Anda di halaman 1dari 15

Struktur Genitalia Feminina serta Siklus Menstruasi pada Remaja

Chrissa Maichel Kainama, Jacub Desvano Matitaputty, Ria Novelina, Farida Tunnida,
Fachry Muhammad Fadillah, Steven Dwi S. , Putri Sintaria Sitepu, Cindy Hartono, Kristin
N. Metakali
C3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, Indonesia
Email: fachry.2015fk124@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Semua wanita remaja akan mengalami siklus haid. Pada organa genitalia feminina dibagi
menjadi bagian interna meliputi uterus, tuba uterina, ovarium, dan vagina. Sementara itu pada
bagian eksterna terdiri dari mons pubis, labia majora et minora, dan vestibulum. Pubertas
merupakan suatu rangkaian perubahan fisik dan fisiologis yang mengubah seorang anak
menjadi manusia dewasa dengan kemampuan reproduksi. Seseorang yang telah pubertas akan
mengalami perubahan seperti pada wanita contohnya mengalami menstruasi atau haid. Siklus
ovarium yang terdiri dari dua fase secara bergantian yaitu fase folikular dan fase luteal. Fungsi
reproduksi wanita di kontrol oleh sistem kontrol umpan balik antara hipothalamus-hipofisis-
ovarium yang melalui kerja beberapa hormon. Siklus haid terdiri dari tiga fase yaitu fase haid,
fase proliferatif, dan fase sekretorik atau progestasional.
Kata kunci: Organa Genetalia Feminina, Siklus Ovarium, Hormon, Siklus Haid
Abstract

All adolescent women will have a menstrual cycle. In the genital organ feminina divided
into internal part involving the uterus, the uterine tubes, the ovaries, and the vagina. In the
external part involving the mons pubis, labia majora et minora, and the vestibule. Puberty is a
series of physical and physiological changes that transform a child into an adult human with
reproductive capacity. Someone who has puberty will undergo changes as a woman for
example menstruating. Ovarian cycle consists of two alternating phases, the follicular phase
and the luteal phase. Female reproductive function is controlled by a feedback control system
between the hypothalamus-pituitary-ovarian hormones through some work. Menstrual cycle
consists of three phases which menstruation phase, proliferative phase, and secretory or
progestational phase.

Keywords: Genital organ feminina, Ovarian cycle, Hormones, Menstrual cycle

1
Pendahuluan
Pada umumnya seorang wanita remaja yang beranjak dewasa akan mengalami siklus haid.
Dimana pada saat seorang remaja telah mengalami menstruasi yang pertama kali dapat
dikatakan bahwa wanita remaja tersebut mengalami masa pubertas. Pubertas adalah proses
kematangan, hormonal dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai
berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul.1
Struktur Makroskopik Organ Genitalia Feminina
Organa genitalia feminina dibagi menjadi interna dan eksterna. Pada bagian interna
meliputi uterus, tuba uterina, ovarium, dan vagina. Sementara itu pada bagian eksterna terdiri
dari mons pubis, labia majora et minora, dan vestibulum.
Uterus
Uterus adalah organ tunggal muskular dan berongga. Oosit yang telah dibuahi akan
tertanam dalam lapisan endometrium uterus dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh
dan berkembang sampai lahir. Uterus sendiri berbentuk seperti buah pir terbalik dan dalam
keadaan tidak hamil memiliki panjang 7cm dan lebar 5cm. Organ ini terletak dalam rongga
pelvis dan diantara rektum serta kandung kemih. Umumnya uterus terfleksi ke depan
(terantefleksi) dan teranteversi sehingga letaknya hampir horisontal di atas kadung kemih. Pada
beberapa perempuan, uterus menindih rektum.2
Alat-alat penahan uterus terdapat pada diafragma pelvis yang meliputi m.levator ani dan
pars membranacea diaphragma uro-genitale. Sementara itu, uterus digantung oleh beberapa
ligamentum, diantaranya lig.cardinale (mackenrodt), lig.teres uteri atau lig.rotundum, dan pica
rectrouterina. Ligamentum cardinale adalah jaringan ikat yang berjalan dari batas antara cervix
dan copus uteri hingga ke dinding panggul, ligamentum teres uteri adalah jaringan ikat yang
berjalan dari sudut antara tuba uterina dengan uterus hingga ke lebium majus, sementara itu
plica recto uterina merupakan lipatan peritoneum dari uterus hingga ke rectum.2
Fleksio adalah sumbu copus uteri dan sumbu panjang servix uteri membentuk sudut baik
antefleksio maupun dorosofleksio. Sudut antefleksio adalah sudut membuka ke depan,
sementara dorsofleksio adalah sudut membuka ke belakang. Selain itu, versio adalah sumbu
uterus dan sumbu vagina membentuk sudut anterversio maupun dorsoversio. Anterversio
adalah sudut yang membuka ke depan, dorsoversio adalah sudut yang membuka ke belakang.
Terakhir, terdapat istilah positio untuk menyebutkan sudut antara sumbu uterus dan sumbu
panggul, terdiri dari sinistopositio dan dekstropositio. Sinistopositio adalah sumbu uterus agak
ke kiri dari sumbu panggul, sementara itu dekstropositio adalah sumbu panggul ke kanan dari
sumbu panggul.2
2
Gambar 1. Letak Uterus (a) Antervesio, Anterfleksio-Normal (b) Anterversio, Tidak Anterfleksio3

Uterus terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian fundus, corpus dan cervix. Fundus uterus
adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba uterin. Sementara itu copus
atau badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga uterus.
Terakhir, serviks adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Rongga uterus dibagi
menjadi dua yaitu cavum uteri dan canalis cervicis uteri. Pada sudut atas cavum uteri terdapat
muara kedua tubae. Pada bagian distal cavum uteri terdapat orificium internum canalis isthmica
dan orificium internu anatomicum uteri (virchow).2

Gambar 2. Uterus3
Darah arteri memperdarahi uterus melalui arteri-arteri uterus (berasal dari arteri iliaka
interna) dan bercabang menjadi arteri ovarian dan vagina. Dalam dinding uterus, arteri menjadi
arteri akuata, kemudian bercabang menembus miometrium sebagai arteri radial. Perpanjangan
dari arteri radial ke dalam endometrium disebut arteriol spiral (terpilin). Supai darah ke
endometrium signifikan dengan proses menstruasi. Darah kembali dari uterus melalui vena
uterus yang pararel dengan jalur arteri.2

3
Gambar 3. Pendarahan Uteri3
Tuba Uterina
Dua tuba uterina atau juga dikenal sebagai tuba fallopii atau oviduk, menerima dan
mentranspor oosit ke uterus setelah ovulasi. Setiap tuba uterina, dengan panjang 10cm dan
diameter 0,7 cm, ditopang oleh ligamen besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus
dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis. Tuba uterina memiliki beberapa bagian,
yaitu infundibulum, ampula, ismus, dan pars intertitialis.2
Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong atau ostium pada tuba uterina.
Bagian ini memiliki prosesus motil menyerupai jaringa (fimbria) yang merentang di atas
permukaan ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba. Ampula adalah
bagian tengah segmen tuba yang menjadi tempat terjadinya fertilisasi. Ismus adalah segmen
terdekat dari uterus yang merupakan bagian tuba paling sempit. Terakhir, pars interririalis
adalah bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus.2

Gambar 4. Struktur Tuba Uterina4


Ovarium
Ovarium memiliki panjang 3 sampai 5cm dan lebar 2 sampai 3cm. Tebal dari pada ovarium
ini kira-kira 1cm. Masing-masing ovarium mengandung sejumlah folikel primodial yang
berkembang saat awal kehidupan fetus dan menunggu saat pematangan menjadi ovum. Selain

4
produksi ovum, ovarium juga bertanggung jawab menghasilkan hormon seksual. Tiap ovarium
dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang disebut tunika albuginea.5
Masing-masing dari ovarium ini terletak pada dinding samping rongga pelvis posteroir
dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian, dan ditahan dalam posisi tersebut oleh
mesenterium pelvis. Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvi yang
retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).2 Adapun terdapat dua struktur ligamentum
yang menjadi tempat perekatan dari ovarium, yaitu ligamentum latum (yang melekat ke
ovarium di sebelah posterior oleh mesovarium) dan ligamentum ovarika (yang menahan
ovarium ke kornu uterus).5
Pasokan darah untuk ovarium berasal dari a.ovarika (cabang aorta abdominalis). Drainase
vena menuju v. Cava inferior di sebelah kanan dan v.renalis sinistra di sebelah kiri. Drainase
limfatik menjuju keenjar getah benting para-aorta. Adapun batas-batas ovarium, pada bagian
cranialnya dengan av.iliaca externa, bagian distal dengan a.uterina, bagian dorsal dengan
av.iliaca interna dan n.obturatorius, serta pada bagian ventral dengan perekatan ligamentum.6

Gambar 5. Ligament Penggantung Ovarium5


Vagina
Vagina adalah tubung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris yang
khusus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpaah. Panjang vagina dari
vestibula sampai uterus. Dinding-dindingnya bersambung secara normal, dan mengelilingi
bagian bawah servix uteri, dan di sebelah belakang naik lebih tinggi dari yang didepan.
Lekukan sempit di depan disebut fornix anterior dan yang disisi-sisinya disebut fornix lateral,
sedangkan yang di belakang disebut fornix posterior vagina. Permukaan anterior vagina
menyentuh basis kandung kencing dan uretra, sedangkan dinding posteriornya menyentuh
rektum dan kantong rekto-vagina (ruang Douglas). Seperempat sebelah bawah vagina

5
menyentuh badan perineum. Pada sekitar orificium vagina terdapat selaput tipis berbentuk
bulan sabit, yang disebut hymen.7
Limfe dari vagina bagian aktas mengalir ke kelenjar getah benting iliaka interna dan
eksterna. Limfe dari vagian bagian bawah mengalir ke kelenjar getah benting inguinalis
superfisialis. Pasokan darah vagina didapat dari a.vaginalis (cabang a.iliaka interna) dan
cabang vaginalis a.uterina.5

Gambar 6. Fornix Vagina5


Mons Pubis
Mons pubis atau mons veneris merupakan bantalan jaringan lemak mulai dari simfisis
pubis sampai ke vulva. Bagian ini tertutup oleh rambut berbentuk segitiga dengan dasar
segitiga di simfisis. Distribusi rambut makin ke bawah makin tibis dan sebagian rambut
menutupi labium mayus.8
Labia Majora et Minora
Labia mayora merupakan jaringan lemak yang tertutup kulit mulai dari mosn veneris
menuju bawah dan kebelakang. Secara embriologi, pembentukannya sebanding dengan
skrotum pada pria. Ligamentum rontundum tertambat pada labia mayora sehingga tarika
ligamentum ini dapat dirasakan pada saat terjadi kontraksi rahim. Di bagian atas, labia mayora
langsung berbatasan dengan mons veneris, sedangkan baagian bawahnya menyatu membentuk
komisura posterior. Setelah dewasa, sebagian labia mayora tertutup oleh rambut.8
Labia minora merupakan jaringan mendatar yang terletak di antara kedua labium mayus.
Bagian ini berwarna merah karena dilapisi oleh mukosa bentuknya bervariasi pada masing-
masing oerepuan. Organ ini tidak berbulu, tetapi banyak mengandung kelenjar lemak. bagian
anteriornya terdiri dari jaringan ikat yang kaya pembuluh darah dengan sedikit otot polos,
banyak ujung serabut saraf sehingga sangat sensitif. 8

Vestibulum

6
Vestibulum berbentuk oval merupakan daerah yang dibatasi kedua labia minora, klitoris di
bagian atas, dan fourhette di bagian bawah. Pada vestibulum, terdapat enak muaralubang, yaitu
orifisium uretrae, vagina, sepasang muara kelenjar batholin, dan sepasang muara kelenjar
skene. Diantara vagina dan fourchette terdapat fosaa navikulare.8

Gambar 7. Organa Genital Femina8


Struktur Mikroskopis Organ Genitalia Feminina

Uterus

Dinding uterus terdiri atas membran mukosa (endometrium) langsung di atas lapisan otot
polos yang sangat tebal (miometrium) dengan adventisia fibrosa di luarnya. Bagian korpus
uteri mendapat lapisan tambahan serosa (mesotel). Membran mukosa korpus uteri mengalami
perubahan morfologis menyolok selama siklus haid, berbeda dengan mukosa serviks yang
perubahannya hampir tak kentara.9

Gambar 8. Mikroskopik uterus9

Korpus Uteri

7
Epitel uterus adalah selapis torak. Kelenjar-kelenjar tubular simpleks yang juga dilapisi
epitel selapis torak terdapat dalam endometrium. Lamina proprianya adalah jaringan ikat jarang
yang sangat selular. Endometrium dari korpus dapat dibagi lagi dalam pars fungsionalis yang
superficial, yang dilepaskan selama haid, dan pars basalis yang tidak dilepaskan. Masing-
masing mendapat suplai darah yang berlainan. Setelah haid, sel-sel epitel puntung-puntung
kelenjar dalam pars basalis berproliferasi dan membentuk epitel baru pada permukaan
endometrium. Fase proliferasi ini berlangsung hingga ovulasi (mid-siklus) dan selama ini
endometrium mencapai tinggi sekitar 2 mm.9

Serviks Uteri

Serviks berbeda dari korpus dalam sejumlah hal. Mukosanya disebut endoserviks dan
sangat berlipat-lipat (plicae palmatae). Epitelnya adalah torak selapis dan mengeluarkan
mucus, dan kelenjar-kelenjarnya lebih dalam dan bercabang. Sel-selnya juga mengeluarkan
mucus. Stroma endoserviks kurang selular dibanding korpus, dan miometriumnya tidak begitu
tebal dan terbatas pada serviks bagian atas. Pada ostium eksterna terjadi perubahan mendadak
dari epitel selapis torak menjadi epitel berlapis gepeng dari vagina.10

Tuba Uterina

Bangunan tubuler ini menghubungkan rongga peritoneum dengan lumen uterus. Bagian
lateral, atau infundibulum, dilengkapi tonjolan-tonjolan mirip jari, fimbria. Bagian utama tuba
falopii adalah ampula. Mendekati uterus, tuba itu menyempit membentuk ismus. Akhirnya tuba
uterine menembus dinding korpus uteri – bagian intramural. Ismus dan bagian intramural sama
susunannya yang ternyata berbeda dengan yang terdapat pada ampula.10

Ampula Tuba Uterina

Epitelnya selapis torak. Sel-selnya berkelompok, yang bersilia dan tanpa silia (sekretoris).
Sebagian sel bersilia manyapu kea rah uterus sedangkan lainnya pergi dari uterus. Banyaknya
secret dan jumlah silia adalah maksimal pada pertengahan siklus. Di luar epitel terdapat lamina
propria jaringan ikat jarang yang sangat selular. Mukosa berlipat-lipat yang pada ampula
bercabang-cabang luas tetapi pada ismus kurang bercabang, sampai lumennya hamper
tersumbat sama sekali. Di luar mukosa terdapat muskularis dari otot polos spiral. Serosa
terdapat di luar.10

8
Gambar 9. Struktur Mikroskopis Tuba Uterina10
Tuba Uterina Bagian Ismus dan Intramural

Bagian-bagian tuba ini secara histologis mirip duktus deferens. Lumennya stellata. Dilapisi
epitel selapis torak yang sel-selnya berkelompok, yang bersilia dan tanpa silia sendiri-sendiri.
Lamina propria adalah jaringan ikat jarang yang sangat selular. Muskularisnya sangat tebal,
karena merupakan lanjutan miometrium uteri, yaitu otot polos.9

Ovarium

Ovarium ditutupi epitel selapis kubis (germinatif), dan sebelah dalamnya terdapat tunika
albugenia dari jaringan ikat fibrosa padat. ovarium dibagi atas medulla dan korteks. Medulla
terdiri atas jaringan ikat areolar (jarang) dengan banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh
limfe. Korteks ovarium terdiri atas stroma yang sangat selular dari jaringan ikat jarang dan
mengandung folikel-folikel ovarium. Folikel ovarium itu ada yang istirahat (primordial), dalam
proses pematangan atau sudah matang (Graaf).9

Folikel Primordial

Folikel primordial letaknya dalam korteks superficial tepat di bawah tunika algenia dan
terdiri atas suatu oosit primer berdiameter kira-kira 25 mikro, dikelilingi selapis sel-sel epitel
gepeng. Oosit primer tertahan dalam fase diploten dari profase meiosis.9

Folikel dalam Pematangan

Pada folikel ini,ovum, epitel folikel dan stroma ovarium semuanya ikut dalam proses
pematangan di bawah pengaruh follicle-stimulating hormone yang dihasilkan sel basofil delta
pars distalis adenohipofisis. Ovumnya, atau oosit primer bertambah diameternya sampai lebih

9
dari 100 mikro. Ia kemudian dikelilingi suatu membran homogen yaitu zona pellusida. Epitel
folikel berproliferasi dan menjadi berlapis, sel-selnya berubah bentuk berturut-turut dari
gepeng menjadi polyhedral membran granulose. Stroma ovarium menjadi padat dan
membentuk teka folikuli, yang tersusun atas lapisan selular dalam dan fibrosa luar. Sel-sel dari
lapisan dalam teka mendapat pigmen kuning dalam sitoplasmanya dan dikenal sebagai sel-sel
lutein teka, dan menghasilkan hormon estrogen. Selama suatu siklus bulanan, sejumlah folikel
mulai menjadi matang tetapi biasanya hanya satu berkembang sampai matang sempurna. Yang
lainnya mengalami regresi dan menjadi yang disebut folikel atretis, tetapi untuk sementara
menghasilkan estrogen sehingga pada permulaan siklus terdapat peningkatan hormone ini.9

Folikel Graaf

Suatu rongga berisikan cairan, antrum, timbul di antara sel-sel epitel folikel dan berangsur-
angsur membesar sampai ovum terdesak pada dinding suatu kista besar (antrum) yang dilapisi
sel-sel epitel folikel. Epitel pelapis itu adalah membran granulose. Ovum, dengan epitel folikel
yang menutupinya, menonjol ke dalam antrum (cumulus ooforus). Pada akhirnya suatu folikel
matang sempurna menempati seluruh tebal korteks.9

Folikel Graaf matang akhirnya menonjolkan permukaan ovarium dan memecah. Ovum,
dikelilingi beberapa lapis sel-sel epitel folikel (korona radiata) dilepaskan ke dalam rongga
peritoneum. Proses ini dikenal sebagai ovulasi. Dinding folikel terlipat, dan folikel itu berubah
menjadi suatu kelenjar endokrin, korpus luteum. Dua belas jam sebelum ovulasi oosit primer
itu menyelesaikan pembelahan meiosis pertama menjadi oosit sekunder. Jadi pada saat ovulasi
dilepaskan oosit sekunder. Ia akan mengalami pembelahan meiosis kedua menjadi ovum hanya
bila ia dibuahi.10

Korpus Luteum

Sel-sel epitel folikel dari membran granulose membesar sampai 25 mikron di bawah pengaruh
luteinizing hormone yang dihasilkan sel-sel lutein granulose karena mereka mendapatkan
pigmen kuning dalam sitoplasmanya. Membran basal antara membran granulosa dan teka
folikuli lenyap dan kapilar-kapilar tumbuh masuk dari teka eksterna. Sel-sel lutein granulose
menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel itu memiliki banyak reticulum endoplasma licin
dalam sitoplasmanya. Seperti halnya sel-sel lutein teka, mereka memiliki pigmen kuning
dalalm sitoplasmanya. Korpus luteum berdegenerasi dalam 10-14 hari bila tidak terjadi
fertilisasi. Bila hamil, korpus luteum itu akan menetap untuk beberapa bulan sebagai korpus

10
luteum kehamilan dan mencapat ukuran 2-3 cm. Korpus luteum kedua kemungkinan tadi
akhirnya berdegenerasi dan diganti suatu luka parut, korpus albikans.10

Vagina

Vagina dilapisi membran mukosa terdiri atas epitel berlapis gepeng di atas lamina propria
jaringan ikat jarang yang sangat vascular. Di luar ini terdapat otot polos yang sebagian besar
tersusun memanjang, dengan sedikit serat-serat sirkular. Suatu adventisia fibrosa terdapat di
sini.9

Siklus Ovarium

Setelah pubertas dimulai ovarium secara terus-menerus mengalami siklus ovarium yang
terdiri dari dua fase secara bergantian yaitu fase folikular dan fase luteal.11 Siklus ovarium
rerata berlangsung 28 hari, tetapi hal ini bervariasi di antara wanita dan di antara siklus pada
wanita yang sama.

Fase Folikular

Fase folikular ditandai oleh pembentukan folikel matang. Folikel bekerja pada tahap awal
siklus untuk menghasilkan telur matang yang siap untuk berovuasi pada pertengahan siklus.
Setiap saat selama siklus, sebagian dari folikel-folikel primer mulai berkembang. Sebelum
terbentuk folikel matang, pada fase folikular folikel primer akan berproliferasi dengan sel
granulosa untuk membentuk beberapa lapisan yang mengelilingi oosit. Kemudian sel granulosa
akan mengeluarkan membrane penyekat yang disebut dengan zona pelusida.11
Selama sel granulosa berproliferasi dan secara bersamaan oosit membesar, sel-sel jaringan
khusus berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk lapisan
luar sel teka. Sel teka dan sel granulosa secara kolektif dinamai sel folikel. Sel folikel
mengubah folikel primer menjadi folikel sekunder atau antrum yang mampu mengeluarkan
estrogen. Selama perkembangan folikel, akan terbentuk suatu rongga berisi cairan, antrum,
pada bagian tengah sel granulosa. Pada saat antrum terbentuk oosit telah mencapai ukuran
penuh.11
Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang lain menjadi folikel matang
(praovulasi, tersier, atau graaf) dalam waktu 14 hari setelah dimulainya pembentukan folikel.
Pada folikel matang ruang antrum menempati sebagian besar ruang, oosit tergeser ke salah satu
sisi folikel dalam satu gundukan kecil yang menonjol ke antrum.11

11
Pada saat ovulasi, folikel matang yang telah membesar menciptakan suatu daerah tipis yang
akan pecah kemudian membebaskan oosit. Sebelum ovulasi oosit menyelesaikan pembelahan
pertamanya. Ovum (oosit sekunder), tersapu keluar folikel yang pecah kedalam rongga
abdomen oleh cairan antrum yang bocor. Ovum yang terbebas cepat tertarik ke dalam tuba
uterine tempat fertilisasi.11

Fase Luteal

Fase luteal ditandai dengan keberadaan korpus luteum. Korpus luteum mengambil alih
selama paruh terakhir siklus untuk mempersiapkan saluran reproduksi wanita untuk kehamilan
jika terjadi pembuahan yang dibebaskan tersebut. Folikel yang pecah setelah mengeluarkan
ovum akan mengalami perubahan. Sel-sel granulose dan sel teka di sisa folikel mulai kolaps
ke ruang antrum yang kosong dan sebagian terisi bekuan darah.11
Sel-sel folikel yang lama ini bertranformasi untuk membentuk korpus luteum, proses yang
dinamai leuteinisasi. Sel-sel folikel berubah menjadi sel-sel luteal yang akan menghasilkan
hormon steroid. Perubahan ini sesuai dengan fungsi korpus luteum mengeluarkan banyak
progesterone dan sedikit estrogen ke dalam darah. Jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi
dan tidak terjadi implantasi maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu sekitar 14
hari. Sel-sel luteal akan berdegenerasi dan berfagositosis, jaringan ikat masuk dan membentuk
jaringan fibrosa yang dikenal dengan korpus albikans.11

Hormon-hormon yang Berperan

Dalam keadaan tidak hamil, fungsi reproduksi wanita di kontrol oleh sistem kontrol umpan
balik antara hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormon). FSH dan LH menyebabkan
serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.11
Estrogen memiliki banyak jenis tetapi yang terpenting adalah estradiol. Estrogen berguna
untuk pematangan dan pembebasan ovum, pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna
pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.11
Progesteron penting untuk mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara janin
serta berperan dalam kemampuan payudara dalam menghasilkan susu. FSH merangsang

