Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKNOLOGI KESEHATAN

KATETERISASI

Oleh:
Istiyadatul Fauziyah
010114A047
PSIK A/3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan eliminasi terdiri dari kebutuhan eliminasi alvi


(berhubungan dengan defekasi) dan kebutuhan eliminasi urine (berhubungan dengan
kemih) dalam memenuhi kebutuhan eliminasi sangat diperlukan terhadap masalah yang
berhubungan dengan gangguan kebutuhan eliminasi seperti, obstipasi, retensi, urine, dan
aktifitas sehari-hari.
Untuk memenuhi kebutuhan eliminasi, ada beberapa prosedur keperawatan yang
dapat dilakukan. Diantaranya pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dengan kateter.
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
eliminasi alvi secara mandiri di kamar kecil sehingga dilakukan atau dipasang dengan
kateter.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kateteris?


2. Apa saja jenis dan ukuran kateter?
3. Apa tujuan dari pemasangan kateter?
4. Apa saja alat yang dibutuhkan dalam pemasangan kateter?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan dalam pemasangan kateter?
6. Apa saja peran perawat dalam pemasangan kateter?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi kateter.


2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis dan ukuran kateter.
3. Mahasiswa mampu mengetahui alat yang dibutuhkan dalam pemasangan kateter.
4. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur pemasangan kateter dengan benar.
5. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat dalam pemasangan kateter.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateter


terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silicon. Kandung
kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-
ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Kateterisasi
kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih
untuk mengeluarkan air seniatau urine. Kateterisasi urine adalah tindakan memasukan
selang kateter kedalam kandung kemih melalui uretra ,dengan tujuan mengeluarkan urin.
B. Jenis-jenis dan ukuran kateter
1. Jenis-jenis kateter
a) Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel

b) Kateter latex atau karet : digunakan untuk penggunaan atau pemakaian dalam
jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).
c) Kateter silicon murni atau teflon : untuk menggunakan dalam jangka waktu lama
2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meathur uretra

d) Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut
tidak panas dan nyaman bagi uretra.

e) Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada


pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan.

2. Ukuran kateter
a) Anak : 8- 10 french (Fr)
b) Wanita : 14-16 french (Fr)
c) Laki-laki : 16-18french (Fr)
C. Indikasi pemasangan kateter

1. Adanya penyakit pada daerah vulva


2. Infeksi uretra
3. Batu yang menutup uretra
4. Kanker badder, uretra

D. Tujuan pemasangan kateter


1. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
2. Untuk pengumpulan spesimen urine
3. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
4. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
E. Persiapan alat
Peralatan yang harus disiapkan adalah :
1. Kateter steril / baru yang masih dalam bungkus 2 lapis
2. Sarung tangan steril

4. Zat antiseptik, misalnya povidone iodine


5. Doek lubang
6. Pelicin misalnya KY jelly
7. Pinset steril

8. Klem

9. NaCl atau aqua steril


10. Spuit

11. Urine bag


F. Prosedur pelaksanaan
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang
wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim

2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik

3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya

4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita

5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine

6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :

a) Pada penderita laki-laki :


Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk
meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan .
desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai
pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat
melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang
pinset dan dipertahankan tetap steril.
b) Pada penderita wanita :
Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas (clitoris),
meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir
ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan
penampakan meatus urethra.

7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk
penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki
gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena
urethra berbelit-belit

8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk
menarik nafas dalam.

a) Untuk penderita laki-laki :


Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil
membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan
memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik
nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti
sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi
+/- 3 cm.
b) Untuk penderita wanita :
Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter
pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran
pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken
di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine
keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9. Mengambil spesimen urine kalau perlu

10. Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera
pada label spesifikasi kateter yang dipakai

11. Memfiksasi kateter :

a) Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen

b) Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha

12. Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung
kemih

13. Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :

a) Hari tanggal dan jam pemasangan kateter


b) Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
c) Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan
d) Nama terang dan tanda tangan pemasang

G. Peran perawat dalam pemasangan kateter

a) Pemasangan kateter harus berhati-hati karena bias menyebabkan luka dan


pendarahan uretra.

b) Yakin bahwa balon akan mengembang dalam buli-buli dengan mendorong kateter
sampai ke pangkalnya.

c) Berikan informasike pada klien untuk banyak minum, agar tidak terjadi kotoran
yang bias mengendap dalam kateter dan tidak mengangkat urine bag lebih tinggi
dari tubuh agar urine tidak mengalir.

d) Membersihkan darah, nanah, secret periuretra dan mengolesi kateter dengan


antiseptic secara berkala.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kateterisasi adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik, melalui


uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu menetap
dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter, selang kateter
adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal woven slik dan
silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan
cairan.Tujuan pemasangan kateter untuk segera mengatasi distensi kandung kemih, untuk
pengumpulan spesimen urine, untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam
kandung kemih, serta untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama
pembedahan. Selain itu perawat harus melakukan pemasangan kateter kepada klien
dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Uliya, Musrifatul,dkk. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik : Salemba Medika


Aziz, Alimul,dkk.2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Aziz, Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai