Anda di halaman 1dari 19

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA YOGYAKARTA

DI YOGYAKARTA
KOTA YOGYAKARTA

ADMINISTRASI
Profil Wilayah

Ngayogyakarta Hadiningrat yang


didirikan oleh Pangeran Mangkubumi
(Sultan Hamengkubuwono I) pada
tahun 1755 hasil dari Perjanjian
Giyanti, di kemudian hari tumbuh
menjadi kota yang kaya akan budaya
dan kesenian Jawa.

Yang menjadi titik sentral dari


perkembangan kesenian dan budaya
adalah kesultanan. Beragam
kesenian Jawa klasik, seperti seni
tari, tembang, geguritan, gamelan,
seni lukis, sastra serta ukir-ukiran,
berkembang dari dalam keraton dan
kemudian menjadi kesenian rakyat.
Kemudian, kesatuan masyarakat
dengan nilai-nilai kesenian seakan
telah mendarah daging sehingga Yogyakarta dengan 395.604 jiwa penduduknya seperti
tidak pernah kehabisan seniman-seniman handal.

Selain pesona budaya, khasanah arsitektur kuno juga memiliki daya magis tersendiri
bagi para wisatawan. Sebutlah Istana Air Tamansari, Keraton Yogyakarta, Keraton
Pakualaman, Candi Prambanan, dan berbagai museum. Karena dinilai sarat akan
kebudayaan, maka Yogyakarta menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama di
Indonesia (meski masih dibawah Pulau Bali).

Salah satu kekayaan lain dari Yogyakarta adalah sekolah. Sejak bedirinya UGM tahun
1949, kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Termasuk UGM, masih ada 47
perguruan tinggi lain, mulai dari tingkat akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi,
maupun universitas dengan jumlah mahasiwa mencapai 86.000 orang. Subsektor
pendidikan ini merupakan salah satu penyumbang dari sektor jasa-jasa yang pada tahun
2000 lalu bernilai Rp 703 milyar. Keberadaan PT dan mahasiswa memberikan
keuntungan tersendiri bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai
usaha yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa, seperti pemondokan, kedai
makan, fotokopi, hingga usaha hiburan seperti rental VCD, games, persewaan komik,
boutique, sampai salon-salon kecantikan.
Orientasi Wilayah
Secara geografis, Kota Yogyakarta terletak antara 110º24’19” - 110º28’53” Bujur Timur
dan 07º15’24” - 07º49’26” Lintang Selatan. Wilayah kota Yogyakarta dibatasi oleh
daerah-daerah seperti:
• Batas wilayah utara : Kab.Sleman
• Batas wilayah selatan : Kab.Bantul
• Batas wilayah barat : Kab.Bantul dan kab.Sleman
• Batas wilayah timur : Kab.Bantul dan kab.Sleman

Kota Yogyakarta memiliki kemiringan lahan yang relatif datar antara 0%-3% ke arah
selatan serta mengalir 3 buah sungai besar : Sungai Winongo di bagian barat, Sungai
Code dibagian tengah dan Sungai Gajahwong dibagian timur.

Wilayah Kota Yogayakarta terbagi dalam lima bagian kota dengan pembagian sebagai
berikut:
Wilayah I : Ketinggian daerah ini ± 91 m - ± 117 m diatas permukaan laut rata-rata.
Yang termasuk dalam wilayah ini adalah :
• Sebagian Kecamatan Jetis
• Kecamatan Gedongtengen
• Kecamatan Ngampilan
• Kecamatan Keraton
• Kecamatan Gondomanan
Wilayah II : Ketinggian daerah ini ± 97 m - ± 114 m diatas permukaan laut rata-rata.
Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah:
• Kecamatan Tegalrejo
• Sebagian Kecamatan Wirobrajan
Wilayah III : Ketinggian daerah ini ± 102 m - ± 130 m diatas permukaan laut rata-
rata. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah:
• Kecamatan Gondokusuman
• Kecamatan Danurejan
• Kecamatan Pakualaman
• Sebagian kecil Kecamatan Umbulharjo
Wilayah IV : Ketinggian daerah ini ± 75 m - ± 102 m diatas permukaan laut rata-rata.
Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah:
• Sebagian Kecamatan Mergangsan
• Kecamatan Umbulharjo
• Kecamatan Kotagedhe
• Kecamatan Mergangsan
Wilayah V : Ketinggian daerah ini ± 83 m - ± 102 m diatas permukaan laut rata-rata.
Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah;
• Kecamatan Wirobrajan
• Kecamatan Mantrijeron
• Sebagian Kecamatan Gondomanan
• Sebagian Kecamatan Mergangsang
Tabel 1. LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN JUMLAH PENDUDUK
No KECAMATAN LUAS (km²)
Wilayah Kota Yogyakarta terdiri dari 14
kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW, dan
1 Mantrijeron 2,61
2 Kraton 1,40 2532 RT dengan wilayah seluas 32,5 km²
3 Mergangsan 2,31 atau kurang lebih 1,02% dari luas Wilayah
4 Umbulharjo 8,12 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
5 Kotagedhe 3,07
6 Gondokusuman 3,99 Kota Yogyakarta termasuk cekungan bagian
7 Danurejan 1,10 bawah dari lereng Gunung Merapi, sebagian
8 Pakualaman 0,63 besar tanahnya berupa tanah regosol atau
9 Gondomanan 1,12 vulkanis muda. Sedangkan di Kecamatan
10 Ngampilan 0,82 Umbulharjo dan sekitarnya jenis tanahnya
11 Wirobrajan 1,76 adalah lempung kepasiran (sandy clay )
12 Gedongtengen 0,96 dengan formasi geologi batuan sedimen
13 Jetis 1,70 andesit tua (old andesit)/kepasiran.
14 Tegalrejo 2,91
Total 32,5
Sumber: Litbang Kompas diolah dari bahan BPS Kota Yogyakarta, 2001

Karakteristik jenis tanah regosol pada umumnya profil tanah belum berkembang, tekstur
tanah kepasiran, geluh, struktur tanah remah gumpal lemah, infiltrasi sedang sampai
tinggi dengan solum tebal. Jenis tanah ini mudah meresapkan air permukaan, sehingga
dalam kondisi tertentu mampu berfungsi sebagai media perkolasi yang baik bagi
imbuhan air tanah.

