Anda di halaman 1dari 8

RESUME

TEKNIK INSTRUMENTASI CAPD


PADA PASIEN Tn. J Usia 60 thnDENGAN GagalGinjalKronik

Oleh :
AGUS TAUFIQ HIDAYAT
(PESERTA PELATIHAN INSTRUMENTATOR OK)

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSSA MALANG
Tahun 2015
TEKHNIK INSTRUMENTASI CAPD
PadaTn. J Usia( 60 thn ) dengan diagnose Gagal Ginjal Kronik

A. PENGERTIAN
Peritoneal dialysis adalah suatu proses dialysis di dalam rongga perut yang bekerja
sebagai penampung cairan dialysis, dan peritoneum sebagai membrane semi permeable
yang berfungsi sebagai tempat yang dilewati cairan tubuh yang berlebihan & solute yang
berisi racun yang akan dibuang. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang
menembus dinding perut ke dalam rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama 6-8
sehingga limbah metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan
tersebut. Kemudian cairan dikeluarkan, dibuang dan diganti dengan cairan yang baru.
Biasanya digunakan selang karet silikon yang lembut atau selang poliuretan yang
berpori-pori, sehingga cairan mengalir secara perlahan dan tidak terjadi kerusakan.
Tujuan terapi ini adalah untuk mengeluarkan zat-zat toksik serta limbah metabolik,
mengembalikan keseimbangan cairan yang normal dengan mengeluarkan cairan yang
berlebihan dan memulihkan keseimbangan elektrolit.
Gagal ginjal kronik berarti kehilangan fungsi ginjal yang biasa terjadi secara cepat
atau lambat dalam beberapa tahun. End Stage Renal Disease (ESRD) terjadi ketika ginjal
mengalami kerusakan tahap akhir, dimana ginjal tidak dapat bekerja dengan baik untuk
menjaga keseimbangan zat-zat kimia tubuh yang diperlukan untuk hidup. Pada saat ini
pasien memerlukan dialysis sebagai terapi pengganti.
(sosya mona sepriyanti, 2011,Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Peritonealdialisa ).

B. INDIKASI OPERASI
 Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis Stadium V (Gagal Ginjal Kronik)

C. TUJUAN
1. Mengatur secara sistematis alat alat di meja instrument
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahan kesterilan alat alat instrumen selama operasi
D. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, couter, lampu operasi, meja operasi,
meja instrument, meja mayo.
2. Memasang perlak / underpad steril dan doek pada meja operasi, sarung meja mayo,
mempersiapkan linen steril dan instrument yang akan digunakan
3. Menempatkan tempat sampah pada tempat yang sesuai sehingga mudah digunakan.

E. PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi
2. Pasien telah memberikan inform consent, menanggalkan gigi palsu dan semua
perhiasan
3. Mengatur posisi supine (terlentang) di meja operasi

F. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


 Alat on steril
1) Meja operasi :1
2) Meja instrument :1
3) Meja mayo :1
4) Standart waskom :1
5) Lampu operasi :1
6) Mesin suction :1
7) Mesin couter :1
8) Plat diatermi :1
9) Standart infus :1
10) Tempat sampah medis :1
11) Gunting verban :1

 Alat steril
1) Doek besar :4
2) Doek sedang :2
3) Doek kecil :4
4) Skhort steril :5
5) Sarung meja mayo :1
6) Handuk steril :5
7) Selang suction :1
8) Kabel couter :1
9) Bengkok :2
10) Kom / cucing :2
11) Pegangan lampu operasi : 2
12) Kassa dan deppers : 20 lembar / 5 buah

 Alat di meja mayo


1) Desinfeksi klem :1
2) Doek klem :5
3) Pinset chirurgis :2
4) Pinset anatomis :2
5) Pinset anatomis panjang : 1
6) Gunting kasar bengkok :1
7) Gunting metzemboum :1
8) Handle mess no. 3 :1
9) Mosquito klem :1
10) Klem pean bengkok :2
11) Klem kockher :2
12) Nald voeder :2
13) Klem pean manis :1
14) Hak langenbeck :2
15) Peritonium klem :2
16) Canule suction :1
17) Spanner CAPD :1
18) Trokhar :1
19) Thankkaf Kateter :1

