Disusun oleh:
Kelompok A-6
Gabriella Anggono 6103015012
Yolanda Christina 6103015027
Anika Yanuar 6103015048
Mercy Elisabeth 6103015069
Tanggal praktikum: Selasa, 12 September 2017
Asisten praktikum: Ir. Adrianus Rulianto Utomo, MP.
Tingkat kualitas daging sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor
sebelum pemotongan maupun faktor setelah pemotongan. Faktor yang mempengaruhi
sebelum pemotongan adalah genetik, spesies, varietas, jenis kelamin, umur, pakan,
bahan aditif (hormon dan antibiotik), dan kondisi psikologis. Komposisi kimia utama
yang terkandung dalam daging adalah air, protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin, dan pigmen (Nugraheni, 2013). Tingkat kecerahan warna ditentukan oleh
mioglobin yang dipengaruhi oleh oksigen. Daging menjadi lebih merah bila akibat
myoglobin mengikat oksigen. Daging yang baru dipotong umumnya berwarna ungu
gelap dan akan berubah menjadi merah jika dibiarkan kontak dengan oksigen sehingga
menyebabkan mioglobin berubah menjadi oksimioglobin. Perubahan mioglobin
menjadi oksimioglobin bersifat reversible tetapi apabila kontak dengan oksigen terus
menerus maka akan terbentuk metmioglobin yang menyebabkan warna merah berubah
menjadi coklat akibat logam Fe teroksidasi. Jenis perubahan warna yang lain adalah
akibat terjadinya dehidrasi. Denga terjadinya dehidrasi kadar pigmen pada permukaan
daging meningkat sehingga warnanya menjadi coklat kemerahan. Cahaya juga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan warna.
Proses metabolisme aerobik akan berubah menjadi metabolisme anaerobik
pasca penyembelihan yang menyebabkan terbentuknya asam laktat. Penimbunan asam
laktat menyebabkan pH jaringan otot yang awalnya 7,2-7,4 turun hingga mencapai pH
3,5-5,5. Kecepatan penurunan pH dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Ketika suhu
lingkungan tinggi, pH akan turun lebih cepat akibat metabolism anaerobik meningkat
(Nugraheni, 2013).
WHC (water holding capacity) adalah kemampuan daging untuk
mempertahankan kandungan air bebas saat mendapat tekanan dari luar seperti proses
pemanasan, penggilingan atau pengepressan. Daging dengan karakteristik WHC baik
biasanya akan menghasilkan produk dengan karakter juiciness yang baik. Penurunan
pH daging akan menyebabkan turunnya WHC daging sehingga daging tidak mampu
mempertahankan air selama proses pemasakan dan produk yang dihasilkan akan terasa
kering dan hamba. Besar kecilnya WHC dapat mempengaruhi warna, tekstur,
kekenyalan, juiceness, dan keempukan (Nugraheni, 2013).
Keempukan merupakan faktor yang penting selain dari segi rasa dan aroma.
Faktor yang mempengaruhi keempukan adalah jenis daging, umur ternak, perlakuan
yang diberikan seperti pemanasan dan pemberian enzim, serta kondisi daging seperti
pre rigor, rigor mortis, dan post rigor. Penurunan pH secara bertahap pada fase pre rigor
menyebabkan jaringan otot masih bersifat entur dan lunak. Keadaan rigor mortis
menyebabkan kekakuan yang terjadi dari cross-linking antara protein aktin dan miosin.
Fase post rigor menyebabkan daging menjadi lunak kembali karena adanya penurunan
pH. Enzim katepsin akan aktif mendesintegrasi garis gelap z pada miofilamen dan
menghilangkan daya adhesi antara serabut otot. Enzim katepsin bersifat proteolitik
akan melonggarkan struktur protein serat otot.
Bahan kemasan, baik bahan logam, maupun bahan lain seperti plastik, gelas,
kertas dan karton seharusnya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu :
3. Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya dalam proses
pengepakan, yaitu selama penempatan bahan pangan ke dalam wadah
kemasan.
(Suradi,2005)
Penggunaan plastik polietilena (PE) untuk mengemas daging beku karena jenis
plastik ini mempunyai beberapa keuntungan, seperti :
Oksigen (O2)
Berperan dalam reaksi pembusukan, termasuk rancidity, reaksi pencoklatan,
dan perubahan warna. Konsentrasi oksigen di dalam kemasan dibuat minimum.
