DESA : LANGGAHAN
KECAMATAN : KINTAMANI
KABUPATEN : BANGLI
PROVINSI : BALI
Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA
Menyetujui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Individu Program
Pendampingan Keluarga Desa Langgahan – Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKN PPM) XVII Universitas Udayana Tahun 2018.
Laporan kegiatan ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan individu yang
dilakukan di lapangan. Penulis banyak mendapatkan bantuan, kritik, maupun saran
dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku Rektor Universitas
Udayana.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP selaku Ketua LPPM
Universitas Udayana.
3. Bapak Prof. Dr. Drh. I Nyoman Suarsana, MSi selaku sekretaris LPPM
Unud sekaligus Ketua Panitia Pelaksana KKN-PPM Unud Periode XVII.
4. Ns. I Made Suindrayasa, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing
lapangan Desa Langgahan yang telah memberikan dukungan, pengarahan,
dan pendampingan terhadap penulis.
5. Bapak I Komang Dangkayana, Ma selaku Kepala Perbekel Desa Langgahan
yang memberikan pengarahan dan masukan dalam penyusunan proposal.
6. Kepada keluarga dampingan Desa Langgahan yang telah memberikan
kemudahan dan membantu dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
7. Semua pihak-pihak lain yang telah membantu, yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami menyadari laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran
dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan laporan kegiatan ini. Semoga laporan kegiatan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bangli, Agustus 2018
Peserta KKN PPM XVII Desa Langgahan
iii
DAFTAR ISI
iv
4.3 Kendala ........................................................................................................ 13
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................. 14
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 14
5.2 Rekomendasi ................................................................................................ 14
LAMPIRAN ....................................................................................................... 15
v
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1
dan Ni Luh Ketut Vania Kauri Putri yang merupakan anak dari Bapak I Ketut
Rajiana dan Ibu Kadek Astini. Ibu dari Bapak I Ketut Rajiana yang juga tinggal
bersama keluarga Bapak I Ketut Rajiana yaitu Ibu Nyoman Srimin.
2
Keluarga dampingan tinggal di dalam satu pekarangan yang cukup luas.
Dalam satu pekarangan terdapat 5 KK dimana keluarga dampingan tinggal satu
pekarangan dengan orang tua dari kepala keluarga. Bangunan yang ditempati oleh
keluarga dampingan merupakan baangunan tidak bertingkat seluas kurang lebih 1,5
are. Bangunan tersebut terdiri dari 3 kamar tidur dan satu kamar mandi. Di dalam
kamar terdapat 1 buah kasur dengan dipan, barang-barang yang kurang tertata rapi,
diluar kamar terdapat ruang tamu seluas 2 meter x 1 meter digunakan sebagai
tempat menerima tamu. Ruang tamu diengkapi dengan sebuah rak dan satu buah
televisi lama. Sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang digunakan
sebagai dapur. Sebelah utara dari bangunan utama terdapat bak penampungan air
dan sanggah merajan.
Rumah keluarga dampingan cukup sederhana. Atap rumah terbuat dari
genteng. Lantai rumah sudah terpasang ubin, dinding rumah terbuat dari batako
dengan cat dinding. Bangunan dapur juga terbuat dari dinding batako namun belum
di cat dinding dengan lantai berupa plester halus dan atap dari seng. Rumah KK
dampingan sudah memiliki sumber listrik sebagai penerangan.
3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Hasil wawancara dengan keluarga Bapak I Ketut Rajiana bahwa
penghasilan per bulan keluarga tidak mampu menutupi penguluaran sehari-
hari. Pendapatan biasanya habis untuk kebutuhan rumah tangga terutama
makan sehari-hari, biaya sekolah, pembayaran listrik dan kebutuhan untuk
membeli air dan kebutuhan susu dua anak bapak Ketut Rajiana yang masih
kecil. Pengeluaran makan sehari bisa mencapai Rp 100.000,00 diperkirakan
sebulan menghabiskan Rp. 2.500.000,00 – Rp. 3.000.000,00 perbulan.
Sedangkan untuk kebutuhan sekolah, tiap hari menghabiskan Rp 10.000,00.
Kebutuhan anak bapak I Ketut Rajiana yang masih bayi pun kira-kira
mencapai kurang lebih Rp. 200.000,00 per bulannya. Biaya listrik kira-kira
Rp. 50.000,00 dan pembelian air untuk kebutuhan sehari-hari yaitu Rp.
