Anda di halaman 1dari 1

All Denicko Roynaldi

21040115120051
Kelas A

Mata Kuliah : Prasarana Wilayah dan Kota


Dosen : Ir. Mardwi Rahdriawan, MT.
Tugas : Analisis Permasalahan Prasarana dan Sarana
Tema : Pelayanan prasarana terikat batas administrasi

Kualitas pembangunan di wilayah perbatasan umumnya tidak sebaik di wilayah


perkotaan (urban) atau pusat wilayah. Permasalaan wilayah perbatasan di Indonesia salah
satunya daerah Kalimantan Timur berbatasan langsung dengan Malaysia. Kondisi prasarana
perbatasan di Kalimantan timur yang penduduknya 3.553.143 jiwa tahun 2010 itu belum cukup
memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, baik prasarana
infrastruktur jalan, listrik, dan lain-lain. Terkait prasarana listrik dari total 273 desa pada tahun
2010, hanya terdapat 27 desa (9,9%) yang sudah ada penerangan jalan. Sementara itu dari 15
kecamatan baru 5 kecamatan yang telah dialiri listrik oleh PLN. Dari 5 kecamatan tersebut,
terdapat 10.803 keluarga pengguna listrik PLN. Adapun pada tahun 2009, masih terdapat 54
desa yang belum berlistrik (BPKP2DT, 2011 dalam Rizky Y dan Rian H, 2012).
Infrastruktur jalan yang sudah tersedia belum secara keseluruhan dapat
menghubungkan antar kabupaten maupun antar kecamatan di wilayah perbatasan. Prasarana
listrik sebagai fasilitas dasar juga diperhatikan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat
pembangunan dari suatu wilayah. Sedangkan sarana transportasi seperti sungai yang biasa
digunakan masyarakat pedalaman di perbatasan memerlukan waktu yang cukup lama dengan
biaya yang cukup mahal dan tidak semua kecamatan di perbatasan dapat dihubungkan melalui
sungai.
Masalah tersebut sebaiknya segera diatasi dengan kerjasama pemerintah dan pihak
perencana. Pemerintah harus memiliki tindakan tegas untuk membuat politik anggaran yang
lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan listrik di kawasan
perbatasan. Wilayah perbatasan harusnya tetap dianggap sama baik dalam pemenuhan
prasarana maupun sarana. Jalan sebagai jalur transportasi harus diperbaiki dan dibuat akses
baru untuk saling menghubungkan antara wilayah satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya, fasilitas prasarana infrastruktur jalan, listrik, maupun yang lainnya
merupakan bagian yang harus diprioritaskan kuantitas dan kualitasnya. Tidak hanya jalan dan
listrik namun juga sarana perdagangan. Hal tersebut akan mendorong sosial ekonomi
masyarakat daerah perbatasan Kaltim dengan Malaysia. Dari permasalahan itu seorang
perencana haruslah dapat menentukan kebijakan, mengarahkan dan membuat program, serta
berusaha mengimplementasikannya terkait prasarana wilayah dan kota terutama di wilayah
perbatasan.

Referensi :
Yudaruddin, Rizky dan Rian H. 2012. Sosial Ekonomi Wilayah Perbatasan di Kalimantan Timur:
Upaya Meningkatkan Pembangunan Kawasan Strategis. Prosiding Seminar Nasional Dan Call
For Paper EP UNNES

Anda mungkin juga menyukai