Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI

ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI


(Studi Pada Mahasiswa Penkesrek Angkatan 2010 FIK UNESA)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Negeri Surabaya


Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana S1 Ilmu Keolahragaan

OLEH :
MAGHFIRAH
066484036

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
2013

1
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013

ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI

(Studi Mahasiswa PENKESREK Angkatan 2010 FIK UNESA)

Maghfirah
ABSTRAK
Analisis gerak dalam olahraga sangat perlu dilakukan oleh pelatih atau ahli biomekanik untuk
memperbaiki gerak yang salah. Perlu di ingat bahwa semua gerak manusia tidak terlepas dari prinsip-prinsip
fisika, begitu pula dengan gerak tolak peluru. Selama ini dalam prakteknya di lapangan banyak atlet yang
melakukan gerak tolak peluru gaya membelakangi yang salah dan kurang efektif dari segi biomekanik. Oleh
karena itu, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gerak tolak peluru gaya
membelakangi yang efektif dan efisien dari segi biomekanik?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi dah data hasil analisis gerak tolak peluru gaya membelakangi pada mahasiswa dan atlet
yang berkaitan dengan posisi gerak tubuh saat awalan, meluncur dan sudut segmen tubuh sehingga dapat
memberikan saran perbaikan gerakan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analisis dengan teknik
analisis menggunakan prinsip-prinsip biomekanika dan pengukurannya menggunakan bantuan software
dartfish. Hasil yang diperoleh dari dua kali tolakan pada subjek penelitian di dapat hasil tolakan yang efektif
adalah pada saat tolakan pertama dengan kecepatan awal yang tinggi sebesar 10 m/s dengan sudut 40ᵒ
(mendekati 45ᵒ) menghasilkan tolakan yang paling jauh yaitu 10.13 m.
Kata kunci : Tolak Peluru, Analisis

MOTION ANALYSIS SHOT PUT O’BRIEN


(Armed Student Study PENKESREK 2010 FIK UNESA)
Maghfirah
ABSTRACT
Analysis of movement in sport is very necessary to by trainers or biomechanics expert to fix the
wrong movement. Keep in mind that all human movement is inseparable from the principles of physics, so did
the shot put. During this in practice in the field many athletes who exercise shot put the wrong style dan less
effective in terms of biomechanics. Therefore, formulation of the problem posed is how motion shot put style
back to the effective and efficient in terms of biomechanical?. The purpose of this study was to obtain
information and data analysis motion shot put o’brien on students and athlete associated with the motion of the
body when the prefix position, gliding and body segment angles so as to provide suggestions for improvement
movement. The study was descriptive research analysis with analytical techniques using the principles of
biomechanics and measurement using the help of software dartfish. The results of two studies on the subject
repulsion can result in an effective repulsion, repulsion at first with high initial velocity of 10 m/s at an angle
of 40ᵒ (approaching 45ᵒ) produces the most distant repulsion is 10.13 m.
Key word : Analysis, Shot Put
tahun 776 SM di Yunani. Pada saat itu nomor
yang di pertandingkan salah satunya meliputi
PENDAHULUAN penthalon, pankration, lempar lembing, lempar
cakram, tolak peluru, lompat jauh dan nomor
lari (Bahagia. Dkk, 2000: 2-5).
A. Latar Belakang Atletik juga dikenal sebagai induknya
Atletik merupakan olahraga yang dari segala cabang olahraga atau lebih dikenal
paling tua di dunia, gerak-gerak dasar yang sebagai “ Mother of Sport” karena pada atletik
terkandung di dalam atletik sudah ada seiring terdapat berbagai macam gerakan yang dapat di
dengan perkembangan peradapan manusia di jumpai di dalam cabang olahraga lainnya seperti
permukaan bumi ini. Secara tidak sadar gerak lari, jalan, lompat, tolak peluru dan lempar
tersebut telah dilakukan oleh manusia mulai dari (Pramono, 2004: 12-13).
gerak yang sederhana sampai kepada gerak yang Nomor-nomor yang di perlombakan dalam
sangat komplek. atletik dibagi menjadi empat kelompok yaitu
Perkembangan atletik juga di kaitkan nomor jalan, nomor lari, nomor lempar dan
dengan di langsungkannya olimpiade kuno pada nomor lompat. Perlombaan nomor lari dan jalan

