Secara programatik, pendidikan kewarganegaraan ditujukan
pada garapan akhir yaitu pembentukkan warga negara yang baik sesuai dengan jiwa dan nilai pancasila dan UUD 1945. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membangun dan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon- calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni (Muchji, Achmad dkk, 2007).
Ada beberapa pendapat menurut para ahli :
· Djahiri (1994/1995:10) adalah sebagai berikut:
a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan
pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
· Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah:
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan
politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Rasionalnya, bahwa pancasila UUD 1945 ditempatkan sebagai norma
dan para metrik kehidupan nasional indonesia dalam wadah NKRI. Di tinjau dari cara kerjanya yang bergerak dalam lingkungan pendidikan, pendidikan kwarganegaraan bertujuan membentuk kualiatas kepribadian bagi warga negara baik. Kriteria warga negara yang baik dapat di gali dari beberapa kualitas kepribadian sebagai perwujuda dari potensi yang melekat pada diri seseorang warga negara. Stanley E.Dimond (1970), memberikan deskripsi kualitas kepribadian warga negara yang baik, meliputi beberapa atribut (1) loyal ; (2) orang yang selalu belajar ; (3) seorang pemikir ; (4) bersikap demokratis ; (5) gemar melakukan tindakan kemanusian ; (6) pandai mengatur diri ;(7) seorang pelaksana.
Disamping itu Nasional Council For The Social Studies (NCSS),
memberikan tujuan civic education (pendidikan kewarganegaraan), dengan rumusan “ .....civic education today seeks create citizens who are infromated analitic, commited to democratic values, and actively involved in society (ROBINSON, 1967).Ada tiga target dari rumusan tujuan itu yang bisa mengantarkan warga negara memiliki kualitas pribadi, yakni (1) warga negara yang terinformasi ; (2) bersikap analitis; (3) melaksanakan nilai demokrasi dan aktif dalam kehidupan masyarakat. Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut:
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Warga negara yang terinformasi, hendaknya memiliki kualitas
kepribadian dalam beberapa hal, yaitu :
a) Memiliki pengetahuan dan kecakapan memecahkan masalah
b) Memiliki kesadaran akan peranan ilmu npengrtahuann
kontenporer.
c) Memiliki kesiapan terhadap efektifitas kehidupan ekonomo.
Warga negara bersikap analitis, paling tidak memiliki kualitas dalam hal:
a) Kemampuan mengambil keputusan nilai terhadap dunia yang
senantiasa berubah.
b) Penerimaan terhadap faktor baru, gagasan baru dan cara hidup
baru.
Sedangkan warganegara yang mampu melaksanakan nilai demokrasi
dan aktif dalam kehidupan masyarakat, di harapkan memiliki kualitas kepribadain, antara lain:
Partisipasi dalam pembuatan keputusan.
a) Meyakini akan asas persamaan dan kebebasan.
b) Menumbuhkan kebanggaan nasional dan kerja sama inter
nasional.
c) Menumbuhkan seni kreatif dan perasaan humanistis.
d) Memiliki perasaan kemanusiaan terhadap sesama warga negara.
e) Pengembangan dan aplikasi prinsip demokrasi.
Senada dengan itu, Cogan 1998 menegaskan bahwa warga negara yang baik harus memiliki kemampuan untuk.
1. Menjawab tantangan global.
2. Bekerja sama dengan orang lain.
3. Menerima dan tileransi terhadap perbrdaan budaya.
4. Berfikir kritis dan sistematis.
5. Menyelesaikan konflik antara kekerasan.
6. Mengubah gaya hidup konsuntif guna me;indungi lingkungan.
7. Kepekaan terhadap hal asasi manusia.
8. Partisipasi dalam pemerintahan lokal, nasional dan global.
Bertolak dari tujuan civic education di atas, maka tujuan pendidikan
kewarganegaraan di indonesia hendaknya selalu mengacu terhadap tujuan pendidikan nasional sebagaiman yang telah di isyaratkan oleh UU NO 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
Dalam penjelasan pasal 37 UU NO 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional ditegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan, dim aksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi mansusia yang memiliki rasa kebangsan dan cinta tanah air. Sebagai program pendidikan, pendidikan kewarganegaraan tergolong dalam mata kuliah yang strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia disamping dua mata kuliah yang lain yakni pendidikan pancasila dan pendidikan agama. Kopetensi yang demikian mesti di imbangi dengan kemampuan berpikir ke arah pemahaman dan pengalaman jiwa dan nilai pancasila dan pengenalan nilai ajaran agama yang di yakini oleh masing-masing pribadi bangsa indonesia.
Target pendidikan warga negara dalam perangka sistem pendidikan
nasional dipusatkan pada redibilitas kepribadian warga negara dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermsyarakat indonesia menurut kriteria konstitusi. Pendidikan kewarganegaraan juga bertujuan untuk memperluas wawasan dan menumbuhkan kesadaran warga negara, sikap serta perilaku cinta tanah air, yang bersendikan pada kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Secara demikian, warga negara diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami, menganalisis dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita nasional sebagai mana digariskan dalam pembukaan UUD 1945.