan melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga menjadi lebih mudah ditangani. Perlakuan
pengenceran sangat diperlukan sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan
petri supaya setelah inkubasi terbentuk koloni dengan jumlah yang terbaik dan
bisa dihitung. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100,
1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan sebagai pengencer berupa buffer
yang memiliki pH normal yaitu pH yang dapat mempertahankan keseimbangan
fisiologis mikroba seperti buffer fosfat, garam fisiologis (NaCl 0,85%) atau
larutan ringer (Widiastiti dkk, 2019).
Metode yang digunakan dalam ALT dan AKK ini menggunakan metode
pour plate atau cawan tuang. Metode cawan tuang merupakan teknik yang dapat
digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode
ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi
tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan
menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran
dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal (Radji, 2010).

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Prinsip dari metode cawan tuang adalah menumbuhkan sel-sel mikroba


yang masih hidup pada suatu atau beberapa media sehingga sel tersebut
berkembang biak dan membentuk koloni-koloni yang dapat dilihat langsung
dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop, dan koloni dapat dihitung
menggunakan colony counter (Yunita dkk., 2015).
Menurut Ferdiaz (2014), Kapang adalah mikroorganisme yang memiliki
banyak sel (multiseluler) yang pertumbuhannya pada bahan makanan umumnya
berbentuk sepeti kapas (istilah sehari-hari = jamuran) sehingga mudah diamati
dengan mata. Struktur menyerupai kapas ini disebut miselium yang tersusun oleh
benang-benang atau filamen yang disebut hifa. Khamir adalah fungi bersel satu
berbentuk bulat atau oval yang tidak membentuk filamen. Khamir bisa berbentuk
bulat, oval, seperti lemon, seperti buah pear, menyerupai silinder, segitiga ataupun
memanjang sehingga menyerupai miselium disebut pseudomycellium atau
miselium palsu.
Kebanyakan kapang dan khamir bersifat aerob (memerlukan oksigen bebas
untuk pertumbuhan), persyaratan asam/basa untuk pertumbuhannya sangat lebar
berkisar antara pH 2 sampai di atas pH 9. Kisaran suhunya (10°C - 35°C) juga
lebar,dan beberapa spesies mampu tumbuh di bawah atau di atas kisaran ini.
Persyaratan kelembapan khamir relatif rendah, banyak spesies dapat tumbuh pada
aktivitas air (aw) 0,85 atau kurang, meskipun kapang biasanya memerlukan
aktivitas air lebih tinggi (SNI, 2009).
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (2014)
tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional menyebutkan bahwa AKK untuk
sediaan obat dalam ≤ 103 koloni/g. Hasil perhitungan nilai angka kapang/khamir
dari tiga sampel ditunjukkan pada tabel III. Sedangkan hasil perhitungan rata-rata
nilai angka kapang/khamir pada ketiga sampel ditunjukkan pada tabel IV.
Tabel III. Hasil perhitungan nilai AKK
Sampel Replikasi Pengenceran Jumlah Koloni AKK
Cawan Cawan Rata-rata (koloni/g)
1 2
A 1 10-1 126 124 125 9,5 x 103
10-2 49 53 51
10-3 26 18 22

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10-4 4 0 2
2 10-1 133 153 143 11 x 103
10-2 45 55 50
10-3 28 24 26
10-4 6 2 4
3 10-1 156 142 149 74 x 103
10-2 44 48 46
10-3 16 16 16
10-4 3 1 2
B 1 10-1 ∞ ∞ ∞ 110 x
10-2 ∞ ∞ ∞ 103
10-3 51 53 52
10-4 16 18 17
2 10-1 ∞ ∞ ∞ 46 x 103
10-2 55 61 58
10-3 20 24 22
10-4 11 11 11
3 10-1 ∞ ∞ ∞ 12 x 103
10-2 48 46 47
10-3 20 20 20
10-4 7 7 7
C 1 10-1 117 121 119 2,8 x 103
10-2 46 42 44
10-3 5 7 6
10-4 0 2 1
2 10-1 115 119 117 2 x 103
10-2 27 29 28
10-3 2 4 3
10-4 2 0 1
3 10-1 120 124 122 2,2 x 103
10-2 24 40 32
10-3 2 4 3
10-4 2 0 1
Keterangan :
: angka yang masuk dalam perhitungan AKK sesuai ketentuan PPOMN
Tabel IV. Hasil rata-rata nilai AKK pada ketiga sampel
Sampel AKK (koloni/g) SD CV
A (Pasar “I”) 9,2 x 103 1736 19%
B (Pasar “B”) 56 x 103 50173 89%
C (Pasar “J”) 2,3 x 103 418 18%

