Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan
manusia. Ini dapat dilihat dari aspek Teknik Sipil. Pada jaman dahulu orang
membuat jalan hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi
kini semuanya telah berubah, manusia berusaha membuat jalan sebagai
sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi rekayasa
guna memenuhi kebutuhannya. Pembangunan dalam setiap bidang yang
berhubungan dalam Teknik Sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan,
jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari
dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi sampai berbagai
macam mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih
dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini
diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta
syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah suatu permasalahan
dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk melaksanakan suatu
analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang
harus dipenuhi oleh baja.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sejarah Baja ?
2. Apa yang dimaksud dengan Baja ?
3. Bagaimana sifat-sifat Baja ?
4. Apa saja tipe-tipe struktur baja pada bangunan ?

1
1.3. Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan untuk :
1. Dapat mengenal dan mengetahui apa itu baja dan sejarahnya
2. Dapat memahami pembuatan baja dan jenis baja

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Struktur Baja


Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk
bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada
tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi sejumlah
jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok –
balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk
batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan
sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar
tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh
pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales
yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar
tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 –
70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang
dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai
pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan
diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter
Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan
produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah
mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama.
Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai
dengan 100 000 pounds per squareinch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah
tersedia untuk berbagai keperluan struktural.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja :

3
 Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 Tahun 1100 SM,
Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun
dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi
mulai diketahui secara luas.
 Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria
juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa
arya.
 Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
 Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
 Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada
1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

2.2. Pengertian Baja


Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara
0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan
kekuatan tariknya(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas
(brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau lebih
dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya
10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam).
Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksidakromium,

4
dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (Ferum). Stainless
Steel sering digunakan dalam perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan.

2.3. Sifat Baja


Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
 Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
 Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
 Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk
yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan
yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
 Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya
 Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai
atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat
keteguhannya
 Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

2.4. Jenis – jenis Baja


Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang
terutama terdiri atas ferrum (Fe) dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang
(C); zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang
sangat tinggi, dengan menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian
besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.

5
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh,
sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau
batas patah TB, yaitu apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv,
terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus
beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.

Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah
kadar ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi
pada sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan
patah menjadi lebih kecil.

Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat
– sifat baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis
– jenis baja diberi nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan
yang terendah pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja
juga ditentukan suatu TBmaks.

Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :

1. Baja karbon (Carbon steel)


2. Baja paduan (Alloy steel)
1. Baja Karbon (carbon steel)

Baja karbon dapat terdiri atas :

a. Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C )

Sifat :

 mudah ditempa dan mudah di mesin


 kandungan karbonnya < 0,3%C
 tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk
martensit
 metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya
terdiri ferit dan perlit
 relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh

6
 mampu mesin dan mampu lasnya baik
 murah
 aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran

Penggunaan :

- 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains,


rivets, screws, nails.
- 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings\

b. Baja karbon menengah (medium carbon steel )


Sifat :
 kandungan karbonnya: 0,3 – 0,6%C
 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas
austenitizing, quenching, dan tempering
 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur
mikronya martensit
 lebih kuat dari baja karbon rendah
 aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft
 Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
 Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.

Penggunaan :
- 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.
- 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges

c. Baja karbon tinggi (high carbon steel)


Sifat :
 sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 %
C

7
 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas
austenitizing, quenching, dan tempering
 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur
mikronya martensit
 paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
 tahan aus
 aplikasi :pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta
api,perkakas potong, dies

Penggunaan :

screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers,


vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools
for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine
cutters

2. Baja Paduan (Alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik


dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan
reduksi)
 Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi


menjadi:

 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


 Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
 High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

8
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) &highspeed steel.

 Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih
keras, kuat dan ulet bila dibandingka terhadap baja karbon (carbon steel).

