Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurhasanah Yulianti

NIM : 03031181621022
Shift : Selasa (13.00-16.00 WIB)
Kelompok : 3

PERPINDAHAN PANAS PADA ABSORPSI

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan atau komposisi dari suatu


campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada absorben cair yang
diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya
oleh gaya-gaya fisik jika pada absorpsi fisik atau juga oleh ikatan kimia jika pada
absorpsi kimia. Proses terjadinya absorpsi ini sendiri melibatkan peristiwa
perpindahan, yaitu perpindahan massa (mass transfer) dan juga perpindahan panas
(heat transfer) yang terjadi dalam suatu alat yang disebut dengan absorber.
Perpindahan panas yang terjadi di dalam absorber diantaranya adalah antara
fluida dengan dinding pipa dan juga pada dinding pipa itu sendiri. Perpindahan
panas yang terjadi pada absorber yaitu secara konduksi dan konveksi.
Absorpsi gas dan uap dalam cairan ditemukan pada berbagai aplikasi
dalam teknologi kimia. Proses-proses ini biasanya melibatkan perpindahan panas
dan massa secara simultan dalam sistem gas-cair, tetapi dalam banyak kasus yang
penting perpindahan massa adalah dominan dan efeknya perpindahan panas dapat
diabaikan. Berdasarkan pada alasan ini, sebagian besar studi tentang proses
absorpsi sampai saat ini hanya dapat dianggap sebagai pertukaran massa secara
isotermal, namun dalam beberapa kasus penting lainnya, perpindahan panas yang
menyertai perpindahan massa adalah signifikan dan perpindahan panas itu tidak
bisa diabaikan. Panas absorpsi ini dapat menyebabkan kenaikan gradien
temperatur yang kemudian dapat mengarah pada perpindahan panas. Temperatur
dapat mempengaruhi tekanan uap-konsentrasi ekuilibrium antara dua fase yang
pada gilirannya juga dapat mempengaruhi proses dari pertukaran massa.
Kombinasi dari proses perpindahan panas dan perpindahan massa tidak
mudah digunakan untuk analisis matematis. Kebanyakan penelitian tentang
masalah absorpsi yang dijelaskan pada literatur telah menganggap bahwa
perpindahan panas dan perpindahan massa terjadi secara terpisah dan
mengabaikan hubungan yang ada di antara mereka. Interaksi panas pada beberapa
kasus nyata adalah kecil sehingga prosesnya dapat dianggap sebagai isotermal.
Efek dari perpindahan panas dalam beberapa proses itu penting dan tidak bisa
diabaikan. Contohnya adalah ketika suatu absorbatnya adalah uap dengan panas
absorpsi yang tinggi, sehingga menggunakan absorben air, dimana selanjutnya
akan ada interest yang tumbuh dalam proses tersebut yaitu perpindahan massa
akan dimulai secara khusus untuk menghasilkan perubahan suhunya.
Perpindahan panas adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perpindahan
energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara
kedua benda atau material (Incropera, 1996). Panas mengalir dari suhu tinggi ke
suhu yang lebih rendah sehingga driving force sampai dapat terjadinya
perpindahan panas adalah perbedaan temperatur. Ilmu perpindahan panas
melengkapi hukum pertama dan hukum kedua termodinamika, sebagai contohnya
pada peristiwa pendinginan yang berlangsung pada suatu batangan baja panas
yang dicelupkan kedalam air. Suhu kesetimbangan akhir dari suhu batangan baja
tersebut dapat ditentukan dengan termodinamika, namun termodinamika ini
memiliki keterbatasan yaitu tidak akan dapat menunjukkan kepada kita berapa
lama waktu yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan itu atau berapa suhu
batangan tersebut pada saat sebelum dapat tercapainya kesetimbangan.
Sebuah alat kontaktor cairan-gas dimana absorpsi berlangsung biasanya
adalah spray tower, trayed tower, atau packed tower. Sistem yang melibatkan
falling film liquid telah diaplikasikan secara luas dalam peralatan modern.
Sejumlah besar penelitian telah dilakukan pada absopsi dalam liquid film dengan
rezim aliran, geometri, dan kondisi batas yang masing-masing berbeda.
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
penelitian Yih, S.M., dan Seagrave, R. C (1980) yang berjudul Mass Transfer in