PENDUDUK
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
dari faktor kelahiran, datang, kamatian dan pergi. Berdasarkan data registrasi penduduk
kota Yogyakarta selama 4 tahun terakhir tersebut adalah:

Tabel 2. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN 1998-2006


No Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/km²) Pertumbuhan %
1 1997 478.752 14.730 0,90
2 1998 483.760 14.885 1,05
3 1999 490.433 15.090 1,38
4 2000 497.699 15.314 1,48
5 2001 503.954 15.506 1,25
Sumber: Kantor BPS Kota Yogyakarta

EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Pariwisata bagi Kota Yogyakarta sudah merupakn sebuah industri. Sebagi sebuah
industri, sektor ini banyak melibatkan sektor ekonomi lainnya, seperti sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor-sektor itu dalam
PDRB mencapai 78,6% dari seluruh kegiatan perekonomian masyarakat Yogyakarta.
DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI YOGYAKARTA 2000

Pengangkutan dan
Komunikasi; 16,07
Jasa-jasa; 22,05
Keuangan; 15,58

Industri Pengolahan;
Perdagangan, Hotel, 12,23
dan Restoran; 24,96
Bangunan; 6,52

Pertambangan dan
Listrik, Gas dan Air
Penggalian; 0,02
Bersih; 1,46
Pertanian; 1,11

Yogyakarta adalah merupakan kota yang unik. Dilihat secara keseluruhan Propinsi DIY,
biasanya transformasi struktural selalu menunjukkan mekanisme dari agrikultur ke
manufaktur, baru ke sektor jasa. Sedangkn yang terjadi di Kota Yogyakarta adalah
loncatan dari agrikultur ke jasa, dimana jasa menjadi leading sector yang dominan
(hotel, bisnis rumah kos, restoran)

Keuangan Daerah
Dari sisi penerimaan APBD kota Yogyakarta pada tahun 2001, penerimaan daerah yang
diterima dari sektor dana perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 74% atau
sekitar 153 milyar dari sekitar 205,4 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 16% atau sekitar 33,1 milyar. Sedangkan
penerimaan Iain yaitu sebesar 19,1 milyar yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu.

Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hampir
sekitar 90% atau sekitar 186,3 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, hanya
sebesar 19,1 milyar atau sekitar 10%. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup
kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin, salah satu perimbangan yang
dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran seperti sebagai berikut :

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL


Fasilitas Pendidikan
Terkenal sebagai kota Pelajar, tak heran bila fasilitas pendidikan banyak didapati di kota
Yogyakarta. Sebutlah saja total SD ada 244, SMPN 16 buah, SMP Swasta 45 buah,
SMU Negeri 18 buah dan SMU Swasta 63 buah.
Untuk detilnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3. JUMLAH SEKOLAH KOTA YOGYAKARTA 2000


No Kecamatan SD SMPN SMP SMUN SMU
Swasta Swasta
1 Mantrijeron 17 1 5 1 6
2 Kraton 15 1 1 0 2
3 Mergangsan 21 0 7 0 8
4 Umbulharjo 31 1 7 44 11
5 Kotagedhe 19 1 3 1 3
6 Gondokusuman 31 3 7 3 12
7 Danurejan 12 2 1 0 1
8 Pakualaman 6 0 1 0 1
9 Gondomanan 11 1 1 1 3
10 Ngampilan 11 0 2 0 1
11 Wirobrajan 15 0 2 1 4
12 Gedongtengen 11 1 2 1 2
13 Jetis 27 3 5 4 5
14 Tegalrejo 17 2 1 2 4
Jumlah 244 16 45 18 63
Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY

Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta berdasarkan sumber data dari Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta pada tahun 2000 terdapat :
ƒ RSU 5 buah
ƒ RS Khusus 9 buah
ƒ RS Bersalin 9 buah
ƒ Puskesmas Rawat Inap 2 buah
ƒ Puskesmas Pembantu 12 buah
ƒ Poliklinik Swasta 224 buah
ƒ Praktek Dokter 221 buah
ƒ Laboratorium Klinik 5 buah
ƒ Apotek 61 buah
ƒ Toko Obat 40 buah
ƒ Optik 7 buah
ƒ BKIA 4 buah
ƒ Praktek Bidan 21 buah
ƒ Tenaga Dokter 379 orang
ƒ Dokter Gigi 58 orang

Jumlah tenaga kesehatan dipandang sudah mencukupi, namun demikian secara


kualitas masih kurang terutama tenaga pelayanan kesehatan di rumah sakit
(paramedik), tenaga kesehatan yang profesional di Puskesmas dalam melaksanakan
tugas pelayanan kesehatan masyaraakt terutama penyuluhan.

