Dinamenulis Tinjauan Literatur
Dinamenulis Tinjauan Literatur
Tujuan survei literatur adalah untuk membantu penulis menggunakan karya orang lain
sebagai dasar. Tinjauan literatur mengidentifikasi dan menyoroti variabel-variabel penting,
dan mendokumentasikan temuan penting dari penelitian sebelumnya yang akan menjadi dasar
untuk membuat kerangka teoretis untuk investigasi saat ini. Dokumentasi tinjauan literatur
merupakan hal penting untuk menyakinkan pembaca bahwa
1. Peneliti menguasai persoalan dan telah mempelajari pendahuluan yang diperlukan
untuk melakukan penelitian
2. Kerangka teoritis(dalam penelitian deduktif ) akan disusun berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya dan akan memperkuat dasar pengetahuan yang
sudah ada.
Perlu dicatat bahwa survei literatur harus menampilkan semua informasi yang relavan
dengan cara jelas dan logis.
Terdapat beberapa metode yang berlaku untuk penulisan kutipan referensi dalam bagian
survei literatur dan penggunaan kutipan. Publication Manual of theAamerican Psychological
Association (2009) menawarkan informasi terperinci mengenai kutipan, petikan, referensi
dan lainnya, serta merupakan salah satu gaya penulisan referensi yang diterima dalam bidang
manajemen. Format lain termasuk The Chicago Manual of Style (2010), dan Manual for
Writers (2007) oleh Turabian , seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, rincian gaya
penulisan referensi dan kutipan berdasarkan APA Manual (buku panduan) diberikan pada
lampiran akir bab ini.
Untuk menyimpulkan, mari kita gunakan bagian tinjauan literatur yang lengkap dan
melihat bagaimana hal tersebut membantu untuk :
1. Memperkenalkan subjek studi
2. Mengidentifikasi rumusan masalah
3. Menggunakan penelitian sebelumnya yang menawarkan dasar untuk melanjutkan ke
tahap selanjutnya dalam pengembangan kerangka teoritis dan hipotesis.
Dalam bab ini dijelaskan bahwa penelitian penggunaan karya orang lain. Ketika anda
meringkas, menambahkan, atau menguji karya orang lain.
Terdapat dua masalah yang harus anda perhatikan:
1. Sengaja melakukan kesalahan dalam menginterpasikan kaya penulis lain yaitu sudut
pandang, model temuan, kesimpulan interprestasi mereka, dan lainnya.
2. Plagiarisme penggunaan kata-kata, argumen, ide asli dari penulis seolah-olah hal
tersebut adalah milik anda sendiri, meskipun hali tersebut dilakukan dengan jujur,
sangat hati-hati, atau karena ketidaktahuan.
Baik kesalahan interprestasi yang disengaja terhadap karya orang lain dan plagiarisme
dianggap sebagai kecurangan.
Pada masa informasi saat ini, melakukan copy-paste terhadap teks dari sumber online
pada penelitian anda sudah menjadi hal yang sangat mudah. Hal ini dapat
menyebabkan keinginan untuk menyalin bagian (penting) dari teks kedalam karya
anda. Tugas anda adalah untuk melawan keinginan tersebut. Plagiarisme merupakan
jenis kecurangan yang dianggap sangat serius dalam dunia akademik, terutama karena
menggunakan karya orang lain seolah0olah hal tersebut milik anda tidak
menunjukkan rasa hormat terhadap usaha yang dilakukan orang lain dalam karya
mereka. Ada duan alasan untuk mengangap serius plagiarisme dinyatakan oleh
Ijermans dan Van Schaaijik (2007). Mereka menyampaikan bahwa :
1. Plagiarisme mempersulit pembaca untuk membuktikan apakah pertanyaan anda
tentang penulis dan sumber lain adalah akurat.
Bentuk umum dari plagiarisme
A .Sumber yang tidak dikutip
1. “Gost Whiter”
Penulis menggunakan karya, kata-kata yang sama dari orang lain, sebagai
miliknya sendiri.
2. “Photocopy”
Penulis menyalin bagian penting dari teks langsung dari suatu sumber,
tanpa perubahan.
3. “Potluck Paper”
Penulis berusaha untuk menyembunyikan plagiarisme dengan
menyembunyikan dari beberapa sumber yang berbeda, dengan mengubah
beberapa kalimat untuk membuatnya sesuai, namun tetap mempertahankan
frasa yang asli.
B. Sumber dikutip (namun plagiarisme)
1. “Forgotten Footnote”
Penulis menyebutkan nama penulis untuk sumber, namun tidak
memasukkan informasi spesifik dari materi yang dikutip. Hal ini sering
kali menutupi bentuk lain dari plagiarisme dengan tidak memberikan
bagian sumber yang jelas.
2. “Misinformer”
Penulis memberikan informasi yang tidak tepat terkait dengan sumber,
sehingga tidak dapat menemukannya.
3. “Too Perfect Paraphrase”
Penulis mengutip sumber dengan baik, namun tidak menuliskan teks yang
disalin dengan menggunakan kata-kata yang sama, atau hampir sama ke
dalam tanda kutip.
Terdapat banyak bentuk plagiarisme selain melakukan copy-paste teks kedalam karya
anda. Banyak universitas menggunakan software seperti Turnitin atau Ephorus untuk
mengetahui plagiarisme. Untuk menghindari plagiarisme, anda perlu mengetahui aturan
dalam mengutip sumber yang diperinci pada lampiran bab ini.