 High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat


potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling
cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan
material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding
dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai
empat kali daripada carbon steel

Jenis Lainnya :

Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

 Baja tahan garam (acid-resisting steel)


 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi

9
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan
komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

 Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)


 Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
 Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
 Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
 Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

2.5. Struktur Baja


Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :

a. Struktur rangka (framed structure), dimana elemen – elemennya


kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan batang – batang
yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,
b. Struktur tipe cangkang (shell type structure), dimana tegangan aksial lebih
dominan,
c. Struktur tipe suspensi (suspension type structure), dimana tarikan aksial lebih
mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka

Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan


berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang
terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan penopang
diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak
bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah
lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai
serangkaian rangka (frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan
sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya pada salah satu bidang
cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka tersebut harus
diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.

10
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu,
seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur
rangka baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya
sistem atap yang mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar, kerangka
ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar atau
rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan
struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya
menerus.

b) Struktur Tipe Cangkang

Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak
sebagai penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya
berupa tarikan adalah bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan (baik
untuk temperatur tinggi maupun rendah), diantaranya yang paling terkenal
adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal merupakan
contoh – contoh lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat
digunakan pula suatu struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.

Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan
sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “kulit”nya dapat bersifat tekan. Conto
pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh
seorang spesialis.

c) Struktur Tipe Suspensi

Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen


utama. Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka,
seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen tarik
ini terbukti paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep ini
semakin banyak dipergunakan.

Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari
tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer
spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya harus juga
memahami desain dan perilaku struktur rangka.

11
2.6. Macam – macam Jenis Profil Baja
Ada Macam-macam Jenis Baja Struktural

1. Wide Flange ( WF )

Baja Wide Flang atau kebanyakan orang baja WF atau baja H-beam ini biasa
digunakan untuk membuat sebuah kolom, balok, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite beam ataucoloum, kantiliverkanopi, dan
masih banyak lagi kegunaannya.

Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide Flange (WF): IWF, WF, H-
Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.
Ada pun ukuran dari baja WF bisa di liat dalam tabel di bawah ini :

12
2. U Channel ( Kanal U , UNP )

Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang hamper sama dengan baja
WF, kecuali untuk kolom jarang baja UNP ini jarang digunakan karena
strukturnya yang mudah mengalami tekukan disetiapsisinya.
Bukan hanya baja WF yang mempunyai istilah lain baja UNP juga punya
istilah lain inilah istilah lain baja UNP: Kanal U, U-channel, Profil U
Ada pun Ukuran baja UNP seperti dalamtabel dibawah ini .

13
3. C Channel ( Kanal C, CNP )

Baja channel C (CNP) biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup
atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet,
dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.
Istilah lain: balok purlin, kanal C, C-channel, profil C
Ada pun ukuran baja CNP bias kita lihat pada table dibawah ini :

14
4. RHS (Rectangular Hollow Section) - cold formed ( Hollow Persegi )

Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling,
partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural. Ada
pun istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil.

15
5. SHS (Square Hollow Section) – cold formed ( HollowKotak )

Baja ini kegunaan dan istilah lain hamper sama dengan RHS.
Ada pun ukurannya dapat di lihat pada tabel di bawah ini .

6. Steel Pipe ( Pipa Baja, PipaHitam, PipaGalvanis, Pipa Seamless, Pipa


Welded )

Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada


rangka atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya
eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa hitam, pipa galvanis.

16
2.7. Proses Pembuatan Baja
1. Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.

Sistem kerja

 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0c,


 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume
konvertor)
 Kembali ditegakkan.
 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
a) Proses bassemer (asam)

lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa
asam atau aksid asam (sio2), bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, cao
tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan sio2, sio2 + cao casio3

b) Proses thomas (basa)

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [
kalsium karbonat dan magnesium (caco3 + mgco3)], besi yang diolah besi
kasar putih yang mengandung p antara 1,7 – 2 %, mn 1 – 2 % dan si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur mn dan si terbakar, p membentuk oksida phospor (p2o5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (cao),3 cao + p2o5ca3(po4)2
(terak cair)

2. Proses siemens martin

Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0c.) Fungsi dari regenerator adalah :

a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur


b. Sebagai fundamen/ landasan dapur
c. Menghemat pemakaian tempat

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

17
 Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (sio2),
 Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % mgco3 + 60 % caco3)

3. Proses basic oxygen furnace


 Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat oxygen lance ke ruang bakar dengan
kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %o2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kn/m2.
 Ditambahkan bubuk kapur (cao) untuk menurunkan kadar p dan s.

Keuntungan dari bof adalah:

a) bof menggunakan o2 murni tanpa nitrogen


b) proses hanya lebih-kurang 50 menit.
c) tidak perlu tuyer di bagian bawah
d) phosphor dan sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
e) biaya operasi murah

4. Proses dapur listrik

Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi


listrik.

Keuntungan :

a) mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat


b) temperatur dapat diatur
c) efisiensi termis dapur tinggi
d) cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
e) kerugian akibat penguapan sangat kecil

5. Proses dapur kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses :
18
 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
 Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar p dan s ditambahkan batu


kapur (caco3) dan akan bereaksi dengan karbon:

Gas co yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan


untuk pembangkit mesin-mesin lain.

6. Proses dapur cawan


a) proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi
kasar dalam cawan,
b) kemudian dapur ditutup rapat.
c) kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan
dan muatan dalam cawan akan mencair.
d) baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

2.8. Tipe Struktur Baja Pada Bangunan


Struktur baja mempunyai beberapa tipe antara lain :

1. Portal
2. Rangka bidang (plane truss)
3. Rangka ruang (space truss)
4. Gantung (suspension)
5. Masted structures
6. Shell systems

19
1. Sistem Portal
1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang terdiri dari tiang/ kolom (post) dan
balok (beam) di mana tiang dan balok tersebut tersusun dari batang tunggal.
2. Fungsional : dapat digunakan sebagai struktur pada bangunan bentang
panjang maupun bentang pendek.
3. Estetika : struktur ini cukup sederhana sehingga secara arsitektural pun
biasa-biasa saja (terkesan konvensional) dan mempunyai kelemahan yaitu
dimensi kolom dan balok semakin besar bila bentangnya semakin besar.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : stabil ketika antar portal saling dihubungkan.
 Kekuatan : kuat untuk menopang penutup atap yang tidak terlalu berat,
tetapi jika bentang semakin panjang, balok akan mengalami gaya lendut
yang makin besar sehingga memerlukan dimensi komponen struktur
yang makin besar pula serta memerlukan perkuatan.
 Ketahanan goncangan : kuat terhadap gaya yang sejajar, tetapi lemah
terhadap gaya yang tegak lurus struktur.
 Kemudahan pembuatan : cukup mudah sebab strukturnya tidak terlalu
rumit.
 Waktu pelaksanaan : singkat / cepat.
 Komponen utama : tiang / kolom (post) dan balok (beam).
 Bahan / material : struktur ini dapat menggunakan bahan kayu, beton
bertulang, dan baja.
 Bentuk dasar : segi empat dan segi tiga.
 Model / tipe : portal segi empat dan portal segi tiga.

5. Pembebanan (flow) :

20
Pembebanan pada tipe portal

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Portal

21
7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Portal

2. Sistem Rangka Bidang


1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara dua
dimensional.
2. Fungsional : umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport
hall, exhibition hall, stadion, dll) dan juga jembatan.
3. Estetika : secara arsitektural lebih baik dibandingkan portal dan lebih terkesan
modern.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : menggunakan bentuk segitiga yang stabil (lebih stabil
dibandingkan portal).
 Kekuatan : kuat menahan beban yang cukup besar.
 Ketahanan goncangan : kokoh menahan gaya yang sejajar bidang (lebih
kokoh dibandingkan portal) tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus
bidang.

22
 Kemudahan pembuatan : pembuatannya agak lebih rumit dibandingkan
portal.
 Waktu pelaksanaan : lebih lama dari portal.
 Komponen utama : batang dan sambungan.
 Bahan / material : umumnya menggunakan material baja, tapi juga dapat
memakai bahan kayu.
 Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar segitiga yang kemudian
disusun.
 Model / tipe : rangka batang sistem kabel, rangka batang Pratt, rangka
batang Hower, rangka batang statis tak tentu, rangka batang funicular.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Rangka Bidang

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Bidang

23
7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Rangka Bidang

3. Sistem Rangka Ruang


1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara tiga
dimensional (ruang).
2. Fungsional : hampir sama dengan rangka bidang, umumnya digunakan pada
struktur atap bentang panjang (sport hall, exhibition hall, stadion, dll).
3. Estetika : dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih kompleks dan
atraktif.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : lebih stabil dibandingkan rangka bidang.
 Kekuatan : kuat menopang beban yang besar karena beban
didistribusikan secara merata.
 Ketahanan goncangan : tahan terhadap gaya yang sejajar struktur dan
tahan terhadap tekuk lateral (gaya tegak lurus terhadap struktur).
 Kemudahan pembuatan : pembuatannya cukup rumit.

24
 Waktu pelaksanaan : cukup panjang / lama.
 Komponen utama : batang (member) dan sambungan (joint).
 Bahan / material : struktur ini menggunakan material baja.
 Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar piramid (tetrahedron),
limas / segitiga.
 Model / tipe : square on square no offset, cubic prisms, two member
lengths, trigonal prisms, octahedron and tetrahedron, one member
lengths.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Rangka Ruang

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Ruang

25
7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Rangka Ruang

4. Sistem Gantung
1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel sebagai
penggantung (menahan gaya tarik) suatu konstruksi.
2. Fungsional : digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk
lantai bangunan tinggi.
3. Estetika : struktur ini menghasilkan bentuk-bentuk yang menarik, unik,
modern, dan memberi kesan ringan.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : stabil dan strukturnya cukup fleksibel (kabel sebagai struktur
selalu dalam kondisi tarik, dengan distribusi gaya merata di setiap
bagiannya).
 Kekuatan : kabel merupakan material yang kurang lebih 4 kali lebih kuat
dari struktur baja lainnya, berukuran dan bermassa lebih kecil.
26
 Ketahanan goncangan : relatif tahan terhadap goncangan karena sifatnya
yang cukup fleksibel
 Kemudahan pembuatan : agak rumit.
 Waktu pelaksanaan : agak lama (tidak secepat pemasangan portal).
 Komponen utama : kabel sebagai penggantung.
 Bahan / material : baja (kabel), beton (kolom).
 Bentuk dasar : tents, preloaded catenaries, dan grids.
 Model / tipe : incorporate suspension bridge element, suspended chain
and cable roofs, dan two-way cable networks in floor structures.
5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Gantung

6. Detil konstruksi :
 kolom
 kabel
 sambungan kabel dengan kolom / tiang

27
7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Gantung

8. Masted Structure
1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggunakan tiang sebagai
penyangga utama di mana tiang tersebut menanggung kumpulan beban / gaya
(yang disalurkan dari kabel-kabel yang digantung pada tiang tersebut) yang
kemudian disalurkan ke tanah
2. Fungsional : hampir sama dengan suspension, yaitu untuk jembatan, atap
bangunan (stadion, ehibition hall, sport hall, dll).
3. Estetika : bentuk-bentuk yang dihasilkan menarik, atraktif, dan modern.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : kestabilan dihasilkan melalui peletakan tiang (mast) yang tepat
untuk menahan kabel-kabel sesuai dengan persebaran kabel-kabel tersebut.
 Kekuatan : terletak pada tiang (mast) sebagai penyalur beban ke tanah
yang diterima dari kabel-kabel.
 Ketahanan goncangan : struktur ini cukup kuat untuk menahan gaya
horizontal maupun gaya logitudinal.
 Kemudahan pembuatan : cukup rumit.

28
 Waktu pelaksanaan : cukup lama.
 Komponen utama : tiang penyangga (mast)
 Bahan / material : baja dan beton
 Bentuk dasar : orthogonal, rotational, dan multiples.
 Model / tipe : single mast structures and assemblages, two mast structures
and assemblages, four mast structures and assemblages, membrane roofed
structures, grandstand structures, dan rational structures.
5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Masted Structure

6. Detil konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Masted Structure

29
7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Masted Structures

9. Sistem Shell
1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggabungkan plate, arc, dan
catenarie sehingga menghasilkan kekuatan yang dihasilkan oleh bentukan
lengkung yang dimilikinya.
2. Fungsional : digunakan untuk bangunan yang menggunakan bentuk dome,
atap lengkung (stadion, bandara, stasiun kereta api, dll).
3. Estetika : bentuknya dinamis, tidak kaku.
4. Konstruksional :
 Stabilitas : bentuk lengkung menciptakan kestabilan pada struktur.
 Kekuatan : mendapatkan kekuatan dari bentuknya bukan dari kekuatan
materialnya.
 Ketahanan goncangan : kokoh terhadap goncangan karena meneruskan
bebannya secara longitudinal seperti batang sekaligus secara transversal
seperti busur.
 Kemudahan pembuatan : tergolong rumit / sulit.
 Waktu pelaksanaan : cukup lama.