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN


Komponen Air Bersih
Potensi sumber daya air yang menonjol berasal dari curah hujan dan air tanah. Karena
pengaruh kondisi dan struktur geologis yang bervariasi, maka potensi air tanah tidak
merata. Daerah-daerah yang mempunyai potensi air tanah meliputi daerah lereng
vulkan Merapi, daerah endapan vulkanik, dan daerah pantai selatan. Sedangkan daerah
yang potensi air tanahnya kecil terdapat di daerah perbukitan.

Tangkapan hujan (recharge area ) berada di lereng Gunung Merapi. Kondisi air tanah
yang ada bersifat tertekan dan tidak tertekan. Pada saat ini penduduk memanfaatkan air
tanah yan tertekan dengan cara pembuatan sumur dangkal. Dengan melihat kondisi air
tanah yang ada, maka sumber daya air cukup potensial, sehingga masyarakat cukup
mudah memperoleh air non-perpipaan.

Prasarana air bersih cukup banyak mengalami masalah-masalah kualitas air yang
disebabkan oleh prasarana kota lainnya. Dalam hal ini sumber-sumber air bersih baik
sumur gali maupun perpipaan tercemar kualitasnya akibat manusia, baik dari
perkembangan industrinya maupun oleh kotoran manusia (air buangan). Kualitas air
non-perpipaan (sumur dangkal) tidak memenuhi persyaratan sebagai air minum, karena
kandungan bakteri coli mencapai 240 MPN/ml, meskipun secara fisik dan kimia
memenuhi persyaratan.

Tabel. 4 DATA TEKNIS PDAM TIRTAMARTA


No Uraian PDAM Tirtamarta
1 Kapasitas Produksi 565 l/det
2 Jumlah Produksi 17800000 m3/thn
3 Jumlah Distribusi 15600000 m3/thn
4 Jumlah Air Terjual 10900000 m3/thn
5 Kehilangan Air 30%
- Mata Air Permukaan
- Air Permukaan
6 Sumber Air
- Sumur Dalam (28 buah)
- Sumur Dangkal (8 buah)
- IPA Padasan
7 System Produksi
- Aerasi bawah tanah
- Pipa transmisi air baku
8 Transmisi
- Pipa transmisi air bersih
9 Reservoir 7700 m3
10 Distribusi Diameter 50-500 mm
11 Cakupan Wilayah Pelayanan Kota Yogyakarta
Sumber data : YUDP

Sumber air baku dan Kapasitas produksi :


Air baku diperoleh dari air permukaan dan air tanah, air permukaan diperoleh dari
sumber air Umbul Wadon, dan Kali Kuning, sedangkan air tanah diperoleh dari sumur
dalam dan sumur dangkal. Jumlah mata air sebanyak 2 (dua) buah yaitu Umbul wadon
dan Karang Gayam I, Air permukaan sejumlah 1 (atu) buah yaitu Padasan sengan
system pengolahan semi lengkap, sedangkan sumur dalam sebanyak 28 (dua puluh
delapan) buah yang berlokasi di Kota Gede, Ngaglik, Bedog, sumur dangkal sebanyak 8
(delapan) buah yaitu Karang Wuni, Besi I, Besi II, Gemawang, Bulusan, dan Kentungan,
dan Jongkang. Kapasitas produksi masing-masing sumber baik air permukaan adalah
sebagai berikut :
Tabel. 5 PRODUKSI MASING-MASING SUMBER AIR PDAM TIRTAMARTA, KOTA YOGYAKARTA
No Jenis Sumber air Nama sumber air Ins Produksi L/det Keterangan
1 Mata Air Permukaan Umbul Wadon Umbul Wadon 90,3
2 Karang Gayam I Karang Gayam 25
3 Karang Gayam II Karang Gayam 0 Tidak Produksi
Jumlah Total 115,3
1 Kali Kuning Padasan 33
Jumlah Total 33
1 Sumur dangkal Sumur Candi Sumur Candi 5,2
2 Sumur Gemawang Sumur Gemawang 8,1
3 Sumur Jongkang Sumur Jongkang 8,3
4 Sumur Nandan Sumur Nandan 19,8
5 Sumur Karang Wuni Sumur Karang Wuni 11,7
6 Sumur Winongo Sumur Winongo 7,5
7 Sumur Bedoyo Sumur Bedoyo 15
8 Sumur Kentungan Sumur Kentungan 15,5
9 Sumur Besi I Sumur Besi I 34
10 Sumur Besi II Sumur Besi II 34
Jumlah 159,1
Sumur dalam
1 Sumur K I Sumur K I 22
2 Sumur K 3 Sumur K 3 22
3 Sumur K 4 Sumur K 4 22,25
4 Sumur K 5 Sumur K 5 14,75
5 Sumur K 6 Sumur K 6 23
6 Sumur B I Sumur B I 10
7 Sumur B2 Sumur B2 16,5
8 Sumur B 3 Sumur B 3 17,5
9 Sumur B 4 Sumur B 4 8,5
10 Sumur B 5 Sumur B 5 10
11 Sumur B 6 Sumur B 6 28
12 Sumur B 7 Sumur B 7 10
13 Sumur B 8 Sumur B 8 11
14 Sumur B 9 Sumur B 9 10
15 Sumur B 10 Sumur B 10 15
16 Sumur B 11 Sumur B 11 10
17 Sumur Balambangan Sumur Balambangan 30
18 Sumur B 13 Sumur B 13 24
19 Sumur Res Bedog Sumur Res Bedog 27,25
20 Sumur N 3 Sumur N 3 14,2
21 Sumur N 4 Sumur N 4 27,25
22 Sumur N 5 Sumur N 5 27,25
23 Sumur N 6 Sumur N 6
24 Sumur N 7 Sumur N 7 6,25
25 Sumur N 8 Sumur N 8 8,7
26 Sumur N 9 Sumur N 9 21,9
27 Sumur N 10 Sumur N 10 37,25
28 Sumur KG 1 Sumur KG 1 14,25
29 Sumur KG 2 Sumur KG 2 0
30 Sumur KG 3 Sumur KG 3 0
Jumlah 488,8

Kualitas air baku sumber Umbul Wadon dari segi fisik dan kimiawi telah memenuhi
persyaratan sebagai air bersih, sebelum dialirkan ke pelanggan dibubuhi kaporit sebagai
disenfektan, sedangkan air baku dari Kali Kuning sebelum dialirkan kepelanggan
dilakukan penjernihan melalui saringan pasir, bak sedimentasi, saringan pasir cepat dan
disenfeksi. Pengolahan air bawah tanah dari sumur dalam dilakukan dengan aerasi
bawah tanah, pelaksanaan aerasi diterapkan pada sumur produksi Bedog, Ngaglik,
Karanggayam, sedangkan pengolahan di Kotagede dilakukan dengan kegiatan aerasi,
kougulasi, flokulasi, filtrasi dan pembubuhan kaporit sebagai disenfektan. Untuk air baku
dari sumur dangkal dilakukan penjernihan dengan menggunakan saringan pasir cepat
dan pemberian disenfektan berupa kaporit.

Tabel 6. LUAS DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN SUMBER
AIR MINUM / MASAK / CUCI DI KOTA YOGYAKARTA 2000
Juml. Sumber Air Mandi/Cuci
Rumah
No Kecamatan Sumur Sumur Sungai/
Tangga Leding
pompa /mata air Lainnya*
(RT)
1 Mantrijeron 10.488 1.340 45 9.086 17
2 Kraton 8.574 1.452 30 7.044 48
3 Mergangsan 10.796 1.468 70 9.202 56
4 Umbulharjo 16.357 1.380 605 14.226 146
5 Kotagedhe 7.004 578 588 5.816 22
6 Gondokusuman 19.416 2.888 88 16.296 144
7 Danurejan 8.163 1.911 431 5.748 73
8 Pakualaman 3.981 706 75 3.177 23
9 Gondomanan 5.726 878 27 4.769 52
10 Ngampilan 6.186 1.566 97 4.502 21
11 Wirobrajan 7.862 1.352 70 6.425 15
12 Gedongtengen 7.175 3.172 65 3.908 30
13 Jetis 10.196 5.104 506 4.447 139
14 Tegalrejo 9.916 1.767 56 8.093 30
Total 131.840 25.562 2.723 102.739 816
Keterangan: *)Menggunakan bak penampung air hujan (PAH)
Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah dari data Sub Din PKL Dinkes Prop.DIY

Tabel 7. JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DAN KUALITAS


AIR RUMAH TANGGA KOTA YOGYAKARTA 2000
Juml. Kualitas Air Mandi/Cuci
Rumah
No Kecamatan Sangat Tidak
Tangga Bersih**
Bersih* bersih***
(RT)
1 Mantrijeron 10.488 1.385 9.086 17
2 Kraton 8.574 1.481 7.045 48
3 Mergangsan 10.796 1.538 9.202 56
4 Umbulharjo 16.357 1.985 14.226 146
5 Kotagedhe 7.004 1.166 5.816 22
6 Gondokusuman 19.416 2.976 16.296 144
7 Danurejan 8.163 2.342 5.478 73
8 Pakualaman 3.981 781 3.177 23
9 Gondomanan 5.726 905 4.769 52
10 Ngampilan 6.186 1.663 4.502 21
11 Wirobrajan 7.862 1.423 6.424 15
12 Gedongtengen 7.175 3.237 3.908 30
13 Jetis 10.196 5.610 4.447 139
14 Tegalrejo 9.916 1.793 8.093 30
Total 131.840 28.285 102.739 816
Keterangan:
*)Sangat bersih jika bersumber dari leding dan mata air yang terlindung
**) Bersih jika bersumber dari sungai atau lainnya
***) Tidak bersih jika bersumber dari sungai atau lainnya
Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah dari data Sub Din PKL Dinkes Prop.DIY
Reservoir
Air bersih hasil olahan sebelum dialirkan ke pelanggan ditampung pada reservoir guna
menyeimbangkan kebutuhan. Tiga reservoir utama mempunyai daya tampung : Karang
gayam berkapasitas 1000 m3, Gemawang 4000 m3 dan Bedog 2500 m3, sebuah
reservoir dengan daya tampung relatif kecil adalah reservoir di Kota Gede sebesar 200
m3. Jumlah daya tampung seluruh reservoir sebesar 7.700 m3 .
Lokasi dan ketinggian letak reservoir dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. LOKASI DAN KETINGGIAN LETAK RESERVOIR PDAM TIRTAMARTA YOGYAKARTA


No Lokasi Ketinggian Sumber air Keterangan
dml
1 Pokoh 407.09 Umbul Wadon
Padasan
Padokan
Bedoyo
2 Candi 270,25 Besi I
Besi II
Candi
3 Ngaglik 216,8 Penampung candi
N 3 - N 10
4 Gemawang 150 Jongkang I
Nandan
Gemawang
Kentungan
5 Bedog 134,39 B 1,2,3,4,6
8,9 dan B11
6 Kotagede Kotagede
7 Karanggayam

Pipa transmisi
Guna mengalirkan air baku ke Unit instalasi Pengolah air bersih, air bersih ke reservoir,
dan pipa inflitrasi dari system aerasi bawah tanah, antara lain adalah pipa transmisi dari
air baku dari tempat pengambilan Padasan dan sumur dangkal Bedoyo sampai instalasi
pengolah air di Padasan dan pipa sumur Kotagede dan instalasi pengolah air Kotagede.
Airbaku dari sumur dangkal, kualitas air baku yang cukup baik tidak diperlukan
pengolahan hanya dibutuhkan disenfektan,sedangkan air baku dari
Karanggayam,Ngaglik dan Bedog digunakan system aerasi bawah tanah. Seluruh pipa
transmisi dialirkan ke pipa transmisi air bersih.
Ukuran pipa dan jenis pipa transmisi pada umumnya berukuran 100 mm- 500 mm, jenis
pia terdiri dari pipa besi cor atau Ductile Cast Iron Pipe (DCIP), pipa asbes atau
asebestos Cement pipe (ACP) dan pipa plastik atau Polyvinyl Cloride Pipe, dan pipa
baja atau Steel pipe.

Pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi telah mencakup kurang lebih 90 % dari wilayah Kota Yogyakarta
dan beberapa di wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Daerah pelayanan
terbagi menjadi 3 wilayah pelayanan. Sebagian dengan system gravitasi dan sebagian
lain dengan pompa khususnya pada wilayah pelayanan Kota gede. Cakupan pelayanan
meliputi seluruh Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Kabupaten Sleman, dan sebagian
wilayah Kabupaten Bantul.
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 510.914
2. Jumlah pelanggan Jiwa 247.793
3. Penduduk terlayani % 48,50
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta
2. Sistem : interkoneksi
3. Sistem sumber : sumber dalam
4. Kapasitas sumber Lt/dt 628
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi Lt/dt 586,98
2. Kapasitas desain Lt/dt 733,725
3. Kapasitas pasang Lt/dt 850,00
4. Produksi aktual m3/th 16.890.876
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : -
2. Kapasitas distribusi Lt/dt 577,63
3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 51.091.400
Lt/dt 591,34
4. Ratio kebutuhan % 0,46
5. Air terjual m3/th 11.672.804
6. Air terdistribusi m3/th 15.373.029,55
7. Total penjualan air Rp 23.187.581.050
8. Cakupan pelayanan air % 48,50
9. Cakupan penduduk Jiwa 247.793
10. Jumlah mobil tangki Unit 1
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi % 4,58
2. Kebocoran teknis % 35,92
Sumber : data PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta

Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan
kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota
Yogyakarta disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 10. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA


Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal
Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih
Eksisting Kota Sedang
(jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr)
Lt/dt Lt/hr (lt/org/hr)
510.914 586,98 50.715.072 100 51.019.400 304.328
Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk 510.914
jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 51.019.400 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari
jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi
kota sedang (100 liter/orang/hari). Namun PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta baru
dapat memproduksi sebanyak 50.715.072 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan
peningkatan kapasitas produksi sebanyak 304.328 liter/hari, atau 3,52 liter/detik.
Jumlah keseluruhan pelanggan PDAM Tirta Marta sebanyak 40.000 SR
Disamping melayani wilayah Kota Yogyakarta, melayani pula wilayah Kabupaten
Sleman dan Bantul . Cakupan wilayah pelayanan PDAM Tirta Marta meliputi wilayah :

Tabel 11. CAKUPAN WILAYAH PELAYANAN PDAM TIRTAMARTA DI


KABUPATEN SLEMAN, BANTUL DAN KOTA YOGYAKARTA
No Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kota Yogyakarta
1 Sukoharjo Sewon, Mantrijeron
2 Kabulrejo Banguntapan Kraton
3 Besi, UII terpadu Kasihan Mergangsan
4 Ngaglik Bangunharjo Umbulharjo
5 Merapi View Kotagede
6 Dayu, Gondokusuman
7 Banteng, Danurejan
8 Sonosewu, Pakualaman
9 Asrama 403, Gondomanan
10 UPN, Ngampilan
11 Kentungan Wirobrajan
12 Pogung Gedongtengen
13 Karangwuni Jetis
14 Tambak Mas Tegalrejo
15 Green Garden
16 Panca Arga

Kebutuhan air bersih masyarakat Kota Yogyakarta tahun 2000, dari sistem perpipaan
(palayanan PDAM Tirta Marta) sebesar 48% dari jumlah penduduk atau sebanyak
239.752 jiwa.

Sumber air yang digunakan untuk air bersih sistem perpipaan :


ƒ mata air : 2 buah (Wadon dan Karanggayam)
ƒ Air permukaan : 1 buah (Padasan)
ƒ Sumur dalam : 29
ƒ Sumur dangkal : 8 buah
Sebagian besar lokasi sumber air ini berada di Kabupaten Sleman. Kapasitas produksi
air sebesar 549,82 l/detik dan tingkat kehilangan air (kebocoran) sebesar 33,07%.

Pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan oleh PDAM Tirta Marta untuk masyarakat
Yogyakarta 4 tahun terakhir mulai tahun 1998-2001 adalah sebagai berikut :

Tabel 12. PELAYANAN KEBUTUHAN AIR MINUM SISTEM PERPIPAAN TAHUN 1998-2001
No. Tahun Juml.Pddk Kapasitas Penduduk Terlayani Jumlah Kran Kebocoran
(jiwa) Prod.Air (jiwa) Pelanggan Umum %
Jumlah %
1 1998 483.760 581,37 230.896 47,7 31.616 412 39,10
2 1999 490.433 574,22 234.754 47,8 32.509 397 37,91
3 2000 497.699 549,82 239.752 48 33.292 400 33,07
4 2001 503.954 586,98 244.652 48,5 33.942 410 35,92
Sumber Data: PDAM Kota Yogyakarta
Tabel 13. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 510.914
2. Jumlah pelanggan Jiwa 247.793
3. Penduduk terlayani % 48,50
II. Data Tarif
1. Rumah tangga Rp 550
2. Niaga Rp 1.450
3. Industri Rp 2.100
4. Instansi Rp 700
5. Sosial Rp 450
Tarif Rp 1.305
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah Unit 34.536
2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 31.120
3. Jumlah sambungan niaga Unit 1.570
4. Jumlah sambungan industri Unit 11
5. Jumlah sambungan sosial Unit 730
6. Jumlah sambungan instansi Unit 109
7. Terminal air Unit 55
8. Hidran umum Unit 182
9. Kran umum Unit 410
10. Konsumsi rumah tangga m3/th -
11. Konsumsi non rumah tangga m3/th -
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR -
13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit 100
14. Tingkat pelayanan umum % 40
IV. Data Administrasi
1. Keuangan : laba bersih Rp -
2. Efisiensi penagihan % 89
3. Jumlah pegawai Orang 401
4. SLA Rp -
5. RPD Rp -
6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun -
7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun -
Sumber : data PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta

Komponen Persampahan
Aspek persampahan ini akan sangat berpengaruh terlebih lagi terhadap kualitas
lingkungan, apabila dalam pengolahan dan penanganan sampah tidak tepat, proses
penguraian sampah akan mencemari kualitas udara, tanah dan air tanah. Yang perlu
dikuatirkan adalah kesalahan prediksi bahwa menurunnya kualitas lingkungan yang
diakibatkan dari sektor persampahan diduga dari sektor sanitasi atau jaringan riol.
Secara langsung pengaruh dari sampah terhadap jaringan riol apabila ada sampah yang
masuk dalam jaringan riol maka akan menyebabkan terganggunya aliran air limbah.

Pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta secara umum telah mampu melayani


wilayah kota, dengan menggunakan mekanisme off-site management, sehingga sampah
yang dikumpulkan kemudian dibuang di TPA yang terletak di Piyungan-Bantul.

Tingkat pelayanan pengelolaan sampah sistem terpusat sebanyak 83%. Jumlah sampah
pada tahun 2000 kurang lebih 1.567 m³/hari. Dengan sarana prasarana persampahan
yang ada, maka jumlah sampah yang dapat dibuang ke TPA kurang lebih 87,75% dari
volume sampah atau sebesar 1.375 m³/hari.

Dengan sempitnya wilayah Kota Yogyakarta, Pemerintah Daerah tidak memiliki TPA
dan harus dibuang ke daerah Bantul (Piyungan), bekerjasama dengan ketiga daerah
(Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman).

Unit Pewadahan
Hampir di setiap rumah di Kota Yogyakarta memiliki unit pewadahan sendiri yang
berupa, ember, cor beton, tong plastik, bekas drum dan di pusat keramaian terdapat
tong sampah umum.

Gerobak Sampah dan Tempat Penampungan Sementara


Untuk mengangkut sampah dari tong sampah digunakan gerobak sampah untuk dibawa
ke Tempat Penampungan Sementara sebelum diangkut ke TPA. TPS tersebut berupa
Transfer Depo dan Landasan kontainer. Data gerobak sampah dan TPS disajikan dalam
Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 14. SARANA KEBERSIHAN KOTA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 1998-2001


No Tahun Transfer Depo Container Gerobak
1 1998 8 39 479
2 1999 8 39 613
3 2000 11 41 613
4 2001 11 51 656
Sumber: Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman Kota yogyakarta

Tabel 15. JUMLAH RUMAH TANGGA DAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH


DI KOTA YOGYAKARTA 2000
Kota Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Ditimbun/dibakar Dibuang ke Dibuang
Sendiri Bersama Diangkut kali/selokan sembarangan Lainnya Jumlah
(ribuan (ribuan petugas (ribuan RT) (ribuan RT)
RT) RT) (ribuan
RT)

Yogyakarta 38,219 42,329 43,218 4,398 3,676 0,000 131,840


Sumber: Dari beberapa instansi terkait
Dari tabel diatas tampak bahwa kebanyakan sampah rumah tangga masyarakat Kota
Yogyakarta diangkut oleh petugas (43.218 RT). Sedangkan yang lain memilih
membakar bersama (42.329 RT), membakar sampah sendiri (38.219 RT), sisanya di
buang ke selokan (4.398 RT) dan membuang tidak pada tempatnya (3.676 RT).

Tabel 16. RANGKUMAN BEBAN LIMBAH PADAT/SAMPAH KOTA DAN TEMPAT PEMBUANGAN KOTA
YOGYAKARTA 2000
Tempat pembuangan sampah rumah tangga
Juml. Rata-rata Ditimbun/dibakar Dibuang
Kota Sampah sampah per Juml.RT Diangkut Dibuang ke sembara Juml.
(ton/th) RT (kg/th) Sendiri Bersama
petugas kali (ton/th) ngan (ton/th)
(ton/th) (ton/th)
(ton/th) (ton/th)

Yogyakarta 43.507 330.0 134.840 1662.80 1841.62 1880.29 191.34 159.93 5735.99
Sumber: Dari beberapa instansi terkait
Sumber pembiayaan pengelolaan sampah dari Pemda (APBD), dan penerimaan
retribusi sampah pada tahun 2001 mencapai Rp 372.107.425,- baru mampu memenuhi
kurang lebih 20% dari kebutuhan.

