Anda di halaman 1dari 67

MODUL

PRAKTIKUM
TEKNIK PEKERJAAN LABORATORIUM
(TKKT17)

Disusun Oleh :
Tim Dosen
Teknologi Laboratorium Medis (TLM)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA


Jurusan S1 Farmasi, D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) dan D3 Kebidanan
Izin Operasional SK Meteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi No. 462/M/Kp/VII/2015
Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babalan, Bekasi Utara 17610
Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimandonesia.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah
memberikan Rahmat dan Berkah-Nya sehingga Modul Praktikum Tenik Pekerjaan Laboratorium
( TPL ) dapat disusun.
Materi tentang pengenalan, penggunaan alat-alat dan sarana Laboratorium dipilih dengan
cara kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan agar dapat dilaksanakan oleh
semua mahasiswa/mahasiswi, sehingga tujuan untuk melatih keterampilan praktikum yang harus
dikuasai oleh seorang analis dapat tercapai. Sistematika disusun sedemikian rupa, mengikuti
urutan jadwal praktikum dan jadwal praktikum TPL, dengan harapan, pada akhir pendidikan
mahasiswa peserta didik sudah mengenal, mudah beradaptasi dan selalu siap belajar dalam
bidang analis medis.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang ikut berperan dalam penyusunan
modul ini dan tidak lupa kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Indonesia atas
segala bimbingan serta dorongan yang diberikan selama ini dalam memajukan laboratorium.
Menyadari bahwa modul Praktikum Pekerjaan Laboratorium ini sangat sederhana dan
sangat banyak kekurangan, kritik dan saran sangat kami harapan demi kesempurnaan modul
Praktikum Teknik Pekerjaan Laboratorium ini.

Bekasi, Agustus 2018

Penyusun

Yeni Avidhatul Husnah, M.Sc.

TATA TERTIB PRAKTIKUM

ii
1. Praktikan harus telah mengenakan jas lab saat memasuki laboratorium dan bekerja dengan
peralatan di laboratorium untuk menghindari kontaminasi.
2. Dilarang keras makan, merokok dan minum di laboratorium.
3. Praktikan wajib memakai sepatu pada saat praktikum.
4. Sebelum dan sesudah bekerja, meja praktikum dibersihkan dengan desinfektan.
5. Praktikan berambut panjang harus mengikat rambutnya sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kerja dan menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Dilarang membuang zat sisa atau habis pakai dan pewarna sisa disembarang tempat. Bahan
tersebut harus dibuang di tempat yang telah disediakan oleh asisten.
7. Laporkan segera jika terjadi kecelakaan seperti kebakaran dan ketumpahan kepada asisten.
8. Sebelum meninggalkan laboratorium disarankan untuk mencuci tangan dengan seksama.
9. Praktikan dilarang berbicara yang tidak perlu dan membuat gaduh.
10. Memakai pakaian yang sopan pada saat praktikum (baju berkrah untuk laki-laki).
11. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 10 menit mengganti di akhir acara.
12. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 20 menit maka wajib inhal.
13. Kuis akan dilaksanakan pada awal acara sebelum memulai praktikum untuk mengetahui
sejauh mana kompetensi yang dicapai.
14. Praktikan akan dinilai keterampilannya selama praktikum oleh asisten.
15. Praktikan yang tidak mengikuti asistensi tanpa keterangan tidak mendapatkan nilai pretest,
tapi jika ada izin tertulis maka dapat mengikuti pretest susulan.
16. Laporan harus dibawa saat masuk pada praktikum sebagai syarat masuk.
17. Aturan-aturan / tata tertib yang belum tercantum akan diputuskan kemudian.

DAFTAR ISI

iii
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………..ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………..iv
- Alat Laboratorium Dasar (Kimia)
1. Alat Gelas ………………………………………………………………………………………….2
2. Neraca Analitik …………………………………………………………………………………9
3. Sentrifuge ………………………………………………………………………………………….13
4. Mikropipet …………………………………………………………………………………………17
5. Incubator ………………………………………………………………………………………22
6. Oven ………………………………………………………………………………………………25
7. Mikroskop ………………………………………………………………………………………29
8. Autoklaf ………………………………………………………………………………………36
9. Waterbath …………………………………………………………………………………………41
- Alat Laboratorium Medis (Biologi/Analis)
10. Uji Hematologi……………………………………………………………………………………....46
11. Uji Imunologi …………………………………….............................................................................................53
12. Uji Mikrobiologi …………………………………………………………………………………....56
13. Uji Kimia klinik …………………………………………………………………………………….59
14. Uji Histologi…………………………………………………………………………………….......61

iv
ALAT LABORATORIUM DASAR (KIMIA)

1
PRAKTIKUM I
ALAT GELAS

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi alat gelas
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Bentuk alat gelas :
No. Alat Gelas Fungsi
1. Gelas kimia Untuk mengukur volume larutanyang
tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi. Untuk menampung zat
kimia, untuk memanaskan cairan. Dan
media pemanas cairan.

2. Pipet tetes Untuk mengambil cairan dalam skala


terkecil

3. Corong gelas Untuk menolong padasaatmemasukan


cairan ke dalam suatuwadah dengan
mulut sempit seperti botol, labu ukur,
buret dan lain – lain.

2
4. Erlemeyer Untuk menyimpan dan memanaskan
larutan. Untuk menampung hasil
filtrasi penyaringan,Untuk
menampung titran pada proses titrasi.
Pada pengujian mikrobiologi,digunakan
sebagai tempat pembiakan mikroba.

5. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan tidak


memerlukan tingkat ketelitianyang
tinggi dalam jumlah tertentu.

6. Bulb (Bola Hisap) Untuk menghisap larutan yang


akandikeluarkan.

7. Labu ukur Untuk membuat larutan


dengankonsentrasi tertentu
danmengencerkan larutan dengan
keakurasian yang tinggi.

3
8. Corong pisah Untuk memisahkan larutan
yangmemiliki kelarutan yang berbeda.
Biasanya digunakan dalam
prosesekstraksi

9. Botol semprot Tempat menyimpan air demineral


untuk membersihkan alat–
alatlaboratorium dengan cara
menyemprotkan air demineral tersebut.

10. Buret Terbuat dari gelas mempunyai skala dan


kran digunakan untuk melakukan
titrasi. zat yang digunakan
menitrasi (titran) ditempatkan dalam
buret dan dikeluarkan sedikit demi
sedikit melauikran. Ukuran mulai 5ml
sampai 0.05ml.
11. Pipet ukur Untuk mengambil larutan
denganvolume tertentu, gunakan
bulp atau pipet pump untuk
menyedot larutan,dan jangan dihisap
dengan mulut.

12. Pipet Volume (Pipet Gondok) Digunakan untuk mengambil


larutanvolume tepat sesuai dengan
labelyang tertera pada bagian yang
menggelembung pada bagian tengah pipet.

4
13. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk
mereaksikan bahan kimia Wadah
untuk tempat pengembang-biakan
mikrobaUntuk melakukan reaksi
dalam skala kecil.

14. Cawan petri Untuk pembiakan bakteri


dalamlaboratorium
mikrobiologi.Sebagai tempat untuk
menimbang bahanUntuk
mengeringkan bahan sample.

III. METODE KERJA


a) Prosedur penggunaan
- Labu ukur atau labu volumetrik adalah sebuah bejanagelas yang beralas datar, berbentuk
buah peer, dan berleher panjang yang relatif sempit. Sebuah garis tipis yangdisketsa
mengelilingi leher labu menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu. Labu ukur
diberi tanda batas volume tertentu sebagaidaya tampungya
- Karena batas volume itudibuat mengelilingi leher labu,akan terhindar kesalahan pembacaan yang
disebabkanefek paralaks. Kesalahanpengamatanitu dapat diatasi bila pada pembacaan
volume letak mata pengamat dan tanda batas volume berada pada ketinggianyang sama dan
tanda batas itutepat pada bagian bawahmeniskus cairan.
- Leher sebuah labu ukur(dibuat relatif sempit hinggasedikit perubahan volume cairanakan
menyebabkanperbedaanketinggian meniskus cairan. Dengan demikian kesalahan yangdibuat
pada penyesuaianmeniskus cairan dengan tanda batas volume akan sangat kecil.
- Jarak antara tanda batasvolume dan mulut labu ukuradalah relativebesar agar masih terdapat cukap
ruang untuk mengocok cairan dalam labu itu.Labu ukur dilengkapi dengantutup yang terbuat
dariplastic dan kaca. Ukuran labu yangdiperlukan adalah: 50, 100, 250,500, 1000, dan
2000 ml.
- Penggunaan labu ukur untuk membuat larutan baku. Jika kitahendak membuat suatu
larutan baku dengan konsentrasi tertentu,kita menimbang terlebih dahuluzat padat murni

5
secara teliti.Dengan sebuah corong kita masukkan zat padat ini ke dalamlabu ukur. Kemudian
labu inidiisi dengan zat pelarut-lazimnyaair suling, sampai kira-kirasetengah penuh.
Singkirkancorong yang digunakan tadi dan goyangkan labu sehingga air didalamnya bergerak
- memutar sampai zat padat yang ada didalam labu melarut semuanya. Jika masih ada zat padat
yang belum melarut, tambahkan lagiair sampai labu itu tiga perempat penuh dan
goyangkan lagi labuitu seperti di atas.

b) Prosedur Perawatan
- Ruang penyimpanan peralatanharus bertemperatur antara27oC – 37oC dan diberitambahan
lampu 25 watt.
- Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zathigroskopis.
- Debu, keringat, minyak daritelapak tangan mudahmenempel pada peralatan berbahan baku
gelas. Oleh karena itu, setelah digunakanluangkan waktu sejenak untuk membersihkan
permukaan peralatan dengan kain lembutatau dengan kertas tissuekhusus.
- Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketikatidak digunakan.
Meletakkanperalatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alatkarena mungkin
saja peralatantersebut tertindih atau tertekanyang mengakibatkan terjadinyaperubahan fisik
permanent.
c) Prosedur kalibrasi
- Hanya labu ukur yang terbuatdari gelas atau plastik / PVCyang mempunyai ketegasansudah
disertifikasi.
- Dalam melakukan uji penegasan gunakan air bebasmineral / aquadest dengan temperature 20 ±
2oC , yangdiisikan kedalam alat yangakan diuji dan telah ditimbangsampai volume sesuai
denganyang ditunjukkan atau mencapai tanda “tentukan berat alat yang sudah
terisidengan neraca analitik danhitung berat air / aquadestyang diisikan cari densitas air yang
sesuai dengantemperatur ( 1 g/ml untuk 20oC)”.

6
- Cara kerja ini dapatdimodifikasi denganmenggunakan pelarut organik,(seperti etanol,
sikloheksan)sebagai pengganti air/aquadest, untuk kalibrasidengan
mempertimbangkandensitas masing-masing pelarut.
- Pada setiap pengujian,lakukan minimum 5 kali pengujian secara individu,untuk menentukan
nilai rata-rata atau penyimpangan baku(standard deviation).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

7
V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

8
PRAKTIKUM II
NERACA ANALITIK

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi neraca analitik
yang tersedia pada laboratorium.
II.PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika
kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh
gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur
massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut missal neraca/timbangan elektrik yang
ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda.
Bentuk dari Neraca Analitik :

Fungsi :
Untuk menimbang massasuatu zat. Neraca dengan tingkatketelitian tinggi,
mampumenimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g.
III.METODE KERJA
A. Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:
1) Pastikan bahwa neraca sudah menyala dan posisi water pass berada di tengah – tengah.
2) Pastikan neraca menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3) Letakakan alas untuk benda(contoh kaca arloji atau kertas perkamen), kemudian
nolkankembali neraca
4) Timbang zat yang massanyaakan diukur pada piringantempat benda.

9
5) Baca skala yang tertera padadisplay digital sesuai skalasatuan timbangan tersebut.Sedangkan
untuk pengukuran yangsensitivitasnya tinggi perlumenunggu 30 menit, karenahanya
dapat bekerja pada batas temperatur yangditetapkan
6) Ambil zat yang telah ditimbang
7) Nolkan kembali neraca
8) Matikan neraca, dan bersihkan jika ada sisatumpahan zat.
B. Perawatan
Kebersihan timbangan harusdicek setiap kali selesaidigunakan, bagian dalamtimbangan
harus dibersihkandengan menggunakan sikat, kainhalus atau kertas (tissue)
danmembersihkan timbangan secarakeseluruhan timbangan harusdimatikan,
kemudian piringan(pan) timbangan dapat diangkatdan seluruh timbangan dapatdibersihkan
denganmenggunakan pembersih sepertideterjen yang lunak, campurkanair dan etanol/alkohol.
Sesudah dibersihkan timbangandihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali
denganmenggunakan anak timbangan.
C. Kalibrasi
PengontrolanTimbangan/Neraca:
Timbangan/Neraca dikontroldengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasangatau
dengan dua anak timbanganeksternal, misal 10 gr dan 100 gr.Timbangan/Neraca elektronik, harus
menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jikamenggunakan timbangan yang sangat
sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbanganharus
terhindar dari gerakan(angin) sebelum menimbangangka “nol” harus dicek dan jikaperlu
lakukan koreksi.Penyimpangan berat dicatat padalembar/kartu kontrol, dimanapada
lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan
tidak dapatdigunakan sama sekali makatimbangan harus diperbaiki olehsuatu agen
(supplier).