Nitrogen (N2)
Merupakan gas inert (tidak bereaksi) yang tidak diserap oleh air maupun
makanan. Nitrogen digunakan sebagi pengisi untuk menggantikan oksigen dan
karbondioksida supaya pengemas tidak kempes.
BAB III
SKEMA KERJA
Persiapan daging dan amati warna (visual) serta pengujian pH dan tekstur
Pengamatan perubahan yang terjadi pada daging segar (warna dan aroma
secara visual) dan pengujian pH, tekstur, dan susut berat setelah tiga hari
penyimpanan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan
Hari ke-0
Tabel 1. Pengamatan Berat Daging Pada Hari ke-0
Perlakuan Berat Awal (kg)
PP PE
0% O2 ;100 %N2 26 23
20% O2 ; 80%N2 21 24
40% O2 ; 60%N2 20 23
60% O2 ; 40%N2 21 24
80% O2 ; 20 %N2 14 23
100% O2 ; 0%N2 15 17
20% O2 ; 80%N2 20 23
40% O2 ; 60%N2 20 24
60% O2 ; 40%N2 21 25
80% O2 ; 20 %N2 14 20
100% O2 ; 0%N2 15 19
Tabel 3. Pengamatan pH Pada Hari Ke-3
Perlakuan pH
PP PE
0% O2 ;100 %N2 6,10 6,13
20% O2 ; 80%N2 +5 +3
40% O2 ; 60%N2 +4 +5
60% O2 ; 40%N2 +2 +6
80% O2 ; 20 %N2 +1 +1
100% O2 ; 0%N2 +3 +2
Daging merupakan salah satu komoditi yang memiliki kadar air tinggi sehingga
cepat mengalami kerusakan. Oleh karena itu, perlu dijaga mutu dan kesegarannya agar
tidak mudah rusak. Cara untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan pengemasan,
pengaturan komposisi gas dan penyimpanan pada suhu rendah. Penyimpanan pada
suhu rendah agar menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat proses
biokimia.(Ifmalinda, 2013)
Pada praktikum ini, daging disimpan selama 3 pada freezer dengan 6 perlakuan
pengaturan kompisisi gas O2 dan N2.Kondisi gas yang dilakukan selama penyimpanan
adalah 0% O2 dan 100 %N2, 20% O2 dan 80%N2, 40% O2 dan 60%N2, 60% O2 dan
40%N2, 80% O2 dan 20 %N2, 100% O2 dan 0%N2. Selain itu, dilakukan perlakuan
terhadap jenis kemasan. Kemasan yang digunakan pada praktikum ini adalah plastik
PP 1 kg dan plastik PE 1 kg. Pada penyimpanan hari ke 3 dilakukan pengamatan
terhadap warna, tekstur, pH, dan susut berat.
Warna
Pengamatan warna dilakukan dengan pengamatan visual pada hari ke-0 dan hari
ke-3. Pada pengamatan hari ke-3 menunjukkan bahwa pada masing-masing kemasan
yaitu PP dan PE warna paling gelap ditunjukkan dengan kondisi 40% O2 ; 60%N2, dan
40% O2 ; 60%N2. Warna merah gelap pada daging disebabkan karena adanya mikroba
yang mampu mendegradasi protein yang mengandung asam amino sulfur (metionin
dan sistein), sehingga terbentuk H2S yang dapat bereaksi dengan protein mioglobin dan
membentuk FeS. Terbentuknya senyawa FeS yang menyebabkan timbulnya warna
gelap pada daging.
Daging yang dikemas dengan 100% O2 pada kemasan PP memiliki warna yang
lebih terang dibandingkan daging yang dikemas dengan kondisi udara yang lain.
Daging pada kondisi 100% O2 mununjukkan bahwa warna daging yang dikemas
menggunakan PP berwarna merah dengan intensitas sebesar 4 dan pada PE berwarna
merah yang lebih coklat dengan intensitas sebesar 7. Namun setelah lama dibiarkan
selama 30 menit dalam udara terbuka daging mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi
metmioglobin karena jumlah O2 yang berlebih sehingga warna daging menjadi lebih
gelap dengan intensitas merah +8.