200.000,00 per bulan. Terkadang juga ada pengeluaran untuk iuran desa
terutama saat Rahina Tumpek Landep, yaitu sebesar Rp 100.000,00 dan ada
pengeluaran untuk kehidupan rohani seperti untuk odalan mencapai Rp.
100.000,00 – Rp. 150.000,00. Jika ditotalkan perbulan keluarga Bapak I
Ketut Rajiana menghabiskan sekitar Rp 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00.
Biaya kesehatan keluarga Bapak I Ketut Rajiana ditanggung oleh jaminan
kesehatan JKN-KIS. Keluarga I Ketut Rajiana sebagai keluarga dampingan
tergolong keluarga miskin dikarenakan keadaan ekonomi yang tergolong
kurang dan dengan tingkat pendidikan yang rendah membuat Bapak I Ketut
Rajiana sulit mencari perkerjaan yang lebih baik dari pendapatannya.
4
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab ini akan menjelaskan mengenai permasalahan umum yang dihadapi oleh
keluarga dan didampingi oleh penulis. Permasalahan umum tersebut akan dipilah
dan dipertimbangkan untuk dijadikan masalah yang diprioritaskan.
2.1 Mengenali Masalah
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi oleh keluarga I
Ketut Rajiana sebagai KK dampingan, dilakukan dalam beberapa kali
kunjungan ke kediaman KK dampingan. Selama pelaksanaan kunjungan,
dilakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga I Ketut Rajiana dan
terdapat beberapa permasalaan yang dialami oleh keluarga ini meliputi
permasalahan ekonomi, kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Masalah ekonomi keluarga berkaitan dengan pendapatan ekonomi keluarga
yang rendah sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-sehari
keluarga. Permasalahan berikutnya adalah masalah kesehatan dimana istri KK
yaitu ibu dari bapak Ketut Rajiana di diagnosa mengalami hipertensi dan asam
urat namun sudah lama tidak melanjutkan pengobatan. Perilaku hidup bersih
dan sehat keluarga juga masih sangat kurang, diakibatkan kurangnya
pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Meskipun KK
dampingan tidak mengalami kesulitan untuk mengakses air bersih
Dari hasil kunjungan yang telah dilakukan sebelumnya, dipilih 3
permasalahan yang dijadikan prioritas untuk dicarikan masalahnya. Adapun
masalah tersebut meliputi:
2.2.1 Masalah Perekonomian
Masalah pertama dalam keluarga I Ketut Rajiana adalah perekonomian
keluarga. Perekenomian keluarga yang rendah dengan penghasilannya rata –
rata Rp 1.800.000,00 per bulannya dari penghasilan Bapak I Ketut Rajiana dan
istri. Pendapatan tersebut menurut Bapak I Ketut Rajiana tidak mampu
menutupi pengeluaran sehari-hari keluarganya. Bapak I Ketut Rajiana mengaku
memiliki hutang karena pendapatan tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-
hari.
5
2.2.2 Masalah Kesehatan dan PHBS
Masalah kedua yang dialami oleh keluarga I Ketut Rajiana adalah kesehatan
dimana ibu KK yaitu Nyoman Srimin didiagnosa dengan mengalami hipertensi
sejak tahun 2008 dan asam urat sejak Januari 2012. Awalnya ibu Nyoman
Srimin masih rutin melakukan pengobatan, namun lantaran keterbatasan biaya
dan tanggungan keluarga yang bertambah maka sejak tahun 2013 ibu Nyoman
Srimin sudah tidak ruitn melakukan pengobatan. Meskipun keluarga terutama
ibu Nyoman Srimin sudah difasilitasi dengan BPJS, tapi tidak melanjutkan
pengobatan dengan alasan terbentur jarak yang cukup jauh dari RSUD Bangli.
PHBS juga bisa menjadi salah satu masalah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Salah satu hal yang patut disoroti adalah masalah penampungan air
bersih dan kebersihan lingkungan rumah KK Dampingan. KK Dampingan
mengaku untuk makan sehari-hari lebih banyak makan sayur mayur karena
lebih mudah untuk didapatkan. Hal tersebut juga diakibatkan karena pasar
terdekat dari Desa Langgahan, yaitu pasar unit di Desa Manikliyu yang
beroperasi setiap 3 hari sekali.
6
BAB III
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH
Pembahasan dalam bab ini akan menjelaskan mengenai mengenai program
solusi pemecahan atas permasalahan yang sudah diprioritaskan oleh penulis.
Disertakan juga tabel jadwal kegiatan yang dilakukan selama program keluarga
dampingan tersebut berlangsung.
3.1 Program
Berdasarkan beberapa masalah yang sudah disebutkan, pendamping
mengambil semua masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat
membantu keluarga yang di dampingi yang sesuai dengan bidang keahlian yang
didalami selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana:
1. Kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Permasalahan Ekonomi
Sebelum mulai kegiatan pendampingan keluarga, kegiatan ini didahului
dengan adanya survei terlebih dahulu dibantu oleh perangkat desa. Awal
kegiatan di dahului dengan pendekatan secara kekeluargaan dan juga kegiatan
ramah tamah untuk mengakrabkan mahasiswa dampingan dengan keluarga
yang bersangkutan. Kemudian dilakukan observasi tentang keadaan rumah
terlebih dahulu. Observasi dilakukan untuk memperhatikan bagaimana keadaan
tempat tinggal dari KK dampingan dan kebersihan tempat tinggal KK
dampingan. Selain itu observasi juga dilakukan untuk melihat tingkat ekonomi
dari KK dampingan.
Berbagai permasalahan ditemukan dalam survei yang dilakukan. Namun,
terdapat 2 masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa.
Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan dan perilaku hidup
bersih dan sehat serta permasalahan ekonomi. Pada hari kunjungan dilakukan
wawancara untuk mencari informasi mengenai penyakit yang dialami anggota
KK serta pola hidup bersih dan sehat. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada KK dan anggota keluarganya
juga dilakukan terkait dengan masalah ekonomi, kesehatan serta perilaku hidup
bersih dan sehat.
7
3.2 Jadwal Kegiatan Pendampingan Keluarga
Berdasarkan program dari KKN-PPM Universitas Udayana, program KK
Dampingan merupakan program pokok non-tema dengan alokasi waktu
pelaksanaan program 80,64 jam. Dari alokasi waktu tersebut telah dilakukan
15 kali kunjungan pendampingan keluarga. Adapun jadwal pendampingan
keluarga yang dilakukukan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Kunjungan Keluarga Dampingan
Durasi
No Hari/tanggal Waktu Jenis Kegiatan
(jam)
Kunjungan ke kantor Kepala Desa untuk
Selasa, 24 Juli 10.00-
1 4 memberikan informasi sekaligus
2018 14.00
konfirmasi mengenai KK Dampingan.
Mencari alamat rumah KK Dampingan
Rabu, 25 Juli 12.00 –
2 5 bersama kelihan banjar Langgahan Kagin
2018 17.00
dan Kauh Desa Langgahan.
Survey lokasi KK dampingan di Banjar
Jumat, 27 Juli 11.00-
3 5 Langgahan Kauh sekaligus perkenalan
2018 16.00
awal
Sabtu, 28 Juli 14.00- Survey lokasi KK dampingan di Banjar
4 5
2018 19.00 Langgahan Kauh sekaligus Perkenalan awal
Survey lokasi KK dampingan di Banjar
Minggu, 29 12.00-
5 6 Langgahan Kangin sekaligus perkenalan
Juli 2018 16.00
awal
Selasa, 31 Juli 12.00-
6 7 Perkenalan KK Dampingan
2018 19.00
Berkenalan lebih lanjut dengan keluarga
Kamis, 2 12.00- Bapak I Ketut Rajiana serta meminnta data
7 7
Agustus 2018 19.00 keluarga (melihat kartu keluarga, KTP,
Kartu Jaminan Kesehatan)
Sabtu, 4 13.00- Diskusi mengenai masalah ekonomi KK
8 6
Agustus 2018 19.00 dampingan dan memberikan motivasi serta
8
melakukan pengecekan tekanan darah dan
pemeriksaan fisik sederhana.
Diskusi mengenai permasalahan ekonomi
Minggu, 5 13.00- KK Dampingan serta memberikan motivasi
9 6
Agustus 2018 19.00 serta pemeriksaan fisik terkait masalah
kesehatan pada keluarga.
Memberikan informasi dan edukasi terkait
Rabu, 8 15.00- dengan permasalahan ekonomi dan diskusi
10 5
Agustus 2018 20.00 permasalahan kesehatan yang terdapat di
keluarga.
Identifikasi masalah Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dengan melihat
Minggu, 12 12.00- kebersihan lingkungan sekitar pekarangan
11 7
Agustus 2018 19.00 rumah dan ladang. Membantu kegiatan
keluarga dampingan di rumah KK
dampingan.
