DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 4
KELAS :C
ANGGOTA : - AMALIAH AYUSTINA YUSUF
- ANDI MUSTIKA
- KETUT WARNITI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga kami dapat menyusun
MAKALAH FILSAFAT ILMU FARMASI. Adapun harapan kami untuk
membuat makalah ini yaitu mampu mendorong pembaca untuk berpartisipasi dan
menambah ilmu pengetahuan, khusunya dibidang farmasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan konstribusi positif dan bermakna
dalam proses belajar. Dari lubuk hati kami yang paling dalam, sangat disadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun sangat dibutuhkan. Kami ucapkan terima kasih banyak.
Walaikumsalam Wr. Wb
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR …..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………......................................................
B. Rumusan Masalah ………...………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan ……...………………………………………...………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ilmu, teknologi dan budaya …………………………………….
B. Hubungan ilmu dan teknologi ……………………………………………...
C. Hubungan ilmu dengan kebudayaan ……………………………………….
D. Hubungan teknologi dan kebudayaan ……………………………………...
A. Latar Belakang
Ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri
manusia itu sendiri maupun realitas di luar dirinya, sepanjang sejarah
perkembangannya, sampai saat ini selalu mengalami ketegangan dengan
berbagai aspek lain dari kehidupan manusia. Pada dataran praktis operasional
selalu diperbincangkan kembali hubungan timbal balik antara ilmu dan
teknologi. Sering muncul polemik, terutama di Negara berkembang, manakah
yang lebih penting antara mengembangkan ilmu murni dan ilmu dasar dengan
mengembangkan teknologi melalui alih teknologi maupun industrialisasi.
Apabila keduanya penting, bagaimana strategi yang seharusnya dibangun
untuk mengembangkan keduanya, mengingat keterbatasan sumber daya yang
dimiliki rata-rata Negara berkembang. Ada kekaburan pengertian tentang
ilmu, teknologi, maupun kebudayaan. Tersirat pula di dalamnya kekaburan
pemahaman hubungan anta ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Berikut ini akan
dijelaskan ketiga hubungan tersebut.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian ilmu, teknologi dan budaya?
B. Bagaimana hubungan ilmu dan teknologi?
C. Bagaimana hubungan ilmu dengan kebudayaan?
D. Bagaimana hubungan teknologi dan kebudayaan?
E. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui pengertian ilmu, teknologi dan budaya
B. Untuk mengetahui hubungan ilmu dan teknologi
C. Untuk mengetahui hubungan ilmu dengan kebudayaan
D. Untuk mengetahui hubungan teknologi dan kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kenyataanya kedua fungsi ini terpadu satu sama lain dan sukar
dibedakan. Pengkajian pengembangan kebudayaan nasional kita tidak dapat
dilepaskan dari pengembangan ilmu. Dalam kurung dewasa ini yang terkenal
sebagai kurun ilmu teknologi, kebudayaan kitapun tak lepas dari pengaruhya,
dan mau tidak mau harus ikut memperhitungkan faktor ini. Sayangnya yang
lebih dominan pengaruhnya terhadap kehidupan kita adalah teknologi yang
merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Sedangkan hakikat keilmuan itu
sendiri yang merupakan sumber nilai yang konstruktif bagi pengembangan
kebudayaan nasional pengaruhnya dapat dikatakan minimal sekali.
Ada pemahaman yang memisahkan ilmu dan kebudayaan baik secara
konseptual maupun faktual, tidak dapat diterima lagi. Ilmu merupakan
komponen penting dari kebudayaan. Bahkan kecenderungan akhir abad ini
semakin member tempat bagi dominasi ilmu dalam menciptakan universum-
universum simbolok atau dunia kemasukakalan. Tidak perlu disangkal bahwa
memang timbul segala marginalisasi unsure-unsur pengetahuan non ilmiah
sebagai unsure pengetahuan yang berada diluat objektivitas.
Sebagaimana watak yang sudah melekat pada kebudayaan manusia
scientism pada akhirnya dapat reaksi paling tidak dengan munculnya
reorientasi atau pengembangan orientasi baru bagi pengembangan ilmu baru.
Gejala yang tampak semakin luas adalah mulai ditinggalkannya ideologi ilmu
untuk ilmu atau ilmu bebas nilai. Ideoloi yang sedemikian jelas mengingkari
hubungan dialektis antara ilmu sebagai unsur sistem kebudayaan dengan
unsur sistem kebudayaan yang lain, baik itu religi, struktur sosial kepentingan
politis maupun subjektifitas manusia itu sendiri. Persoalan yang kemudian
menuntut pemikiran bersama lebih lanjut adalah strategi pengembangan ilmu
yang sungguh-sungguh mempertimbangkan unsur-unsur sistem kebudayaan
yang lain secara integral dan integratif. Kesalahan pemilihan strategi
pembelajaran ilmu akan mempunyai akibat langsung bagi integrasi
kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Setiap kebudayaan memiliki
hierarki nilai yang berbeda sebagai dasar penentuan skala prioritas. Ada
sistem kebudayaan yang menentukan nilai teori dengan mendudukan
rasiolisme, empirisme, dan metode ilmiah sebagai dasar penentu dunia
objektif. Terdapat pula sistem kebudayaan yang menempatkan nilai ekonomi
sebagai acua dasar dari seluruh dinamika unsur kebudayaan yang lain. Ada
juga sistem kebudayaan yang meletakkan nilai positif sebagai dasar
pengendali unsur-unsur kebudayaan yang lain, selain ada sistem kebudayaan
yang menempatkan nilai religius, nilai estetis, nilai sosial sebagai dasar dasn
orientasi seluruh kebudayaan setiap pilihan orientsi nilai dari kebudayaan
akan memiliki konsekuensi masing-masing, baik pada taraf ideasional
maupun operasional.
Untuk meningkatkan peranan dan kegiatan keilmuan pada pokoknya
mengandung beberapa pikiran.
1) Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan dan oleh sebab itu langkah-
langkah kearah peningkatan peranan dan kegiatan keilmuan harus
memperhatikan situasi kebudayaan masyarakat kita.
2) Ilmu merupakan salah satu cara dalam menemukan kebenaran. Disamping
ilmu masih terdapat cara-cara lain yang sah sesuai lingkungan dan
permasalahannya masing-msaing.
3) Asumsi dasar dari semua kegiatan dalam menemukan kebenaran adalah
rasa percaya terhadap metode yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut.
4) Pendidikan ilmuan harus sekaligus dikaitkan dengan pendidikan moral.
5) Pengembangan bidang keilmuan harus disertai dengan pengembangan
dalam bidang filsafat terutama yang menyangkut keilmuan.
6) Kegiatan ilmiah harus bersifat otonomi yang terbatas dari tekanan struktur
kekuasaan.
A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan mendorong kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
berakibat positif maupun negative. Supaya ilmu pengetahuan dan teknologi
berdampak positif bagi manusia perlu dikendalikan oleh etika. Etika
merupakan penilaian terhadap kebudayaan. Perubahan kebudayaan dapat
terjadi akibat perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan kebudayaan
dapat mengakibatkan terjadinya krisis etika sehingga dapat terjadi krisis
kemanusiaan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa ada baiknya kita dapat memahami dengan baik
bagaimna hubungan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya agar dapat
mengetahui dampak-dampak yang terjadi akibat kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi terhadap kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA