Widal
Widal
DEMAM TIFOID
ABSTRAK
Demam tifoid (Typhus abdominalis) adalah salah satu penyakit infeksi pada usus
halus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A, B, C,
yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar. Gejala
klinik penyakit ini ditandai dengan timbul demam, sakit kepala, mual, muntah, suhu
tubuh naik, diare, hati dan limpa membesar, serta perforasi usus. Salah satu
pemeriksaan laboratorium untuk deteksi demam tifoid adalah Widal Slide Test.
Metode penelitian berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum
Daerah Sukoharjo, serta ditunjang dengan studi pustaka yang telah dipublikasikan.
Pemeriksaan uji Serologis Widal Slide Test dengan menggunakan sampel serum
dengan prinsip reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam serum
dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog. Hasil positif jika terjadi
aglutinasi dan hasil negatif jika tidak terjadi aglutinasi. Dari hasil pemeriksaan
terhadap 20 sampel didapatkan hasil : 15 sampel menunjukkan indikasi kuat
terhadap demam tifoid dan 5 sampel menunjukkan suspek terhadap demam tifoid.
ABSTRACT
Typhoid fever (Typhus abdominalis) is one infectious disease in the small intestine
caused by Salmonella typhi and Salmonella paratyphi A, B, C bacteria entering the
body through the contaminated food and beverage. The clinical symptoms of disease
included fever, headache, nausea, vomit, high body temperature, diarrhea, expanded
lever and lymph. In the typhoid fever patient, the small intestine is attacked leading
to intestinal bleeding perforation. One of laboratory examinations to detect typhoid
fever using Widal Slide Test.This scientific work is arranged based on the
apprenticeship activity in Sukoharjo Public Local Hospital, as well as supported by
studying the published literature. The result of Widal Slide test using the serum
sample on which the immunological agglutination reaction will occur between
within-serum antibody and the bacteria suspension as homologous antigen. The
result is if there is agglutination and the result is negative if there is no
agglutination occurring. From the examination result with 20 samples the following
result is obtained: 15 samples show strong indication of typhoid fever and 5 samples
show suspected typhoid fever.
1
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan sekarang ini banyak menjadi topik pembicaraan.
Penyakit yang timbul salah satunya adalah demam tifoid. Demam tifoid (Thypus
abdominalis) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau
Salmonella paratyphi A, B, atau C. Di Indonesia demam tifoid lebih dikenal dengan
sebutan penyakit tifus.
Sumber infeksinya adalah dari makanan dan minuman yang terkontaminasi
dengan Salmonella. Penularannya terjadi secara langsung dan tidak langsung (direct
dan indirect contact). Gejala kliniknya ditandai dengan timbul demam, sakit kepala,
mual, muntah, suhu tubuh naik, diare, hati dan limpa membesar.
Pemeriksaan laboratoriumnya yaitu dengan pemeriksaan hematologis,
pemeriksaan bakteriologis, dan pemeriksaan serologis. Pemeriksaan serologis Widal
Slide lebih banyak dilakukan karena dapat mengetahui adanya antibodi spesifik
dalam serum tersangka penderita demam tifoid dengan cepat.
Perumusan masalahnya apakah tersangka demam tifoid dapat diperiksa
dengan menggunakan test widal slide atau tidak, tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah tersangka positif menderita demam tifoid atau tidak.
METODOLOGI PENELITIAN
Data diperoleh dari selama Praktek Kerja Lapangan yang diadakan di instalasi
Laboratorium RSUD Sukoharjo yang dilakukan mulai tanggal 8 Pebruari sampai 6
Maret 2010 dan diambil dari pasien yang dicurigai menderita demam typhoid.
2
3. Cara Kerja
Penentuan Kualitatif
1. Memipet 20 µl serum diletakkan diatas obyek glas.
2. Menambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi, aduk dengan
stik pengaduk.
3. Mencampur dengan menggoyang-goyangkan secara melingkar selama 1 menit.
4. Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.
5. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit.
4. Interpretasi Hasil
Hasil pemeriksaan test widal dianggap positif mempunyai arti klinis sebagai berikut
(Kosasih, 1984)
a. Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek demam tifoid,
kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi.
b. Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap demam tifoid.
c. Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap demam tifoid kecuali pada
pasien yang divaksinasi jauh lebih tinggi.
d. Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya demam tifoid.
3
(+) (-)
Keterangan : (+) : Terjadi aglutinasi
(- ) : Tidak terjadi aglutinasi
4
16 An. P 9 th Perempuan 1/80 1/320 - 1/80 1/80 1/320 Indikasi kuat
demam tifoid
17 Ny. O 29 th Perempuan 1/80 1/80 1/80 1/160 - 1/320 Suspek terhadap
demam tifoid
18 Ny. R 31 th Perempuan 1/320 1/160 1/320 1/80 1/80 1/160 Indikasi kuat
demam tifoid
19 An. S 8 th Laki-laki 1/80 - 1/160 1/80 1/160 1/80 Indikasi kuat
demam tifoid
20 An. T 7 th Perempuan - 1/160 1/80 1/320 1/80 1/320 Indikasi kuat
demam tifoid
5
3. Vaksinasi
Pada orang yang pernah divaksinasi titer aglutinin O dan H meningkat,
biasanya meningkat setelah 6 bulan sampai 1 tahun, oleh karena itu titer
aglutinin pada orang yang pernah divaksinasi kurang mempunyai arti klinis.
Titer antibodi pada orang yang belum pernah divaksinasi :
Titer antibodi O diatas 1/160 berarti demam tifoid positif.
Titer antibodi H diatas 1/80 berarti demam tifoid positif.
4. Pemakaian antibiotik
Pemberian antibiotik seperti kloramfenikol dan tiamfenikol akan menurunkan
titer antibodi, maka pemberian antibiotik sebaiknya setelah pemeriksaan
laboratorium.
Akibat infeksi oleh Salmonella typhi pasien akan membuat antibodi (aglutinin),
yaitu :
a. Aglutinin O, dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman)
b. Aglutinin H, dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman)
c. Aglutinin Vi, dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk
diagnosa. Makin tinggi titernya, makin besar kemungkinan pasien menderita
demam tifoid. Pada infeksi yang aktif, titer uji Widal akan meningkat pada
pemeriksaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit 5 hari (Juwono, 1996).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan widal slide di RSUD Sukoharjo dari 20 sampel yang
diperiksa diperoleh hasil :
a. Lima belas sampel menunjukkan indikasi kuat terhadap demam tifoid.
b. Lima sampel menunjukkan suspek terhadap demam tifoid.
Dengan mengetahui gejala klinik dan melakukan pemeriksaan uji Widal Slide Test
maka diagnosa demam tifoid dapat ditegakkan.
6
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih Ina Kusrini dan semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harti S.A., 2008. Lembar Kerja Praktikum dan Diktat Kuliah Imunologi Serologi,
Fakultas Biologi Universitas Setia Budi, Surakarta, Hal 16.
Juwono R., 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi 3, BalaiPenerbit
FKUI,Jakarta, Hal 435-441.
Mansjoer A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius, FKUI,
Jakarta, Hal 421-425.
Mansjoer A., 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Media Aesculapius, FKUI,
Jakarta, Hal 432-433.
Sjamsuhidajat R., 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Bedah, Edisi Revisi, EGC Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta, Hal 36.