10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

11
V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

12
PRAKTIKUM III
SENTRIFUGASI

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi sentrifugasi
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam segala aspek kehidupan, mulai
dari bidang pendidikan hingga bidang kesehatan. Salah satunya didalam pemeriksaan darah.
Sampel darah dibutuhkan untuk pemeriksaan, dan sebelum dilakukan pemeriksaan perlu dilakukan
pemisah dari komponen - komponen darah tersebut yaitu dengan menggunakan sentrifus. Sentrifus adalah
alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar
tabung centrifuge. Pemakaian centrifuge yang paling sering adalah untuk pemisahan komponen sel
darah dari cairannya sehingga cairannya bisa dipakai untuk pemeriksaan.

Bentuk dari Sentifus :

III. METODE KERJA


a. Pemakaian Sentrifus :
1) Sebelum memulai centrifuge, pastikan bahwa tutupnyaterpasang dan terkunci.
2) Jangan pernah membuka tutupselama centrifuge berlangsung.

13
3) Periksakebersihan ruangcentrifuge, segera bersihkansemua tumpahan.
4) Selalu Melakukan TindakanPengamanan.
5) Setimbangkan muatan centrifugesebelum pemakaian. Gunakanshield dan tube yang benar.
6) Amati dan lakukan tindakanyang sesuai jika ada bunyi ataugetaran yang tidak lazim
selama pemakaian.
7) Putar sampel dengan tutupterpasang.
8) Gunakan hanya tube yangdiperuntukkan untuk centrifugetersebut.

b. Perawatan
Perawatan Centrifuge termasuk harian pembersihan tumpahan ataupuing-puing, seperti darah
ataukaca, dan memastikan bahwasentrifus adalah benar seimbang dan bebas dari segala yang
berlebihangetaran. Menyeimbangkan bebancentrifuge sangat penting.Sentrifuge otomatis
akanmenurun kecepatannya jika bebantidak seimbang, namun sentrifugeakan mengguncang dan
bergetar atau membuat suara keras.Centrifuge perlu diimbangi berdasarkan menyamakan
baik volume dan berat distribusi dikepala centrifuge. Penutupcentrifuge harus tetap ditutupsampai
centrifuge telah berhentiuntuk menghindari aerosolkontaminasi.
Hal - hal yang perludiperhatikan adalah :
1) Bersihkan dinding bagian dalamdengan larutan antiseptic setiapminggu atau bila ada
tumpahan atauada tabung yang pecah.
2) Gunakan tabung dengan ukurandan type yang sesuai untuk tiapcentrifuge.
3) Beban harus dibuat seimbangsebelum centrifuge dijalankan.
4) Pastikan bahwa penutup telahmenutup dengan baik dankencang sebelum
centrifugedijalankan.
5) Periksa bantalan pada wadahtabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah
waktudisentrifus karena adanya gayasetrifugal yang kuat menekantabung kaca ke dasar wadah.

c. Kalibrasi
Pengecekan sentrifugeCentrifuge perlu dikalibrasi baik kecepatan putarnya / rpm
maupunwaktu/timernya, sedangkan padacentrifuge refrigerated selain rpmdan timer perlu
pula kalibrasisuhunya.
Kalibrasi rpm dapatdilakukan dengan menggunakan :

14
a. Tachometermekanik yaitu dengankabel yang lentur.
Cara :
1) Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dalam,sedangkan ujung yang
laindihubungkan dengan alat meter
2) Set centrifuge pada rpm yang paling sering dipakai, kemudian jalankan.
3) Catat rpm yang ditunjukkan olehmeter pada tachometer.
4) Ulangi beberapa kali
5) Hitung nilai rata – ratanya.

b. Tachometer elektrikal
Cara :
1) Letakkan bagian magnit disekeliling coil, sehinggamenimbulkan aliran listrik bilaalat
dijalankan.
2) Set centrifuge pada rpm yang paling sering dipakai, kemudian jalankan.
3) Aliran listrik yang timbul akanmenggerakkan bagian meter.
4) Ulangi beberapa kali
5) Hitung nilai rata– ratanya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Sampel Kecepatan Waktu Hasil

15
B. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

16
PRAKTIKUM IV
MIKROPIPET

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi Mikropipet
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Secara umum, pipet digunakanuntuk mengambil ataumemindahkan suatu larutansesuai ukuran
yang dikehendaki. Untuk melakukan pemeriksaan larutan sampel,sampel perlu dipindahkan yaitudengan
bantuan mikropipet. Dan dalam bidang biotek, para peneliti lebih seringmenggunakan
Mikropipet.Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 μl (1 Ml). Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl
sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan
volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. Dalam penggunaannya, mikropipet
memerlukan tip. Sedangkan pipetuntuk ukuran lebih dari 1 mL dikenal dengan istilahMakropipet. Ada
3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya,yaitu P1000, P200, dan P20. Mikropipet digunakan
untuk mengambil ataumemindahkan suatu larutansesuai ukuran yangdikehendaki.

17
Jenis-jenis Mikropipet :
a) Adjustable volume pipette :mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya,antara 1µl
sampai 20 µl.
b) Fixed volume pipette :mikropipet yg tidak bisadiatur volumenya, hanyatersedia satu
pilihanvolume. Misalnyamikropipet 5 µl.
III. METODE KERJA
A. Cara penggunaan
1. Sebelum digunakan Thumbknob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikanlancarnya
mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke
dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob
maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.
B. Cara pemipetan ada 2 :
a. Forward (1,2)
- Tekan penyedot hingga batas pertama
- Masukkan tip kedalam cairansampel
- Tahan pipet dalam posisivertikal
- Lepaskan dari tubeknob makacairan akan masuk ke tip
- Tunggu beberapa saat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot sudah mengisitip,
dan bersihkan cairan yangmenempel pada dinding luar tip dengan tissue.

18
- Pindahkan tip kedalam tempat penampung yang diinginkandengan menyentuh
tipkedinding wadah penempungsampel dan tekan penyedot pada pembatas
pertama,kemudian tekan lagi sampai pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa cairan.
- Jika ingin melepas tip putar tube knob searah jarum jam danditekan maka tip
akanmendorong keluar dengansendirinya atau menggunakanalat tambahan yang
berfungsimendorong keluar tip.
b. Reverse (2,1)
- Tekan penyedot hingga bataskedua
- Masukkan tip ke dalam cairansampel
- Tahan pipet dalam posisivertikal
- Lepaskan dari tube knob makacairan akan masuk ke tip
- Tunggu beberapa saat untuk memastikan seluruh sampelyang disedot sudah mengisi tip
dan bersihkan cairan yangmenempel pada dinding luar tip dengan tissue secara perlahan
- Pindahkan tip kedalam penampung (tabung reaksi)dengan menyentuh tip padawadah
penampung (tabungreaksi)
- Tekan penyedot sampai batas pertama.
- Ketika ada sisa dalam tipmaka bilas tip denganmemasukkan tip kedalamtabung reaksi
kemudian tekan bolak-balik sampai larutandidalam tip benar-benar bersih
- Lepas tip dengan menekantombol sebelah kiri
- Masukkan tip kedalamaquades yang ada dalam gelaskimia.
C. Cara Perawatan
- Mengecek secara rutinkondisi mikro pipet, periksaadakah komponen yang rusak
- Bersihkan mikropipet setiapsesudah dan sebelum penggunaan dengan alkohol,atau cairan
khusus pembersihmikropipet.
- Mensterilkan komponen-komponen mikropipet yangdapat disterilkan (denganautoklav atau
penyinaran UV)
- Jika terdapat tekanan ataukerusakan dan kejanggalan,segera periksa kondisimikropipet
kemanufakturer atau agen penjualnya.
D. Penyimpanan/Pemeliharaan : Disimpan dalam lemari Rak (shelves).

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

20
V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

21
PRAKTIKUM V
INKUBATOR

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi Inkubator
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yangterkontrol. Alat ini
dilengkapidengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhuuntuk inkubator produksi
HeraeusB5042 misalnya adalah 10-70oC.Inkubator adalah suatu unit/suatukabinet yang suhunya
dapat diatur untuk menyimpan organisme gunatujuan tertentu. Di dalamlaboratorium
mikrobiologidigunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,menumbuhkan ragi dan
jamur,menyimpan biakan murnimikroorganisme I pada suhurendah. Inkubator biasanya hanyadapat diatur
di atas suhu kamar,sedangkan cooled inkubator dapatdiatur baik pada suhu di bawah maupun diatas suhu
kamar. Prinsipkerjanya yaitu mengubah energy listrik menjadi energi panas.Kawat nikelin akan
menghambataliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.
Bentuk dari Incubator :

Bagian-bagian dari inkubator adalah:


1)Pintu inkubator
2) Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu yang diperlukan
3) Rak inkubator berfungsi sebagaitempat meletakkan bahan yangakan di incubator.

22
Fungsi inkubator : Alat untuk menginkubasiatau memeram mikroba pada suhuyang terkontrol,
tempatmenyimpan hasil penanaman mikroba.

III. METODE KERJA


A. Cara Penggunaan :
- Nyalakan incubator denganmenekan tombol ON
- Set temperature sesuai dengankeinginan
- Masukan thermometer kedalam untuk mengetahuikestabillan suhu
- Diamkan selama 1 hari
- Jika suhu sudah stabil artinyaincubator siap di pakai.
B. Perawatan :
- Matikan tombol komponendan cabut steker dari terminalAC sebelum dibersihkan.
- Bersihkansecara rutin,dengan menggunakan lapkering tiap bagian sepertidinding dalam,
kaca dalam dan bagian lainnya. Lakukantiap seminggu sekali atau jikaincubator dalam
keadaankotor.
C. Kalibrasi
Dalam kalibrasi incubator karena medianya udara makacukup dengan
pengkalibrasianmenggunakan 1 (satu)thermometer samahalnyadengan kalibrasi oven.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

23
B. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

24
PRAKTIKUM VI
OVEN

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi Oven
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN

Oven adalah suatu peralatanyang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya
digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut
organik.
Bentuk dari Oven :

Fungsi dari bagian-bagianoven yaitu:


1. Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada didalamoven.
2. Rak oven berfungsi sebagai tempatmeletakkan bahan atau alat yang akan disterilisasi.
3. Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.
4. Aluminium voil, berfungsi sebagaimediayang digunakan untuk membungkus alat dan bahan yang
akan disterilkan di dalam alat sterilisasi, serta menjaga danmelindungi bahan yang adadidalam gelas
reaksi agar tidak terkontaminasi.

25
III. METODE KERJA
a. Cara Penggunaan
- Menghidupkan oven terlebihdahulu.
- Mengatur temperatur sampaidengan yang diinginkan 160o C- 180oC selama 1 – 2 jam.
- Membungkus alat-alat yangakan disterilisasikanmenggunakan kertasalumunium.
- Memasukan alat tersebutkedalam oven yang telahdiatur.
- Meletakkan alat tersebutdiatas rak-rak yang telahtersediaSetelah selesai
sterilisasi pemanasan di hentikan danalat-alat dibiarkan dingin.
b. Perawatan
- Oven harus selalu dalamkeadaan bersih.
- Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori danrak tatakan.
- Selalu pastikan steker ovensudah dicabut dan oven sudahdingin sebelum dibersihkan.
- Buka pintu oven dan bagiandalam dibersihkan dengan laplembut dalam air panas ataudetergen.
Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Janganmengelap elemen
pemanas.Bagian luar dapat dibersihkandengan lap basah.
- Untukmenghindari hal-halyang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakanalat gelas
untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalahagar selalu ada jarak minimal 1”antara bagian atas
dan bagianelemen pemanas
- Jangan sekali-sekalimenggunakan oven dalamkeadaan pintu terbuka.
- Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedangdigunakan, hal inimenimbulkan panas
dalamoven berkurang.
- Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan daridalam oven.
- Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabellistrik, segera cabut steker dari stopkontak.
- Tidak boleh ada uap
- Lubang yang ada di atas ovenharus dalam keadaan tertutupketika di matikan.
c. Kalibrasi
Karena oven media pemanasnya dengan udara, sehingga panasnya menyebar, oleh karenaitu
hanya dibutuhkan 1termometer saja untuk pengkalibrasiannya.

26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

27
V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

28
PRAKTIKUM VII
MIKROSKOP
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi
Mikroskop yang tersedia pada laboratorium
II. PENDAHULUAN
Manusia merupakan bagian dari kehidupan yang tersusun atas organ - organ. Namun organ yang
menyusun tubuh manusia ternyata bukan bagian terkecildari manusia. Bagian yang terkecil dari manusia
adalah sel,dimana sel ini memiliki struktur dan fungsional tersendiri dengan ukuran mikroskopik.
Didalam mengenal dan mengetahui sel, baik dari fungsi maupun struktur sel, diperlukan
sebuah alat optic yang mampu membantu mata manusia dalam pengamatannya. Alat optic yang mampu
membantu mata untuk memperbesar ukuran mikroskopik adalah “ Mikroskop”. Dengan penemuan
mikroskop inilah, dunia mikroorganisme terbuka.
Mikroskop (bahasa yunani:Micros = kecil dan scopein =melihat) adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu keciluntuk dilihat dengan mata kasar.Ilmu yang mempelajari bendakecil dengan
menggunakan alatini disebut mikroskopi, dan katamikroskopik berarti sangat kecil,tidak mudah terlihat
oleh mata.
Bagian – bagian dari Mikroskop :

