Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR


(Studi Kasus DAS Ciujung Bagian Hulu, Banten)

oleh :
Restu Wigati
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email : rest.wiga@gmail.com

Andi Maddeppungeng
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email : andi_made@yahoo.com

Bella Dwi Pratiwi


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email : belladwip@yahoo.com

ABSTRAK : Berdasarkan peta daerah rawan banjir di Provinsi Banten, Daerah Aliran Sungai (DAS)
Ciujung mendapat bagian sebagai daerah rawan banjir yaitu bagian hilir. Bagian hulu sungai merupakan
daerah tangkapan air paling awal yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup makhluk
hidup di dunia. Apabila lahan tempat air tersimpan tersebut sudah terganggu atau mengalami degradasi,
maka simpanan air akan berkurang dan mempengaruhi debit sungai di sekitar lahan tersebut. DAS
dipengaruhi kondisi bagian hulu, khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air
yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Pada penelitian ini akan dibahas
mengenai penanggulangan banjir di bagian hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung bagian
hulu dan menggunakan analisis SEM (Structural Equation Model) yang didasarkan pada evaluasi atas
adanya hubungan saling ketergantungan antar variabel. Pengambilan data menggunakan metode survei
dengan penyebaran kuesioner kepada responden masyarakat di daerah penelitian dan pemerintah atau
instansi terkait dalam pengelolaan sungai. Dari hasil analisis menggunakan software AMOS V.21 dapat
dilihat pemerintah dan masyarakat berpengaruh positif terhadap penanggulangan banjir dengan nilai
koefisien standardized masing-masing 0,257 dan 0,109. Besarnya nilai koefisien standardized hubungan
antara pemerintah dan masyarakat dengan nilai 0,853 yang berarti berpengaruh sebesar 85,3% dan
sisanya 14,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini.

Kata Kunci : Penanggulangan Banjir , DAS Ciujung bagian hulu, SEM, AMOS v.21

ABSTRACT : The map of flood-prone areas in the province of Banten, Watershed (DAS) Ciujung got a part
as a flood-prone area that is downstream. Upstream is the catchment area that saving water earlier for the
survival of living beings in the world. If the land where the stored water has been disturbed or degraded,
then the stored water will be reduced and the affect river discharge around the land. DAS influenced by the
condition of the upstream, especially biophysical condition catchment and catchments in many places
which are prone to human disturbance. In this study will be discussed on flood management in the
upstream. This study aims to investigate the influence of government and society in preventing floods in the
Watershed (DAS) Ciujung the upstream and the use of SEM (Structural Equation Model) that is based on an
evaluation from their relationship of mutual dependency between variables. Retrieving data using a survey
method by distributing questionnaires to the respondents in the research community and the government
or agencies that involved in river management. From the analysis using AMOS software V.21 government
and society can be seen have a positive effect on flood prevention with standardized coefficient value

9|K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

respectively 0.257 and 0.109. The value of the standardized coefficient of the relationship between
government and the public with a value of 0.853 which means the effect of 85.3% and the remaining 14.7%
is influenced by other variables outside the model.

Keywords: Flood Prevention, Ciujung watershed head water, SEM, AMOS V.21

Pendahuluan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung pun


mendapat bagian sebagai daerah rawan
Sungai adalah alur atau wadah air alami
banjir yaitu bagian hilir. Bagian hulu sungai
dan/atau buatan berupa jaringan
merupakan daerah tangkapan air paling
pengaliran air beserta air di dalamnya,
awal yang berperan menyimpan air untuk
mulai dari hulu sampai muara, dengan
kelangsungan hidup makhluk hidup di
dibatasi kanan dan kiri oleh garis
dunia. Pada penelitian ini akan dibahas
sempadan. (Pasal 1 Ayat 1 Peraturan
mengenai penanggulangan banjir di bagian
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
hulu.
Tahun 2011 Tentang Sungai).
Menurut laporan Kajian Kebijakan Lokasi Penelitian
Penanggulangan Banjir pada Deputi Bidang
Sarana dan Prasarana tahun 2010, Lokasi penelitian di Daerah Aliran Sungai
dinyatakan bahwa di seluruh Indonesia, Ciujung bagian hulu Kampung Cikomara
tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di Desa Banjar Irigasi Kecamatan Lebak
antaranya berpotensi menimbulkan banjir Gedong Kabupaten Lebak. Lahan yang ada
(Direktorat Pengairan dan Irigasi ). di kiri kanan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Meskipun partisipasi masyarakat dalam Ciujung secara umum merupakan daerah
rangka penanggulangan banjir sangat nyata perbukitan , perkebunan, hutan, sawah,
terutama pada aktivitas tanggap darurat, pemukiman, industri dan sebagainya.
namun banjir menyebabkan tambahan
beban keuangan negara, terutama untuk
merehabilitasi dan memulihkan fungsi
parasana publik yang rusak.

