Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas Pembangunan Kabupaten Garut akan mengalami perubahan status


menjadi badan pengelola menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Yang menjelaskan
bahwa badan layanan umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja Perangkat Daerah di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan,dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
Pola Pengelolaan keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD
adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
PPK-BLUD bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atau pemerintah
daerah dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Penerapan PPK-BLUD pada SKPD atau unit kerja, harus memenuhi
persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Pada BAB III Pasal 5
PERMENDAGRI No 61 Tahun 2007 ayat 1 menjelaskan Persyaratan subtantif
sebagaimana dalam pasal 4 terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau Unit
kerja bersipat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang
menghasilkan semi barang/jasa publik (quasipublic goods). Pada ayat 2
menjelaskan Pelayanan umum tersebut berhubungan dengan :

STANDAR PELAYANAN MINIMAL1


a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan masrakat;
b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau
pelayanan kepada masyarakat
Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum sesuai pasal 6 diutamakan untuk
pelayanan kesehatan.
Persyaratan administratif berupa dokumen, yang salah satunya adalah Standar
pelayanan Minimal (SPM). SPM adalah spesifikasi teknis yang memuat batasan
minimal mengenal jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh BLUD
kepada masyarakat.
Puskesmas Pembangunan Merupakan salah satu Unsur Pelaksana Teknis pada
Dinas Daerah (UPTD) yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten garut
yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bersifat holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic
health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik.
Dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan kesehatan Puskesmas
Pembangunan mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi Puskesmas Pembangunan adalah :
“ Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Tarogong Kidul yang Mandiri untuk Hidup
Sehat “
Misi Puskesmas Pembangunan adalah :
1. Meningkatkan Kualitas SDM Puskesmas Pembangunan yang Kompeten
2. Memberikan Pelayanan Prima
3. Memberdayakan Potensi Keluarga dan Masyarakat di budang Kesehatan
4. Meningkatkan Kolaborasi Lintas Sektoral

STANDAR PELAYANAN MINIMAL2


Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, Puskesmas Pembangunan menyusun
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota dengan kriteria SPM
yaitu: Merupakan Pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat,merupakan
prioritas bagi pemerintah daerah karena melindungi hak-hak konstitusional
perorangan dan masyarakat,untuk melindungi kepentingan nasional dan memenuhi
komitmen nasional dan global serta merupakan penyebab utama
kematian/kesakitan, berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat
serta dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur (measurable) dan
dapat dikerjakan (Feasible)
Berdasarkan hal tersebut maka Puskesmas Pembangunan membuat Standar
Pelayanan Minimal disertai dengan batasan-batasan dari standar tersebut. SPM di
Puskesmas Pembangunan adalah sebagai pedoman dalam pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat,terjaminnya hak masyarakat dalam menerima layanan
kesehatan, sebagai alat monitoring dan peningkatan kinerja, menentukan alokasi
anggaran, menjamin akuntabilitas, tranparansi, standarisasi pelayanan kesehatan
serta terciptanya partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Dalam penyusunan dokumen SPM,Puskesmas Pembangunan melibatkan semua
pihak yang terlibat secara teknis kemudian dibentuk tim yang bertugas menyusun
SPM disesuaikan dengan persyaratan pada PERMENDAGRI No. 61 tahun 2007
tentang PPK BLU dan melakukan revisi jika diperlukan. Kewenangan dari tim
tersebut adalah mengadakan rapat, mendatangkan konsultan, membentuk sub tim
jika diperlukan dan mengajukan anggaran. Adanya SPM mendorong organisasi
PuskesmasPembangunan Garut untuk merencanakan anggaran lebih besar karena
tuntutan akan pelayanan yang memenuhi standar dan membutuhkan dukungan
fasilitas dan sumber daya manusia yang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas. Kewajiban bagi Puskesmas Pembangunan Garut menjadi lebih besar
tetapi arah pelayanan menjadi lebih baik yaitu menuju kepada konsepPublic Healtt
oriented.
Indikator yang tercantum dalam dokumen SPM memiliki satu atau lebih
dimensi mutu pelayanan. Dimensi mutu pelayanan adalah sebagai berikut:

STANDAR PELAYANAN MINIMAL3


1 . Efektivitas
2 . Efisiensi
3 . Akses
4 . Kompetensi teknis
5 . Hubungan antar manusia
6 . Kenyamanan
7 . Keselamatan
8 . Kesinambungan pelayanan
Dimensi mutu pelayanan diatas diharapkan dapat memenuhi semua didasarkan
pada kebutuhan konsumen sehingga pasien menjadi senang. Pasien yang senang
dapat memberikan dampak positif bagi organisasi Puskesmas Pembangunan Garut
yaitu:
1 . Puskesmas Pembangunan Garut mempunyai pelanggan yang tetap
2 . Dapat menjadi sarana promosi bagi Puskesmas Pembangunan Garut
3 . Menanamkan kesan baik bagi masyarakat secara umum (pengakuan publik
terhadap kualitas pelayanan Puskesmas Pembangunan Garut).

B. Maksud dan Tujuan

Maksud ditetapkannya SPM Puskesmas Pembangunan Garut adalah sebagai


acuan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar;
Tujuan ditetapkannya SPM Puskesmas Pembangunan Garut adalah :
1 . Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
2 . Untuk menjamin hak masyarakat dalam menerima pelayanan dasar yang
dilaksanakan oleh Puskesmas Pembangunan Garut
3 . Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL4


C. Pengertian
Umum :
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib Puskesmas yang
berhak diperoleh masyarakat secara minimal;
2. Indikator / Target SPM
Yang dimaksud dengan indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantatif dan
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, dasil
dan/atau manfaat pelayanan;
3. Jenis Pelayanan
Yang dimaksud dengan jenis pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan;
4. Pelayanan dasar
Yang dimaksud dengan pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang
mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
sosial,ekonomi dan pemerintahan.
Khusus :
1. Pengertian
Dimaksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja
2. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator kerja
3. Cara Penghitungan / Rumus
Dimaksudkan untuk menyamakan cara penghitungan dalam memperoleh capaian
indikator kinerja selama periode kurun waktu tertentu, dengan cara membagi
pembilang dengan penyebut.
4. Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus.
5. Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
6. Ukuran

STANDAR PELAYANAN MINIMAL5


Adala formula yang dalam setiap indikator ditetapkan dalam bentuk prosentase/
% dan atau berdasarkan proporsi terhadap penduduk.
7. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata /keteranagan yang dapat dijadikan dasar kajian yang
berhubungan langsung dengan persoalan. Data dimaksud dikumpulkan dan
dilaporkan melalui : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS);
8. Rujukan
Adalah standar teknis atau ketentuan lain sebagai bahan rujukan/acuan teknis
dalam menyelenggarakan indikator kinerja.
9. Langkah kegiatan
Dimaksudkan menu/ butir-butir tahapan kegiatan yang bersifat teknis, yang perlu
dipilih untuk dilaksanakan agar dapat mencapai target indikator SPM sesuai
situasi dan kondisi dan kapasitas institusi pelayanan setempat.
10. Kurun Waktu tertentu
Adalah kurun / rentang waktu dalam pelaksanaan kegiatan yaitu periode 1 (satu)
atau kurun waktu yang sama.
11. Sumber Daya
Adalah tenaga kesehatan yang dibutuhkan secara hirarkhi, dimana apabila tidak
dapat dipenuhi oleh tenaga kesehatan urutan pertama, dapat dipenuhi oleh tenaga
kesehatan berikutnya untuk pelaksanaan target setiap indikator.
12. Target 2015
Adalah besaran capaian indikator SPM yang diharapkan sampai dengan 2015

13. Target 2019


Adalah besaran capaian indikator SPM yang diharapkan sampai dengan 2019

STANDAR PELAYANAN MINIMAL6


D. Landasan Hukum

1 . Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah


kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2 . Undang-UndangNomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia ( Nomor 3890);

3 . Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;

4 . Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang


Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);

5 . Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja;

6 . Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7 . Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8 . Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan


Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150)

9 . Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

STANDAR PELAYANAN MINIMAL7


Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);

1 0 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;

1 1 . Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);

1 2 . Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 / Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

1 3 . Paraturan Menteri Dalam Negeri Rl No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

1 4 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk


Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

1 5 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2007 tentang Pedoman


Teknik Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

1 6 . Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

1 7 . Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

1 8 . Keputusan Menteri Kesehatan Rl No. 828 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

1 9 . Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan


Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2008 Nomor 27);

STANDAR PELAYANAN MINIMAL8


2 0 . Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 39)

2 1 . Peraturan Bupati garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Garut.

2 2 . Peraturan Bupati garut Nomor 163 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Garut.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL9


BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS

A. JENIS-JENIS PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANGUNAN GARUT


Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945 dan
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Bahkan untuk
mendapatkan penghidupan yang layak di bidang kesehatan, amandemen kedua
UUD 1945, Pasal 34 ayat (3) menetapkan : “Negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum yang layak”
Secara ringkas dalam KEPMENKES No. 828/MENKES/SK/IX/2005
memberikan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap
warga negara minimal,terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Dalam penerapan SPM Puskesmas Pembangunan menjamin akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dari Puskesmas Pembangunan
sesuai dengan ukuran-ukuran (indikator/target) yang ditetapkan oleh
Pemerintah.oleh karena itu baik dalam perencanaan maupun penganggaran
Puskesmas Pembangunan memperhatikan prinsip-prinsip SPM yaitu
sederhana,konkrit,mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggung
jawabkan serta mempunyai pencapaian yang dapat diselenggarakan secara
bertahap.
Kriteria SPM yang dilakukan Puskesmas Pembangunan yaitu :
1. Merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat
2. Merupakan prioritas tinggi bagi pemerintah daerah karena melindungi hak-
hak konstitusional peroranagan dan masyarakat untuk melindungi kepentingan
nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global serta merupakan
penyebab utama kematian/kesakitan.
3. Berorientasi pada output yang lansung dirasakan masyarakat
4. Dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur (measurable) dan
dapat dikerjakan (feasible)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL10


Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah prognosa standar pelayanan
minimum PuskesmasPembangunanyang memuat tentang pelayanan apa saja
yang harus dilakukan dengan target dan indikator pencapaiannya. SPM
Puskesmas Pembangunan meliputi:
Standar pelayanan pada PUSKESMAS PEMBANGUNAN meliputi ruang lingkup
pelayanan:

a. UKM Esensial :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya kesehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat bersifat UKM
4. Upaya Pemberantasan & Pencegahan Penyakit Menular
5. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat

b. UKM Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Jiwa
2. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional
4. Upaya Kesehatan Lansia
5. Upaya Kesehatan Indra
6. Upaya Kesehatan Kerja dan olah Raga
7. Upaya Kesehatan UKS

c. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium


1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut
3. Pelayanan KIA KB yang bersifat UKP
4. Pelayanan Gawat Darurat
5. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
6. Pelayanan Persalinan
7. Pelayanan kefarmasian
8. Pelayanan laboratorium

STANDAR PELAYANAN MINIMAL11


Dalam pelaksanaan SPM Puskesmas Pembangunanmenetapkan target
pelayanan yang akan dicapai ( Minimum service target ), yang merupakan
spesipikasi peningkatan kinerja pelayanan yang harus dicapai dengan tetap
berpedoman pada standar teknis yang ditetapkan guna mencapai status kesehatan
yang diharapkan.dalam urusan Wajib dan SPM nilai indikator yang dicantumkan
merupakan nilai minimal nasional. Target Tahun pencapaian yang dipakai
PuskesmasPembangunan adalah Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019.