Memberikan informasi serta edukasi terkait
pentingnya pola hidup bersih dan sehat, dan
Rabu, 15 13.00 –
12 5 KIE tentang pentingnya melakukan
Agustus 2018 18.00
pengobatan selanjutnya untuk penyakit
yang di derita keluarga.
Mendampingi anak KK belajar, membantu
Sabtu, 18 12.00- KK dampingan untuk memasak serta
13 6
Agustus 2018 18.00 melakukan pengecekan tekanan darah pada
seluruh anggota KK dampingan.
Mendampingi anak KK belajar, membantu
Minggu, 19 13.00- KK dampingan untuk memasak dan
14 6
Agustus 2018 19.00 membantu memberikan resep kue kepada
KK Dampingan.
Selasa, 21 15.00- Mendampingi anak KK belajar, membantu
15 5
Agustus 2018 20.00 KK dampingan untuk memasak serta
9
melakukan pemeriksaan fisik sederhana
untuk KK Dampingan.
JOK 86
10
Dampingan, pendamping menggali informasi terkait dengan penyakit yang
diderita. Menurut pengakuan keluarga, ibu Nyoman Srimin sudah tidak
melanjutkan pengobatan sejak tahun 2012 akibat terbentur biaya dan
tanggungan keluarga yang terus bertambah. Selain itu jarak dari rumah ke
fasilitas kesehatan juga dianggap terlalu jauh dan tidak ada yang mengantar
karena Bapak Rajiana yang sibuk bekerja dan istrinya yang mengurus anak
dirumah. Hanya bila ada keluhan saja maka ibu Nyoman Srimin akan
mencari obat ke Polindes atau Bidan Desa. Saat pendamping melakukan
pemeriksaan fisik sederhana kepada ibu Nyoman Srimin, berupa
pemeriksaan tekanan darah, didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg.
Dimana hal tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai Hipertensi stage II
dan dapat diterapi dengan obat-obatan serta perubahan pola hidup yang
sehat. Karena hal tersebut pendamping memberikan informasi dan edukasi
tentang penyakit yang diderita pasien serta pentingnya pengobatan atau
pengkonsumsian obat jangka panjang dan pemeriksaan rutin, terutama
untuk hipertensi pasien. Sedangkan untuk keluhan dari asam urat yang
diderita ibu Nyoman Srimin sudah jarang dikeluhkan meskipun ibu
Nyoman Srimin tidak mengkonsumsi obat rutin. Hal tersebut diakui karena
setelah mendapat beberapa kali penyuluhan dari kader-kader puskesmas
bidang PTM (penyakit tidak menular) Puskesmas Kintamani I, ibu Nyoman
Srimin mulai mengobah pola hidupnya dan mengurangi makanan yang
meningkatkan resiko dari asam urat yang telah diderita oleh ibu Nyoman
Srimin seperti jeroan dan kacang - kacangan. Ibu Nyoman Srimin sendiri
mengaku saat ini tidak mengetahui kadar asam uratnya, karena sudah lama
tidak melakukan pemeriksaan. Ibu Srimin hanya memeriksaan kadar asam
urat saat ada program dari Puskesmas Kintamani I yang umumnya
berlangsung tiap enam bulan sekali.
Masalah berikutnya adalah tentang perilaku hidup bersih dan sehat
dimana PHBS merupakan salah satu usaha preventif untuk pengendalian
penyakit. KK dampingan masih kurangnya pengetahuan tentang perilaku
hidup bersih dan sehat, sehingga pendamping pemberian informasi dan
edukasi yang sesuai tentang pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat.
11
Adapun informasi dan edukasi yang diberikan meliputi pentingnya mencuci
tangan, pentingnya makan makanan seimbang, pentingnya kebersihan diri,
kebersihan kamar dan lingkungan, mengurangi kebiasaan merokok
terutama di dalam kamar dan minum-minuman beralkohol.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang hasil dan pembahasan terhadap program
keluarga dampingan yang telah berlangsung. Memuat konten berupa waktu, lokasi,
teknis, kendala, dan hasil dari pelaksanaan program tersebut.
4.1 Pelakasanaan Pendampingan Keluarga
Adapun pelaksaaan dari program keluarga dampingan ini dibahas dari
beberapa poin seperti di bawah ini.
4.1.1 Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam
Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah
kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah
sebanyak 16 kali.