8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI

dilaksanakan di lintasan (track) dan perlombaan pada waktu itu. Keistimewaan yang unik pada
nomor lempar dan lompat dilaksanakan di gaya membelakangi adalah bahwa pelaku
lapangan (field) (Bahagia. Dkk, 2000: 9-11). memulai tolakan dengan punggung, menuju ke
Tolak peluru adalah salah satu nomor yang arah penerbangan. Posisi ini mengizinkan
terdapat dalam nomor lempar pada cabang tambahan perputaran badan, karenanya
olahraga atletik. Sesuai dengan namanya, maka meningkatkan waktu melalui kekuatan
peluru itu tidak dilempar tetapi ditolak atau perputaran badan. (Lukman,1998 : 163-165)
didorong. Hal ini sesuai pula dengan peraturan, Analisis gerakan dalam olahraga sangat
bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak perlu dilakukan baik oleh pelatih maupun ahli
dari bahu dengan satu tangan. Dapatlah di biomekanik untuk memperbaiki gerakan yang
kemukakan bahwa tolak peluru adalah suatu salah. Perlu diingat bahwa semua gerakan
bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu manusia tidak lepas dari prinsip-prinsip fisika,
alat yang bundar dengan berat tertentu yang dengan demikian pelatih juga perlu
terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari memperhatikan faktor-faktor mekanika yang
bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak mempengaruhi penampilan atlet. Salah satu
sejauh-jauhnya. fungsi dari penguasaan prinsip-prinsip mekanika
Unsur-unsur dasar bagi setiap prestasi oleh pelatih adalah dapat mengembangkan
tolak peluru meliputi faktor kondisi yakni keterampilan atlet dan dalam merancang teknik-
terutama kecepatan, tenaga tolakan dan tujuan teknik latihan yang cocok dan efisien bagi atlet
yang di arahkan kepada keterampilan. (Pate, 1993: 177).
Selanjutnya adalah faktor teknik awalan, gerak Untuk tujuan analisis gerak pada tolak
meluncur, dan teknik tolakan. peluru gaya membelakangi (O’brien) harus di
Sementara tolak peluru dalam pertimbangkan secara konsisten tiga fase yakni
pelaksanaannya mempunyai dua gaya yaitu: awalan, gerak meluncur, dan tolakan. Selama
gaya menyamping, dan gaya membelakangi. ini dalam prakteknya di lapangan, banyak sekali
Gaya dalam tolak yang dimaksud adalah cara- di jumpai saat melakukan tolakan yang kurang
cara atau teknik yang digunakan oleh para sempurna baik yang dilakukan oleh atlet terlatih
penolak peluru. Di dalam tolak peluru ada dua maupun atlet pemula. Hal tersebut di sebabkan
jenis gaya, tetapi yang biasa dipergunakan yaitu salah satunya oleh kecepatan saat awalan yang
gaya menyamping dan gaya membelakangi kurang maksimal, posisi tubuh saat menolak,
(O’brien). Gaya menyamping adalah suatu cara yang kurang sempurna dan efektif dari segi
melakukan gerakan menolak mulai dari sikap biomekanika. Oleh karena itu, dalam gerakan
permulaan sampai dengan bergerak ke depan tolak peluru gaya membelakangi perlu adanya
untuk menolakkan peluru dengan keadaan badan analisis gerakan agar lebih efektif dan efisien
menyampingi arah tolakan. Gaya tolakan dari segi biomekanik.
tersebut adalah gaya yang pertama kali A. Rumusan Masalah
digunakan oleh para atlet pada perlombaan tolak Berdasarkan uraian latar belakang di
peluru. Namun sampai sekarang pun masih ada atas, adapun rumusan masalah yang ada dalam
yang menggunakan gaya tersebut, terutama yang penelitian ini adalah “Bagaimanakah analisis
masih pemula atau yang masih dalam proses gerak tolak peluru gaya membelakangi pada
belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa Penkesrek 2010 FIK UNESA?
gaya ini sering disebut kuno (ortodoks). B. Tujuan Penelitian
Sedangkan gaya membelakangi adalah suatu Pada dasarnya tujuan yang hendak
cara melakukan gerakan menolak mulai dari dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
sikap permulaan sampai dengan bergerak memperoleh informasi tentang rangkaian gerak
kedepan untuk menolakkan peluru dengan tolak peluru gaya membelakangi dan
keadaan badan membelakangi arah tolakan. menganalisis gerak tolak peluru gaya
Disebut juga gaya O’brien karena atlet atau membelakangi yang efektif dari segi
orang yang pertama kali mempergunakan biomekanik.
sekaligus memperkenalkan gaya ini bernama C. Manfaat Penelitian
Parry O’brien, pada tahun 1952, yaitu saat 1. Manfaat Teoritis
berlangsungnya penyelenggaraan Olimpiade Hasil dari penelitian dapat digunakan
Helsinki, dengan hasil yang sangat gemilang untuk menambah pengetahuan baru tentang