Lokasi
Penelitian

Gambar 2. Lokasi Penelitian


(Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai C-3)

Gambar 1. Peta Daerah Rawan Banjir Batasan Masalah


di Provinsi Banten
(Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai C-3) Penelitian ini difokuskan pada:
1. Alternatif penanggulangan banjir
Dari peta di atas dapat dilihat daerah rawan secara struktural dan non-struktural
banjir yaitu daerah yang berwarna merah. tanpa perencanaan perhitungan

10 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

konstruksi di Daerah Aliran Sungai Tinjauan Pustaka


(DAS) Ciujung bagian hulu Kampung
Banjir adalah peristiwa meluapnya air
Cikomara Desa Banjar Irigasi
sungai melebihi palung sungai. (Pasal Ayat
Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten
7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebak.
Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai).
2. Analisis peran pemerintah dan
Dataran banjir adalah dataran di sepanjang
masyarakat dalam menanggulangi
kiri dan/atau kanan sungai yang tergenang
banjir.
air pada saat banjir. (Pasal Ayat 3 Peraturan
3. Upaya struktural dan non-struktural
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
yang dilakukan pemerintah dan
Tahun 2011 Tentang Sungai)
masyarakat dalam menanggulangi
Ada dua jenis banjir yakni banjir daerah
banjir di daerah penelitian.
hulu dan banjir daerah hilir, yang
4. Penelitian ini menggunakan metode
pencegahan dan penanggulangannya tentu
SEM (Structural Equation Model) untuk
berbeda. Selama ini pedoman dasar yang
menganalisis model dan menggunakan
dipergunakan untuk pengelolaan air, yaitu
software AMOS v.21 (Analysis of
air hujan yang jatuh ke permukaan tanah
Moment Structures) sebagai
yang penting dapat dialirkan menuju
pendekatan umum analisis data dalam
saluran, parit, sungai kecil, sungai besar dan
Model Persamaan Struktural
seterusnya akhirnya ke laut. Pedoman ini
(Structural Equation Model).
harus diganti dengan mengusahakan agar
air hujan sebanyak mungkin diresapkan ke
Kerangka Konseptual dalam tanah dan sedikit mungkin mengalir
di permukaan tanah.
Beberapa kesalahan pengelolaan di wilayah
hulu yang menyebabkan banjir dan longsor
dikarenakan rendahnya kapasitas
permukaan tanah menyerap air hujan.
Untuk wilayah hulu yang terkena banjir,
banjir biasanya terjadi karena meluapnya
Gambar 3. Kerangka Konseptual sungai utama dan jebolnya tanggul sungai
(Sumber: Analisis Penulis, 2016)
yang melewati daerah-daerah tersebut.
Kerangka konseptual diatas Daerah yang terkena banjir meluas mulai
memperlihatkan pola hubungan antar dari pinggir sungai atau tanggul yang jebol
variabel yang digunakan dalam penelitian. sampai ke wilayah tertentu yang posisinya
Berdasarkan hubungan antara variabel lebih rendah.
Variabel terikat : Penanggulangan banjir Penyebab banjir untuk wilayah hilir atau
termasuk variabel terikat karena daerah pantai, pengaruh laut terutama
dipengaruhi oleh peran pemerintah dan pasang-surut laut dan ketinggian elevasi
peran masyarakat. daratan sangat mempengaruhi. Meskipun
Variabel bebas : Peran pemerintah dan air kiriman melalui sungai besar tertentu
peran masyarakat termasuk variabel bebas dari wilayah hulu tetap sebagai pemicu
karena yang mempengaruhi atau solusi banjir, namun tanpa air kiriman itu wilayah
terhadap penanggulangan banjir. hilir pun dapat juga mengalami banjir
karena hujan lokal yang intensif dengan

11 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

iystem drainase yang buruk serta air yang baik antara variabel laten maupun dengan
berasal dari pasang laut. Kasus banjir rob di variabel manifest. Seberapa signifikan
wilayah pantai utara Jakarta merupakan hubungan antara variabel, dan seberapa fit
contoh dari kasus ini. Sedangkan untuk model hipotesis dibandingkan dengan data
mengendalikan banjir yang terjadi tipe riil lapangan. Kelebihan AMOS adalah kita
wilayah hilir atau daerah pantai ketika tidak memerlukan syntax atau bahasa
terjadi banjir adalah membangun tanggul- pemograman yang rumit untuk
tanggul penahan ombak untuk penahan air mengoperasikan software ini. Bagi pemula,
pasang atau banjir rob, dan membangun atau yang awam dengan bahasa
sistem pemompaan air untuk memompa air pemograman tentu ini merupakan
laut ke laut secara efektif. keuntungan tersendiri. Melalui AMOS, kita
Structural Equation Modeling (SEM) ada cukup menggambarkan variabel laten dan
yang menyebutnya dengan Linear variabel manifest, lalu menghubungkannya
Structural Relation (LISREL) merupakan melalui panah-panah yang tersedia.
pendekatan terintegrasi antara Analisis
Faktor, Model Struktural dan Analisis Path. Metodologi Penelitian
Disisi lain SEM dan LISREL juga merupakan Jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan yang terintegrasi antara eksplanatori (Explanatory Research).
analisis data dan konstruksi konsep. SEM Pengumpulan data dilakukan dengan
merupakan salah satu metode analisis yang kuesioner, menggunakan instrument yang
berkenaan dengan Model Struktural dan telah disusun. Penelitian ini menggunakan
Analisis Path, seperti dijelaskan pada uraian analisis SEM (Structural Equation Model)
sebelumnya. Di samping itu, kaitannya yang didasarkan pada evaluasi atas adanya
dengan pengumpulan data, SEM berkenaan hubungan saling ketergantungan antar
dengan pemeriksaan seberapa valid dan variabel.
reliabel instrumen penelitian (berupa Penetuan pakar harus berjumlah ganjil agar
kuisioner, dll.). tidak ada hasil atau kesimpulan yang hasil
AMOS merupakan software yang paling kuantitasnya sama dan pengalaman pakar
popular digunakan karena mudah untuk pun harus kurang lebih sama dengan 8
dipahami dan diaplikasikan. Program tahun di bidang sumber daya air. Jumlah
Analysis Moment of Structural (AMOS) pakar dalam penelitian ditentukan
adalah salah satu program yang dirancang sebanyak 7 pakar. Populasi penelitian ini
khusus untuk menyelesaikan Structural adalah pemerintah yang terkait dalam
Equation Modeling (SEM). AMOS penanganan masalah banjir dan masyarakat
merupakan program yang banyak pemukiman sekitar bagian hulu DAS
digunakan di Indonesia, meskipun di dunia, Ciujung. Jumlah sampel dalam penelitian
LISREL lebih banyak digunakan oleh para ditentukan sebanyak 100 sampel.
peneliti. Sama halnya dengan SPSS, AMOS Seluruh variabel dalam penelitian ini diukur
merupakan software statistika yang dengan menggunakan skala Likert. Menurut
dikembangkan oleh IBM. Sofware amos Kinnear (dalam Umar, 2005 : 136 dalam
memang dikhususkan untuk membantu Enggie, 2010), skala Likert ini berhubungan
menguji hipotesis hubungan antar variabel. dengan pernyataan sikap seseorang
Melalui software ini, kita dapat mengetahui terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak
tingkat kekuatan hubungan antara variabel

12 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak Variabel Indikator Aktifitas


baik. Penanggulangan
Y1
Dalam penelitian ini skala Likert yang secara struktural
Penanggulangan
digunakan adalah skala dengan enam Jenis Y2 secara non-
Penanggulangan struktural
tingkatan. Adapun pemberian skor pada Gabungan antara
setiap jawaban tersebut diatur sebagai Y3 upaya struktural
dan non-struktural
berikut : sangat Berpengaruh (6),
berpengaruh (5), cukup berpengaruh (4), Variabel Pemerintah
kurang berpengaruh (3), tidak berpengaruh
(2) dan sangat tidak berpengaruh (1).
Data dalam penelitian tidak berguna bila
alat pengukuran yang digunakan memiliki
reliabilitas dan validitas yang tinggi. Uji
reliabilitas dan validitas memberikan
informasi tentang data yang dikumpulkan
betul-betul menggambarkan fenomena
yang ingin diukur.
Teknik analisis data yang digunakan untuk
membahas permasalahan dalam penelitian
ini adalah Structural Equation Model (SEM).
Model penelitian diproses melalui bantuan
program AMOS.