Tabel 17. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kota Yogyakarta
2. Sistem : integrated system
3. Jumlah penduduk Jiwa 510.914
4. Asumsi produksi sampah Lt/hr 1.532.742
m3/hr 1.532,74
5. Jumlah sampah m3/hr 1.517
6. Jumlah pelayanan m3/hr 1.517
7. Cakupan layanan geografis Ha 2.762,5
8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 434.277
9. Ilegal dumping : sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 1.650
2. Nama TPA : TPA Piyungan
3. Status TPA : milik Pemda
4. Luas TPA Ha 12,5
5. Kapasitas m3 -
6. Umur Tahun 12
7. Sistem : sanitary landfill
8. Jarak ke permukiman Km 0,2
9. Incenerator Unit -
10. Nama pengelola : -
III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer Unit 2
2. Back hoe Unit 1
3. Loader Unit 1
4. Shovel Unit -
5. Water tank Unit 1
Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Yogyakarta disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 18. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA YOGYAKARTA


Timbulan Sampah Perkiraan Sampah Selisih
Jumlah Kota Sedang Timbulan yang
Penduduk (jiwa) Sampah Terangkut
Total (m3//hr) (m3/hr) (m3/hr)
(lt/org/hr)
510.914 3 1.532,74 1.517 15,17
Sumber: Analisis

Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3
liter/orang/hari, Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk 510.914 jiwa, menghasilkan
1.532,74 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan
3/1000 (m3/hr). Namun Kota Yogyakarta baru dapat mengelola sebanyak 1.517 m3/hr.
Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 15,17 m3/hr.
Tabel 19. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH
DI KOTA YOGYAKARTA
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Transportasi Persampahan
1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 1.650
2. Jumlah kendaraan
Truk Unit 34
Arm roll Unit 11
Compactor Unit -
Pick up Unit 2
3. Jumlah peralatan
Gerobak Unit 472
Container Unit 45
4. Transfer depo Unit 8
5. Jumlah TPS Unit 187
II. Data Pembiayaan
1. Retribusi Rp 1.278
2. Biaya pembuangan Rp 1.200.000.000
3. Biaya pengangkutan Rp 555.000.000
4. Biaya pengumpulan Rp 2.200.000.000
5. Biaya satuan Rp 1.600.000
6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp -
Sumber : kompilasi data

Komponen Sanitasi dan Limbah Cair


Wilayah Kotamadya Dati II Yogyakarta secara riil cakupan pelayanan prasarana sanitasi
sudah cukup merata, namun prasarana yang digunakan dengan fasilitas sanitasi
setempat (on site sanitation) yaitu dengan menggunakan jamban keluarga dengan unit
pengolah yang dilengkapi dengan fasilitas sumur peresapan. Sistem ini sebenarnya
cukup optimal untuk menanggulangi permasalahan sanitasi, namun demikian mengingat
lokasi di Kotamadya Yogyakarta sudah cukup padat sehingga muncul suatu
permasalahan dimana letak sumur peresapan akan mencemari sumur gali yang
digunakan sebagai sumber air bersih di tempat tetangga, sehingga fasilitas ini menjadi
tidak efektif untuk dikembangkan kecuali untuk daerah yang tidak terjangkau pelayanan
jaringan riol dan wilayah aliran sungai (DAS). Untuk pelayanan sanitasi dengan
menggunakan system off site sanitation maka diterangkan pada kondisi eksisting
jaringan riol.

TABEL 20. PANJANG JARINGAN RIOOL DAN PENGGELONTOR


Jenis Saluran (meter)
Tahun Total
Penggelontor Induk Lateral Manhole
Panjang
1998 19.433 29.436 124.093. 172.962 4.639
1999 19.433 31.433 125.891 176.767 4.751
2000 19.714 31.443 127.547 178.704 4.840
2001 19.714 34.443 128.027 179.184 4.860

Penanganan limbah domestik di Kota Yogyakarta dengan sistem terpusat, sistem


komunal dan setempat. Sistem terpusat dialirkan melalui jaringan riol menuju IPAL
Sewon dan mencakup pelayanan kurang lebih 25% penduduk kota, sedangkan lainnya
menggunakan sistem setempat yaitu menggunakan septic tank dan sumur resapan
untuk pembuangan limbah dari tiap persil rumah tangga dan sedikit sekali yang
menggunakan sistem komunal. Sistem penanganan limbah setempat mempunyai andil
yang besar dalam pencenaran air tanah. Saluran air kotor (riol) sebagian besar lama
dan sebagian besar baru. Saluran air kotor dari tahun 1998 sampai tahun 2001 disajikan
sebagai berikut:

Tabel 21. JUMLAH RUMAH TANGGA DAN TEMPAT BUANG AIR BESAR
DI KOTA YOGYAKARTA 2000
Juml. Tempat Buang Air Besar
No Kecamatan Rumah Kakus Kakus Kakus
Tangga (RT) Sendiri Bersama Umum
1 Mantrijeron 10.488 10.324 9 0
2 Kraton 8.574 8.190 0 0
3 Mergangsan 10.796 10.348 0 0
4 Umbulharjo 16.357 16.284 15 0
5 Kotagedhe 7.004 6.741 0 0
6 Gondokusuman 19.416 18.815 61 0
7 Danurejan 8.163 7.356 0 0
8 Pakualaman 3.981 3.766 17 0
9 Gondomanan 5.726 5.368 0 0
10 Ngampilan 6.186 5.458 0 0
11 Wirobrajan 7.862 7.755 0 0
12 Gedongtengen 7.175 4.809 0 0
13 Jetis 10.196 9.571 0 0
14 Tegalrejo 9.916 9.209 0 0
Total 131.840 123.994 102 0
Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah kembali dari data Dinas Kesehatan)

Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah
0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota
sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Yogyakarta ini sejumlah
102.813 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia
dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Yogyakarta

Komponen Drainase
Jaringan drainase di Kota Yogyakarta merupakan satu kesatuan sistem jaringan
drainase perkotaan Yogyakarta, karena dinamika perubahan penggunaan lahan yang
terjadi maka dimensi dan sistem drainase yang ada saat ini juga perlu penyesuaian
lewat penyempurnaan sistem jaringan drainase perkotaan Yogyakarta yang mencakup
batas administrasi Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Sleman dan Bantul.

