Anda di halaman 1dari 17

“ SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)”

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA KELOMPOK DIABETES MELITUS (DM)

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4


1. RINA DWI HASTUTI ST172061
2. ROCHMA APRILIA SANDHI ST172062
3. ROLENY AYU .S ST172063
4. ROMADHONY CITRA. S ST172064
5. ROSYIDA ULFIAH ST172065
6. SARI HASPADI ST172066
7. SEPTIANI PUTRI PAMUNGKAS ST172067
8. SITI DINANTI ST172068
9. SITI WAHYUNINGSIH ST172069
10. SRI MURNIYATI ST172070

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS (DM)

Pokok Bahasan : Sosialisasi Terapi Insulin pada Penyakit Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasan : Terapi Insulin
Sasaran / Target : Kelompok Penyakit DM
Hari / Tanggal : Jumat, 20 Juli 2018
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Ruang Kusuma

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 20 menit,


Kelompok Penyakit DM, memahami pemberian terapi insulin pada penyakit
diabetes melitus dan mampu melakukan terapi insulin secara mandiri
dirumah.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama 20 menit


,Kelompok Penyakit DM mampu :
a. Pasien dapat mengetahui tentang pengertian insulin
b. Pasien dapat melakukan penyuntikan insulin secara benar
c. Pasien dapat menghitung jumlah cairan obat yang akan di suntikan/dosis
d. Pasien Mengetahui lokasi atau tempat penyuntikan
e. Pasien dapat mengerti atau memahami keterampilan tersebut

C. MATERI
1. Pengertian Insulin
2. Cara penyuntikan insulin
3. Lokasi atau area penyuntikan insulin
D. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi Pemberian insulin

E. Media
1. Leaflet

F. Proses Pembelajaran
No Waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan
· Mengucapkan salam - Menjawab salam
· Memperkenalkan diri - Memperhatikan
· Menjelaskan maksud dan - Memperhatikan
tujuan pemberian - Memperhatikan
pendidikan kesehatan
· Kontrak waktu
2. 15 menit Isi
- Menyampaikan materi : - Memperhatikan
1. Menjelaskan tentang
pengertian insulin
2. Menjelaskan tentang sifat
insulin
3. Menjelaskan tentang cara
pemberian insulin - Memberikan
4. Memberikan penjelasan pertanyaan
tentang lokasi penyuntikan
insulin
5. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
3. 5 menit · Menyimpulkan materi - Menyimpulkan
bersama
- Membalas terima
· Mengucapkan terima
kasih
kasih
- Membalas salam
· Salam penutup

G. Evaluasi
1. Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di Ruang Kusuma
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, leaflet, Lembar balik)
2. Proses
a. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan
secara benar

3. Hasil
a. Peserta mampu memahami tentang pengertian insulin
b. Peserta mampu meredemonstrasikan penyuntikan insulin secara benar
c. Peserta mampu menghitung jumlah cairan obat yang akan di
suntikan/dosis
d. Peserta mampu menyebutkan lokasi atau tempat penyuntikan
e. Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan
MATERI

