5326 PDF
5326 PDF
SKRIPSI
OLEH :
MAGHFIRAH
066484036
1
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013
Maghfirah
ABSTRAK
Analisis gerak dalam olahraga sangat perlu dilakukan oleh pelatih atau ahli biomekanik untuk
memperbaiki gerak yang salah. Perlu di ingat bahwa semua gerak manusia tidak terlepas dari prinsip-prinsip
fisika, begitu pula dengan gerak tolak peluru. Selama ini dalam prakteknya di lapangan banyak atlet yang
melakukan gerak tolak peluru gaya membelakangi yang salah dan kurang efektif dari segi biomekanik. Oleh
karena itu, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gerak tolak peluru gaya
membelakangi yang efektif dan efisien dari segi biomekanik?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi dah data hasil analisis gerak tolak peluru gaya membelakangi pada mahasiswa dan atlet
yang berkaitan dengan posisi gerak tubuh saat awalan, meluncur dan sudut segmen tubuh sehingga dapat
memberikan saran perbaikan gerakan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analisis dengan teknik
analisis menggunakan prinsip-prinsip biomekanika dan pengukurannya menggunakan bantuan software
dartfish. Hasil yang diperoleh dari dua kali tolakan pada subjek penelitian di dapat hasil tolakan yang efektif
adalah pada saat tolakan pertama dengan kecepatan awal yang tinggi sebesar 10 m/s dengan sudut 40ᵒ
(mendekati 45ᵒ) menghasilkan tolakan yang paling jauh yaitu 10.13 m.
Kata kunci : Tolak Peluru, Analisis
8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI
dilaksanakan di lintasan (track) dan perlombaan pada waktu itu. Keistimewaan yang unik pada
nomor lempar dan lompat dilaksanakan di gaya membelakangi adalah bahwa pelaku
lapangan (field) (Bahagia. Dkk, 2000: 9-11). memulai tolakan dengan punggung, menuju ke
Tolak peluru adalah salah satu nomor yang arah penerbangan. Posisi ini mengizinkan
terdapat dalam nomor lempar pada cabang tambahan perputaran badan, karenanya
olahraga atletik. Sesuai dengan namanya, maka meningkatkan waktu melalui kekuatan
peluru itu tidak dilempar tetapi ditolak atau perputaran badan. (Lukman,1998 : 163-165)
didorong. Hal ini sesuai pula dengan peraturan, Analisis gerakan dalam olahraga sangat
bahwa peluru itu harus didorong atau ditolak perlu dilakukan baik oleh pelatih maupun ahli
dari bahu dengan satu tangan. Dapatlah di biomekanik untuk memperbaiki gerakan yang
kemukakan bahwa tolak peluru adalah suatu salah. Perlu diingat bahwa semua gerakan
bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu manusia tidak lepas dari prinsip-prinsip fisika,
alat yang bundar dengan berat tertentu yang dengan demikian pelatih juga perlu
terbuat dari logam (peluru) yang dilakukan dari memperhatikan faktor-faktor mekanika yang
bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak mempengaruhi penampilan atlet. Salah satu
sejauh-jauhnya. fungsi dari penguasaan prinsip-prinsip mekanika
Unsur-unsur dasar bagi setiap prestasi oleh pelatih adalah dapat mengembangkan
tolak peluru meliputi faktor kondisi yakni keterampilan atlet dan dalam merancang teknik-
terutama kecepatan, tenaga tolakan dan tujuan teknik latihan yang cocok dan efisien bagi atlet
yang di arahkan kepada keterampilan. (Pate, 1993: 177).
