Anda di halaman 1dari 2

Misteri Sosok Anak Kecil

Cerpen Karangan: Ria Puspita Dewi


Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
Lolos moderasi pada: 16 February 2018

Malam yang pekat tiada bintang dikala sang hujan melanda sebuah planet bernama bumi,
ditambah dengan angin kencang dan kilatan-kilatan serta suara yang begitu menggelegar berasal
dari langit. Di sebuah rumah dengan arsitektur kuno berdominasi kayu terdapat dua orang gadis
bernama Safira dan temannya bernama Binar. Safira adalah anak dari pemilik rumah itu. Ia
tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak laki-laki. Kedua orangtua Safira sedang
pergi ke luar kota. Sedangkan kakaknya, menginap di rumah temannya. Oleh karena itu, Safira
meminta Binar untuk menginap di rumahnya.

Tampak Binar tengah menuangkan air putih ke dalam sebuah gelas transparan. Kemudian,
meminumnya hingga tiada yang tersisa. Kini Binar kembali berjalan meninggalkan dapur.
Namun seketika langkahnya terhenti. Ia merasa ada seseorang berjalan sekilas di belakangnya.
Namun ketika ia menoleh, ia tak mendapati apapun. Binar sedikit takut. Lalu, ia kembali
melanjutkan langkahnya menuju kamar Safira. Tampak Safira tengah duduk di depan cermin
sambil menyisir rambutnya yang panjang. Ia sedikit bersenandung.

Ketika tengah asyik dengan kegiatannya, Safira melihat dari dalam cermin bahwa Binar
memasuki kamarnya kemudian duduk di atas kasur. Safira mengajaknya ngobrol. Namun, Binar
sama sekali tak merespon. Binar hanya duduk terdiam. Safira sedikit kesal, ia mencoba
mendekati Binar. Saat ia mengajak Binar berbicara, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk
bahunya. Safira terkejut. Ditambah lagi saat ia mengetahui bahwa yang menepuk bahunya dari
belakang adalah Binar.

“Lo ngobrol sama siapa sih?” tanya Binar. Ketika Safira menoleh, Binar yang tadi duduk di atas
kasur telah menghilang entah kemana. Safira masih terheran-heran dengan apa yang baru saja ia
alami. Bahkan, pertanyaan dari Binar pun tak sempat ia jawab.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Safira mengalami kejadian aneh. Rumah ini adalah rumah
yang baru beberapa hari lalu dibeli oleh kedua orangtua Safira. Mereka pindah rumah karena
kedua orangtua Safira pindah kerja. Hari pertama Safira tidur di kamarnya, tiba-tiba lampunya
mati, sehingga menyebabkan ia harus pindah kamar. Saat Safira akan memakai jam tangannya
ketika akan berangkat sekolah, jam tangannya hilang. Dan ia menemukan kembali jam tangan
itu di bawah meja makan saat mereka sarapan.

Belum selesai keheranan Safira, lampu mati tiba-tiba. Mereka tak bisa melihat apapun, semua
gelap seketika. Safira mencoba mencari Hpnya di atas meja, berjarak beberapa langkah dari
tempatnya berdiri. Saat tangannya berhasil menyalakan Hpnya, sialnya lampunya hidup
kembali. Tapi itu tidak membuat Safira senang, ia justru semakin kebingungan. Sebab, Binar
menghilang entah kemana. Safira ke luar kamar untuk mencari keberadaan Binar. Ia sekilas
melihat seorang anak kecil berlari menuruni tangga, lalu kembali menghilang. Anak kecil
berponi dengan rambut tergerai lurus panjang, memakai baju putih panjang selutut, tak memakai
alas kaki, ekspresi wajah datar meski begitu pucat. Safira memanggilnya dan mengikutinya.
Sayang, ia kehilangan jejak setelah selesai menuruni tangga.

Safira kembali berjalan mengikuti arah yang menurutnya benar. Tunggu. Safira baru ingat
mengenai cerita dari beberapa orang. Bahwa orang yang menempati rumah ini sebelum keluarga
Safira, hanya bertahan beberapa hari saja. Lalu memutuskan pindah karena sering diganggu oleh
sesosok anak kecil perempuan. Mungkinkah yang dimaksud adalah anak kecil yang tadi dilihat
oleh Safira? Mungkinkah itu manusia atau… Safira kembali melihat anak kecil yang kini
menatapnya beberapa detik, kemudian kembali berlari. Safira terus berusaha mengikutinya.

Cuaca malam masih dilanda hujan yang tak kunjung reda dengan suara-suara menggelegar dari
langit. Sampailah Safira di pintu belakang setelah mengikuti anak kecil perempuan yang
berlarian lalu menghilang. Terdapat sebuah bangunan usang di belakang rumahnya. Tampaknya,
bangunan dari kayu itu lebih tepat disebut gudang. Safira melihat Binar tergeletak tak sadarkan
diri di depan gudang tersebut. Safira menghampiri dan membangunkannya. Mereka baru sadar,
bahwa di pintu itu terdapat tulisan “Tolong” dengan warna merah. Mereka berusaha membuka
pintu gudang yang tergembok tersebut. Setelah berhasil, mereka membuka pintu itu. Terkejut
bukan kepalang saat mereka menemukan tubuh anak kecil di lantai sudut gudang kotor
tergeletak dengan barang-barang lainnya. Anak kecil perempuan yang sama seperti yang dilihat
Safira.

Dahulu, sebelum rumah ini ditempati oleh seseorang sebelum keluarga Safira, terdapat sebuah
keluarga yang menempati rumah ini, terdiri dari sepasang suami istri dan kedua anaknya yang
bernama Andri sebagai kakak laki-laki, dan Andien adik perempuannya. Suatu hari, Andri dan
Andien sedang bermain petak umpet. Kebetulan, Andri yang jaga. Andien bersembunyi di
sebuah lemari yang berada dalam gudang belakang rumahnya. Tak lama kemudian, seorang
tukang kebunnya lewat dan melihat pintu gudang itu terbuka. Kemudian, ia mengunci gembok
pintu itu tanpa memeriksa dalamnya. Lalu, ia meninggalkannya. Andri tak kunjung menemukan
Andien hingga ia menyerah dan memutuskan pergi bermain bersama teman-temannya. Karena
Andri tak kunjung menemukannya, Andien ke luar dari lemari. Ia terkejut saat mendapati pintu
gudang terkunci. Ia berteriak-teriak meminta tolong, tapi tak ada yang mendengar. Hingga
Andien tak sadarkan diri sebab kehabisan oksigen di ruang sempit itu. Keluarganya berusaha
mencarinya, namun tak ada yang berhasil menemukannya, hingga mereka memutuskan pindah
rumah karena suatu alasan.

Sampai akhirnya, Safira dan Binar yang berhasil menemukannya. Tubuh Andien terasa kaku dan
dingin tak bernyawa. Polisi segera datang setelah Safira menghubunginya, begitupun dengan
keluarga Andien yang rupanya waktu itu sempat lapor polisi bahwa mereka kehilangan anak.
Mama Andien begitu histeris melihat anaknya, sedangkan Safira dan Binar hanya terdiam
melihatnya. Tak sengaja Safira melihat kembali arwah Andien berdiri di salah satu sisi. Hanya
saja, kini Andien tersenyum menatap Safira. Safira pun balas tersenyum. Arwah Andien
menghilang begitu saja dan telah berada di alam yang seharusnya.

Cerpen Karangan: Ria Puspita Dew

Sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-horor-hantu/misteri-sosok-anak-kecil.html

Anda mungkin juga menyukai