Analisis Dan Pembahasan

1. Survei Pendahuluan dan Rancangan


Kuesioner
Pada tahap pertama ini semua indikator di
susun dari kajian yang telah peneliti
kumpulkan untuk melakukan validasi
Variabel Masyarakat
kepada 7 orang pakar.
Berikut ini adalah reduksi variabel
penanggulangan banjir, pemerintah dan
masyarakat hasil validasi responden yang
semula 42 variabel menjadi 41 variabel,
yang selanjutnya digunakan pada kuesioner
tahap 2 :

Tabel 1. Reduksi variabel validasi


responden
Variabel penanggulangan banjir Sumber : Hasil Analisis (2016)

2. Pengumpulan Data Tahap Kedua


(Penyebaran Kuesioner)

13 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

Setelah pengumpulan data tahap pertama Tabel 3. Usia responden


oleh pakar kemudian dilanjutkan dengan Usia (tahun) Frekuensi Persentase
pengumpulan data, pentabulasian data dan (orang) (%)
18 – 25 7 13
pengolahan data tahap kedua. Pada 26 – 35 17 31
penelitian ini kriteria responden yang dapat 36 – 45 11 20
dijadikan sampel adalah mayarakat yang 46 – 55 12 22
>56 8 15
bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jumlah 55 100
Ciujung bagian hulu umumnya atau secara Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa
khusus masyarakat yang bermukim di kiri- sebaran usia responden pada masyarakat
kanan hulu sungai di DAS Ciujung. Selain Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi
masyarakat, pemerintah pun menjadi Kabupaten Lebak yang paling banyak
responden dalam penelitian yakni instansi adalah usia 26 – 35 tahun yaitu sebesar
yang terkait dalam pengelolaan sungai , 31%. Sedangkan persentase terkecil yaitu
Jumlah sampel ditetapkan sebanyak ada pada kelompok usia 18 – 25 tahun
minimal 100 orang. Pada masyarakat sebesar 13 %. Pada frekuensi kelompok
Kampung Cikomara dan pegawai dari usia 36 – 45 dan 46 – 55 tahun angkanya
instansi terkait dalam pengelolaan sungai. tidak berbeda jauh atau hanya selisih 1
orang responden sehingga persentasenya
Karakteristik Responden 20% untuk kelompok usia 36 – 45 tahun
1. Masyarakat dan 22% pada kelompok usia 46 – 55
a. Jenis Kelamin (Gender) tahun.
Berikut ini adalah kelompok jenis c. Lama Tinggal
kelamin responden. Sebaran lama tinggal responden di
Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi
Tabel 2. Jenis kelamin (gender) responden Kabupaten Lebak ditunjukkan pada Tabel 4.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
(orang) (%) Tabel 4. Lama tinggal responden
Laki-laki 32 58
Lama Tinggal Frekuensi Persentase
Perempuan 23 42 (Tahun) (orang) (%)
Jumlah 55 100 <10 6 11
Sumber : Hasil Analisis (2016) 10 – 20 5 9
>20 44 80
Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa jenis Jumlah 55 100
Sumber : Hasil Analisis (2016)
kelamin (gender) responden pada
masyarakat Kampung Cikomara Desa Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa
Banjar Irigasi Kabupaten Lebak sebagian masyarakat Kampung Cikomara Desa
besar adalah perempuan yaitu sebesar Banjar Irigasi Kabupaten Lebak paling
58%. Frekuensi untuk laki-laki sebesar banyak sudah tinggal di kampung tersebut
42%. selama lebih dari 20 tahun yaitu sebesar
b. Usia 80%, hal itu dikarenakan masyarakat
Sebaran usia responden pada masyarakat Kampung Cikomara ini merupakan warga
Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi yang lahir, tumbuh, dan bermukim di
Kabupaten Lebak ditunjukkan pada Tabel 3. kampung tersebut. Untuk kategori
kelompok <10 dan 10 – 20 tahun memiliki
frekuensi yang lebih sedikit biasanya