Laminar Falling Liquid Films with Accompanying Heat Transfer and Interfacial
Shear. Penelitian tersebut menganalisis masalah aliran laminar dan mempelajari
pengaruh gradien suhu pada proses penyerapan dengan mengabaikan variasi suhu.
Variasi suhu yang diabaikan ke arah yang rendah dan pada dasarnya
mengasumsikan profil temperatur di sepanjang ketebalan film. Variasi suhu dalam
model mempengaruhi proses melalui efeknya pada sifat fisik dari cairan.
Penelitian serupa adalah penelitian Nakoryakov, V. E., dan Grigor’eva, N. I.
(1977) yang berjudul Combined Heat And Mass Transfer During Absorption in
Drops and Films. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan
perkiraan serupa seperti penelitian Yih dan Seagrave. Profil suhu diasumsikan
linier di seluruh film, namun perbedaannya dengan penelitian Yih dan Seagrave
terletak pada variasi suhu model ke arah aliran yang tidak dapat diabaikan.
Penelitian terdahulu lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
penelitian Grossman, G. (1982) yang berjudul Simultaneous Heat and Mass
Transfer in Film Absorption Under Laminar Flow. Sebuah model dikembangkan
untuk menggambarkan perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi
secara simultan pada suatu laminar falling film di penelitian ini. Model tersebut
dibuat berdasarkan pada asumsi yang diterima secara umum dari sifat film
konstan, perubahan dalam ketebalan film karena absorpsi yang dapat diabaikan,
dan juga pada kesetimbangan termodinamika pada antarmuka uap-cair.
Sistem yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebuah liquid falling
film dari substansi 1 (absorben) dan substansi 2 (absorbat), mengalir dari bawah
ke dasar absorber. Substansi 1 selalu berada dalam fase cair, dan substansi 2
dapat diserap ke dalam substansi 1. Film ini bersentuhan dengan uap stagnan dari
substansi 2 pada tekanan konstan Pv. Larutan cair berada pada temperatur seragam
T0, dan komposisi C0 (mol substansi 2 per satuan volume larutan) pada saat x = 0,
sesuai dengan tekanan uap kesetimbangan Pv0 berbeda dari Pv. Hasil dari
perbedaan ini adalah proses perpindahan massa berlangsung di antarmuka cairan-
uap. Substansi yang diabsorpsi pada antarmuka berdifusi ke dalam film.
Panas yang dihasilkan dalam absorpsi dinyatakan dalam sebuah proses
perpindahan panas secara simultan. Dua kasus praktik dipertimbangkan, yang
pertama yaitu dinding diatur agar tetap berada pada temperatur konstan T 0, di sisi
lain merupakan dinding adiabatik. Hasilnya telah menunjukkan, serta diukur efek
dari panas dan transfer massa satu sama lain. Uap yang diabsorpsi pada antarmuka
cairan-gas melepaskan panas absorpsinya yang meningkatkan suhu lokal.
Hasil berupa tekanan uap larutan dapat mengurangi kemampuan film
untuk mengabsorpsi lebih banyak uap, yang pada gilirannya mengurangi panas
yang dihasilkan. Saat panas dipindahkan dari permukaannya, film menjadi mampu
mengabsorpsi uap tambahan dan panas yang dihasilkan akan lebih banyak ketika
absobat jauh dari permukaan. Aliran liquid film pada penelitian ini diasumsikan
secara laminer dan tidak ada shear force (gaya geser) yang diberikan pada cairan
oleh uap sehingga tidak akan ada compression force yang terjadi. Selain kedua
asumsi tersebut, asumsi-asumsi berikut juga dibuat untuk penelitian ini:
1) Larutan Newtonian
2) Sifat fisiknya konstan dan tidak bergantung pada suhu dan konsentrasi
3) Massa uap yang diserap per satuan waktu lebih kecil dibandingkan dengan
laju aliran massa cairan
4) Ketebalan film dan kecepatan aliran rata-rata konstan
5) Tidak ada perpindahan panas dalam fase uap
5) Tidak ada efek konveksi alami dalam film oleh perbedaan suhu atau
konsentrasi
5) Kesetimbangan tekanan uap ada antara uap dan cair pada antarmuka
Berdasarkan pada asumsi yang telah ditentukan di atas, perpindahan massa
dan perpindahan panas yang terjadi secara simultan dan sistemnya pada keadaan
steady-state dibuat persamaan energi dan persamaan difusi sebagai berikut:
𝜕𝑇 𝜕2 𝑇
𝑢 =𝛼 (1)
𝜕𝑋 𝜕𝑥 2

