Anda di halaman 1dari 1

Tugasan Filsafat : Bagaimana pandangan anda terhadap pemikiran Aristoteles?

Aristoteles merupakan murid Plato. Beliau mempunyai beberapa karya tulis yang membahas
masalah logika serta beberapa kontribusi dalam bidang metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran
dan ilmu alam.

Pada pandangan saya, Aristoteles adalah seorang yang berpikiran kritis karena kecenderungannya
yang menghasilkan data dengan sistematik denga sistem analisa untuk mengumpulkan maklumat
dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi dalam bidang ilmu alam. Selain itu, beliau juga
mempunyai pemikiran yang logik dan mampu membahas serta memberi penjelasan bagi setiap
perkara yang kontra dengan pandangannya. Contohnya seperti, Plato menyatakan teori tentang
bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa
bentuk karena ia ada (eksis).

Dalam membuat sesuatu teori, Aristoteles mempunyai pemikiran yang luas karena segala teorinya
dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya. Kemudian,
Aristoteles meninggalkan ajaran dualisme Plato tentang jiwa dan tubuh karena Aristoteles tidak
berpendapat bahwa jiwa itu bersifat kekal. Menurut Aristoteles, jiwa dan tubuh ibarat bentuk dan
materi. Jiwa adalah bentuk dan tubuh adalah materi. Jiwa merupakan asas hidup yang menjadikan
tubuh memiliki kehidupan. Jiwa adalah penggerak tubuh, kehendak jiwa menentukan perbuatan
dan tujuan yang akan dicapai (Hadiwijono, 2005:51). Disadari oleh Aristotel, bahwa tubuh bisa mati
dan oleh sebab itu, maka jiwanya juga ikut mati. Oleh yang demikian, jika manusia mati, ia akan
kehilangan kemampuan berfikir dan berkehendak.

Aristoteles juga mempunyai cara pandang yang berbeda dari tokoh-tokoh yang lain. Beliau
mempunyai ide mengenai pemikiran dan pertimbangan (reasoning). Setiap hasil kajian dan falsafah
atau teorinya masih diguna sampai ke hari ini dan menjadi dasar pelajaran tentang logika. Misalnya,
cara untuk mendapatkan kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru adalah
berpikir deduktif (deductive reasoning) dan berpikir induktif (inductive thinking) serta pentingnya
observasi/eksperimen dalam penelitian ilmiah.

Selain itu, menurut Aristoteles tujuan tertinggi yang dicapai ialah kebahagiaan (eudaimonia).
Kebahagiaan ini bukan kebahagiaan yang subjektif, tetapi suatu keadaan yang sedemikian rupa,
sehingga segala sesuatu yang termasuk keadaan bahagia itu terdapat pada manusia. Tujuan yang
dikejar adalah demi kepentingan diri sendiri, bukan demi kepentingan orang lain.

Terakhir sekali, menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata
kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan
bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya.
Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-
makhluk lain.

Anda mungkin juga menyukai