Anda di halaman 1dari 4

Sahabat Sejati Tak Terpisahkan

Sejak kecil Serly dan Warda adalah sahabat dekat yang saat bermain, suka dan duka
bersama-sama. Mereka pertama kali bertemu di Sekolah Dasar yang sama, saat itu usia mereka
masih tujuh tahun. Hari pertama mereka masuk sekolah, Serly menyapa Warda dan mengajaknya
duduk bersebelahan. Mereka saling berkenalan dan bercengkrama. Sejak hari itu mereka
senantiasa bersama dan tidak pernah terpisahkan.

Ayah Warda seringkali bekerja keluar kota atau bahkan keluar negara. Sehingga mengharuskan
dirinya untuk menetap di kota atau negara tertentu. Saat ini keluarga Warda tinggal di Surabaya,
namun ia tidak pernah tahu kapan ia dan keluarganya akan pindah, karena kadang pekerjaan itu
datang tiba-tiba, bisa seminggu sebelum keberangkatan atau bahkan beberapa hari sebelum
keberangkatan. Saat ini Warda sudah satu tahun tinggal di Surabaya, sebelumnya Warda tinggal
di Jakarta.

Serly adalah anak tunggal, orang tuanya sangat sibuk, sehingga dia sering menginap di rumah
Warda. Serly senang sekali saat ia bertemu Warda, karena Serly kerap merasa kesepian karena
sering sendirian di rumah, namun kehadiran Warda di hidupnya sangat merubah Serly menjadi
anak yang lebih bahagia. Hari demi hari mereka jalani bersama, mereka ke mana-mana selalu
bersama. Mereka belajar bersama, ketika ada PR yang sulit mereka pergi ke gurunya. Keduanya
termasuk anak yang cerdas dan aktif dalam pelajaran. Hal itu terbukti salah satu diantara mereka
pasti ada yang menjadi juara kelas, kalaupun tidak jadi juara pertama salah seorang diantara
mereka menjadi juara dua.

Dua tahun telah berlalu, kini mereka sudah duduk di bangku kelas tiga. Saat kelas tiga Serly dan
Warda mengalami penurunan dalam prestasi mereka. Hal itu karena keduanya terlalu asyik
bermain sehingga waktu belajar mereka banyak yang tersita untuk bermain. Ibu Warda
berinisiatif untuk menyuruh anaknya untuk les privat.

“Ibu lihat kok perstasi kamu menurun di kelas tiga ini..? pasti kamu keseringan main.” Tanya ibu
kepada Warda.

“Masak sih bu..?” balas Warda.


“Iya.. ini ibu tau dari gurumu. Gini aja, kamu ibu daftarkan les privat mau ?” Tanya ibu kepada
Warda.

“Yaudah Warda mau bu.. tapi lesnya sama Serly ya ?” Jawab Warda.

“Emang Serly mau ?” Balas ibu.

“Ya… aku tanya dulu ke dia.” Jawab Warda.

Keesokan harinya di sekolah Warda memberi tau Serly tentang les privat dan menanyakan
apakah Serly mau ikut.

“Ser.. aku sama ibu disuruh ikut les privat, kamu mau gak ikut les ?” tanya Warda.

“Ya aku mau sih… tapi aku minta ijin dulu sama ibu.” Jawab Serly.

“Baiklah kalau udah dapat ijin nanti kasih tau aku biar kita didaftarkan bareng sama ibu aku.”
Lanjut Warda.

Hari berikutnya Serly memberi tau Warda bahwa ia diijinkan iku les oleh ibunya. Mereka pun
mulai belajar di les privat. Beberapa bulan telah mereka jalani belajar di sana. Ternya prestasi
mereka kembali meningkat. Kedua orang tua mereka pun senang karena Serly dan Warda
kembali meningkatkan prestasi mereka.

Tak lama setelah Serly dan Warda kembali menjadi bintang kelas. Pada suatu hari mereka
sedang berada di kelas, mereka membicarakan pelajaran sampai akhirnya Warda mengganti
topik pembicaraan.

“Ser, kata ayahku, dia akan pindah kerja ke luar negeri.” Kata Warda.

“Yang benar ? Kapan ?” Tanya Serly dengan bingung.

“Aku tidak tahu kapan pastinya, katanya sih.. tidak lama dari sebulan.” Jawab Warda.

Setelah beberapa hari kemudian, tibalah suatu hari yang sangat mereka hindari, yaitu hari dimana
Warda harus berpisah dengan Serly. Warda pergi tanpa sepengetahuan Serly. Serly mencari
keberadaan Warda di hari Senin kala itu. Mereka tidak mempunyai hp karena mereka masih
belum dijinkan pegang hp oleh orang tuanya, jadi mereka tidak dapat berkomunikasi untuk
saling memberi kabar. Hari Senin itu Serly mencari Warda namum dia tidak ada di sekolah.
Kemudian Serly menanyakan tentang Warda kepada wali kelasnya, ternyata Warda dikabarkan
telah pergi mengikuti ayahnya yang harus kerja di luar negeri, Serly tidak tahu pasti Warda pergi
ke mana, wali kelasnya juga tidak tahu keberadaannya.