3
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013

gerak tolak peluru gaya membelakangi METODOLOGI PENELITIAN


yang baik dari segi biomekanika. A. Jenis penelitian
2. Manfaat Praktis Sesuai dengan masalah yang telah
Dari hasil analisis gerak tolak peluru diuraikan, maka penelitian ini dilaksanakan
gaya membelakangi dapat di jadikan oleh dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif
pelatih sebagai pedoman dalam analisis yaitu menganalisa dan menyajikan fakta
mengevaluasi gerakan yang kurang secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
sempurna yang dilakukan atlet. Tentunya dipahami dan disimpulkan (maksum, 2008: 16).
bagi atlet di jadikan sebagai umpan balik Dalam penelitian deskriptif analisis ini hanya
(feed back) untuk dapat mengembangkan sebatas pada tahap pendeskripsian yaitu
kemampuan menganalisis kecakapan menganalisis rekaman video gerak tolak peluru
penampilan dan memperbaiki gerakannya gaya membelakangi meliputi kecepatan awal,
sendiri. gerak meluncur, sudut segmen tubuh (saat
D. Definisi Operasional, Asumsi, Keterbatasan menolak), dan daya saat tolakan.
1. Definisi Operasional B. Lokasi penelitian
a. Analisis adalah penelitian terhadap Penelitian mengenai analisis gerak
suatu peristiwa untuk di ketahui duduk tolak peluru gaya membelakangi pada
perkara, proses dan penyebabnya. mahasiswa Penkesrek FIK UNESA, dilakukan
b. Gerakan adalah kegiatan mengubah di lapangan atletik Oentung Pudjadi yang masih
kedudukan pada suatu tempat karena berada dalam lingkup kampus Unesa Lidah
alasan tertentu Wetan Surabaya.
c. Analisis Gerak adalah suatu penelitian C. Subjek Penelitian
yang menelaah tentang suatu peristiwa Subjek penelitian ini adalah seorang
untuk diketahui sebab penyebabnya mahasiswa Penkesrek angkatan 2010 FIK
serta proses memindahkan kedudukan UNESA yang telah menyelesaikan mata kuliah
dari suatu tempat ketempat yang lain atletik,. Dalam menentukan subjek penelitian
secara efektif dan aktif. Dan dalam dipilih mahasiswa yang menguasai gerak tolak
penelitian ini gerak tersebut meliputi peluru gaya membelakangi.
rangkaian gerak yakni awalan, gerak D. Instrumen Penelitian
meluncur, dan tolakan. Dalam mengambil data dibutuhkan
d. Tolak peluru adalah suatu bentuk sebuah instrument. Dalam penelitian ini
gerakan menolak atau mendorong suatu instrument yang dibutuhkan meliputi software
alat yang bundar dengan berat tertentu Dartfish, laptop, tripod, timbangan berat badan,
yang terbuat dari logam (peluru) yang cangkul, peluit, alat tulis, meter standart,
dilakukan dari bahu dengan satu tangan baterai, dan kamera digital.
untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. E. Teknik Pengumpulan Data
2. Asumsi Langkah awal sebelum melakukan
Dalam penelitian ini di asumsikan penelitian adalah melakukan studi pendahuluan,
bahwa mahasiswa yang di jadikan sebagai dengan tujuan mengetahui kondisi di lapangan
subjek penelitian mempunyai keterampilan yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.
dan kemampuan yang sama serta menguasai Dalam studi pendahuluan kegiatan yang
gerakan tolak peluru gaya membelakangi. dilakukan adalah :
3. Keterbatasan 1. Berkoordinasi dengan dosen pengajar
Peneliti memberikan batasan-batasan atletik mengenai kegiatan penelitian yang
penelitian agar tidak terjadi kerancuan dan akan dilakukan.
perluasan penelitian. Ruang lingkup dalam 2. Menentukan subjek yang akan digunakan
penelitian ini hanya dibatasi pada dalam penelitian, yaitu seorang mahasiswa
pengkajian tentang analisis gerak tolak yang telah menguasai tolak peluru gaya
peluru gaya membelakangi pada mahasiswa membelakangi.
yang telah menempuh mata kuliah atletik. 3. Memberikan informasi pada subjek
Analisis gerak hanya di batasi pada penelitian, tentang kegiatan yang dilakukan
kecepatan awal, gerak meluncur, dan sudut berkaitan dengan penelitian.
segmen tubuh (saat menolak).