 Bahan habis pakai


1) Hand schoen 7 / 7 ½ / 8 :2/2/2
2) Mess no 10 :1
3) Catheter no. 16 :1
4) Urobag :1
5) Spuit 10 cc :2
6) Wifi 25 ml :1
7) Transfer Esset(CAPD set) : 1 set
8) Vicril 2.0 :1
9) Monosyn 3.0 :1
10) Sofratulle :1
11) Jelly : secukupnya
12) Bethadine : secukupnya
13) Herbiscrub : secukupnya
14) Hypafix : secukupnya

G. TEKHNIK INSTRUMENTASI
1. Pasien masuk kamar operasi melakukan SIGN IN
2. Setelah pasien diberikan general anastesi dan diposisikan supinasi, kemudian pasang
ground couter dibawah kaki
3. Perawat sirkuler memasang kateter pada pasien ( jika belum di kateter )
4. Perawat sirkule rmembersihkan lapangan operasi dengan hybiscrub dan kasa kering,
perawat instrument melakukan scrubing
5. Perawat instrument mengenakan skort/gown steril dan handscone steril kemudian
membantu operator dan asisten untuk mengenakan gown dan handscoen
6. Berikan desinfeksi klem, deepres dan povidon iodine 10% dalam cucing pada asisten
untuk melakukan desinfeksi pada lapangan operasi
7. Lakukan drapping dengan memberikan :
a. Duk kecil steril bagian perut bawah
b. Duk besar untuk bagian bawah badan
c. Duk besar untuk bagian atas
d. Duk sedang untuk bagian kanan/kiri
Fiksasi dengan duk klem
Taruh duk kecil pada bagian bawah
8. Dekatkan meja mayo dan meja instrument lalu pasang kabel couter dan selang suction
lalu fiksasi dengan duk klem
9. Pasang pegangan lampu operasi steril
TIME OUT
10. Berikan kassa basah dan kering untuk membersihkan bethadine
11. Berikan mess pada operator untuk dilakukan incise, 2 cm di bawah umbilicus, incise
ke bawah secara midline sepanjang 5-10 cm.
12. Berikan pensil couter untuk memperdalam daerah operasi, memotong fat.
13. Sampai kelihatan fasia, berikan 2 langenbeck pada asisten.
14. Berikan mess untuk incise fasia, lalu berikan 2 kokher.
15. Berikan gunting kasar untuk memotong fasia.
16. Berikan pinset anatomis untuk meyisihkan otot.
17. Identifikasi peritoneum.
18. Berikan 2 pinset anatomi pada asisten dan operator.
19. Berikan gunting metzembaum pada operator.
20. Berikan 2 peritonium klem untuk memegang peritoneum.
21. Berikan benang vicril 2/0 untuk jahit peritoneum secara stabagzaknat.
22. Berikan selang tankkoff (sebelumya direndam dalan cairan Ns 0,9 %) yang sudah di
masuki spanner dan diberi jelly.
23. Tangkkoff dimasukkan hingga cavum duoglas.
24. Spanner dikeluarkan dari selang tankkoff.
25. Simpul jahitan stabagzaknat pada peritoneum.
26. Berikan Ns 0,9% di dalam spuit 10 cc untuk mengecek posisi dari selang.
27. Berikan kokher untuk memegangi fasia.
SIGN OUT
Cek kelengkapan alat
Cek kelengkapan kassa
28. Berikan benang vicril 2/0 untuk menjahit fasia.
29. Berikan trokhar untuk mengeluarkan selang tankkoff menembus kulit.
30. Berikan klem manis panjang untuk mengatur posisi selang agar tidak menekuk.
31. Berikan benang vicril 2/0 untuk menjahit fat.
32. Berikan benang Monosyn 3/0 untuk jahit kulit.
33. Sambungkan dengan konektor, lalu di coba dengan cairan dialisat.
34. Bersihkan daerah sekitar operasi.
35. Tutup luka operasi dengan supratulle dan kasa steril.
36. Fiksasi dengan hypafix
37. Operasi selesai.
38. Inventarisasi alat dan bahan habis pakai.
39. Bawa alat ke tempat penyucian alat,
40. Lakukan DDT, rendam selama 10 menit.
41. Bersihkan dan keringkan alat.
42. Masukkan alat kedalam tempatnya, lalu bungkus dengan rapi.
43. Tandai dengan indicator kesterilan dan alat siap disteril.

PembimbingPaviliun 1

( Samini, Amd. Kep )


DAFTAR PUSTAKA

sosya mona sepriyanti, 2011,Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Peritonealdialisa


www.capd.com

Anda mungkin juga menyukai