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada hasil perhitungan yang didapatkan selama penelitian, ketiga sampel


jamu yaitu sampel A, B, dan C pada replikasi pertama sampai replikasi ketiga
menunjukkan adanya pertumbuhan koloni kapang/khamir pada cawan.
Berdasarkan data yang didapat nilai AKK pada semua sampel melebihi syarat
nilai AKK untuk sediaan obat dalam ≤ 103 koloni/g. Hal ini terjadi karena
penyimpanan bahan baku dalam keadaan lembab didalam plastik pembungkus
bahan baku sehingga memicu tumbuhnya kapang/khamir. Kadar air tinggi
memberi peluang untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti pertumbuhan jamur
dalam penyimpanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan jamur
antara lain kandungan air dari produk yang disimpan, suhu ruangan penyimpanan,
periode penyimpanan, dan terdapatnya aktivitas serangga dan kutu dalam ruang
penyimpanan (Muchtar dkk, 2011). Agar tidak tumbuhnya jamur dalam proses
pembuatan jamu gendong tersebut hendaknya perlu diperhatikan seperti suhu,
kelembaban tempat penyimpanan bahan baku dan lama penyimpanan sebelum
diolah. Pada umumnya, lingkungan yang hangat dan lembab mempercepat
pertumbuhan jamur (Mulyani dkk, 2015).
Tingginya nilai SD dan CV ini menunjukkan bahwa presisi data yang didapat
kurang bagus. Adanya perbedaan yang jauh hasil rata-rata dari nilai AKK pada
sampel A ke sampel B dan sampel B ke sampel C oleh faktor yang menjadi
penyebab kontaminasi mikroba seperti kelembaban tinggi dapat memicu tingginya
angka cemaran jamur (Sari, 2015). Mengakibatkan penyebaran data sangat besar
terhadap nilai rata-rata dari ketiga sampel. Apabila penyebaran data sangat besar
terhadap nilai rata-rata maka nilai SD akan besar. Koefisien variasi (CV) adalah
nilai perbandingan antara SD dengan nilai rata-rata hitung dari sampel. Semakin
besar nilai CV berarti datanya kurang merata (heterogen), jika semakin kecil CV
berarti data merata (homogen) (Kurniati, 2017).

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN DAN SARAN


I. KESIMPULAN
1. Angka Lempeng Total (ALT) dalam jamu gendong kunyit asam di tiga
pasar tradisional yang berada di Kabupaten “X” sebesar sampel A 4,9 x 103;
sampel B 15 x 103; sampel C 1,6 x 103. ALT pada sampel jamu A dan C
memenuhi syarat, sedangkan sampel jamu B tidak memenuhi syarat.
2. Angka Kapang/Khamir (AKK) dalam jamu gendong kunyit asam di tiga
pasar tradisional yang berada di Kabupaten “X” sebesar sampel A 9,2 x 103;
sampel B 56 x 103; sampel C 2,3 x 103. AKK pada semua sampel jamu
tidak memenuhi syarat.

II. SARAN
1. Melalui adanya penelitian ini, maka perlu lebih lanjut dilakukan eksplorasi
analisis cemaran mikroba seperti bakteri patogen yang terdapat dalam
sediaan jamu gendong kunyit asam di pasar tradisional yang berada di
Kabupaten “X” sehingga dapat diketahui koloni bakteri apa yang terdapat
didalam sampel jamu tersebut.
2. Dilakukan pembinaan terhadap proses pembuatan jamu, sehingga mutu
dari jamu dapat lebih baik dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan
meningkatkan sanitasi dan higienitas lingkungan pengolahan serta lama
penyimpanan bahan baku sebelum diolah, diharapkan nilai ALT dan
AKK tidak melebihi batas dari peraturan BPOM.

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

A’yunin, N.A.Q, Santoso, U. & Harmayani, E. 2019. Kajian Kualitas Dan


Aktivitas Antioksidan Berbagai Formula Minuman Jamu Kunyit Asam.
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 23, No.1

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014, keputusan kepala
badan pengawas obat dan makanan republik Indonesia nomor 12 tahun
2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, pp 3

Badan Standardisasi Nasional. Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan.