8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI

Langkah selanjutnya adalah Dengan menggunakan fasilitas


mempersiapkan instrument penelitian, analyzer sebuah gerakan dijalankan dengan
dalam penelitian ini instrument yang slow motion, kemudian pada beberapa
dibutuhkan meliputi software Dartfish, gerakan tertentu yang berdekatan dihentikan
laptop, tripod, peluit, alat tulis, meter untuk tujuan menganalisis posisi gerak
standart, baterai dan kamera digital. tubuh (saat menolak, saat meluncur dan saat
Setelah mempersiapkan instrument tolakan)
penelitian langkah selanjutnya adalah tahap
pengambilan data. Dalam penelitian ini ada
tiga tahap pengambilan data yakni tahap F. Teknik Analisis Data
persiapan, pengambilan video dan analisis Setelah data diperoleh, maka
data. selanjutnya data dianalisis untuk menarik
1. Tahap persiapan simpulan dan menjawab perumusan masalah
a. Mempersiapkan kondisi sampel penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis
penelitian baik fisik maupun mental. datanya menggunakan prinsip-prinsip
b. Mengecek kondisi kamera yang akan biomekanik dengan bantuan software Dartfish
digunakan. sebagai alat bantu untuk pengukuran. Hasil
2. Tahap pengambilan video (merekam) rekaman gerak tolak peluru gaya membelakangi
a. Kamera diletakkan tegak lurus dengan kemudian di masukkan ke dalam laptop. Hasil
subjek penelitian dengan jarak rekaman, sebelum dimasukkan ke dalam laptop
disesuaikan. Dalam pengambilan data terlebih dahulu formatnya di ubah dalam bentuk
digunakan dua kamera untuk tujuan avi. Kemudian dibuat dalam bentuk gerakan-
analisis gerak yakni kamera yang gerakan clip (videoclip). Hasil rekaman
diletakkan tegak lurus dengan posisi dimasukkan dengan menggunakan Cart rider
awal tolakan dan hasil tolakan, meter dan menggunakan fasilitas DV import. Setelah
standart diletakkan pada posisi yang itu jika ingin menganalisis maka digunakan
berdekatan. fasilitas analyzer. Analisis gerak di fokuskan
b. Dengan aba-aba mulai, subjek pada posisi gerak tubuh saat menolak, saat
penelitian mulai melakukan awalan meluncur dan saat tolakan.
tolakan dan hasil akhir.
c. Subjek penelitian melakukan tolakan Adapun analisis data selanjutnya adalah dengan
sebanyak 3 kali. rumus
3. Tahap analisis
Berikut ini adalah langkah-langkah R=
dalam pemasukan data (video) sampai
analisis dalam penelitian ini, yang mengacu Keterangan:
pada kuantifikasi data dengan menggunakan R = Jarak
fasilitas analyzer pada software Dartfish : v0 = Kecepatan awal
a. Memasukkan video rekaman ke dalam g = Gravitasi
laptop dengan menggunakan card rider. Ɵ = Sudut Elavasi
b. Memilih fasilitas analyzer pada (Giancoli, 1998: 75)
software Dartfish untuk menentukan
video gerak tolak peluru gaya HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
membelakangi dengan gerakan A. Hasil Penelitian
perlahan (slow-motion) dan Dalam bab ini akan dikemukakan
menghentikan pada tahap-tahap yang beberapa data yang diperoleh dari hasil
diinginkan. penelitian. Data ini merupakan bentuk rangkaian
c. Menyimpan masing-masing video gerak tolak peluru gaya membelakangi yang
dengan sebelumnya memberi nama file- dilakukan oleh subjek penelitian selama
nya. pengambilan data berlangsung. Data dari hasil
d. Memasukkan hasil analisis ke dalam penelitian ini diambil sesuai dengan rumusan
tabel pengamatan. masalah dan tujuan penelitian. Beberapa hasil
e. Mulai melakukan analisis.

5
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013

pengukuran yang disajikan dalam penelitian ini nempel pada leher sebelah kanan sedangkan
antara lain : tangan kiri rileks begitu juga dengan wajah.
1. Posisi gerak tubuh saat melakukan awalan. Kaki sebelah kanan, menahan berat badan tubuh
2. Gerak meluncur. sedangkan kaki kiri ditekuk kedepan dengan
3. Sudut segmen tubuh saat menolakkan sudut 135,1ᵒ rileks sehingga mendapatkan
peluru. keseimbangan.