29
1. Eyepiece / LensaOkuler
Berfungsi sebagai pembesarankedua dan juga memposisikan bayangan menjadi bayangan
nyatasehingga dapat tertangkap olehmata.
2. Revolving nosepiece /PemutarLensa /Revolver
Berfungsi untuk merubah / memutar lensa objektif sesuai dengankebutuhan.
3. Observation Tube
Berfungsi sebagai penahan lensaokuler.
4. Stage / Meja Preparat
Berfungsi sebagai penyimpan preparat / kaca objek.
5. Condensor
Berfungsi untuk memperbesar ataumemperkecil celah masuknyasumber cahaya.
6. Lensa Objektif
Berfungsi sebagai perbesaran pertama dari objek pada kaca objek.
7. Brightness Adjustment Knob
Berfungsi untuk mengatur hambatanyang masuk kelampu, sehinggadapat mengatur terang
gelapnyasumber cahaya.
8. Main Switch
Berfungsi untuk mematikan sumber cahaya.
9. Diopter Adjustment ring
Berfungsi untuk memfokuskan bayangan hasil lensa objectif agar sesuai dengan kedua mata.
10. Interpupillar Distance AdjustmentKnob
Berfungsi untuk merubah posisilensa okuler secara horizontalsehingga kedua lensa okuler
tepat di bawah mata.
11. Specimen Holder
Berfungsi untuk menjepit objek glass / kaca preparat agar mudah digeser dan tidak
berubah ubah posisi.
12. Illuminator
Berfungsi untuk keluarnya cahayadan penahan filter.
13. Vertical Feed Knob
Berfungsi untuk menggeser kaca preparat agar dapat dilihat secaravertical pada lensa okuler.
14. Horizontal Feed Knob

30
Berfungsi untuk menggeser kaca preparat agar dapat dilihat secarahorizontal pada lensa
okuler.
15. Coarse Focus Knob / Makrometer /Pemutar Kasar
Berfungsi untuk menaikkan mejapreparat mendekati lensa objektif agar dapat terlihat di lensa
okuler.
16. Fine Focus Knob / Mikrometer /Pemutar Halus
Berfungsi untuk memperjelas bayangan yang ada di lensa okuler.
17. Observation Tube Securing Knob
Berfungsi untuk menahan tubus,dimana tubus ini dapat diputar 360o.
18. Condensor Adjustment Knob
Berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil diafragma, sehingga banyaknya cahaya yang
masuk dapat diatur.

III. METODE KERJA


Pemakaian Mikroskop :
1. Menyalakan lampu
a. tekan tombol on (8)
b. atur kekuatan lampu dengan memutar bagian (7)
2. Menempatkan spesimen pada meja benda
a. Letakan objek glas diatas meja benda (4) kemudian jepit dengan (11). Jika
mejabenda belum turun, diturunkan dengan sekrup kasar (15)
b. Cari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan
diperkirakanmemiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal
dan horizontal(13) dan (14)
3. Memfokuskan
a. Putar Revolving nosepiece (2) pada perbesaran objektif 4x laluputar sekrup
kasar (15) sehingga meja benda bergerak ke atasuntuk mencari focus
b. Setelah fokus perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar (2) padaperbesaran
selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudianputar sekrup halus (16)
untuk mendapatkan fokusnya
c. Lakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi

31
Berikut adalah tabel yang menunjukan jarak antara spesimen dengan lensaobjektif jika
fokus telah didapatkan :

Catatan: Setelah mendapatkkan fokus pada perbesaran tetentu, misal 40x, dan ingin
memutar objektif ke perbesaran 100x, maka meja benda tidak perlu diturunkan dan tidak
perlu khawatir bahwa lensa objektif akan menggesek cover glass karena terdapat sisa
jarak A yang lebih kecil antara cover glass dengan lensa objektif (lihat tabel diatas).

4. Tambahan
a. Jika perlu interpupillar distance adjustment knob (10) dapat digeser, hal
iniakan mengubah dua bayangan yang akan diterima oleh 2 mata menjadi
gambaryang tunggal sehingga sangat membantu dalam mengatasi kelelahan
mata.
b. Jika perlu diopter adjustment knob (9) dapat diatur untuk
memperolehbayangan focus yang seimbang antara mata kanan dan kiri.
c. Pengaturan condenser (5) akan memperjelas bayangan yang tampak
denganmensetting pada posisi tertinggi (cahaya penuh).
Perbesaran total
Ukuran specimen yang diamati dapat diperoleh dengan mengalikan perbesaran
lensa okuler dengan lensa objektif. Misal = Okuler (10x) x Objektif (40x) = 400x

32
B. MIKROSKOP stereo (Zoom Stereo Microscope)
I. PENDAHULUAN
Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak
terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanyadigunakan
untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur. Berikutmerupakan uraian
tentang mikroskop stereo yang dimiliki LaboratoriumMikrobiologi yaitu Zoom Stereo
Microscope,Olimpus SZ3060.

1. Oculars eyepiece (lensa okuler)


2. Diopter adjustment ring (cincin pengatur
diopter)
3. Zoom control knob (sekrup pengatur
pembesaran)
4. Focusing knob (sekrup pengatur fokus)
5. Stage plate (pelat tempat specimen
diletakkan)
6. Stage clip (penjepit spesimen / preparat)

II. PROSEDUR
A. Pemakaian Mikroskop :
1. Letakkan spesimen / preparat di stage plate (5), jepit jika perlu.
2. Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control.
3. Knob (3) kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Knob (4).
4. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob (3)
ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
Mikroskop ini memiliki pilihan perbesaran:

33
B. Prosedur Perawatan
Perawatan mikroskop meliputi :
a. Cara membawa mikroskop dengan baik adalah :
1. Pegang tangkainya dengantangan kanan dan letakkantangan kiri
untuk menopangnya.
2. Jangan mengayun,melambungkan, ataumenggetarkannyasewaktumeletakkan mikroskop.
3. Jangan mengangkatmikroskop pada tubuh tabungnya, karena akan ada bagian yang
lepas atau jatuhapabila hal ini di lakukan.
b. Mikroskop merupakanperalatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Diantaranya
yaitu dengan :
1. Mikroskop yang telah selesaidipakai harus dibersihkan,
2. Pakailah penutup plastik ataumasukkan pada kotaknya agar terhindar dari debu,
debudibersihkan dengan meniupkanudara (bisa menggunakan pipettetes).
3. Simpan pada tempat yangkering dan usahakan dalamlemari yang dilengkapi denganlampu
untuk mengurangikelembaban.
4. Lensa yang kotor harusdibersihkan dengan kainlembut, kapas pengisap ataukertas
lensa yang telah dibasahidengan alkohol, atau xilol (gunakan cairan pembersih
yang direkomendasikan pabrik ).Gunakan sedikit mungkincairan pembersih,
janganmencelupkan lensa kedalam cairan pembersih, gunakankertas lensa.
Lakukandenganhati-hati karena lensa mudahtergores, yang dapatmengakibatkan
pengamatanmenjadi kurang jelas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

34
B. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

35
PRAKTIKUM VIII
AUTOKLAF

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi Autoklaf yang
tersedia pada laboratorium.
II. PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah proseskimia atau fisika yang bertujuan membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme yang merugikan, sterilisasi secara umum dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
 Sterilisasi Fisik
b. Pemanasan basah salahsatunya yaitu autoklaf adalah alat untuk mensterilkan
peralatandan bahan-bahan denganmelibatkan dengan uap panas dan tekanan udaratertentu
sehingga alat dan bahan menjadi steril.
c. Pemanasan kering salahsatunya yaitu oven dan pembakaran yaitu alatsterlisasi peralatan
tanpamelibatkan uap panas atau basah, sehingga hasilnyaakan tetap kering.
 Sterilisasi kimia yaitu desinfektan, larutan alkohol,dll.
 Sterilisasi mekanik contohnyaBSC/filter.
 Sterilisasi gas contohnyaetilen oksida.

