Anda di halaman 1dari 4

Sel dan Genetika Pada Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'an

Di dalam postingan "Benarkah Pernyataan Al-Qur'an Bahwa Semuanya Diciptakan


Berpasangan ?", ketika membahas mengenai surah Yaasin (36) ayat 36 "Maha Suci Tuhan
yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan pada diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui", telah di bahas
bagaimana ayat ini dapat diartikan bahwa "pasangan" pada diri manusia adalah pasangan
basa pada DNA/RNA manusia.
Sebagaimana di uraikan di dalam surah Az-Zumar (39) ayat 6 berikut :
[39:6] Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya
istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari
binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan
Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia;
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Dia menciptakan kamu dari seorang diri - khalaqakum min nafsin wahidatin, arti kata per
katanya adalah "Dia menciptakan kamu dari nafas yang satu". Nafsin disini dapat berarti
nafas, atau jiwa, atau mengacu kepada sesuatu yang hidup. Dalam hal ini, "nafsin wahidatin"
dapat diartikan pula sebagai sel tunggal. Mengapa "nafsin wahidatin" ? Karena istilah "sel"
atau "cell" belum dikenal pada masa dan tempat ketika ayat ini diturunkan.

Kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya - tsumma ja'ala minha zawjaha, arti kata per
katanya adalah "kemudian Dia jadikan daripadanya pasangannya". Zawjaha di sini berarti
pasangan : bisa istri, bisa suami, bisa apapun yang menjadi pasangan. Di dalam sel tunggal
yang akan menjadi cikal bakal manusia, dijadikan Allah menjadi sel diploid, yaitu sel yang
memiliki "pasangan". "Pasangan" disini adalah pasangan kromosom. Sel tunggal ini
kemudian disebut dengan nama zygote atau sel tunggal diploid.

Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak - wa-
anzala lakum mina l-an'ami tsamaniyata azwajin, arti kata per katanya adalah "dan Dia
turunkan bagimu dari ternak delapan berpasangan". Jika diperhatikan surah Az-Zumar ayat
39 ini, dari awal ayat 39 sampai akhir ayat 39 mengisahkan mengenai pembentukan manusia,
akan tetapi tiba-tiba Allah menceritakan mengenai delapan pasang binatang ternak, apa
maksud Allah menceritakan hal itu di tengah-tengah ayat tentang penciptaan manusia
? An'am dalam bahasa arab berarti ternak atau sesuatu yang dikembang-biakkan, makhluk
hidup yang diperbanyak karena memberikan manfaat bagi manusia.

Jika didalam postingan "Benarkah Pernyataan Al-Qur'an Bahwa Semuanya Diciptakan


Berpasangan ?" azwajin atau pasangan, dalam konteks pada diri manusia dapat berarti
pasangan basa dalam DNA/RNA, maka "tsamaniyata azwajin" dapat diartikan sebagai
delapan pasangan basa, dan al-an'am dalam ayat ini mengacu kepada DNA/RNA yang
diperbanyak karena DNA/RNA ini sangat penting kaitannya dalam makhluk hidup.

Kenapa digunakan istilah al-an'am yang mengacu kepada DNA/RNA ? Karena dalam jaman
nabi sendiri, ketika Al-Qur'an ini diturunkan, tidak ada yang mengenal istilah DNA/RNA.
Ayat ini diartikan sebagaimana arti tersuratnya : "delapan pasang binatang ternak", ada yang
mengartikan unta, sapi, kambing dan domba masing-masing sepasang. Namun dalam
kaitannya dengan pembentukan manusia "al-an'ami tsamaniyata azwajin" berarti DNA/RNA
(yang diperbanyak) yang memiliki delapan jenis pasangan basa. Pasangan basa tersebut
adalah Adenine untuk DNA, Adenine untuk RNA, Thymine untuk DNA, Thymine untuk
RNA, Guanine untuk DNA, Guanine untuk RNA, Cytosine untuk DNA dan Uracyl untuk
RNA.

Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian - yakhluqukum fi butuni
ummahatikum khalqan min ba'di khalqin, arti kata per katanya "Dia menjadikan kamu dalam
rahim ibumu ciptaan dari setelah ciptaan". khalqan min ba'di khalqin, ciptaan dari setelah
ciptaan, mengindikasikan adanya replikasi. Replikasi DNA/RNA, dimana setiap DNA dan
RNA membuat replika dirinya, setiap sel membelah menjadi banyak sel, bentuk tahapan
penciptaan sehingga pada akhirnya dari satu sel tunggal menjadi lebih dari 200 milyar sel
yang membentuk organ yang sempurna pada seorang anak dalam waktu kurang lebih
sembilan bulan.