B. Standar Pelayanan Minimal dan Indikator


1. Pelayanan UKM Esensial
No Jenis Pelayanan Indikator Target
1. Upaya Promosi a. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 65%
Kesehatan (Rumah tangga sehat)
b. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 80%
(Bayi yang mendapat ASI ekslusif)
c. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 90%
(Desa dengan garam beryodium baik)
d. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 40%
(POSYANDU Purnama)
e. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 15%
(Penyuluhan NAPZA oleh NAKES)
f. Cakupan jaminan pemeliharaan Kesehatan PBI 80%
dan Non PBI
2. Upaya Pelayanan a. Institusi yang dibina 70%
Kesehatan b. Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 95%
Lingkungan c. Tempat Umum (TTU/TPM) yang diawasi 85%
d. Tempat Umum (TTU/TPM) yang memenuhi 85%
syarat
e. Cakupan Sarana Air bersih :
1) Perkotaan 100%
2) Pedesaan 90%
f. Cakupan Jamban Keluarga
1) Perkotaan 100%
2) Pedesaan 90%

STANDAR PELAYANAN MINIMAL12


g. Cakupan SPAL
1) Perkotaan 95%
2) Pedesaan 85%
h. Cakupan klinik sanitasi 80%
i. Tata kelola limbah non Medis
1) TPS 1 tiap ruangan dan tempat lain yang 100%
strategis
2) Mobilisasi harian ke TPS II (Pusk) 100%
3) Mobilisasi harian ke TPA 100%
4) Pembuangan limbah non medis ke TP 100%
5) Pengangkuatan limbah non medis oleh truk 100%
sampah

j. Tata kelola limbah Medis


1) TPS limbah medis padat dengan tempat khusus 100%
dan strategis
2) Tempat limbah medis cair dengan septic tank 100%
3) Mobilisasi dari jejaring ke TPS Puskesmas 100%
minimal 1 kali/minggu
4) Mobilisasi/packing dari masing-masing ruang 100%
pelayanan ke TPS khusus tiap hari
5) Mobilisasi ke tempat pemusnahan (incerenator) 100%
minimal 1 kali / minggu
6) Pembakaran limbah medis ke incenerato 100%

3. Upaya Kesehatan a. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 100%


Ibu dan Anak b. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 95%
serta KB bersifat c. DO K1 K1- K4 < 10%
UKM d. Cakupan Deteksi dini Resiko Tinggi (DDRT) 20%
Ibu Hamil
e. Ibu Hamil resiko tinggi yang dirujuk 100%
f. Cakupan kunjungan Neonatus ( KnN3) 90%
g. Cakupan persalinan oleh Tenaga kesehatan 90%
h. Cakupan Kunjungan Ibu Bersalin (KF3) 90%
i. Cakupan kunjungan bayi 90%

STANDAR PELAYANAN MINIMAL13


j. Cakupan BBLR Yang ditangani 100%
k. Cakupan deteksi dini anak Balita dan Pra 90%
Sekolah
l. Cakupan Peserta KB Baru 80%
m. Cakupan Peserta KB Aktif 70%
4. Perbaikan Gizi a. Cakupan balita terdaftar dan memiliki KMS 100 %
Masyarakat b. Tingkat partisipasi Balita datang nimbang ke 80 %
bersifat UKM Posyandu satu bulan sekali (D/S)
c. Balita yang naik Berat Badannya (N/D) 80 %
d. Balita Bawah Garis Merah (BGM) 5%
e. Balita Gizi kurang tertangani 100 %
f. Balita Gizi Buruk tertangani 100 %
g. Balita mendapat Vit A 2 kali pertahun 90 %
h. Pelaksanaan PSG Posyandu 10 %
i. Pemantauan KADARZI 65 %
j. Ibu hamil yang diukur LILA (lingkar lengan 100 %
atas) 100 %
k. Ibu Hamil KEK ( kekurangan energi kronik) 100 %
l. Ibu nipas dapat Vitamin A 90 %
m. Ibu Hamil dapat tablet Besi (fe) 90 tablet 90 %
n. MP-ASI pada Bayi BGM dari miskin 100%
5. Upaya a. Imunisasi
Pemberantasan 1) Cakupan imunisasi HB-O < 7 hari 90 %
dan Pencegahan 2) Cakupan imunisasi BCG 100 %
Penyakit 3) Cakupan imunisasi DPT HIB1 100%
Menular 4) Cakupan imunisasi DPT HIB3 90 %
5) Cakupan imunisasi Polio 4 90 %
6) Cakupan imunisasi Campak 90 %
7) DO DPT HIB1 – Campak < 10 %
8) Desa UCI (Universal Child Imunisasi) 100 %
9) Status T5 Ibu Hamil 95 %
10) Cakupan BIAS Campak kelas 1 SD 100 %
11) Cakupan BIAS DT kls 1 Td kls 2-3 SD 100 %