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada
umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja
ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square
inch).Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Bentuk dari Autoklaf :

36
Bagian dari Autoklaf :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. pengukur tekanan
4. kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (H2O)
9. Sekrup pengaman
10. batas penambahan air
III. METODE KERJA
A. Prosedur Penggunaan
- Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
- Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
- Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
- Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
- Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
- Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun
hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge
menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi
autoklaf dengan hati-hati.

37
B. Perawatan
Apabila autoklaf telahselesai digunakan, maka air aquadest yang ada di dalamautoklaf sebaiknya
dibersihkanatau dikuras bagian dalamnyamenggunakan lap kering.Selanjutnya simpan
autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.
C. Prosedur Kalibrasi
1) Autoclave Indicator Tape
Cara :
- Rekatkan indicator tapesecara melingkar padakemasan yang akandisterilisasi. Pada
Autoklaf yang besar, kemasandiletakkan pada bagianatas dan bagian bawah autoklaf.
- Atur suhu, waktu dantekanan
- Hidupkan Autoklaf
- Setelah selesai, bacaindicator tape denganmelihat perubahan warnayang terjadi pada
garis-garis diagonal. Bila prosessterilisasi berjalan dengan baik, garis-garis
diagonal berubah warna dari putihmenjadi coklat kehitam-hitaman.
2) Bacillus stearothermophilus
Cara :
- Masukkan Bacillusstearothermophilus dalam bentuk liofilisasi dalam autoklaf
- Atur suhu, waktu dantekanan
- Hidupkan autoklaf
- Setelah selesai, ambilBacillusstearothermophilus dantanam pada agar darah(Bloodagar)
dan inkubasi pada suhu 40̊ - 60̊ C selama24-48 jam.
- Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada pertumbuhan Bacillusstearothermophilus.

38
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

39
V KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

40
PRAKTIKUM IX
WATERBATH
(Penangas Air)

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi Waterbath
yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Waterbath adalah suatu alat yang memanfaatkan heater sebagai komponen utamanya dan termostat
sebagai komponenutama kontrol sistemnya. Miripdengan Heating Block, Water Baths juga digunakan
untuk keperluan inkubasi dan lain-lain,atau bahkan bisa menggantikanheating block. Bedanya hanyaada
media berupa air untuk pemanasan.¨Suatu alat yang berfungsi untuk memanaskan air yang
berguna untuk menjagakestabilan suhu dari cairan yangada dalam tabung reaksi alat ini tidak di lengkapi
dengan Fuse,sehingga kurang aman.
Prinsip dari waterbathadalah Pada saat saklar digeser pada posisi on, maka arus listrik dari sumber
akan memberi supllylistrik pada heater. Heater yangdiberi arus listrik akanmemberikan panas pada
alat,suhu semakin tinggi. Sensor thermostat yangditempatkan di daerah pemanasan pada waterbath akanikut
menjadi panas danmemuaikan cairan dalam sensor tersebut. Pada derajat suhutertentu, dimana pemuaian
daricairan sensor cukup tinggi, maka bertambahnya volume cairansensor ini akan memberikantekanan pada
kontaktor thermostat sehingga kontaktor terbuka. Dengan tebukanyakontaktor thermostat , heater tidak
mendapatkan suplly arus.Suhu berangsur-angsur turun, ekanan pada sensor thermostatkembali turun
sehingga kontaktor kembali tertutup. Terjadi pemanasan kembali. DanWaterbath merupakan
alat pemanas yang menggunakanheater kering. Heater inidikontrol menggunakan sebuahthermostat.
Bentuk dari waterbath :

41
Fungsi Water bath dapat digunakan untuk :
1. Pemanasan pada suhu rendah 30oC sampai 100oC.
2. Menguapkan zat atau larutandengansuhu yang tidak terlalu tinggi Water bath menggunakandaya
listrik yang rendah sehinggasangat ekonomis dan efisien.
3. Pada laboratoriummikrobiologi,water bath digunakan untuk menginkubasi kultur mikrobiologi.
Secara sederhanaalat ini menggunakan pemanas pada air yang dipanaskan denganapi maupun
dengan listrik atauuap dari air.
III. METODE KERJA
a. Prosedur Penggunaan
Sebagai media pemanasdigunakan air suling (janganmenggunakan air sumur, karenamenyebabkan
korosi ). Selesai digunakan (jika menggunakanlistrik ) matikan arus listrik dandicabut dari arus
listrik. Jika hendak disimpan air ( media pemanas )dikosongkan.
b. Prosedur Perawatan
Untuk perawatan, bersihkan alathanya dengan lap bersih yang dibasahi air kemudian lap
dengankain kering setiap selesaimenggunakan alat Box controljangan sampai tersiram
ataukemasukkan air karena dapatberakibat tersengat tegangan listrik ( berbahaya ) atau alat
akan menjadirusak, cara rutin air dapat digantiatau ditambahi ±2 bulan sekali.
c. Prosedur Kalibrasi
Paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun), thermometer waterbath harus dicek oleh
petugasyang bertanggung jawab untuk halini atau seseorang yang diberitugasoleh Kepala
laboratorium, denganmenggunakan thermometer terkalibrasi. Interval uji penyimpanan
(deviasi) harus didokumentasikan / dicatat pada buku peralatan. Bila alat teroperasi
tanpamengindahkan suhuyangdiinginkan, prosedur ini tidak perlu dilakukan, alat harus
diberilabel yang sesuaiuntukini. Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggiatau lebih
rendah ± 5oC, yangditunjukkan oleh thermometer padaalat, harus ditentukan factor koreksi(suhu
yang diinginkan/ suhuterukur)dan dicantumkan secara jelas padaalat. Pada kasus lainnya dari
deviasisuhu yang diijinkan, harusdidokumentasikanpadabuku alat.