Sarana drainase atau pematusan pada tahun 2000 meliputi drainase utama berupa
Sungai Winongo, Code, dan Gajahwong. Saluran drainase sekunder (pembawa)
tertutup sepanjang 38 km dengan kondisi baik 58,19%, sedang 41,63% dan rusak
5,32%. Kemudian, saluran tertier (pengumpul) tertutup sepanjang 10,8 km, dengan
kondisi baik 32,34% , sedang 52,24% dan rusak 15,53%. Sedangkan saluran tertier
(pengumpul) terbuka sepanjang 30,110 km, dengan kondisi baik 50,89%, sedang
42,06% dan rusak 7,05% .(Sumber: Dinas Prasarana Kota)

Dan adanya proses urbanisasi berakibat meningkatnya koefisien peresapan khususnya


pada wilayah-wilayah hunian, terutama adanya pembangunan perkerasan jalan. Hal ini
menyebabkan tingkat kehilangan air makin besar dengan berkurangnya daya infiltrasi
tanah maka akan timbul luapan air dan genangan air hujan.
Secara umum kondisi saluran drainase sudah mencakup sebagian besar Kota
Yogyakarta namun demikian masih terdapat beberapa lokasi genangan.

Tabel 22. DATA DRAINASE DI KOTA YOGYAKARTA


NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Pengelolaan Drainase
1. Nama Pengelola : Dinas Prasarana Kota Yogyakarta
2. Anggaran Rp -
3. Cakupan pelayanan % -
4. Cakupan penduduk Jiwa -
5. Peresapan air hujan : -
6. Stasiun pompa air Unit -
7. Kolam retensi Unit -
II. Data Saluran Drainase
1. Curah hujan mm/th 3.892
2. Total panjang saluran Km 112,14
3. Panjang saluran primer Km 31,40
4. Panjang saluran sekunder Km 69,94
5. Panjang saluran tersier Km 10,80
6. Kondisi saluran baik % -
7. Kondisi saluran sedang % 1
8. Kondisi saluran rusak % 1
III. Data Genangan
1. Luas genangan Ha -
2. Tinggi genangan m -
3. Lama genangan Jam -
4. Frekuensi genangan /tahun -
Sumber : kompilasi data

Komponen Jalan dan Transportasi


Pembangunan jaringan riol tidak bisa terlepas dengan fasilitas jalan, baik itu jalan kelas
propinsi maupun jalan lokal karena pada dasamya pembangunan jaringan riol
ditempatkan pada fasilitas jalan untuk mempermudah pemeliharaan dan perbaikan-
perbaikan apabila terjadi kerusakan-kerusakan saluran riol.

Kapasitas jalan atau kemampuan jalan dalam menampung jumlah lalulintas di beberapa
ruas jalan sudah melebihi kapasitas, hal ini nampak terjadinya panjang antrian, kondisi
ini masih diperberat dengan adanya parkir pada badan jalan, serta sulitnya memperlebar
jalan karena keterbatasan lahan.

Tabel 23. JENIS PERKERASAN JALAN DI KOTA YOGYAKARTA


Status Jalan
Jenis Permukaan Jalan Jalan Jalan Jalan
Jalan Negara Propinsi Lokal Linkungan
2002 2003 2002 2003 2002 2003 2002 2003
Diaspal 18.132 18.132 3.733 3.733 219.588 220.210 66.398 82.387
Perkerasan (conblok,
2.836 2.836 142.091 143.784
kerikil, cor beton)
Tanah 9.895 9.895
Tidak dirinci
Jumlah 18.132 18.132 3.733 3.733 222.424 223.046 218.384 234.373
Tabel 24. KONDISI JALAN DI KOT YOGYAKARTA
Status Jalan
Kondisi Jalan Jalan Jalan Jalan
Jalan Negara Propinsi Lokal Lingkungan
2002 2003 2002 2003 2002 2003 2002 2003
Baik 18.132 7.349 3.733 219.588 52.382 53.118 53.661
Sedang 9.414 3.733 2.836 153.959 155.371 172.588
Rusak 1.369 16.705 9.895 8.124
Rusak berat
Jumlah 18.132 18.132 3.733 3.733 222.424 223.046 218.384 234.373

Tabel 25. PANJANG JALAN BERDASARKAN KELAS JALAN


Status Jalan
Kondisi Jalan Jalan Jalan Jalan
Jalan Negara Propinsi Lokal Lingkungan
2002 2003 2002 2003 2002 2003 2002 2003
Kelas I 18132 18132 3.733 3.733 13.071 13.071
Kelas II
Kelas III 2.769 2.769
Kelas IIIA 26.220 26.220 1.018 1.018
Kelas IIIB 166 166
Kelas IIIC 14.391 14.391 454 454
Kelas Tidak dirinci 165.807 166.429 216.912 232.373
Jumlah 18.132 18.132 3.733 3.733 222.424 223.046 218.384 234.373

Anda mungkin juga menyukai