STANDAR PELAYANAN MINIMAL14


b. Pemberantasan Penyakit (P2) 100 %
1) Desa mengalami KLB yang ditangani < 24
Jam 80 %
2) Desa bebas rawan Gizi >1
3) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 Tahun 60 %
4) Penemuan suspek TB Paru 10 %
5) Penemuan TB Paru BTA + 85 %
6) Kesembuhan penderita TB Paru BTA + 100 %
7) Pemeriksaan kontak serumah TB Paru BTA 100 %
+
8) Cakupan Balita dengan Pnemonia yang 80 %
ditangani 100 %
9) Penderita DBD yang ditangani 100 %
10) Balita dengan diare yang ditangani 100 %
11) Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT) 100 %
12) Infeksi Menular Seksual yang diobati 100 %
13) Kasus gigitan hewan penular rabies 100%
ditangani
6. Upaya Pelayanan a. Perkesmas untuk Bumil Resti 100 %
keperawatan b. Perkesmas untuk Neonatal Resti 100 %
masyarakat c. Perkesmas untuk Balita Resti 100 %
d. Perkesmas untuk penderita TB Paru 100%

2. Pelayanan UKM Pengembangan


No Jenis Pelayanan Indikator Target
1. Upaya Kesehatan a. Pendataan gangguan jiwa berat di 80%
Jiwa masyarakat
b. Pelayanan gangguan jiwa di puskesmas 15%
2. Upaya Kesehatan a. Cakupan penduduk 3%
Gigi Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
b. Cakupan ibu hamil mendapatkan 80%
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Cakupan desa binaan UKGMD

STANDAR PELAYANAN MINIMAL15


10%
3. Upaya Pendataan Pengobat Tradisional di
Pengobatan wilayah kerja
Tradisional
4 Upaya kesehatan a. Upaya Kesehatan Pralansia dan Lansia
Lansia 1) Cakupan Pelayanan 70 %
2) Puskesmas Santun Lansia 100 %
3) Posyandu Lansia 5 Klp
5. Upaya Kesehatan a. Upaya Kesehatan Mata
Indra 1) Screening (Hunting) penderita mata 10%
katarak
2) Penemuan penderita mata katarak 10%
3) Penderita mata katarak yang dioperasi 80%
6. Upaya Kesehatan Pembinaan Pos UKK dan Atlet olah raga di 10%
Kerja dan Olah wilayah kerja
Raga
7. Upaya Kesehatan a. Cakupan pemeriksaan siswa SD dan 100 %
Sekolah setingkat oleh tenaga kesehatan/guru
UKS/Dokter kecil
b. Pembentukan dokter kecil tingkat SD 50 %
c. Cakupan pelayanan kesehatan Remaja 100 %

3. Pelayanan UKP, Kefarmasian, Laboratorium


No Jenis Pelayanan indikator Target
1. Pemeriksaan a. Rawat Jalan
Umum 1) Cakupan Rawat jalan 15 %
2) Pemberi pelayanan medis :
a) Dokter Umum (pada hari kerja) 100 %
b) Dokter Gigi (pada hari kerja) 100 %
3) Pemberi pelayanan medis tingkat Pustu 50 %
4) Pemberi pelayanan medis rawat jalan 30 %
dengan Puskesmas Keliling
5) Jam buka pelayanan 7 jam
6) Kepuasan pelanggan 80 %