42
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

43
V KESIMPULAN

Dosen Mata Kuliah Nilai Tanda Tangan Mahasiswa

44
ALAT LABORATORIUM MEDIS

45
PRAKTIKUM X
Uji Hematologi
HEMOSITOMETER
(BILIK HITUNG)

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi
Hemositometer yang tersedia pada laboratorium.

II. PENDAHULUAN
Hemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari
kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Mutu kamar hitung serta pipet-pipet harus
memenuhi syarat - syarat ketelitian tertentu.
Bagian dari Hemositometer :

i. Kamar hitung
Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi “improved
Neubauer”. Luas seluruh bidang yang dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi
menjadi Sembilan bidang besar” yang luasnya masing - masing 1 mm2. Bidang besar
dibagi lagi menjadi 16 ”bidang sedang” yang luasnya masing-masing 1/4 x 1/4 mm2.
Bidang besar yang letaknya di tengah-tengah berlainan pembaginya: ia dibagi menjadi
25 bidang dan tiap bidang itu dibagi lagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian
jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400 buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2.

46
Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergarisgaris dan kaca penutup
yang berpasangan adalah 1/10 mm.
Maka volume diatas tiap-tiap bidang menjadi sbb;
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3
1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3
ii. Kaca penutup
Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi kamar hitung. Kaca
penutup itu lebih tebal dari yang biasa,sedangkan ia dibuat dengan sangat datar. Hanya
dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh dipakai. Kaca penutup untuk
menghitung jumlah trombosit dengan teknik fasekontrast lebih tipis daripada yang
dipakai untuk mikroskop biasa.
iii. Pipet
Pipet Thoma untuk pengenceran eritrosit (pipet eritrosit) terdiridari sebuah pipa kapiler
yang bergaris – bagi dan membesar padasalah satu ujung menjadi bola. Dalam bola itu
terdapat sebutir kacamerah. Pada pertengahan pipa kapiler itu ada garis bertanda
angka”0,5” dan ada bagian atasnya, yaitu dekat bola, terdapat garisbertanda “1,0”. Di
atas bola ada angka lain lagi, yaitu pada garistanda “101”.Perhatikan bahwa angka –
angka itu bukanlah menandakan satuvolume yang mutlak melainkan perbandingan
volume. Yangpenting dan menentukan ialah pengenceran darah yang terjadidalam pipet
itu. Seandainya lebih dulu diisap darah sampai garistanda“0,5” kemudian cairan
pengencer sampai garis-tanda “101”,maka darah dalam bola pipet itu diencerkan 200
kali.
(Gandasoebrata R., 2007).
III. METODE KERJA
a. Prosedur Penggunaan
1. Bersihkan permukaan hitung hemasitometer dengan kertas lensa yang dibasahi
akuades.
2. Kaca penutup diletakkan di atas permukaan hemasitometer.
3. Suspensi sel mikrobia diambil sebanyak ± 0,5 mL dengan menggunakan pipet.

47
4. Letakkan pipet pada tepi kaca penutup di sisi ruang hitung.
5. Alirkan suspensi secara perlahan hingga memenuhi seluruh ruang hitung.
6. Letakkan hemasitometer di atas pentas mikroskop.
7. Amati dengan perbesaran 400X.
8. Hitung jumlah sel yang terdapat pada 5 kotak terkecil.
b. Cara membaca sel pada kamar hitung secara umum :
- Untuk hitung jenis leukosit, dihitung pada 4 kotak besar di tepi.
- Untuk hitung jenis eritrosit, dihitung pada 5 kotak sedang di tengah.
- Untuk hitung jenis trombosit, dihitung pada 25 kotak sedang di tengah.
- Untuk hitung jenis eosinofil, dihitung pada 9 kotak besar.
Cara mengisi kamar hitung:
- Kamar hitung diletakkan di atas meja mikroskop dengan posisi datar.
- Tutup dengan deck glass
- Homogenkan sampel yang akan diteteskan.
- Teteskan sampel yang sudah diencerkan dengan pipet throma.
c. Perhitungan jumlah sel :
Jumlah sel per mL sampel = Jumlah sel per kotak besar x 1,25 x 106
Penghitungan sel-sel darah
Lekosit, eritrosit dan trombosit dihitung setelah diencerkan.Cara manual yang tetap
diperlukan hingga saat ini yaitu menggunakan pipet dan kamar hitung.
1. Penghitungan lekosit :
Untuk menghitung lekosit, darah diencerkan dalam pipa lekosit lalu dimasukkan ke
dalam kamar hitung. Pengenceryang digunakan adalah larutan Turk.
Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah:
1. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5.
2. Hapus kelebihan darah di ujung pipet.
3. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Turk dengan sudut 45o, tahan agar tetap
di tanda 0,5. Isap larutan Turk hingga mencapai tanda 11. Jangan sampai ada
gelembung udara.
4. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
5. Kocok selama 15-30 detik.

48
6. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horizontal di atas meja.
7. Kocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet.
8. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung
pipet ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut
30o. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas.
9. Biarkan 2-3 menit supaya leukosit mengendap.
10. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 10 kali, fokus diarahkan
ke garis-garis bagi.
11. Hitunglah lekosit di empat bidang besar dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke
kiri, ke bawah lalu ke kiri dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang
dihitung adalah pada garis kiri dan atas.
12. Jumlah lekosit per μL darah adalah: jumlah sel X 50
2. Penghitungan eritrosit :
Untuk menghitung eritrosit, darah diencerkan dalam pipa eritrosit lalu dimasukkan
ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan Hayem.
Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah:
d. Hisap darah kapiler, darah EDTA atau darah oksalat sampai tanda 0,5
e. Hapus kelebihan darah di ujung pipet
f. Masukkan ujung pipet ke dalam larutan Hayem dengan sudut 45 o, tahan agar tetap
di tanda 0,5. Isap larutan Hayem hingga mencapai tanda 101. Jangan sampai ada
gelembung udara
g. Tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
h. Kocok selama 15-30 detik
i. Letakkan kamar hitung dengan penutup terpasang secara horisontal di atas
mejaKocok pipet selama 3 menit, jaga agar cairan tak terbuang dari pipet
j. Buang semua cairan di batang kapiler (3-4 tetes) dan cepat sentuhkan ujung pipet
ke kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup dengan sudut 30o.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritas
k. Biarkan 2-3 menit supaya eritrosit mengendap
l. Gunakan lensa obyektif mikroskop dengan pembesaran 40 kali, fokus dirahkan ke
garis-garis bagi dalam bidang besar yang tengah.

49
m. Hitunglah eritrosit di 5 bidang sedang yang masing-masing tersusun atas 16
bidang kecil, dari kiri atas ke kanan, ke bawah lalu ke kiri, ke bawah lalu ke kiri
dan seterusnya. Untuk sel-sel pada garis, yang dihitung adalah pada garis kiri dan
atas.
n. Jumlah lekosit per μL darah adalah: jumlah sel X 10000.