12
ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. LH
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal)
sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.11
Siklus Haid atau Siklus Uterus
Fluktuasi kadar estrogen maupun progersteron selama siklus ovarium membuat perubahan
pada uterus, menghasilkan siklus haid atau siklus uterus dan bentuk nyatanya adalah
perdarahan haid dalam tiap siklus haid. Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan
endometrium. Lalu progesteron akan bekerja pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh
estrogen untuk dibuat menjadi lapisan yang bisa menunjang pertumbuhan ovum yang dibuahi.
Siklus haid terdiri dari tiga fase yaitu fase haid, fase proliferatif, dan fase sekretorik atau
progestasional.11
Fase Haid
Fase haid adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa
endometrium dari vagina. Hari pertama haid bersamaan dengan pengakhiran fase luteal
ovarium dan dimulainya fase folikular. Karena tidak kunjung terjadi pembuahan pada ovum
yang telah dibebaskan maka korpus luteum akan berdegenerasi. Akibatnya kadar estrogen dan
progesteron dalam dalah menurun tajam karena korpus luteum sebagai penghasil estrogen dan
progesteron telah berdegenerasi. Karena efek akhir estrogen dan progesteron adalah
mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi maka penghentian sekresi
kedua hormon ini akan membuat endometrium yang kaya akan vaskular dan nutrien kehilangan
hormon-hormon penunjangnya.12
Turunnya kadar hormon tersebut juga merangsang pembebasan prostaglandin yang
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah di endometrium yang akan menghambat aliran
darah ke endometrium. Akhirnya endometrium dan pembuluh darah pada lapisan tersebut akan
mati karena kekurangan pasokan O2. Sebagian besar lapisan uterus terlepas selama haid kecuali
lapisan dalam yang tipis. Prostagladin uterus merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium
uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus
keluar melalui vagina sebagai darah haid. Haid biasanya terjadi setelah 5 sampai 7 hari setelah
degenerasi korpus luteum bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium.
Endrometrium diperbaiki melalui pembeahan sel dalam lapisan basal saat menstruasi masih
berlangsung.12
13
Fase Proliteratif
Fase proliferatif siklus uterus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular
ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah pengaruh
estrogen dari folikel-folikel yang berkembang. Saat haid sudah berhenti, lapisan endometrium
menjadi tipis kemudian estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh
darah endometrium yang meningkatkan ketebalan endoetrium. Fase proliferatif berlangsung
dari akhir hingga ovulasi.12
Fase Sekretorik atau Progestasional
Fase sekretorik atau progestasional akan terjadi pada uterus setelah ovulasi dan ketika
terbentuk korpus luteum baru. Progesteron dari korpus luteum mengubah endometrium tebal
menjadi jaringan kaya vascular dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik, karena
kelenjar endometrium aktif mengeluarkan glikogen. Jika pembuahan dan implantasi tidak
terjadi maka korpus luteum berdegenerasi dan fase folikular dan fase haid baru dimulai
kembali.12
Kesimpulan
Siklus haid pada wanita dapat berjalan karena adanya interaksi antara organ dan hormon
yang dihasilkan oleh tubuh. Adanya kelainan yang berhubungan sistem reproduksi (misalnya
tidak teraturnya siklus haid) dapat disebabkan adanya kelainan pada struktur dari organ
reproduksi maupun disebabkan oleh hormon yang ikut berperan dalam proses reproduksi
tersebut. Siklus haid terjadi tergantung dari perubahan perubahan kadar estrogen, pada
permulaan siklus haid, dan meningkatnya FSH yang disebabkan oleh menurunnya estrogen
pada fase luteal sebelumnya. Karena berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia
tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi
oleh cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH.
Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus-menerus.

14
Daftar Pustaka
1. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, dkk. Buku ajar pediatrik. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
2. Gibson J. Fisiologi & anatomi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.
3. Putz R, Pabst R. Sobotta atlas of human anatomy. Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
4. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi. Ed 2. Jakarta: Erlangga; 2009.
5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2008.
6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: PT Gramedia; 2008.
7. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.
8. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2008, h.353-8.
9. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histologi edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2010.
10. Eroschenko VP. Atlas histologi diFoire. Ed.11. Jakarta: EGC, 2010.
11. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.
12. Manuaba IAC, Manuaba IAGF, Manuaba IBG. Memahami kesehatan reproduksi wanita.
Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC; 2009.

15

Anda mungkin juga menyukai