Tolakan Pertama DiLihat Pada Lampiran Halaman 39-42 Pada waktu posisi tubuh yang awalnya
Gerak Komponen Besaran membungkuk bersamaan dengan
Tolak mengangkatnya tubuh sehingga menghasilkan
Peluru rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada
O’brien tungkai kanan, arah kaki kanan di putar ke
Awalan - Tinggi badan - h = 1.73m dalam sewaktu melakukan luncuran, sehingga
kaki kiri menyentuh permukaan tanah dengan
- Sudut lutut - α = 150o sudut lutut 191.6ᵒ, sedangkan kaki kanan
kaki kanan membentuk sudut lutut 154,4ᵒ dimana jarak
antara kaki kanan dan kaki kiri 0.64 m. Saat
- Sudut lutut
- α = 135.1o meluncur posisi batang tubuh membentuk sudut
kiri
156.6ᵒ dengan jarak 0.10 m dari permukaan
- Sudut batang - α = 85o tanah. Sikap akhir dari meluncur membentuk
tubuh sudut batang tubuh 143ᵒ dengan sudut lutut kiri
150.1ᵒ peluru siap untuk ditolakkan. Pada bagian
Meluncur 1. Saat : akhir ini subjek mengalami perpindahan jarak
- Sudut lutut kiri - α = 121.6o dari awal sampai tahap mau menolak sebesar
2.05m dan hampir menyentuh batas tolakan
- Sudut lutut - α = 154.3o dengan jarak 0.13m. Tolakan dilakukan pada
kanan waktu t1 = 12.240s sampai t2 = 12.320s dengan
jarak 0.80m dengan sudut 40.0ᵒ pada ketinggian
2. Meluncur :
2.07m menghasilkan tolakan sejauh 10.13m.
- Sudut batang - α = 156.6o
Tabel 4.2 Data Analisis Rangkain Gerak Tolak Peluru
tubuh
- s = 0.34 m Gaya O’brien Tolakan Kedua Dilihat Pada Lampiran
- Jarak saat
Halaman 43-46
meluncur
Gerak Komponen Besaran
3. Sikap akhir
Tolak
meluncur : Peluru
- Sudut batang - α = 143o O’brien
tubuh Awalan - Tinggi badan h = 1.73m
- sudut lutut kiri - α = 150.1o - Sudut lutut kiri - α = 80o
- Jarak - Sudut lutut kanan - α = 90o
- s = 2.05 m
perpindahan dari - Sudut batang tubuh - α = 140o
sikap awal sampai
Meluncur 1. Saat :
sikap akhir
- Sudut lutut kiri - - α = 123.1o
Tolakan - Waktu - t1 = 12.240s - Sudut batang tubuh - - α = 102.7o
- Waktu - t2 = 12.320s 2. Meluncur :
- Sudut tolakan - α = 40o - Sudut batang tubuh - α = 144.2o
- h = 2.07 m - Jarak saat meluncur - s = 0.35 m
- Tinggi tolakan
- s = 0.80 m 3. Sikap akhir meluncur
- Jarak tolakan
- Sudut lutut kanan - α = 144.5o
- sudut lutut kiri - α = 137.1o
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan - Jarak perpindahan dari - s = 2.02 m
bahwa pelaksanaan tolak peluru gaya sikap awal sampai sikap
akhir
membelakangi pada waktu awalan posisi tubuh
Tolakan - Waktu - t1 = 06.200s
merendah (membungkuk), dengan sudut tubuh - Waktu - t2 = 06.280s
90ᵒ meletakkan peluru di tangan kanan dan