30
 Komponen utama : penutup atap
 Bahan / material : selaput / membran
 Bentuk dasar : bentuk dasar yang digunakan yaitu lengkungan (curved)
 Model / tipe : single curved system, rotational shell system, dan anticlastic
shell system.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Shell

6. Detil konstruksi :
 plate
 arc
 catenaries

7. Aplikasi :
31
Contoh Aplikasi Tipe Shell System

2.9. Keuntungan Baja Sebagai Material Struktur Bangunan


Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan
tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang
sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material
struktur antara lain:

1. Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa
dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan
tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah
kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai.
Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai
beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga.
memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat
langsingnya profil-profil yang dipakai.

32
2. Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel,
sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan
pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar
dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap
digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan
untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa
dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya
mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh
di mana-mana.

3. Keseragaman
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur
dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan
elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang
diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya
proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya
berbagai ketidakpastian.

4. Daktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas.
Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses
robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau
dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan yang
tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu
keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah:
− Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
− Dapat di las.
− Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan
lainnya.

33
− Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi
masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
− Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan
yang tidak terlalu sukar.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga


mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
− Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja
perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk bahaya kebakaran.
− Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya
karat.
− Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang
yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa
mencegah terjadinya pergeseran horizontal

2.10. Baja Ringan


Baja ringan adalah baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan
dan tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional. Baja ringan
memiliki tegangan tarik tinggi (G550). Baja G550 berarti baja memiliki kuat
tarik 550 MPa (Mega Pascal). Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550
(Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2) dengan standar bahan ASTM A792, JIS
G3302, SGC 570.
Untuk melindungi material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan
pelindung (coating) secara memadai. Berbagai metode untuk memberikan
lapisan pelindung guna mencegah korosi pada baja mutu tinggi telah
dikembangkan. Jenis coating pada baja ringan yang beredar dipasaran adalah
Galvanized, Galvalume, atau sering juga disebut sebagai zincalume dan sebuah
produsen mengeluarkan produk baja ringan dengan menambahkan magnesium
yang kemudian dikenal dengan ZAM, dikembangkan sejak 1985, menggunakan
lapisan pelindung yang terdiri dari: 96% zinc, 6% aluminium, dan 3%
magnesium.
34
Kelebihan dan kekurangan baja ringan :

Kelebihan:

1. Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus
ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap
4. Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
5. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah
karena panas dan dingin (menurut aplikator).

35
Kekurangan :

1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem
rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika
salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa
terjadi secara keseluruhan
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan
dibentuk berbagai profil

36
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar


dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi
karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
2. Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
1. Keteguhan (solidity)
2. Elastisitas (elasticity)
3. Kekenyalan / keliatan (tenacity)
4. Kemungkinan ditempa (maleability)
5. Kemungkinan dilas (weklability)
6. Kekerasan (hardness)
3. Struktur baja mempunyai beberapa tipe antara lain :
1. Portal
2. Rangka bidang (plane truss)
3. Rangka ruang (space truss)
4. Gantung (suspension)
5. Masted structures
6. Shell systems

3.2. Saran

Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan


baik dalam penulisan, maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang
kami sampaikan mungkin banyak kekuranganya.Maka dari itu kritik dan saran
yang membangundari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
kami kedepannya
37
DAFTAR PUSTAKA

http://satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-pembuatan-baja-konvertor.html
http://pelajarandanpengalamanhidup.blogspot.com/2011/10/-baja.html
http://pelajarandanpengalamanhidup.blogspot.com/2011/10/makalah-baja.html

38

Anda mungkin juga menyukai