A. Definisi Insulin

Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah


ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel
sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan
reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes
mellitus.Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam
waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan
karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh
sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel)
yang berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah,
biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-
sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai
bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk
penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari
glukosa ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel
otot.Tingkatan insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur
metabolisme untuk membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti
proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan
penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama dalam mengkonversi banyak
bidirectional proses metabolisme dari catabolic (rangkaian jalur metabolisme
untuk membongkar molekul-molekul ke dalam bentuk unit yang lebih kecil
dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan
insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis
(fase metabolik pembakaran lemak).
Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk
merespon efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap
insulin), atau jika insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap
dengan baik oleh orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak
akan disimpan dengan baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah tingkat
gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan lainnya kekacauan
metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu meningkatnya keasaman
(konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.Insulin telah digunakan sebagai terapi
pada manusia sejak awal tahun 1990. Tetapi tahukah Anda jika insulin
memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasar pada durasi kerjanya?
Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah lamanya waktu yang
diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan mulai menurunkan
kadar gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh penderita.
Berdasar waktu yang diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4 jenis
insulin yaitu reaksi pendek, reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi cepat.
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah
jenis obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam
tubuh dalam waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat
insulin ini bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah
penderita, dan segera menghilang setalah 6-8 jam kemudian. Maka penderita
diabetes harus mengulang beberapa kali dalam sehari jika menggunakan
insulin jenis ini.Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai
bekerja 1 hingga 2 jam setelah ia disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.
Tetapi obat insulin ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja
secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh
penderita diabetes. Karena pengaruhnya dapat bertahan dalam waktu yang
lama, maka penderita dapat tetap mimiliki energi meskipun ia tidak
mengkonsumsi makanan.
Obat insulin yang termasuk jenis ini adalah Levemir dan Lantus.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Russel Jones pada tahun 2007
mengungkapkan bahwa Levemir lebih mampu ditoleransi oleh tubuh manusia
dengan baik karena menimbulkan efek penambahan berat badan yang
minimal.Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif
bekerja menurunkan gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke
dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan
berakhir setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya Humulin m3, Hypurin, dan
Insuman.Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk
ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30-90
menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian.
Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.
Masa reaksi obat insulin juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh
seseorang dalam merespon obat ini. Maka diproduksi pual jenis insulin
campuran, yang merupakan kombinasi dari dua jenis-jenis insulin di atas.
Selain itu penggunaanya harus dibawah pengawasan dokter untuk
menentukan dosis yang sesuai dengan kebutuhan setiap penderita.
Indikasi Terapi dengan Insulin
 Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
 Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila
terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
 Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan,
infark miokard akut atau stroke.
 DM gestasional dan penyandang DM yang hamil
membutuhkan insulinbila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah.
 Ketoasidosis diabetik.
 Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
 Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang
meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode
resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhaninsulin.
 Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
 Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Insulin kerja singkat
Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin /
CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan
netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin,
Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai
puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin kerja menengah
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn (NPH),
MonotardÒ, InsulatardÒ. Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam.
Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai
dengan 24 jam.
3. Insulin kerja panjang
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan
lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam,
yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ),
Ultratard
4. Insulin infasik (campuran)
Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah.
Preparatnya: Mixtard 30 / 40. Pemberian insulin secara sliding scale
dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan tepat karena didasarkan
pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6
jam sekali.

Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :


 Gula darah < 60 mg % = 0 unit
 Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit
 Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
 Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
 Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unitGula darah > 350 mg% = 20 – 24unit
B. Mekanisme Kerja Insulin
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu
transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan
glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya,
glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan
bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana
seharusnya.
Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa
atau sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).
1. Sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu
makan, waktu malam hari dan keadaan puasa.
2. Sekresi insulin prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar
dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1
jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian
menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal.
Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan
ambilan glukosa oleh jaringan perifer.

Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki kemampuan untuk


mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah
meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin.
Sehingga pemberian insulin eksogen diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien
memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon insulin dengan
normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk
mengatasi resistensi sel terhadap insulin.

C. Efek Samping Insulin


 Hipoglikemia
 Lipoatrofi
 Lipohipertrofi
 Alergi sistemik atau local
 Resistensi insulin
 Edema insulin
 Sepsis
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan
dapat terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan
jumlah insulin. Pada 25-75% pasien yang diberikan insulin konvensional
dapat terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan
akibat atrofi jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan
lebih sering terjadi pada wanita muda terutama terjadi di negara yang
memakai insulin tidak begitu murni. Lipohipertrofi yaitu pengumpulan
jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenik insulin. Lebih
banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni. Regresi terjadi
bila insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut.
Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik
terutama pada penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa
eritem dan indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau
jam dan berlagsung.Selama beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi
beberapa minggu sesudah pengobatan insulin dimulai. Inflamasi lokal atau
infeksi mudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik, penggunaan
antiseptiK yang menimbulkan sensitisasi atau terjadinya suntikan intrakutan,
reaksi ini akan hilang secara spontan. Reaksi umum dapat berupa urtikaria,
erupsi kulit, angioudem, gangguan gastrointestinal, gangguan pernapasan
dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri kematian.Jika
insulin diberikan lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk metabolisme
glukosa timbul reaksi hipoglikemia atau syok insulin dapat diatasi dengan
memberikan gula peroral atau intravena meningkatkan pemakaian
insulin.Pada keadaan dimana jumlah insulin tidak cukup, gula tidak dapat
dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme lemak, pemakaian
asam lemak [ keton ] untuk energi menimbulkan ketoasidosis.
D. Penggolongan Sediaan Insulin
Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Kerja cepat (rapid acting)
Bentuknya larutan jernih, efek puncak 1 - 3 jam setelah
penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin
yang dapat dipergunakan secara intra vena. Bisa dicampur dengan insulin
kerja menengah atau insulin kerja panjang.Contoh: Actrapid, Humulin
R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin/ CZI). Saat ini dikenal 2 macam
insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Contoh sediaan CZI
misalnya Velosulin, Semilente.
2. Kerja menengah (intermediate acting)
Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai
dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat
dengan menambahkan bahan yang dapat memperlama kerja obat dengan
cara memperlambat penyerapan insulin kedalam darah. Dengan
menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan
memperlambat absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk
NPH tidak imunogenik karena protamin bukanlah protein. Contoh :
Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente.
3. Kerja panjang (long acting)
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan
lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup
lama, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Insulin bentuk ini diperlukan untuk
tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan. Semua jenis insulin
yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila tidak murni akan
memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi. Contoh:
Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI (Protamine Zinc Insulin).
4. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin
premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin
kerja sedang. Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24
jam). Contoh : Mixtard 30 / 40.

