Anda di halaman 1dari 4

DISINTEGRASI BANGSA

Disinterasi bangsa merupakan pergolakan atau pemberontakan yang mengancam


integrasi bangsa akibat ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah pusat sehingga muncul
keinginan untuk lepas dari NKRI dan membangun Negara sendiri. Hal ini didukung dengan
terjadinya konflik berkepanjangan yang berhubungan dengan ideology dan tentunya mengancam
integrasi nasional Bangsa Indonesia.

1. Masa Revolusi Fisik


Masa refolusi fisik ini dilatarbelakangi oleh maraknya konflik ideologi akibat kekalahan
negara – negara fasisme (Jerman dan Jepang) oleh
Sekutu di Perang Dunia II (1939 – 1945)
sehingga konflik ideologi merabah ke
Indonesia dan negara bekas jajahan lainnya,
yaitu :
 Wilayah Eropa Barat, sebagian
negara bekas jajahan di wilayah Asia,
sebagian negara bekas Jajahan di Afrika (dipimpin oleh Amerika Serikat)
menganut sistem kapitalisme – Demokrasi Liberal
 Wilayah Eropa Timur, sebagian negara bekas jajahan di wilayah Asia, sebagian
negara bekas Jajahan di Afrika (dipimpin oleh Uni Soviet) menganut sistem
Marxisme – Komunisme

a. Pemberontakan PKI ( Partai Komunis Indonesia) di Madiun


Konflik kekerasan di Madiun, Jawa Timur terjadi pada bulan September 1948 yang
dipimpin oleh Muso (tokoh PKI) yang ingin membentuk Republik Soviet Indonesia.
Konflik ini dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi antara dua Negara adidaya yaitu
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pecahnya pemberontakan terjadi ketka :
1. MUSO membentukpemerintah Front Nasional dengan merebut objek –
objek penting di Madiun seperti bank, markas kepolisian , dsb
2. Laskar Pesindo yang tergabung dalam FDR melakukan kekerasan fisik
terhadap tokoh anti PKI
3. PKI menguasai keresidenan Madiun , Kabupaten Purwodadi,Kecamatan
Cepu
Pada akhirnya , pemberontakan dapat ditumpas oleh TNI
yang dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel
Sungkono melalui Operasi Militer.
b. DI / TII ( Darul Islam / Tentara Islam Indonesia)
Tujuan pemberontakan DI/TII adalah untuk memisahkan diri dari NKRI dan
membentuk negara Islam Indonesia dan
merupakan sikap penolakan terhadap isi dari
Perjanjian Renville
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kartosuwirjo
(daerah Jawa Barat), Kahar Muzakar (daerah
Sulawesi Selatan ), Daud Beureuh (daerah Aceh),
dan Ibnu Hajar (daerah Kalimantan Selatan).
Penumbasan Gerakan DI/TII oleh TNI :
 Operasi Pagar Betis dan Baratayudha di Jawa
barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berhasil ditumbas ketika Kartosuwirjo
ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962 di daerah Majalaya, Jawa Barat
 Operasi Banteng Negara di Jawa Tengah yang dilakukan oleh Divisi
Diponogoro pada tahun 1957
 Penangkapan Ibnu Hajar di Sulawesi Selatan
 Penembakan mati Kahar Muzakar pada tanggal 3 Februari 1965 di Sulawesi
Selatan
 Pelumpuhan gerakan DI/TII secara bertahap

c. Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS)


Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar tanggal 2 November 1949 , bentuk Negara
Indonesia diubah dari Negara kesatuan menjadi Negara federal dengan membentuk
Republik Indonesia Serikat. RIS berlangsung selama 8 bulan ( 27 Desember 1949 –
17 Agustus 1950) karena mayoritas pemimpin bangsa ingin bergabung kembali dengan
NKRI. Namun, daerah Irian Barat masih mengalami penundaan untuk bergabung
dengan NKRI karena hasil dari KMB. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama
karena adanya tekanan dari Amerika Serikat sehingga pada tahun 1962 bendera merah
putih dapat dikibarkan di Irian Barat. Meskipun begitu, masih terdapat ancaman
integrasi dari dalam negeri yaitu terbentuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM)
karena masyarakat Irian Barat ingin melepaskan diri dari NKRI.
d. Gerakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Gerakan ini dipimpin oleh Raymond Westerling (Prajurit
Balanda). Penyebab gerakan ini diberi nama APRA adalah
karena menurut ramalan Jayabaya nama “Ratu Adil”
merupakan pembawa kemakmuran bagi rakyat sehingga
mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat . tujuan
gerakan ini adalah untuk mempertahankan bentuk Negara
federal di Indonesia agar mereka dapat dijadikan tentara
pasundan bagian dari RIS. Pada tanggal 23 Januari 1950
APRA yang berkekuatan lebih dari 800 orang menyerang
kota Bandung dan berhasil menduduki markas tentara Siliwangi. Namun pada
akhirnya gerakan ini berhasil dihentikan setelah Westerling mendapat kecaman dari
berbagai daerah.

e. Gerakan Andi Azis ( Makassar)


Gerakan ini dilatarbelakangi oleh penolakan Andi Azis ( Mantan Perwira KNIL)
terhadap masuknya pasukan APRIS/TNI ke
wilayah Sulawesi Selatan. Pasukan ini
mengkhendaki diperintahkannya Negara
Indonesia Timur (NIT). Gerakan ini diawali
dengan kegiatan kegiatan pasukan APRIS
berkekuatan KNIL dan KL yang sering berkonflik
dengan APRIS/TNI, mereka melakukan kekerasan
pada penduduk yang tinggal di dekat markas
KNIL sehingga pertempuran keduanya terjadi
pada tanggal 5 Agustus 1950 dan dimenangkan oleh APRIS/TNI .

f. RMS (Republik Maluku Selatan)


Gerakan ini dipimpin oleh Dr Soumokil (Mantan Jaksa Agung NIT) yang
bertujuan untuk menolak integrasi dan ingin membentuk Negara sendiri yang terlepas
dari NKRI karwna mereka menganggap NKRI merupakan hadiah dari Jepang dan
RMS menolak kedatangan APRIS/TNI ke Maluku yang bertujuan untuk melucuti
senjata bekas KNIL.
Gerakan ini diawali dengan penangkapan rakyat Maluku yang mendukung
NKRI. Namun pada tanggal 3 November 1950 operasi penumbasan APRI/TNI
berhasilmengepung Ambon dan merebut benteng Nieuwe Victoria

2. Masa Demokrasi Liberal (1950 – 1959)


Sistem pemerintahan yang digunakan pada masa ini adalah sistem parlementer
dimana menteri yang menjalankan pemerintahan sedangkan presiden hanya sebagai
simbol Negara. Yang menjadi konstitusinya adalah UUD Sementara Tahun 1950
berdasarkan piagam persetujuan pemerintah RIS dan RI pada bulan Mei 1950. Roda
pemerintahannya sendiri dijalankan oleh Partai Koalisi (Gabungan partai yang berkuasa)
yang membentuk sebuah kabinet.
Kelemahan sistem Parlementer yaitu mudahnya sebuah kabinet dijatuhkan sehingga
kabinet tidak dapat bekerja hingga akhir masa kerjanya , penyebabnya adalah :
 Perpecahan diantara partai – partai yang bergabung
 kabinet dijatuhkan oleh oleh partai oposisi yang membentuk kekuatan
dalam parlemen untuk tidak mendukung kabinet.

Anda mungkin juga menyukai