𝜕𝐶 𝜕2 𝐶
𝑢 𝜕𝑌 = 𝛼 𝜕𝑦 2 (2)
Keterangan:
u = kecepatan aliran rata-rata
𝜕𝑇
= perubahan temperatur pada arah x
𝜕𝑋
𝜕𝐶
𝜕𝑌
= perubahan konsentrasi pada arah y

Persamaan energi dan persamaan difusi yang telah dinyatakan di atas dapat
diselesaikan dengan kondisi batas ekuilibrium pada antarmuka uap-cair.
Panas absorpsi telah didefinisikan sebagai perbedaan antara entalpi h2 uap,
dan entalpi molal parsial substansi 2 dalam cairan Hv. Contohnya, pompa panas
absorpsi untuk pemanasan dan pendinginan, di sana perpindahan panas yang
menyertai perpindahan panas adalah hal penting dan utamanya. Panas absorpsi
pada keadaaan ekuilibrium dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini yang
merupakan persamaan yang lebih teliti jika dibandingkan dengan persamaan yang
biasa ditemukan di literatur. Ĥa diekspresikan dalam hal ini panas laten vaporisasi
atau juga kondensasi substansi 2. Panas absorpsi per mol uap di dalam liquid
(J/mol) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Ĥa = ĥ2 – Ĥ2(Ci, Ti) (3)


Keterangan:
Ĥa = Panas absorpsi per mol uap dalam liquid (J/mol)
ĥ2 = Entalpi pr mol uap dalam kontak dengan film (J/mol)
Ĥ2 = Fungsi interfacial temperature and concentration (J/mol)

Dua metode solusi (analitis dan numerik) digunakan untuk dua kasus
penting praktik yang mengasumsikan dinding suhu konstan dan dinding adiabatik
dengan kesepakatan yang sangat baik antara hasil masing-masing. Larutan
tersebut dilakukan untuk suatu campuran absorben linier dengan suatu hubungan
linier ekuilibrium konsentrasi-temperatur dan suatu panas absorpsi yang konstan.
Hasil dari solusi menggambarkan perkembangan lapisan batas termal dan
konsentrasi dan variasi suhu, konsentrasi, dan panas dan fluks massa. Kuantitas
ini dalam bentuk normalnya tanpa dimensi (dimensionless) bergantung pada dua
parameter karakteristik sistem: Lewis number (Le) dan panas absorpsi tanpa
dimensi (dimensionless heat of absorption) yang dinyatakan dengan λ.

λ/( λ+Le) (4)

Le/( λ+Le) (5)


Keterangan:
λ = Dimensionless heat of absorption
Le = Lewis number

Koefisien perpindahan panas dan massa untuk sistem juga dihitung.


Sherwood number untuk perpindahan massa dari antarmuka uap-cair ke sebagian
besar film mencapai nilai asimtotik 3,45 dengan lapisan batas sepenuhnya
dikembangkan untuk dinding temperature konstan. Nilai yang lebih rendah
diperoleh dengan dinding adiabatik dibandingkan suhu konstan. Nusselt number
untuk perpindahan panas dari antarmuka ke bulk mencapai di bawah kondisi yang
sama bernilai 4,23 dan 2,65 untuk dinding suhu konstan dan adiabatik masing-
masing. Nusselt number perpindahan panas bulk ke wall mencapai 1,60.
DAFTAR PUSTAKA

Grossman, G. 1982. Simultaneous Heat and Mass Transfer in Film Absorption


Under Laminar Flow. International Journal Heat Mass Transfer.
Vol. 6(3): 357-371.
Incropera, F. P. 1996. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. New York: John
Wiley & Sons.
Nakoryakov, V. E., dan Grigor’eva, N. I. 1977. Combined Heat and Mass
Transfer During Absorption in Drops and Films. Journal of
Engineering Physics. Vol. 32(3): 243-247.
Yih, S. M., dan Seagrave, R. C. 1980. Mass Transfer in Laminar Falling Liquid
Films with Accompanying Heat Transfer and Interfacial Shear.
International Journal Heat Mass Transfer. Vol. 23(6): 749-758.

Anda mungkin juga menyukai