E. Cara Pemberian Insulin


Insulin kerja singkat :
 IV, IM, SC
 Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )
 Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )
Insulin kerja menengah / panjang :
 Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja
menengah.

F. Cara injeksi Insulin


Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan /
SC ). Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara
bolus atau drip.Insulin dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja
cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan
kombinasi insulinkerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons
individu terhadapinsulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah harian.
Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula
mengenai rotasi tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas
penyimpanan terjamin, sempritinsulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari
satu kali oleh pasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian
kosentrasi insulin (U40, U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan
dipakai konsentrasi yang tetap.Penyerapan paling cepat terjadi di daerah
abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas
bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan
terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan jasmaniyang
dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja dan juga
mempersingkat masa kerja. Pemberiaan insulin pada pasien DM lanjut usia
seperti pada non lanjut usia, uyaitu adanya kegagalan terapi ADO,
ketoasidosis, koma hiperosmolar, adanya infeksi( stress ) dll. Dianjurkan
memakai insulin kerja menengah yang dicampur dengan kerja insulin kerja
cepat, dapat diberikan satu atau dua kali sehari.Kesulitan
pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau
menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya, tremor, atau keadaan
fisik yang terganggu serta adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini
tentulah sangat diperlukan bantuan dari keluarganya.

G. Lokasi Injeksi Insulin


Tiap bagian tubuh yang ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai
sebagai tempat injeksi insulin termasuk abdomen, paha, lengan atas,
pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum insulin akan lebih
cepat diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian deltoid dan abdomen
dibanding dari paha dan bokong.Rotasi dari injeksi terus dianjurkan guna
menghindari absorpsi yang terhambat karena adanya fibrosis atau
lipohipertropi akibat injeksi berulang hanya pada satu
tempat. Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan
pada satu daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap
injeksi 1 ½ inci [ satu ruas jari tangan ] dengan penyuntikan insulin secara
sub cutan atau tepat di bawah lapisan kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC


Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Price, Slyvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep – Konsep Klinis Proses -
Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC
S,Sumosardjuno.1986. Manfaat dan Macam Olahraga bagi Penderita Diabetes
Melitus.Bandung
Smeltzer, S.C. Bare, B.G., 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta :
EGC
Tambayong, 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
SKENARIO PENYULUHAN

Di rumah sakit x poli penyakit dalam terdapat kelompok penderita DM


yang mengkonsumsi obat minum untuk mengontrol kadar gula darah. Program
doter untuk obat minum akan diganti dengan penyuntikan insulin. Kelompok
penderita DM awam terhadap obat insulin. Perawat poli kusuma pada pertemuan
bulanan akan memberikan penyuluhan tentang bagaimana teknik penyuntikan
insulin.

Moderator : “selamat sore ibu-ibu semua”


Kelompok DM : “sore”
Moderator :”wah semangat sekali ya, ibu-ibu disini kita ketemu lagi
dengan materi baru ya, hari ini kita akan belajar tentang
teknik penyuktikan insulin yang benar. Materi akan
disampaikan oleh ibu murni selaku pembicara untuk hari
ini. Saya silahkan ibu murni untuk tempat dan waktunya “
Pembicara : “terimakasih atas waktu dan tempatnya bu roleny. Selamat
sore ibu-ibu semua”
Kelompok DM : “sore”
Pembicara : “hari ini kita akan belajar bersama tentang bagaimana cara
penyuntikan insulin yang benar. Sebelum kita mulai,
mungkin ada yang mau ditanyakan ibu-ibu?”
Bu sari : “penyuntikan insulin apa tidak ribet bu? Bagaimana kalau
kita lupa tidak menyuntikkan? Kadar gula kita apa tidak
tambah meningkat ?”
Pembicara :”oke, bagus sekali pertanyaannya ibu, terimakasih. Iya,
mungkin bagi yang tidak terbiasa melakukan suntik insulin
akan mengatakan ribet ya, tapi sebenarnya mudah kok bu,
nanti kita akan belajar bersama-sama. Untuk lupa
menyuntik, jangan khawatir, nanti ada pengawas dan
suntikan dilakukan pada saat sebelum makan. Jadi pasti
tidak akan lupa.”
Pembicara :”baiklah, bisa langsung kita mulai ya bu, bagaimana teknik
penyuntikan insulin. Yang pertama ini ada insulin
berbentuk pen merknya novorapid, ada berbagai merk
insulin berbentuk pen, nanti tergantung resep yang
diberikan oleh dokter.”
Pembicara :”bisa kita lihat ibu-ibu, dibagian pangkal pen ada putaran,
disini juga ada angka yang menunjukkan dosis yang akan
diberikan untuk sekali suntik. Bisa diputar searah jarum jam
untuk menginginkan angka sesuai dosis yang diberikan oleh
dokter. Setelah itu, kita buka ujung pen. Nah ini belum ada
jarumnya yang akan kita gunakan untuk menyuntik. Kita
pasang dulu jarumnya seperti ini, jarum ini bisa dipakai
sebanyak 3 kali penyuntikan dan batas maksimal bisa
dipakai selama 2 hari. Selanjutnya harus dganti jarumnya.:
Pembicara :”yang kedua dimana saja kita bisa menyuntikkan insulin?
Area mana saja yang boleh dilakukan suntik insulin?. Ada
area perut sekitar pusar, paha, bokong, dan juga bagian
lengan. Baiklah sekarang kita akan praktek ya bu, “
(pembicara mempraktekan penyuntikan insulin pada boneka)
Pembicara :”tepat saat sebelum penyuntikan, jangan lupa d usap pakai
kapas alkhohol pada area yang akan disuntik. Posisi jarung
90 derajat dan jarum masuk semua saat menyuntik. Biarkan
10 detik agar obat masuk ke dalam tubuh.”
Pembicara :” begitu ibu-ibu, saya sudah mempraktekkan teknik
penyuntikan insulin. Ada pertanyaan ibu ?”
Bu rochma : “itu jarumnya bisa dipakai berapa kali bu?”
Pembicara :”ya, seperti yang saya katakan di awal tadi ya bu, jarum
bisa dipakai sebanyak 3 kali penyuntikan dan batas
maksimal sampai 2 hari, selanjutnya harus diganti
jarumnya.”
Pembicara :”sudah jelas ibu-ibu tentang cara penyuntikan insulin ?”
Kelompok DM :”sudah bu”
Pembicara :”kalau sudah tidak ada pertanyaan, bisa salah satu dari ibu-
ibu yang mau mempraktekkan cara penyuntikan insulin?”
(perwakilan dari kelompok DM, ibu Septi melakukan praktek penyuntikan )
Pembicara :”ya bagus, tepuk tangan untuk ibu septi. Seperti tadi ya
cara penyuntikan insulin yang benar, nanti ibu-ibu bisa
mempraktekkan di rumah sesuai dosis yang diberikan
dokter. Cukup sekian waktu dan tempat saya kembalikan
kepada bu roleny”
Moderator :”baik ibu-ibu, sudah paham ya, bagaimana teknik
penyuntikan insulin yang benar, dari materi hari ini bisa
disimpulkan bahwa penyuntikan insulin lebih efektif
dibanding obat minum. Jarum suntik bisa dipakai sebantak
3 kali suntikan , maksimal 2 hari setelahnya wajib diganti.
Penyuntikan dilakukan saat sebelum makan. Begitu ya ibu-
ibu. Sebelum saya tutup ada pertanyaan ibu-ibu ?”
Kelompok DM :”tidak ada bu, sudah cukup “
Moderator :”kalau begitu kita akhiri pertemuan kita hari ini, selamat
sore “
Kelompok DM :”selamat sore “

Anda mungkin juga menyukai