8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI

- Sudut tolakan - α = 35.7o Dari data yang telah dijabarkan tentang


- Tinggi tolakan - h = 1.96m hasil penelitian mengenai analisis gerak tolak
- Jarak tolakan - s = 0.75m peluru gaya membelakangi, bahwa pada saat
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan subjek penelitian melakukan tolakan pertama,
bahwa pelaksanaan tolak peluru gaya Posisi tangan dan lengan lainnya bengkok lemas
membelakangi pada waktu awalan posisi tubuh di samping badan membantu keseimbangan,
membungkuk, dengan sudut tubuh 80ᵒ dengan seraya membungkukkan badan. Lutut
meletakkan peluru di tangan kanan dan nempel kaki kanan lurus, menahan berat badan
pada leher sebelah kanan sedangkan tangan kiri sedangkan tungkai kiri lurus ke belakang dan
rileks begitu juga dengan wajah. Kaki sebelah rileks dengan sudut lutut 135.1ᵒ. Tahap awalan
kanan membentuk sudut lutut 140ᵒ menahan ini berlangsung lambat dalam kondisi tenang &
berat badan tubuh, sedangkan kaki kiri di tekuk rileks, karena pada tahapan awal ini kecepatan
ke depan dengan sudut 90ᵒ. bagian anggota badan tidak terlalu penting,
sebab gerakan-gerakan tahapan awal hanya
Saat mau meluncur pada waktu posisi
bertujuan untuk memantapkan kesetimbangan
tubuh yang awalnya membungkuk bersamaan
tubuh. Bersamaan dengan meluruskan tungkai
dengan mengangkatnya tubuh sehingga kaki kiri
kiri ke depan dengan cepat tolakkan kaki kanan
menyentuh permukaan tanah dengan sudut lutut
dengan kuat dan pindahkan kaki kanan searah
123.1ᵒ dan sudut batang tubuh 102.7ᵒ sedangkan
gerakan tubuh sejauh-jauhnya sehingga dengan
jarak antara kaki kanan dan kaki kiri 0,49m
kecepatan 0.44 m/s mengalami perpindahan
secepatnya meluncur. Saat meluncur diudara
2.05m dari posisi awal, dengan kaki kiri hampir
posisi batang tubuh membentuk sudut 144,2ᵒ
menyentuh balok tolakan dengan jarak 0.13m.
dengan jarak 0,35m dari permukaan tanah.
Pada saat menolak, dengan kecepatan Vo =
Sikap akhir dari meluncur membentuk sudut
10m/s, dengan jarak s = 0.80m, dimana tinggi
lutut kanan 144.5ᵒ dengan sudut lutut kiri 137.1ᵒ
saat tolakan yaitu h=2.07m, mempunyai sudut
peluru siap untuk ditolakkan. Pada bagian akhir
ini subjek mengalami perpindahan jarak dari tolakan 40.0ᵒ menghasilkan jarak R=
awal sampai tahap mau menolak sebesar 2.02m
dan hampir menyentuh batas tolakan dengan = 10.13m. Setelah menolak, lengan kanan tetap
jarak 0.15m. lurus. Berat badan ke depan, supaya tidak keluar
lingkaran dan dengan cepat pindahkan kaki
Tolakan dilakukan pada waktu kanan & memutar 360ᵒ gerakan lanjutan (follow
t1=06.200s sampai t2=06.280s dengan jarak through). Dengan demikian, kecepatan Vo yang
0,75m dengan sudut 35.7ᵒ pada ketinggian tinggi dibarengi dengan sudut yang relative
1.96m, menghasilkan tolakan sejauh 6.77m. besar yaitu 40-an mempengaruhi terhadap jarak
tolakan yang dihasilkan.
Tabel 4.3 Analisis Data Kuantitatif
Tolakan H Ɵ Vо R Pada saat subjek penelitian melakukan
Ke- tolakan kedua, jarak saat tolakan dan kecepatan
1 2.07m 40.0ᵒ 10m/s 10.13m awal Vo yang dihasilkan mengalami penurunan
2 1.96m 35.7ᵒ 6.25m/s 6.77m itu dikarenakan pada rangkain gerak tolakan
kedua subjek tidak memiliki keseimbangan
Dari tabel 4.3 analisis data tolakan dalam sikap permulaan atau awalan. Saat
pertama dan kedua diketahui tolakan pertama melakukan gerakan meluncur subjek melakukan
dengan ketinggian h=2.07m dengan sudut lompatan pada kaki kanan, mengakibatkan
elevasi 40ᵒ mempunyai Vo=10m/s menghasilkan badan terlalu mengangkat tinggi hal ini
jarak R=10.13m. berpengaruh pada kecepatan saat melakukan
Sedangkan tolakan yang kedua gerakan meluncur. Diakhir sikap meluncur
diketahui memiliki ketinggian saat menolak subjek tidak cukup jauh menarik kaki kanan di
h=1.96m dengan sudut elevasi 35.7ᵒ dan bawah badan sehingga mendarat dengan kaki
mempunyai Vo=6.25m/s menghasilkan jarak R= kanan menghadap kebelakang. Saat melakukan
6.77m tolakan subjek terlalu awal membuka badan dan
B. Pembahasan tanpa diakhiri dengan gerak lanjutan (follow

7
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013

through) hal ini sangat berpengaruh sekali sudut elevasi ini akan menghasilkan
terhadap kecepatan, jarak dan sudut yang akan tolakan yang lebih maksimal.
dihasilkan. sehingga objek menghasilkan sudut
tolakan yang kurang maksimal yaitu 35.7˚. DAFTAR PUSTAKA
dengan jarak 0.70m menghasilkan Vo = 6.25m/s. Adisasmita, Yusuf. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikti.
SIMPULAN DAN SARAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta :
A. Simpulan Rineka Cipta.
Bahagia, Yoyo. Dkk, 2000. Atletik. Jakarta: Depdiknas.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat Giancoli, C Douglas. 1998. Fisika. Jakarta: Erlangga.
ditarik kesimpulan dari penelitian ini meliputi :
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek - Aspek Psikologi
1. Gerak tolak peluru gaya membelakangi dalam Olahraga. Jakarta : Dirjen Dikti.
tolakan dengan sudut elevasi 40ᵒ
menghasilkan tolakan sejauh 10.13m, Hay, J. 1978. The Biomechanics of sport Techniques.
sedangkan dengan menolak pada sudut New Jersey: Prentice- Hall International
elevasi 35ᵒ menghasilkan tolakan sejauh Edition.
6.77m. dengan kecepatan awal yang berbeda
Maksum, ali.2008. Metodologi penelitian Dalam
akan menghasilkan jarak tolakan berbeda.
Tolakan dengan sudut elevasi 40˚ Olahraga. Surabaya: FIK Unesa.
menghasilkan jarak tolakan lebih maksimal. Martini. 2005. Prosedur dan Prinsip - Prinsip Statistika.
Surabaya : UNESA University Press.
2. Rangkaian gerak tolak peluru gaya
membelakangi jika ingin menghasilkan NurHasan. 2003. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Kurnia.
tolakan yang maksimal maka, kecepatan
awal, harus sebesar-besarnya dengan sudut O.T, Lukman. 1998. Biomekanika. Surabaya: Unesa
40ᵒ - 45ᵒ. University Press.

B. Saran PASI. (1994). Pedoman Latihan Dasar Atletik. Jakarta :


PBPASI
1. Sebaiknya pelatih dalam memberikan Pate, D Rate. Mc Clenaghan dan Rotella. 1984. Dasar-
umpan balik (feed back) mengenai gerakan
dasar ilmiah kepelatihan. Terjemahan oleh
tolak peluru gaya membelakangi dapat
menggunakan bantuan software Dartfish. Kasyo Dwijowinoto. 1993. Semarang: IKIP
semarang.
2. Sebagai pelatih dalam mempraktekkan
Pramono, Made. 2004. Filsafat keolahragaan. Surabaya:
pelatihan tolak peluru, hendaknya juga
diselingi teori mengenai biomekanik yang Unesa University Press.
terjadi pada setiap gerak tolak peluru Sajoto, M. 1988. Kondisi Fisik dalam Olahraga.
khususnya gaya membelakangi dalam hal
DEPDIKBUD, Dirjen Pendidikan Tinggi
ini.
Proyek Pengembangan Lembaga
3. Atlet/mahasiswa tolak peluru gaya Kependidikan. Jakarta.
membelakangi harus lebih fokus melatih Soetjipto. 2010. Profil pukulan netting pada pelatihan
tangan dan kaki untuk hasil yang lebih
bulutangkis di klub Citra Raya Unesa. Jurnal
maksimal.
Ilmu keolahragaan. Vol, 6. No, 2. Hlm. 1-8.
4. Sebaiknya atlet banyak sering mengamati Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud
dan belajar dari video tolak peluru gaya
Dirjen Dikti.
membelakangi dunia baik Nasional
maupun Internasional yang berkaitan Tim penyusun, 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian
dengan teknik tolak peluru gaya skripsi. Surabaya
membelakangi yang benar.
http://wengayo.blogspot.com/2010/06/analisis-
5. Sebaiknya Atlet dalam melakukan tolakan biomekanika-gerakan-tolak.html.
usahakan dengan sudut 45˚ karena dengan
Diakses 10 april 2012 Dartfish (online).

Anda mungkin juga menyukai