SNI 7388:2009

Cappucino, James G and Natalie, S. 2014. Manual Laboratorium Biologi. Jakarta:


EGC.

Desniar., Rusmana, I., Suwanto, A., Mubarik, N.R., 2011. Penapisan Bakteriosin
Dari Bakteri Asam Laktat Asal Bekasam. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia Volume XIV Nomor 2

Dewi, M.N., 2016. Uji Kapang/Khamir (AKK) Dan Angka Lempeng Total (ALT)
Pada Jamu Gendong Temulawak Di Pasar Tarumanegara Magelang.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.

Ferdiaz, Srikandi (2014) Mikrobiologi Pangan. In: Struktur Sel Mikroorganisme.


Universitas Terbuka, Jakarta.

Hadijah, Sitti. 2015. Deteksi Cemaran Bakteri Pada Jamu Tradisional Yang
Dijajakan Di Kelurahan Banta-Bantaeng. Jurnal Biotek Vol. 3 No. 1

Juariah, S., Puspa Sari, W. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kesehatan
Klinikal Sains 6(1)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. hal 182

Kurniati. Yusniati, E. 2017. Analisa Puncak Banjir Dengan Metode MAF (Studi
Kasus Sungai Krueng Keureuto). Jurnal Einstein 5(1).

Muchtar, H. Kamsina,. Anova, I.T. 2011. Pengaruh Kondisi Penyimpanan


Terhadap Pertumbuhan Jamur Pada Gambir. Jurnal Dinamika Penelitian
Industri Vol. 22 No. 1

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mulyani, S,. Bambang Admadi, H,. Budhiarta, A. A.G., Puspawati, G.A.K.D.,


2015. Pengaruh Jenis Kemasan Dan Cara Penyimpanan Terhadap Mutu
Minuman Kunyit Asam (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.).
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali.

Mursalim. 2018. Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri Pada Minuman Sari
Kedelai Yang Diperjualbelikan Di Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1

Nuringsih, Kartika. 2013. Pemberdayaan Usaha Mikro berbasis jamu sebagai


bentuk ketahanan ekonomi masyarakat. Semnas Fekon: Optimisme
Ekonomi Indonesia Antara Peluang dan Tantangan, Universitas Terbuka.

Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, 2006, Uji Angka Kapang/Khamir
dan Angka Lempeng Total dalam Obat Tradisional 96/MIK/00, Pusat
Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan POM.

Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi. J. Manurung (ed.). Jakarta: EGC.

Rossita, A.S., Munandar, K., Komarayanti, S., 2017. Komparasi Media NA


Pabrikan Dengan NA Modifikasi Untuk Media Pertumbuhan Bakteri.
Seminar Nasional Biologi, IPA dan Pembelajarannya I. Universitas
Muhammadiyah Jember.

Sari, Ratih Indah. 2015. Cemaran Aspergillus Sp Pada Jamu Serbuk Kemasan
Yang Dijual Di Banjarbaru Selatan. Jurnal Media Analis Kesehatan.
Fakultas Analis Kesehatan Stikes Borneo Lestari.

Suardana, I.W., Septiara, H.K.A., Suarsana, I.N., 2017. Karakteristik Fisikokimia


Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans Hasil Isolasi
Kolon Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2

Sukini. 2018. Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat. Hal 2. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta Timur.

Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, 5,14,17-19,26-27,51,72,


Graha Ilmu, Yogyakarta.

Widiastiti, I G.A.A., Mirah. Putra, I W.W.P., Duniaji, A.S. Darmayanti, L.P.,


2019. Analisis Potensi Beberapa Larutan Pengencer Pada Uji Antibakteri
Teh Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Terhadap
Escherichia coli. Media Ilmiah Teknologi Pangan.

Yunita, M., Hendrawan, M., Yulianingsih, R., 2015. Analisis Kuantitatif


Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour


Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3 No. 3

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Sampel jamu gendong kunyit asam dalam wadah steril

Sampel jamu A

Sampel jamu B

Sampel jamu C

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Hasil ALT sampel A Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 1

Pengenceran 10-1
180 174
⟶ x101 = 1770 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
110 104
⟶ x102 = 10700 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1770 10700
Jumlah ALT replikasi 1 = = 235 ~ ,2 x 103 koloni/g
2

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Hasil ALT sampel A Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 2

Pengenceran 10-1
132 178
⟶ x101 = 1550 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
8 72
⟶ x102 = 7900 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1550 7900
Jumlah ALT replikasi 2 = = 4725~ 4,7x 103 koloni/g
2