Dalam tiga kegelapan - fi zulumatin tsalatsin, arti kata per katanya "dalam kegelapan yang
tiga". Pembentukan janin dalam rahim, menurut ilmu pengetahuan saat ini, terdiri dari tiga
tahapan, yaitu :

 Fase pra-embrionik, dimana zygote membelah diri dan ketika telah menjadi "cell
cluster", sel tersebut membenamkan dirinya ke dinding rahim sambil terus membelah. Dalam
tahapan ini sel membentuk tiga lapisan yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
 Fasa embrionik, terjadi sekitar lima setengah minggu, dimana calon bayi disebut
sebagai embrio. Pada tahapan ini, organ-organ dasar dan sistem tubuh mulai terbentuk dari
lapisan sel berdasarkan informasi DNA/RNA dalam sel tersebut.
 Fasa Foetal, di mana ketika memasuki fasa ini, embrio dinamakan foetus,
dimana foetus dalam fasa ini sudah berbentuk seperti manusia, dengan wajah, tangan dan
kakinya terlihat. Walaupun pada awalnya hanya memiliki panjang 3 cm, seluruh organ
tubuhnya telah terlihat. Fase ini berlangsung sampai dengan bayi tersebut siap untuk
dilahirkan.
Tiga fase di atas, diistilahkan sebagai zulumatin tsalatsin - tiga kegelapan, terbentuk dari
kumpulan sel hasil pembelahan diri dari zygote, yang juga membentuk tiga lapisan sel
: ectoderm, mesoderm, dan endoderm.

Perhatikan bagaimana dalam satu ayat singkat Allah menjelaskan bahwa awalnya manusia
diciptakan dari sel tunggal diploid yang terus bereplikasi dan berkembang, sehingga menjadi
bayi manusia yang sempurna dalam tiga tahapan atau fasa besar yang diistilahkan Al-Qur'an
dengan "tiga kegelapan". Sedangkan tahapan pembentukan manusia di dalam rahim itu
sendiri dijelaskan di dalam Al-Qur'an sebagaimana yang telah dibahas di postingan "Manusia
dan Tahapan Pembentukannya".
Al-Qur'an berbicara mengenai rekayasa genetika

Lebih lanjut tentang DNA/RNA, Allah menjelaskan dalam surah 'Abasa (80) ayat 18-19
sebagai berikut :
[80:18-19] Dari apakah Allah menciptakannya ? Dari setetes mani, Allah
menciptakannya lalu menentukannya (faqaddarahu)
Faqaddarahu memiliki arti "lalu meng-qadar-kannya". Qadar dalam bahasa arab berarti
menentukan, merencanakan, men-setting, menyusun, dan dalam bahasa kontemporer dapat
diartikan sebagai "memprogram". Seluruh informasi mengenai fisik dan sifat manusia
tersimpan di dalam DNA dan RNA. DNA dan RNA telah memiliki informasi ini sejak
tahapan zygote, ketika pembuahan terjadi. Informasi-informasi inilah yang dalam tahapan
awal, menjadi acuan bagi sel-sel janin untuk berkembang membentuk organ-organ yang
lengkap, yang pada akhirnya akan mempengaruhi keseluruhan bentuk fisik dan sifat-sifat
dasar seorang manusia. Semuanya telah diprogram dan ditentukan sejak pembuahan terjadi
dan zygoteterbentuk.
[4:118-119] yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-
angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-telinga
binatang ternak (adzana l-an'ami), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku
suruh mereka mengubah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka mengubahnya". Barang
siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata.
Dengan melihat al-an'am dalam surah Az-Zumar (39) ayat 6 dalam kaitannya dengan
"ciptaan Allah" dapat dikaitkan dengan DNA/RNA, maka di dalam An-Nisaa (4) ayat 119 di
atas adzana l-an'ami dapat diartikan informasi dari DNA/RNA. Adzan dalam bahasa arab,
menurut Arabic-English Lane's Lexicon halaman 42, selain berarti telinga, dapat pula berarti
informasi, pengumuman, notifikasi atau memberikan pengetahuan. Dalam kaitannya dengan
DNA/RNA, maka padanan yang paling tepat adalah "informasi".

Lihat bagaimana Allah telah memberitahukan manusia bahwa suatu saat setan akan
menyuruh dan menghasut manusia untuk memotong-motong informasi dalam DNA/RNA
dan dengan melakukan hal itu maka manusia akan mengubah ciptaan Allah. Mutasi
merupakan efek dari rekayasa genetika. Walaupun ada mutasi yang membawa dampak baik,
namun sebagian besar mutasi memberikan efek negatif dan dalam banyak kasus mengubah
bentuk fisik dan sifat asal dari makhluk hidup yang direkayasa genetikanya.

Rekayasa genetika, apabila sampai mengubah ciptaan Allah, apalagi lebih mengarah kepada
merusaknya, maka hal tersebut tidak diperbolehkan. Rekayasa genetika dengan tujuan
mengobati penyakit, seperti kanker, selama tidak mengubah ciptaan Allah, maka tentu saja
hal tersebut diperbolehkan karena bagian dari ikhtiar dan ilmu pengetahuan yang turunkan
Allah kepada manusia. Tetapi Allah dalam Al-Qur'an juga telah mengingatkan bahwa akan
ada saatnya dimana manusia akan melakukan rekayasa genetika yang akhirnya akan
mengubah-ubah ciptaan Allah, akibat bisikan setan yang terlaknat, yang tentu saja akan
berakibat buruk dan efek samping bagi manusia itu sendiri meskipun akibatnya tidak
langsung saat itu pula dirasakan.

[41:53] Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?

Anda mungkin juga menyukai