Siang itu di bawah sebuah pohon yang rindang dan besar nampak seorang gadis
sedang menikmati pemandangan indah di depan matanya. Teropong berwarna pink
yang ia gunakan menjadi saksi atas tindakan yang ia jalani saat ini. Gadis cantik dan
imut bernama Suzy itu tengah menatap lurus ke arah lapangan. Tujuannya bukan
untuk melihat hamparan lumput, tentusaja. Ia sedang melihat seorang pria tampan
yang dikamuminya entah sejak kapan, pria itu sedang bermain bola bersama teman-
temannya. Berkali-kali Suzy menelan salivanya, karena pria yang ia lihat, mungkin
lebih tetapnya yang ia kuntit ialah seorang pria tampan berwajah malaikat.
“Demi tuhan, kenapa kau begitu memikatku Mark” ucap Suzy berdecak kagum melihat
pemandangan di depannya.
Tiba-tiba seorang bocah kecil berlari dan tanpa sengaja menabrak Suzy, dan membuat
gadis itu oleng. Suzy terjatuh, begitu pula dengan teropongnya.
“Astaga teropongku” Suzy begitu kanget saat melihat teropongnya hancur berantakan.
Tentu saja semua itu akibat bocah kecil tadi. Yup! bocah yang sudah menabraknya,
dan mungkin tanpa sengaja bocah itu juga telah menginjak teropong pink berbahan
plastik itu hingga pecah.
“Bagaimana ini? bagaimana aku bisa melihat Mark ku dengan jelas jika teropongku
rusak”
Perlahan tapi pasti Suzy merasa sangat sedih. Karena teropongnyalah yang selama ini
menjadi saksi bisu akan cintanya pada Mark. Suzy adalah tipe gadis pemalu, jadi ia
tak akan mungkin lari ke arah Mark dan menatap Mark lewat jarak dekat. Ia tak akan
melakukannya, ia tak akan berani.
“Mari kubantu”. Tanpa berpikir panjang pun Suzy menerima uluran tangan itu dan ia
segera berdiri.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? apa selama ini Mark tahu aku selalu
mengintipnya” batin Suzy
“Jangan khawatir seperti itu, jika kau bertanya apakan selama ini aku tahu atau tidak
kau selalu mengintipku jawabannya Ya. Ya, aku tahu itu Suzy”
“A a-a pa Mark?” ucap Suzy terbata
“Kau gadis yang manis dan pemalu yang setiap hari selalu datang dan bersembunyi di
bawah pohon untuk menyaksikanku bermain bola kan?”
“Hmmm itu”
“Ini untukmu”
Sebuah teropong. Mark memberikan Suzy sebuah terpong baru berwarna mas yang
terbuat dari alumunium.
“Aku tahu jika teropongmu rusak karena seorang bocah menabrakmu, jadi aku berikan
teropong ini untukmu”
“Untukku? kenapa?”
“Because I don’t want you look me with a bad binoculars” bisik Mark tepat di telinga
kanan Suzy
Tanpa sadar wajah Suzy bersemu merah karena malu. Mark segera berlari kembali
menuju lapangan utuk melanjutkan permainan bolanya.
“Sepertinya aku harus berterima kasih pada bocah itu” ucap Suzy
The End
Sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-romantis/a-binoculars-love.html