Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUGAS SURVEY

CITRA KOTA
MEDAN TUNTUNGAN

ARSITEKTUR KOTA
RTA 2218 Semester 4 – 2017/2018

Oleh :

KELOMPOK 5 :
FUTI ATIARANA ALIFA (160406088)
LAILANNUR FAHRADIZA H (160406106)

DOSEN : DEVIN DEFRIZA, ST. MT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
MEDAN
JUNI 2018
KATA PENGANTAR

Tugas makalah ini adalah laporan survey yang berkaitan dengan materi
perkuliahan tentang Citra Kota serta tugas besar Arsitektur Kota 1. Laporan survey
yang diberikan dan dibimbing langsung oleh Bapak Devin Defriza, ST. MT.

Pengertin Citra Kota, Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (1987), kata citra itu
sendiri mengandung arti: rupa, gambar, gambaran, gambaran yang dimiliki orang
banyak mengenai pribadi, perusahaan/organisasi/produk. Dapat juga diartikan sebagai
kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kota. Dengan
demikian secara harafiah citra kota dapat diartikan sebagai kumpulan dari interaksi
sensorik langsung seperti diimplementasikan melalui sistem nilai pengamat dan
diakomodasikan kedalam penyimpanan memori dimana input dari sumber tak
langsung sama pentingnya David Rhind & Ray Hudson, (1980) : Land Use, 18

Medan, 29 Juni 2018

Penulis,
A. PENGERTIAN CITRA KOTA
Citra sangat tergantung pada persepsi atau cara pandang orang masing-masing.
Citra juga berkaitan dengan hal-hal fisik. Citra kota sendiri dapat diartikan sebagai
gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya
Markus Zahnd (1999) : Perancangan Sistem Kota Secara Terpadu, 157. Diterjemahkan
melalui gambaran mental dari sebuah kata sesuai dengan rata-rata pandangan
masyarakatnya Linch (1982) : Image Of The City, 46.

Sebuah citra lingkungan kota menurut Lynch (1982) : Image Of The City, 46 memiliki
komponen yang meliputi:

 Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga
dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.
 Struktur, citra harus meliputi hubungan spasial atau hubungan pola citra objek
dengan pengamat dan dengan objek-objek lainnya.
 Makna, yaitu suatu objek harus mempunyai arti tertentu bagi pengamat baik
secara kegunaan maupun emosi yang ditimbulkan.

Citra kota menurut Lynch (1982) : Image Of The City, 46. terbentuk dari elemen-
elemen pembentuk citra kotanya yang terdiri dari:

1. Tetenger (Landmark), yang merupakan titik referensi seperti elemen simpul


tetapi tidak masuk kedalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Tetenger
adalah elemen eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol dari
kota misalnya gunung, bukit, gedung tinggi, menara, tanah tinggi, tempat
ibadah, pohon tinggi dan lain-lain. Beberapa tetenger letaknya dekat
sedangkan yang lain jauh sampai diluar kota. Tetenger adalah elemen penting
dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah.
2. Jalur (Path), yang merupakan elemen paling penting dalam citra kota. Kevin
Lynch menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas,
maka kebanyakan orang meragukan citra kotanya secara keseluruhan. Jalur
merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti
jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan
sebagainya. Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan
yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan yang
kuat (misalnya pohon) atau ada belokan yang jelas.
3. Kawasan (District), yang merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua
dimensi. Sebuah kawasan memiliki ciri khas mirip (bentuk, pola dan wujudnya)
dan khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri atau
memulainya. Kawasan dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior
maupun eksterior. Kawasan menpunyai identitas yang lebih baik jika batasnya
dibentuk dengan jelas berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain.
4. Simpul (Nodes), yang merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis
dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah arah atau
aktivitasnya misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, dan
jembatan. Kota secara keseluruhan dalam skala makro misalnya pasar, taman,
square dan lain sebagainya. Simpul adalah suatu tempat dimana orang
mempunyai perasaan masuk dan keluar dalam tempat yang sama.
5. Batas atau tepian (Edge), yang merupakan elemen linier yang tidak dipakai
atau dilihat sebagai jalur. Batas berada diantara dua kawasan tertentu dan
berfungsi sebagai pemutus linier misalnya pantai, tembok, batasan antara
lintasan kereta api, topografi dan lain-lain. Batas lebih bersifat sebagai
referensi daripada misalnya elemen sumbu yang bersifat koordinasi (linkage).
Batas merupakan penghalang

Dalam bukunya Lynch (1982) : Image Of The City, 92, pembentukan citra kota
tergantung pada rasa (sence), pengalaman (experience), persepsi dan imajinasi
pengamat atau dalam hal ini adalah masyarakat terhadap sesuatu tempat atau
lingkungannya. Keterkaitan antara manusia dengan tempat atau lingkungannya akan
mempengaruhi pembentukan citra kota. fisik kota pada hakekatnya menyangkut 3
aspek pertimbangan antara lain:

1. aspek normatis kota (kondisi sosial-budaya)


2. aspek fungsional kota (kegiatan khas masyarakat) dan
3. aspek fisik kota (kekhasan penampilan fisik kota)

Dari uraian tersebut terlihat bahwa aspek fungsional kota merupakan aspek non fisik
yang turut mempengaruhi terbentuknya citra kota. Sejalan dengan pemikiran Lynch
(1982) bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi citra kota selain objek fisik yang
tampak terkait juga dengan:

 Makna sosial (social meaning)


 Fungsi (function)
 Sejarah (history)
 Nama (name) dari kota tersebut.

B. PENGERTIAN REVITASLISASI

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan
kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital
mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan
sebagainya

Revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi lahan melalui


pembangunan kembali suatu bangunan untuk meningkatkan fungsi bangunan
sebelumnya (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2010).

Revitalisasi bertujuan untuk mengembalikan vitalitas ataupun daya hidup sebuah


bangunan atau kawasan pada suatu kota. Umumnya revitalisasi dapat dikaitkan dengan
proses peremajaan bangunan, dimana intervensi yang dilakukan dapat mencakup
aspek fisik dan non fisik (ekonomi, sosial budaya, dll.). Selama dua dekade terakhir
praktek peremajaan dan revitalisasi bangunan telah terjadi beberapa perubahan dan
perkembangan konseptual dalam kebijakan penataan lingkungan binaan
(Martokusumo, 2008).

Bila dikaitkan dengan paradigma keberlanjutan, revitalisasi merupakan sebuah upaya


untuk mendaur ulang (recycle) aset perkotaan untuk memberikan fungsi baru,
meningkatkan fungsi yang ada atau bahkan menghidupkan kembali fungsi yang
pernah ada. Namun, dapat dipastikan tujuannya adalah untuk menciptakan kehidupan
baru yang produktif serta mampu memberikan kontribusi positif pada kehidupan
sosial-budaya dan terutama kehidupan ekonomi kota (Martokusumo, 2008 ).

C. PENGERTIAN VISTA DAN SKYLINE


D. PENGERTIAN METROPOLITAN URBAN DESIGN

Studi penelitian yang akan diangkat ini adalah Studi Citra Kota Medan Tuntungan,
Sumatera Utara. Terdapat beberapa kelurahan yang akan dijelaskan pada makalah ini,
yaitu :

1. Kelurahan Simalingkar B
2. Kelurahan Simpang Selayang
3.
4.
5.
1. KELURAHAN SIMALINGKAR B
a. Peta Lokasi

Simalingkar B adalah kelurahan di kecamatan Medan


Tuntungan, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kelurahan Simalingkar B
merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan
yang berkembang sebagai daerah jasa perdagangan, permukiman dan lain - lain.
Kelurahan Baru Ladang Bambu terdiri dari 5 (lima) lingkungan. Adapun batas -
batas wilayah adalah sebagai berikut:

 Sebelah utara : Kelurahan Kemenangan Tani


 Sebelah selatan : Kelurahan Baru Ladang Bambu
 Sebelah barat : Sungai Belawan
 Sebelah timur : Kelurahan Laucih
b. Penerapan Citra Kota dalan Urban Design
 Revitalisasi di Kelurahan Simalingkar B

Kelurahan Simalingkar B merupakan Kelurahan yang letaknya paling jauh


dengan pusat kota diantara kelurahan lainnya di Kecamatan Medan Tuntungan.
Letak nya yang jauh dari pusat kota memerlukan upaya untuk menata kembali
kondisi kawasan Simalingkar B maupun bangunan yang memiliki potensi dan nilai
strategis dengan mengembalikan vitalitas kawasan tersebut yang mengalami
penurunan, agar kawasan-kawasan ti kelurahan Simalingkar B mendapatkan nilai
tambah yang optimal terhadap produktivitas ekonomi, sosial dan budaya kawasan
perkotaan. Revitalisasi ini dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan hidup
warganya dan mendukung produktivitas sosial, budaya, dan ekonomi dengan tetap
mempertahankan kualitas lingkungan/fisik.