4.1.2 Lokasi
Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang
telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Langgahan,
Kecamantan Kintamani, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah rumah Bapak I Ketut Rajiana, yang bertempat di banjar
Langgahan Kangin (Timur). Lokasi keluarga dampingan telah ditentukan oleh
masing-masing kelihan Banjar di Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli.
4.1.3 Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah dijadwalkan sebelumnya oleh kelompok mahasiswa KKN
PPM XVII Universitas Udayana di Desa Langgahan. Awal kegiatan dimulai
dengan diskusi program KK Dampingan dengan perangkat desa yang kemudian
dipandu langsung oleh masing-masing kelihan banjar Desa Langgahan untuk
melakukan survei kepada KK yang terpilih menjadi KK Dampingan. Setiap
kunjungan, metode untuk mengakrabkan diri adalah dengan mengobrol secara
kekeluargaan dengan anggota keluarga agar tercipta suasana yang nyaman dan
13
muncul kepercayaan bagi keluarga tersebut dalam menceritakan permasalahan
yang dihadapi dan menerima solusi yang ditawarkan. Kunjungan yang
dilakukan ke keluarga dampingan sebanyak 16 kali selama sebulan dengan rata
– rata 5-7 jam untuk setiap kunjungan.
4.2 Hasil
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 16 kali, didapatkan:
1. Berdasarkan hasil kunjungan ke KK dampingan didapatkan bahwa masalah
ekonomi merupakan permasalahan yang utama. KK dengan anggota 7 orang,
kehidupan sehari-hari KK dampingan sangat bergantung pada penghasilan
Bapak I Ketut Rajiana selaku kepala keluarga yang bekerja sebagai petani jeruk
untuk biaya makan sehari-hari dan Pendidikan anak KK dampingan. Hal
tersebut juga ditunjang dengan penghasilan dari ibu Kadek Astini yang
merupakan istri dari bapak I Ketut Rajiana, meskipun terkadang penghasilan
yang didapat tidak tetap setiap bulannya.
2. Masalah kedua adalah masalah kesehatan terutama Ibu Nyoman Srimin. Ibu
Srimin telah menderita hipertensi sejak tahun 2008 dan asam urat sejak tahun
2010. Namun pada tahun 2012 berhenti melakukan pengobatan akibat terbentur
biaya dan akses ke pelayanan kesehatan. Sehingga pendamping memberikan
KIE tentang pengetahuan penyakit dan pentingnya pengobatan lanjutan. Saat
ini keluarga tengah mendiskusikan kelanjutan pengobatan untuk ibu Nyoman
Srimin.
3. Setelah diberikan informasi dan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), KK Dampingan melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat sehingga dapat menciptakan suatu lingkungan kondusif sebagai tempat
tinggal penderita.
4.3 Kendala
Kendala yang ditemukan saat melakukan kegiatan keluarga dampingan adalah:
1. Sulitnya menemui keluarga dalam jumlah yang lengkap, karena terbentur
dengan jadwal kerja keluarga dampingan yang tidak menentu.
2. Sulitnya menentukan waktu untuk berkunjung sangat susah karena berbenturan
dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan di desa dan program kerja yang
dimiliki peserta KKN PPM.
14
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
1. KK dampingan di Desa Langgahan mempunyai lingkungan fisik tempat tinggal
yang cukup bersih, namun kurang tertata rapi.
2. Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang dihadapi dan juga
berkesinambungan dengan masalah lain yang dihadapi terutama masalah
kesehatan dan juga perilaku hidup bersih dan sehat. Perekonomian yang kurang
sehingga untuk kebutuhan sehari-hari KK dampingan terkadang tidak dapat
ditutupi dari penghasilan yang ada. KK juga masih kurang dalam pengetahuan
tentang penyakit yang diderita dan tentang hidup bersih dan sehat, yang juga
penting dalam pencegahan penyakit dalam keluarga jika tidak di biasakan sejak
dini.
5.2 Rekomendasi
1. Sebaiknya keluarga KK Dampingan yang sebelumnya sudah menjadi KK
Dampingan didaftar di setiap desa, sehingga peserta KKN PPM berikutnya dapat
memberikan solusi yang berkelanjutan sehingga permasalahan yang dihadapi
benar-benar tuntas.
2. Mungkin dapat ditambahkan program pelatihan kader kesehatan sehingga dapat
memberikan penyuluhan tentang PHBS serta penyakit tidak menular sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.
15
Lampiran Kegiatan
16