Penghitungan lekosit dan eritrosit


(lingkaran besar: daerah penghitungan lekosit, lingkaran kecil: daerah penghitungan eritrosit)
Penghitungan trombosit :
Ada 2 cara penghitungan trombosit yaitu cara langsung dan cara tak langsung. Cara tak langsung
tidak dibahas dalam kuliah ini. Untuk menghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan
dalam pipet eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah
larutan Rees Ecker.
Langkah-langkah pemeriksaan yang diterapkan adalah:
1. Hisap cairan Rees Ecker sampai tanda “1” dan buang lagi cairan tersebut
2. Hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101 lalu kocok
selama 3 menit
3. Lanjutkan langkah-langkah seperti penghitungan eritrosit

50
4. Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit
mengandap
5. Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah dengan lensa obyektif
besar
6. Jumlah trombosit per μL darah adalah: jumlah trombosit x 2000.
d. Prosedur Perawatan
- Perawatan Beaker Glass
1. Sebelum dilakukan pengamatan, terlebih dahulu harus dibersihkan
hemasitometer dan cover glass dengan menggunakan alkohol. Hal ini
dimaksudkan agar hemasitometer bersih dari debu dan kuman yang dapat
mengganggu perhitungan.
2. Bersihkan setiap komponennya setelah selesai digunakan, Hati-hati dalam
membersihkan bilik hitung agar garis-garis bilik hitung tidak hilang., Simpan
di tempat kering untuk menghindari tumbuhnya jamur,Pastikan setiap
komponen di dalamnya dalam keadaan lengkap dan masih bisa igunakan,
Pastikan juga tidak terkontaminasi dan bersih.
3. Setelah dibilas dengan alkohol, hemasitometer dikeringkan dengan
menggunakan tisu lensa. Pada saat pengeringan, tisu lensa tidak boleh
digosok-gosokkan pada permukaan hemasitometer. Hal ini bertujuan agar
garis-garis yang terdapat pada hemasitometer tidak hilang.
4. Permukaan lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan menggunakan tisu lensa. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan debu dan kotoran yang dapat mengganggu proses
penghitungan mikroba.
e. Trouble Shooting
Apabila salah satu alat dalam satu set itu rusak maka pengoperasian tidak dapat
beroperasi optimal, dan secara keseluruhan harus diganti.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
SAMPEL JUMLAH SEL DARAH MERAH JUMLAH SEL DARAH PUTIH

51
B. PEMBAHASAN

V KESIMPULAN

DOSEN MATA KULIAH NILAI TANDA TANGAN MAHASISWA

52
PRAKTIKUM XI
IMUNOLOGI
I . TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi alat uji
Imunologi yang tersedia pada laboratorium.
II. PENDAHULUAN
Imunologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sel dan molekul yang
terlibat dalam mekanisme pertahanan inang serta proses terganggunya mekanisme tersebut
hingga menyebabkan penyakit (Nankervis et al, 2012). Ilmu ini dijadikan dasar berbagai
pemeriksaan di laboratorium. Sebelum memahami berbagai metode pemeriksaan yang berbasis
imunologi diperlukan pemahaman mengenai antigen dan antibodi.

III.METODE DAN CARA KERJA

53
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

54
V KESIMPULAN

DOSEN MATA KULIAH NILAI TANDA TANGAN MAHASISWA

55
PRAKTIKUM XII
Mikrobiologi

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi alat uji
Mikrobiologi yang tersedia pada laboratorium.
II.PENDAHULUAN
Mikroorganisme yang terlibat dalam segala proses di mikrobiologi kesehatan tentunya
ada yang memberikan keuntungan dan kerugian pada manusia. Mikroorganisme pathogen
misalnya, dapat menyebabkan infeksi dan selanjutnya menimbulkan penyakit pada manusia.
Lalu, bagaimana suatu mikroorganisme dapat meninmbulkan suatu penyakit pada manusia akan
dikaji lebih lanjut dalam makalah ini.
Tidak hanya itu, tidak semua mikroorganisme dapat menginfeksi dan menimbullkan
penyakit pada manusia. Tubuh kita tentu saja memiliki beberapa mekanisme yang dapat
membuat mikroorganisme tersebut gagal untuk menginfeksi kita. Suatu system antibody yang
dimiliki oleh manusia dapat melindungi kita dari mikroorganisme pathogen yang dapat berakibat
buruk bagi manusia sendiri. Mikroorganisme pathogen yang lebih ditekankan disini adalah
bakteri. Struktur tubuh bakteri dan metabolismenya, serta kemampuannya dalam menginfeksi
inangnya akan dipelajari lebih lanjut dalam makalah ini. Mikroorganisme pathogen tentunya
akan berdampak buruk bagi manusia.

III.METODE DAN CARA KERJA

56
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

57
V KESIMPULAN

DOSEN MATA KULIAH NILAI TANDA TANGAN MAHASISWA

58
PRAKTIKUM XIII
KIMIA KLINIK
I . TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi alat uji
Kimia Klinik yang tersedia pada laboratorium.
II. PENDAHULUAN
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum (ludah,
dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan.

III.METODE DAN CARA KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

B. PEMBAHASAN

59
V KESIMPULAN

DOSEN MATA KULIAH NILAI TANDA TANGAN MAHASISWA

60
PRAKTIKUM XIV
HISTOLOGI
I . TUJUAN
Mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menjelaskan masing-masing cara kerja dan fungsi alat uji
Histologi yang tersedia pada laboratorium.
II. PENDAHULUAN
Histologi mempelajari mengenai jaringan, termasuk peran mereka dalam tubuh,
anatominya, interaksinya dengan sistem tubuh dan bagaimana jaringan tersebut dipengaruhi oleh
penyakit. Level mikro dari perspektif mengenai biologi dan ilmu kedokteran mungkin terlihat
membosankan, dan beberapa mahasiswa mungkin akan tidak sabar untuk melanjutkan ke
pelajaran selanjutnya yang membahas pendekatan umum terhadap anatomi tubuh. Akan tetapi
tanpa mempelajari histologi, akan sedikit sulit memahami biologi.

III.METODE DAN CARA KERJA

61
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

B. PEMBAHASAN

V KESIMPULAN

DOSEN MATA KULIAH NILAI TANDA TANGAN MAHASISWA

62
DAFTAR PUSTAKA

1. Dedy Arianda, Buku Saku Analis Kesehatan revisi ke-3, Analis Muslim Publisher.
2. Imam Tri Wibowo, Buku Saku Analis Kimia, Analis Muslim Publisher.
3. Skoog, Principle of Instrumental Analysis
4. Underwood, Analisis kimia kuantitatif
5. Vogel, Kimia Analysis Kuantitatif Anorganik.
6. Willard H., Instrument Method of Analysis. New York

63

Anda mungkin juga menyukai