Permasalah yang ada di kelurahan ini adalah pemanfaatan lahan sangat rendah akibat
terjadinya penurunan aktifitas/ kegiatan atau dengan kata lain under utilised. Hal ini
dapat pula diakibatkan oleh alokasi fungsi yang tidak tepat, termasuk lahan-lahan
yang tidak memiliki fungsi yang jelas. . Lahan memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih lanjut, karena misalnya letak yang sangat strategis bagi
pengembangan tata kota, dan tingkat percepatan pembangunan yang tinggi.

Selain itu banyak dijumpai lahan- lahan kosong yang belum teralokasi dengan baik
sehingga membuat Kawasan Simalingkar B jarang dikunjungin karena tidak
memiliki Kawasan yang menonjol. Padahal jika kita telusuri sepanjang jalan
kelurahan ini, Simalingkar B memiliki tempat wisata/rekreasi keluarga yang
merupakan salah satu pemasukan dana kepada pemerintah daerah. Lokasi kebun
binatang simalingkar tidak mampu menghidupkan Kawasan ini, selain itu
lingkungan daerah ini juga masih sepi akan bangunan Gedung.

Saat memasuki kelurahan Simalingkar B infrastruktur jalan masih sangat kurang


karena jalanan yang masih sempit dan langsung berada di pinggir rumah warga.
Walaupun kondisi jalanan sudah di aspal, minimnya perawatan terhadap jalan itu
sendiri membuat masih banyaknya jalanan yang berlubang dan rusak.

Melihat begitu banyaknya permasalahan yang dihadapi di kelurahan Simalingkar B,


membuat Revitalisasi adalah hal yang sangat dibutuhkan saat ini untuk memajukan
Kawasan ini agar tidak semakin ketinggalan dengan kecamatan bahkan kelurahan
lainnya.

Beberapa saran revitalisasi yang dapat dilakukan di kelurahan Simalingkar B adalah


sebagai berikut:

1. Memanfaatkan lahan kosong untuk membangun beberapa sarana/prasarana umum


seperti pusat perbelanjaan, Lembaga Pendidikan, dll
2. Memperhatikan lagi kondisi kebun binatang Simalingkar yang saat ini merupakan
satu-satunya potensi untuk membuat Kawasan ini maju dan berkembang. Salah
satunya adalah mengoptimalkan adanya lahan kosong di sekitar kebun binatang yang
sangat berpotensi untuk dibangunnya tempat wisata lainnya sehingga Kawasan
kelurahan Simalingkar B akan berkembang dari segi wisatanya.

3. Terdapat banyaknya perumahan yang siap untuk dipasarkan dan ditempati membuat
Kawasan Simalingkar ini juga memiliki potensi menjadi Kawasan yang ramai
penduduk.
4. Memperbaiki kembali infrastruktur jalan yang ada seperti jalanan yang berlobang
untuk membuat masyarakat medan tertarik untuk melintasi Kawasan ini karena
memiliki jalan yang layak untuk dilalui.

 Citra Kota di Kelurahan Simalingkar B

Citra kota yang dapat kita identifikasi ketika pertama kali memasuki Kawasan ini
adalah, Kawasan ini merupakan Kawasan dimana penduduk asli dari kelurahan
simalingkar ini tinggal. Karena di kelurahan ini mayoritas merupakan penduduk asli
suku batak yang tinggal bahkan membangun ekonomi mereka di daerah ini seperti
membuat rumah makan, membuka bengkel motor, membuku kios-kios,dll. Hal ini
terjadi karena Kawasan mereka tinggal sangat jauh dari pusat kota dan kesan modern
juga masih kurang. Salah satu permasalahan masyarakat sekitar yang telah mereka
kemukakan kepada pemerintah setempat adalah warga belum memiliki keterampilan
khusus sehingga mereka hanya bekerja berdasarkan keahlian dasar yang mereka miliki
saja itu merupakan faktor utama mengapa mereka rata-rata hanya bekerja dikawasan
sekitar mereka tinggal saja.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan citra kota pada kelurahan
Simalingkar B adalah :
1. Membuat warganya memiliki keahlian khusus daan terampil sesuai minat dan
bakatnya masing-masing yang tentunya harus didukung oleh pemerintah daerah
sebagai satu-satunya Lembaga yang dapat memberikan warga fasilitas.
2. Membuka/memberikan lapangan kerja baru kepada warganya sehingga penghasilan
mereka meningkat dan taraf ekonomi di lingkungan ini semakin baik.
3. Memajukan kembali/ mencari hal apa yang dapat mendukung Kawasan ini untuk
berkembang sehingga kota yang diinginkan dapat dibentuk dan kelurahan
simalingkar ini tidak sepi lagi.

 Vista dan skyline

Pada kelurahan Simalingkar B belum dapat terwujud vista dan skyline yang baik
karena sebagian kawasannya masih kosong dan hijau. Masih banyak tanah
kosong yang ditumbuhi ilalang tinggi serta sepanjang jalannya masih tertutupi
pohon. Sehingga unsur skyline juga belum tercipta. Bangunan tinggi belum dapat
dijumpai pada Kawasan ini.

2. Kelurahan Simpang Selayang


A. Peta Lokasi

KAWASAN
KELURAHAN
SIMPANG SELAYANG
B. Citra Kota
Kawasan Kelurahan Simpang Selayang terletak sebelum Kelurahan Lau cih. Pada
kelurahan ini terdapat mayoritas bangunan komersial dan pemukiman, karena jalan
besar pada kelurahan ini merupakan jalan lintas Medan, banyak bus/truk yang
berlalu lalang pada kawasan ini. Berikut elemen kota pada Kelurahan Simpang
Selayang:

1. Path (Jalur)
Jalur utama pada Kelurahan Simpang Selayang adalah Jl. Setia Budi, dan terdapat
banyak rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan
pergerakan umum, yakni jalan skunder dan gang-gang utama.
2. Edges (Tepian)Pembatas antara Kelurahan Simpang Selayang dengan Kelurahan
lainnya susah dijangkau oleh pengendara, karena kurang terlihat. Batasan
langsung yang terdekat dengan Kelurahan ini adalah Kelurahan Lau Cih dan Pajak
Melati

3. District (kawasan)
Kelurahan Simpang Selayang merupakan kawasan komersial dan pemukiman,
banyak ruko-ruko dan perumahan dikelurahan ini.

4. Node (Simpul)
Persimpangan di daerah ini terdapat didekat alfamart merupakan simpang yang
cukup ramai untuk sirkulasi antara jalan besar dengan jalan potong dan
merupakan akses masuk kedaerah pemukiman.
5. Landmark (Tenggeran)
Landmark pada kelurahan ini kurang terlihat, namun terdapat sekolah pesantren
dan SPBU yang menonjol pada kelurahan ini, sebagai penanda pengendara yang
sedang melajui daerah Kelurahan Simpang Selayang.
C. Revitalisasi
Terdapat kerusakan insfrastruktur jalan pada kelurahan Simpang Selayang terdapat
banyak Tempelan sana sini membuat jalan ini sangat tidak nyaman dilalui pengendara.
Belum lagi lobang-lobang di tengah jalan yang semakin dalam dan banyak membuat
kita harus ekstra hati-hati jika harus melintas di daerah ini.
Memang, jalannya cukup lebar. Namun tidak adanya marka jalan kadang membuat
kendaraan melaju seenak hati tanpa memperdulikan mereka sudah mengambil jalan
orang lain. Juga banyak truk-truk besar yang melintas di daerah ini.

Lebih parah jika malam hari, karena menyadari banyak lobang di jalan, pengendara
menyalakan lampu jauh yang tentu saja sangat mengganggu pandangan pengendara
lain. Padahal di sekitar daerah ini sudah dibangun SPBU dan banyak perumahan baru

yang telah jadi maupun yang sedang dalam proses pembangunan.

D. Vista dan Skyline


Pada Kelurahan Simpang Selayang, tinggi bangunan masih relative rendah, tidak
terdapat bangunan tinggi, sehingga belum terciptanya unsur skyline (garis langit)
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Dimansyah. 2010. “Profil BKM Sejahtera Kelurahan Simalingkar B”. Blog :
https://kotakusumut.com/pustaka/profil_kelurahan/medan/mdntuntungan/smb.p
df . Diakses pada tanggal 28 Juni 2018
Fitriyani. 2010. “BAB II : Kajian Pustaka”. Blog :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62713/Chapter%20II.pdf;jse
ssionid=E239742BC0D36AB0FE68E10B88E9E41A?sequence=3. Diakses pada
tanggal 28 Juni 2018
https://www.google.com/maps/@3.5333071,98.6211008,3a,75y,228.8h,90t/data=!3m6!1e
1!3m4!1sXobTkJHiOasySEUYrwuUPg!2e0!7i13312!8i6656

http://medan.tribunnews.com/2013/01/20/jalan-setiabudi-simpang-selayang-
mengkhawatirkan

http://www.academia.edu/3409783/Strategi_Revitalisasi_Kawasan_Pusat_Kota_Bukittinggi

http://www.academia.edu/17325915/Citra_Kota_Spasial

Anda mungkin juga menyukai