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil ALT sampel A Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6 (cawan 2)

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 3

Pengenceran 10-1
144 144
⟶ x101 = 1440 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
71 51
⟶ x102 = 100 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1440 100
Jumlah ALT replikasi 3 = = 3770 ~ 3,8x 103koloni/g
2

235
4725 3770
Rata − rata ALT Sampel A =
3
= 9820 ~ 9,8 x 103 koloni/g

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)


ALT Sampel A

Replikasi X X X -X (X -X)2
1 6235 4910 1325 1755625
2 4725 4910 -185 34225
3 3770 4910 -1140 1299600

(X − X)2 3089450
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
1243
3089450
= x 100%
4910
=
2
= 25%
= 1243

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Hasil ALT sampel B Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 1


Pengenceran 10-1
220 224
⟶ x101 = 2220 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
182 188
⟶ x102 = 18500 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
80 8
⟶ x103 = 83000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

2220 18500 83000


Jumlah ALT replikasi 1 = = 34574 ~ 3,5 x 104koloni/g
3

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Hasil ALT sampel B Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 2

Pengenceran 10-1
248 224
⟶ x101 = 23 0 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
97 79
⟶ x102 = 8800 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

23 0 8800
Jumlah ALT replikasi 2 = 2
= 5580 ~ 5, x 103koloni/g

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Hasil ALT sampel B Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6 (cawan 2)

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 3


Pengenceran 10-1
191 171
⟶ x101 = 1810 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
103 89
⟶ x102 = 9 00 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1810 9 00
Jumlah ALT replikasi 3 = = 5705 ~ 5,7 x 103koloni/g
2

34574
5580 5705
Rata − rata ALT Sampel B =
3
= 1528 ~ 1,5 x 104 koloni/g

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT Sampel B
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 34574 15285 19289 372078380
2 5580 15285 -9705 94180555
3 5700 15285 -9585 91865835

(X − X)2 558124771
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
1 705
= 15285 x 100%
558124771
= = 109%
2
= 16705

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16. Hasil ALT sampel C Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 1

Pengenceran 10-1
207 79
⟶ x101 = 1430 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
34 18
⟶ x102 = 2 00 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1430 2 00
Jumlah ALT replikasi 1 = = 2015 ~ 2 x 103koloni/g
2

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 18. Hasil ALT sampel C Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 2

Pengenceran 10-1
122 118
⟶ x101 = 1200 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
32 20
⟶ x102 = 2 00 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

1200 2 00
Jumlah ALT replikasi 2 = 2
= 1900 ~ 1,9 x 103koloni/g

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 20. Hasil ALT sampel C Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)
E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 1)
E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5 (cawan 2)
F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 1)
F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6 (cawan 2)

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 3

Pengenceran 10-1
104 54
⟶ x101 = 790 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang dari range 25-250

Pengenceran 10-5
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6
⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 3 = 790 ~ 7,9 x 102koloni/g

2015 1900 790


Rata − rata ALT Sampel C =
3
= 15 8 ~ 1, x 103 koloni/g

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 22. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
ALT Sampel C
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 2015 1568 447 199511
2 1900 1568 332 110003
3 790 1568 -778 605803

(X − X)2 915317
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
77
= 15 8 x 100%
915317
= = 43%
2
= 677

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23. Hasil AKK sampel A Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 24. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 1


Pengenceran 10-1
12 124
⟶ x101 = 1250 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
49 53
⟶ x102 = 5100 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
2 18
⟶ x103 = 22000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1250 5100 22000


Jumlah AKK replikasi 1 = = 9450~ 9,5 x 103koloni/g
3

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 25. Hasil AKK sampel A Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 26. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 2


Pengenceran 10-1
133 153
⟶ x101 = 1430 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
45 55
⟶ x102 = 5000 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
28 24
⟶ x103 = 2 000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1430 5000 2 000


Jumlah AKK replikasi 2 = = 10810 ~ 1,1 x 104koloni/g
3

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 27. Hasil AKK sampel A Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4 (cawan 2)

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 28. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 3


Pengenceran 10-1
15 142
⟶ x101 = 1490 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
44 48
⟶ x102 = 4 00 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
1 1
⟶ x103 = 1 000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1490 4 00 1 000
Jumlah AKK replikasi 3 = 3
= 73 3 ~ 7,4 x 103 koloni/g

945010810 73 3
Rata − rata AKK Sampel A =
3
= 9208 ~ 9,2 x 103 koloni/g

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 29. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel A

Replikasi X X X -X (X -X)2
1 9450 9208 242 58725
2 10810 9208 1602 2567472
3 7363 9208 -1845 3402795

(X − X)2 6028993
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
173
= x 100%
0289903 9208
=
2 = 19%
=1736

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 30. Hasil AKK sampel B Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 31. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 1


Pengenceran 10-1
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihi range 10-150

Pengenceran 10-2
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihi range 10-150

Pengenceran 10-3
51 53
⟶ x103 = 52000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
1 18
⟶ x104 = 170000 koloni/g
2

5200 170000
Jumlah AKK replikasi 1 = 2
= 111000 ~ 1,1 x 105koloni/g

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 32. Hasil AKK sampel B Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 33. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 2


Pengenceran 10-1
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihi range 10-150

Pengenceran 10-2
55 51
⟶ x102 = 5300 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
20 24
⟶ x103 = 22000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
11 11
⟶ x104 = 110000 koloni/g
2

5300 22000 110000


Jumlah AKK replikasi 2 = 3
= 457 ~ 4, x 104 koloni/g

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 34. Hasil AKK sampel B Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4 (cawan 2)

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 35. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 3


Pengenceran 10-1
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihi range 10-150

Pengenceran 10-2
48 4
⟶ x102 = 4700 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
20 20
⟶ x103 = 20000 koloni/g
2

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

4700 20000
Jumlah AKK replikasi 3 = = 12350 ~ 1,2 x 104koloni/g
2

111000 457 12350


Rata − rata AKK Sampel B =
3
= 457 7 ~ 4, x 104 koloni/g

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 36. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel B
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 111000 56372 54628 2984218384
2 45766 56372 -10606 112487236
3 12350 56372 -44022 1937936484

(X − X)2 5034642104
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
50173
= 5 372 x 100%
5034 42104
= = 89%
2
= 50173

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 37. Hasil AKK sampel C Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 38. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 1


Pengenceran 10-1
117 121
⟶ x101 = 1190 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
4 42
⟶ x102 = 4400 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1190 4400
Jumlah AKK replikasi 1 = 2
= 2795 ~ 2,8 x 103koloni/g

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 39. Hasil AKK sampel C Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 40. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 2


Pengenceran 10-1
115 119
⟶ x101 = 1170 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
27 29
⟶ x102 = 2800 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1170 2800
Jumlah AKK replikasi 2 = 2
= 1985 ~ 2 x 104koloni/g

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 41. Hasil AKK sampel C Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :
A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1)
A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2)
B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 1)
B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2 (cawan 2)
C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 1)
C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3 (cawan 2)
D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 1)
D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4 (cawan 2)

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 42. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 3


Pengenceran 10-1
120 124
⟶ x101 = 1220 koloni/g
2

Pengenceran 10-2
24 40
⟶ x102 = 3200 koloni/g
2

Pengenceran 10-3
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

Pengenceran 10-4
⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang dari range 10-150

1220 3200
Jumlah AKK replikasi 3 = 2
= 2210 ~ 2,2 x 103koloni/g

27951985 2210
Rata − rata AKK Sampel C =
3
= 2330 ~ 2,3 x 103 koloni/g

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 43. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV)
AKK Sampel C
Replikasi X X X -X (X -X)2
1 2795 2330 465 216225
2 1985 2330 -345 119025
3 2210 2330 -120 14400

(X − X)2 349650
n=3

(X −X)2 CV =
SD = X
−1
418
= 2330 x 100%
349 50
= = 18%
2
= 418

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “ Uji Angka Lempeng


Total (ALT) dan Angka Kapang/Khamir (AKK) Dalam
Jamu Gendong Kunyit Asam di Pasar Tradisional Yang
Berada di Kabupaten “X” ” memiliki nama lengkap Pulung
Dwisari. Penulis lahir di Bantul pada tanggal 28 November
1998, merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari
pasangan Budiyono dan Sukarni. Pendidikan yang telah
ditempuh peneliti adalah TK Kuncup Harapan Paten
(2003-2004), SD N 1 Barongan (2004-2010), SMP N 1 Jetis
(2010-2013), SMF/SAA Yogyakarta (2013-2016), kemudian melanjutkan
Pendidikan S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2016. Selama menempuh masa perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan
organisasi dan bakti sosial.

66

Anda mungkin juga menyukai