STANDAR PELAYANAN MINIMAL16


7) Pelayanan Konseling (pojok Gizi, Pojok 1 Unit
laktasi, Pojok Oralit)
b. Rawat Darurat tingkat Pertama
1) Jam Buka 8 jam
2) Pemberi pelayanan Medis rawat Darurat 8 jam
tingkat Pertama
3) Waktu tanggap Pelayanan 5 Mnt stlh
pasien
datang
4) Penanganan rujukan 100 %
5) Ketersediaan sarana, prasarana dan 100 %
Penunjang life saving 0%
6) Kematian pasien < 24 jam 80 %
7) Kepuasan pelanggan
2. Pelayanan a. Ratio penambalan dan pencabutan gigi 2:1
Kesehatan gigi b. Lama waktu pelayanan kesehatan gigi dan
dan Mulut mulut :
1) Perawatan 10 Mnt
2) Pencabutan 30 Mnt
3) Scaling 60 Mnt
4) Curatage 10 Mnt
5) Pencabutan sulung 10 Mnt
6) Penambalan permanen 30 Mnt
7) Pengobatan oral 10 Mnt
3. Upaya a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90 %
kefarmasian b. Ketersediaan obat esensial 100 %
c. Ketersediaan obat Generik 80 %
d. Tata kelola obat sesuai standar 100 %
e. Waktu tunggu pelayanan obat jadi 5 Mnt
f. Waktui tunggu pelayanan obat racikan 7 Mnt
g. Penulisan resep sesuai formularium 100 %
h. Tidak adanya kejadian kesalahan 100 %
pemberian obat
i. Tata kelola dokumen resep 100 %

STANDAR PELAYANAN MINIMAL17


4. Pemeriksaan a. Durasi waktu pemeriksaan spesimen 10 Mnt
Laboratorium laboratorium sederhana :
1) HB sahli 5 Mnt
2) Gula darah kapiler 10 Mnt
3) Spesimen urine 5 Mnt
4) Cholesterol darah kapiler 5 Mnt
5) Uric Acid darah kapiler 100 %
Hasil lab terkonfirmasi kepada petugas
medis/berkompoten

STANDAR PELAYANAN MINIMAL18


BAB III
PERAN PUSAT PROPINSI DAN KABUPATEN

A . Pengorganisasian
a. Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal yang dilaksanakan
oleh Puskesmas Pembangunan dan Masyarakat
b. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal sebagaimana dimaksud butir a secara operasional
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
B . Pelaksanaan dan Pembinaan
a. Puskesmas Pembangunan wajib menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sesuai dengan SPM yang disusun dan disahkan oleh
Bupati.
b. Pemerintah daerah wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan SPM
c. Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten Garut
memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayanan Minimal.
d. Fasilitas dimaksud butir c dalam bentuk pemberian standar teknis,
pedoman, bimbingan teknis, pelatihan meliputi :
1) Perhitungan kebutuhan pelayanan kesehatan sesuai standar Pelayanan
Minimal;
2) Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM;
3) Penilaian pengukuran kinerja;
4) Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal
C . Pengawasan
a. Kepala Puskesmas melaksanakan pengawasan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan
Minimal Di PuskesmasPembangunan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL19


b. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan pencapaian kinerja
pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan Puskesmas Pembangunan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL20


BAB V
PENUTUP

SPM merupakan tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan


daerah dengan menggunakan sarana Puskesmas Pembangunan. Puskesmas
Pembangunan memberikan pelayanan kepada publik, sehingga dokumen SPM
sangat perlu untuk disusun dan segera diterapkan. Mengingat SPM sebagai hak
konstitusional setiap warga negara, maka seyogyanya SPM menjdi prioritas dalam
perencanaan dan penganggaran Puskesmas Pembangunan
Pada SPM Puskesmas Pembangunan memuat jenis-jenis pelayanan yang
diberikan oleh Puskesmas beserta batasan-batasannya. Dengan terbitnya dokumen
ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Berdasarkan hal
tersebut maka dibuatlah dokumen SPM ini. Kami berharap dokumen ini dapat
menjadi indikator kinerja bagi Puskesmas Pembangunan dan menjadi jaminan
pelayanan bagi konsumen sehingga organisasi PuskesmasPembangunan dapat
meningkatkan akuntabilitas dan profesionalismenya. Semoga dokumen SPM ini
memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL21


STANDAR PELAYANAN MINIMAL22

Anda mungkin juga menyukai