Daging yang dikemas dengan komposisi udara 100% N2 pada kemasan PE
memiliki warna yang paling gelap dibandingkan dengan kondisi udara yang lain.
Secara teori gas N2 berfungsi sebagai filter mampu mencegah proses oksidasi pada
daging sehingga warna dari daging tetap berwarna merah, namun bakteri seperti bakteri
autotrof dapat memanfaatkan gas ini untuk dapat hidup, sehingga warna daging
berubah menjadi coklat. Pengemasan daging dengan PP maupun PE dengan kombinasi
gas 60% O2 ; 40%N2 yang paling baik daripada dengan kombinasi gas yang lain karena
lebih stabil dalam mempertahankan warna daging dan dapat memperpanjang masa
simpan dari daging tersebut.
Tekstur
pH
Susut Berat
Pengamatan susut berat daging dilakukan dengan menimbang berat daging
sebelum dikemas dan daging setelah dikemas selama 3 hari. Selisih berat daging
merupakan susut berat daging.
Susut berat daging disebabkan oleh perbedaan RH daging dan ruang
penyimpanan. Daging memiliki kadar air yang tinggi sehingga RH daging tinggi pula,
sedangkan refrigerator atau freezer memiliki RH yang rendah. Oleh karena itu,
lingkungan akan menyeimbangkan RH dengan cara menyerap air yang ada di dalam
daging. Air yang ada dalam daging keluar sehingga daging mengalami susut berat.
Susut berat daging dipengaruhi oleh jenis kemasan yang digunakan dan komposisi gas.
Adanya kemasan menyebabkan perbedaan permeabilitas kemasan terhadap uap air,
oksigen.
Secara umum, daging yang disimpan dalam plastik PP 1 kg selama
penyimpanan lebih sedikit mengalami penyusutan dibandingkan dengan PE 1 kg. Hal
ini disebabkan plastik jenis PE daya tembus lebih besar dan memudahkan untuk
masuknya udara luar.(Ifmalinda,2013)
Pada daging yang dikemas dengan kompisisi N2 yang lebih banyak dan O2 yang
lebih sedikit mengalami susut berat yang lebih rendah. Hal ini disebabkan N2
merupakan gas inert yang dapat menggantikan udara atmosfer terutama oksigen. N 2
dapat menghambat pertumbuhan organisme pembusuk aerobic sehingga perombakan
pada daging dapat berkurang dan mencegah kerusakan pengemas karena kelarutannya
yang rendah dalam fase air dan lemak pada makanan (Blakistone, 1998). Penurunan
presentase oksigen ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme aerob
dan juga untuk memperlambat proses oksidasi (Sidik, 2010). Namun, pada praktikum
yang kami lakukan terdapatnya penyimpangan karena berat daging pada hari ke-3
mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena saat pendiaman daging selama 30
menit setelah dikeluarkan dari freezer es yang terbentuk belum sepenuhnya mencair
sehingga dapat mempengaruhi kenaikan pada berat daging.
BAB VI
KESIMPULAN
Perubahan pada parameter warna, tekstur, pH, dan berat daging menunjukkan
penurunan kualitas daging
Pengemasan daging dengan kombinasi gas 60% O2 ; 40%N2 yang paling baik
untuk mempertahankan warna
Perlakuan kondisi gas N2 80%, dan 20% Oksigen pada kemasan PE paling baik
untuk mempertahankan tekstur daging
Perlakuan kondisi gas pada penyimpanan dengan kadar N2 ditingkatkan dan
kadar O2 diturunkan dapat menghambat penurunan pH dan susut berat pada
daging
DAFTAR PUSTAKA
Blackistone, B.A. 1998. Principles and Applications of Modified Atmosphere
Packaging of Foods: Second Edition. New York: Springer Science + Business
Media, LLC.
Suradi, K. 2005. Pengemasan Bahan Pangan Hasil Ternak dan Penentuan Waktu
Kadarluasa. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/11/pengemasan_bahan_pangan_hasil_ternak.pdf (21
September 2017)
Lampiran
Gambar 1. Warna Daging Bagian Luar Pada Gambar 2. Warna Daging Bagian Dalam
Hari ke-3 Setelah 30 Menit Pada Hari ke-3