Selanjutnya adalah faktor teknik awalan, gerak Untuk tujuan analisis gerak pada tolak
meluncur, dan teknik tolakan. peluru gaya membelakangi (O’brien) harus di
Sementara tolak peluru dalam pertimbangkan secara konsisten tiga fase yakni
pelaksanaannya mempunyai dua gaya yaitu: awalan, gerak meluncur, dan tolakan. Selama
gaya menyamping, dan gaya membelakangi. ini dalam prakteknya di lapangan, banyak sekali
Gaya dalam tolak yang dimaksud adalah cara- di jumpai saat melakukan tolakan yang kurang
cara atau teknik yang digunakan oleh para sempurna baik yang dilakukan oleh atlet terlatih
penolak peluru. Di dalam tolak peluru ada dua maupun atlet pemula. Hal tersebut di sebabkan
jenis gaya, tetapi yang biasa dipergunakan yaitu salah satunya oleh kecepatan saat awalan yang
gaya menyamping dan gaya membelakangi kurang maksimal, posisi tubuh saat menolak,
(O’brien). Gaya menyamping adalah suatu cara yang kurang sempurna dan efektif dari segi
melakukan gerakan menolak mulai dari sikap biomekanika. Oleh karena itu, dalam gerakan
permulaan sampai dengan bergerak ke depan tolak peluru gaya membelakangi perlu adanya
untuk menolakkan peluru dengan keadaan badan analisis gerakan agar lebih efektif dan efisien
menyampingi arah tolakan. Gaya tolakan dari segi biomekanik.
tersebut adalah gaya yang pertama kali A. Rumusan Masalah
digunakan oleh para atlet pada perlombaan tolak Berdasarkan uraian latar belakang di
peluru. Namun sampai sekarang pun masih ada atas, adapun rumusan masalah yang ada dalam
yang menggunakan gaya tersebut, terutama yang penelitian ini adalah “Bagaimanakah analisis
masih pemula atau yang masih dalam proses gerak tolak peluru gaya membelakangi pada
belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu mahasiswa Penkesrek 2010 FIK UNESA?
gaya ini sering disebut kuno (ortodoks). B. Tujuan Penelitian
Sedangkan gaya membelakangi adalah suatu Pada dasarnya tujuan yang hendak
cara melakukan gerakan menolak mulai dari dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
sikap permulaan sampai dengan bergerak memperoleh informasi tentang rangkaian gerak
kedepan untuk menolakkan peluru dengan tolak peluru gaya membelakangi dan
keadaan badan membelakangi arah tolakan. menganalisis gerak tolak peluru gaya
Disebut juga gaya O’brien karena atlet atau membelakangi yang efektif dari segi
orang yang pertama kali mempergunakan biomekanik.
sekaligus memperkenalkan gaya ini bernama C. Manfaat Penelitian
Parry O’brien, pada tahun 1952, yaitu saat 1. Manfaat Teoritis
berlangsungnya penyelenggaraan Olimpiade Hasil dari penelitian dapat digunakan
Helsinki, dengan hasil yang sangat gemilang untuk menambah pengetahuan baru tentang
3
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013
8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI
5
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013
pengukuran yang disajikan dalam penelitian ini nempel pada leher sebelah kanan sedangkan
antara lain : tangan kiri rileks begitu juga dengan wajah.
1. Posisi gerak tubuh saat melakukan awalan. Kaki sebelah kanan, menahan berat badan tubuh
2. Gerak meluncur. sedangkan kaki kiri ditekuk kedepan dengan
3. Sudut segmen tubuh saat menolakkan sudut 135,1ᵒ rileks sehingga mendapatkan
peluru. keseimbangan.
Tolakan Pertama DiLihat Pada Lampiran Halaman 39-42 Pada waktu posisi tubuh yang awalnya
Gerak Komponen Besaran membungkuk bersamaan dengan
Tolak mengangkatnya tubuh sehingga menghasilkan
Peluru rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada
O’brien tungkai kanan, arah kaki kanan di putar ke
Awalan - Tinggi badan - h = 1.73m dalam sewaktu melakukan luncuran, sehingga
kaki kiri menyentuh permukaan tanah dengan
- Sudut lutut - α = 150o sudut lutut 191.6ᵒ, sedangkan kaki kanan
kaki kanan membentuk sudut lutut 154,4ᵒ dimana jarak
antara kaki kanan dan kaki kiri 0.64 m. Saat
- Sudut lutut
- α = 135.1o meluncur posisi batang tubuh membentuk sudut
kiri
156.6ᵒ dengan jarak 0.10 m dari permukaan
- Sudut batang - α = 85o tanah. Sikap akhir dari meluncur membentuk
tubuh sudut batang tubuh 143ᵒ dengan sudut lutut kiri
150.1ᵒ peluru siap untuk ditolakkan. Pada bagian
Meluncur 1. Saat : akhir ini subjek mengalami perpindahan jarak
- Sudut lutut kiri - α = 121.6o dari awal sampai tahap mau menolak sebesar
2.05m dan hampir menyentuh batas tolakan
- Sudut lutut - α = 154.3o dengan jarak 0.13m. Tolakan dilakukan pada
kanan waktu t1 = 12.240s sampai t2 = 12.320s dengan
jarak 0.80m dengan sudut 40.0ᵒ pada ketinggian
2. Meluncur :
2.07m menghasilkan tolakan sejauh 10.13m.