Bertahun-tahun lamanya Warda tak memberi kabar sehingga Serly pun sudah lupa tentang
Warda, ia sudah kehilangan kontak dan kabar dari Warda. Singkat cerita Serly akhirnya lulus
SMA, ia sangat bahagia untuk meneruskan kuliahnya di Amerika. Serly bercerita pada orang
tuanya tentang keberangkatannya ke Amerika dalam kurun waktu yang tidak panjang.

Suatu malam Serly bermimpi tentang Warda, ia bingung memikirkan apa hubungan mimpi itu
dengan keberangkatannya, ia pun menceritakan itu pada ibunya.

“Aku sangat gugup bu... Aku tidak tahu nanti di sana akan bagaimana. Tadi malam aku
bermimpi tentang Warda, mimpinya kurang jelas namun seperti saat dulu kita pertama bertemu.”
Kata Serly dengan bingung.

“Mungkin itu suatu pertanda, ya.. ibu tidak tahu sih. Kamu jangan khawatir, ini kan yang kamu
inginkan dari dulu.” Jelas Ibu.

“Ya sudahlah, aku tidak akan memikirkan lagi. Hanya sebuah mimpi kan.” Kata Serly.

Serly akan berangkat meraih cita-citanya esok hari. Ia sangat gugup namun juga senang karena
bisa meneruskan kuliahnya di universitas favoritnya. Pikiran Serly pun bercampur aduk.

Keesokannya Serly diantar oleh beberapa sahabatnya dari SMA dan tentunya orang tuanya ke
bandara. Serly akan menetap di Amerika untuk beberapa tahun. Mereka semua bersedih karena
akan berpisah dengan Serly untuk waktu yang lama, apalagi Serly adalah seorang yang sangat
mudah dirindukan.

Jadwal Take off pesawat telah tiba, Serly pun segera pamitan kepada orang tuanya dan teman-
temannya kemudian segera masuk ke dalam pesawat. Pesawat pun terbang menuju Amerika.
Sesampainya di Amerika, Serly naik taksi untuk pergi ke universitas tersebut. Sesampainya di
sana, banyak sekali murid-murid lainnya dari berbagai negara, mereka sedang sibuk mengurus
kedatangan mereka dan lain hal. Mereka juga mendapatkan kamar mereka masing-masing di
asrama. Setelah Serly selesai mengurus kepentingannya. Serly mengambil kunci kamar
asramanya untuk menaruh barang bawaannya. Dalam satu kamar terdapat dua orang, Serly tidak
tahu siapa yang akan menjadi teman sekamarnya. Di sana banyak sekali orang dari berbagai
Negara, termasuk dari Indonesia, Serly bukanlah satu-satunya orang Indonesia di sana. Serly pun
menemukan kamarnya, ia langsung membuka kamarnya dan merapikan barang-barangnya,
memasukan baju ke lemari dan lain hal. Setelah beberapa menit membersihkan barangnya, teman
sekamar ia pun datang.

“Hi, we’re going to be a roommate for 4 years, hope it’ll be fun! My name is Warda.” Ujar
teman sekamar itu.

“Hah! Warda! aku Serly apakah kau ingat, dulu kita sering bermain bersama saat masih kecil!”
Teriak Serly yang kaget bahwa ia ternyata sekamar dengan Warda.

“Yang benar saja! tentu aku ingat dengan kamu. Apa kabarnya Ser ? Aku tidak menyangka kita
dipertemukan di satu universitas yang sama!” Tanya Warda yang masih tidak habis pikir.

“Aku baik-baik saja. Kita tidak pernah ada kabar lagi ya da, aku sangat kangen sama kamu.
Mengapa waktu itu kamu tidak mengabarkan aku saat kamu ingin pergi ? aku nyariin kamu
seharian !” Tanya Serly yang ingin tahu tentang alasan kepergian Warda.

“Ser, aku ini tidak tahu kalau aku akan pergi pada hari itu dulu. Benar-benar mendadak, ayahku
baru ngasih tahu hari itu ! Ser aku masih tidak percaya. Maafin aku ya Ser dulu udah ninggalin
kamu. Sekarang aku janji bakal ada bareng kamu terus selama kuliah ini!” Kata Warda.

“Tentu da, aku maafin. Yang penting sekarang kita dipertemukan lagi ya. Oh ya, kita kan abis ini
bakal ada acara hari pertama, ayo kita siap-siap ya da.” Kata Serly.

“Ok Ser !” Kata Warda dengan singkat.

Mereka pun akhirnya dipertemukan lagi, dalam situasi yang tidak diduga sama sekali oleh
mereka. Mereka pun akan melanjutkan meraih mimpi mereka bersama-sama. Karena sahabat
sejati takkan terpisahkan.

Anda mungkin juga menyukai