- Sudut batang - α = 156.6o
Tabel 4.2 Data Analisis Rangkain Gerak Tolak Peluru
tubuh
- s = 0.34 m Gaya O’brien Tolakan Kedua Dilihat Pada Lampiran
- Jarak saat
Halaman 43-46
meluncur
Gerak Komponen Besaran
3. Sikap akhir
Tolak
meluncur : Peluru
- Sudut batang - α = 143o O’brien
tubuh Awalan - Tinggi badan h = 1.73m
- sudut lutut kiri - α = 150.1o - Sudut lutut kiri - α = 80o
- Jarak - Sudut lutut kanan - α = 90o
- s = 2.05 m
perpindahan dari - Sudut batang tubuh - α = 140o
sikap awal sampai
Meluncur 1. Saat :
sikap akhir
- Sudut lutut kiri - - α = 123.1o
Tolakan - Waktu - t1 = 12.240s - Sudut batang tubuh - - α = 102.7o
- Waktu - t2 = 12.320s 2. Meluncur :
- Sudut tolakan - α = 40o - Sudut batang tubuh - α = 144.2o
- h = 2.07 m - Jarak saat meluncur - s = 0.35 m
- Tinggi tolakan
- s = 0.80 m 3. Sikap akhir meluncur
- Jarak tolakan
- Sudut lutut kanan - α = 144.5o
- sudut lutut kiri - α = 137.1o
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan - Jarak perpindahan dari - s = 2.02 m
bahwa pelaksanaan tolak peluru gaya sikap awal sampai sikap
akhir
membelakangi pada waktu awalan posisi tubuh
Tolakan - Waktu - t1 = 06.200s
merendah (membungkuk), dengan sudut tubuh - Waktu - t2 = 06.280s
90ᵒ meletakkan peluru di tangan kanan dan
8
ANALISIS GERAK TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI
7
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013
through) hal ini sangat berpengaruh sekali sudut elevasi ini akan menghasilkan
terhadap kecepatan, jarak dan sudut yang akan tolakan yang lebih maksimal.
dihasilkan. sehingga objek menghasilkan sudut
tolakan yang kurang maksimal yaitu 35.7˚. DAFTAR PUSTAKA
dengan jarak 0.70m menghasilkan Vo = 6.25m/s. Adisasmita, Yusuf. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikti.
SIMPULAN DAN SARAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta :
A. Simpulan Rineka Cipta.
Bahagia, Yoyo. Dkk, 2000. Atletik. Jakarta: Depdiknas.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat Giancoli, C Douglas. 1998. Fisika. Jakarta: Erlangga.
ditarik kesimpulan dari penelitian ini meliputi :
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek - Aspek Psikologi
1. Gerak tolak peluru gaya membelakangi dalam Olahraga. Jakarta : Dirjen Dikti.
tolakan dengan sudut elevasi 40ᵒ
menghasilkan tolakan sejauh 10.13m, Hay, J. 1978. The Biomechanics of sport Techniques.
sedangkan dengan menolak pada sudut New Jersey: Prentice- Hall International
elevasi 35ᵒ menghasilkan tolakan sejauh Edition.
6.77m. dengan kecepatan awal yang berbeda
Maksum, ali.2008. Metodologi penelitian Dalam
akan menghasilkan jarak tolakan berbeda.
Tolakan dengan sudut elevasi 40˚ Olahraga. Surabaya: FIK Unesa.
menghasilkan jarak tolakan lebih maksimal. Martini. 2005. Prosedur dan Prinsip - Prinsip Statistika.
Surabaya : UNESA University Press.
2. Rangkaian gerak tolak peluru gaya
membelakangi jika ingin menghasilkan NurHasan. 2003. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Kurnia.
tolakan yang maksimal maka, kecepatan
awal, harus sebesar-besarnya dengan sudut O.T, Lukman. 1998. Biomekanika. Surabaya: Unesa
40ᵒ - 45ᵒ. University Press.