14 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

karena masyarakat pendatang dari luar Tabel 6. Keikutsertaan responden dalam


Kampung Cikomara yang baru tinggal atau sosialisasi penanggulangan banjir
karena adanya perkawinan antara Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
pendatang dengan masyarakat Kampung (orang)
Ya 0 0
Cikomara itu sendiri. Tidak 55 100
Jumlah 55 100
Sumber : Hasil Analisis (2016)
d. Pendidikan Terakhir
Sebaran pendidikan terakhir responden di
Penggolongan klasifikasi keikutsertaan
Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi
responden dalam sosialisasi
Kabupaten Lebak ditunjukkan pada Tabel 5.
penanggulangan banjir dibagi menjadi 2
Tabel 5. Pendidikan terakhir responden golongan yaitu ya dan tidak. Diketahui
jumlah frekuensi responden yang
Frekuensi Persentase
Pendidikan
(orang) (%) menjawab tidak adalah sebanyak 55 orang
Tidak Sekolah 8 15 atau total jumlah responden masyarakat
Tamat SD 30 55 Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi
Tamat SMP 10 18
Tamat SMA 6 11 Kabupaten Lebak. Hal tersebut dikarenakan
Tamat D1/D2/D3 1 2 memang belum pernah diadakannya
Tamat Perguruan
Tinggi
0 0 sosialisasi penanggulangan banjir oleh
Jumlah 55 100 pemerintah.
Sumber : Hasil Analisis (2016)
2. Pemerintah
Penggolongan klasifikasi pendidikan dibagi
a. Usia
menjadi 6 golongan. Diketahui jumlah dari
Sebaran usia responden pada
masing-masing golongan pendidikan adalah
pemerintah/instansi terkait ditunjukkan
tdak sekolah sebanyak 8 orang, tamat SD
pada Tabel 7.
sebanyak 30 orang, tamat SMP sebanyak 10
orang, tamat SMA sebanyak 6 orang, tamat Tabel 7. Usia responden
D1/D2/D3 sebanyak 1 orang, dan tamat
Usia (tahun) Frekuensi Persentase
perguruan tinggi tidak ada. Gambar 13 di (orang) (%)
atas dapat dilihat bahwa responden 18 – 25 3 5
26 – 35 27 46
masyarakat Kampung Cikomara Desa 36 – 45 20 34
Banjar Irigasi Kabupaten Lebak didominasi 46 – 55 9 15
oleh pendidikan terakhir jenjang tamat SD >56 0 0
Jumlah 59 100
sebesar 55%. Sumber : Hasil Analisis (2016)
e. Keikutsertaan Responden dalam
Sosialisasi Penanggulangan Banjir Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa
Sebaran keikutsertaan responden dalam sebaran usia responden pada
sosialisasi penanggulangan banjir di pemerintah/instansi terkait yang paling
Kampung Cikomara Desa Banjar Irigasi banyak adalah pada kelompok usia 26 – 35
Kabupaten Lebak ditunjukkan pada Tabel 6. tahun yaitu sebesar 46%. Sedangkan untuk
kelompok usia >56 tahun tidak ada.
b. Nama Instansi
Sebaran nama instansi pada
pemerintah ditunjukkan pada Tabel 8.

15 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

Tabel 8. Nama instansi Dari Tabel 9 diketahui bahwa variabel


Frekuensi Persentase pemerintah dengan 25 indikator
Nama Instansi
(orang) (%) mempunyai Critical Ratio (CR) antara 3,017
Balai Desa Banjar Irigasi 5 8
Balai Besar Wilayah Sungai
– 4,769. Maka dapat dikatakan bahwa
17 29
C-3 semua indikator dari variabel pemerintah
Balai PSDA WS. Ciujung- adalah valid karena nilai CR > 1,96 dan
14 24
Cidanau
Dinas Sumber Daya Air dan Probability (P) < 0,05.
23 39
Pemukiman Prov. Banten
Jumlah 59 100
Tabel 10. Hasil uji validitas indikator
Dari Tabel 8 terlihat bahwa sebaran masyarakat
persentase responden yang paling besar
adalah Dinas Sumber Daya Air dan
Variabel Indikator Cr P- Value
Pemukiman Provinsi Banten yaitu sebesar
39%. Sedangkan persentase terkecil Kesadaran
X2.1 4,469 ***
X2.2 4,491 ***
terdapat pada Kantor Desa Banjar Irigasi Masyarakat
X2.3 5,298 ***
X2.4 5,028 ***
yaitu sebesar 8%. Partisipasi
X2.5 4,595 ***
Masyarakat
X2.6 4,198 ***
(Individu)
Uji Validitas dan Reabilitas X2.7 3,463 ***
X2.8 4,665 ***
Partisipasi X2.9 5,459 ***
Uji Validitas Masyarakat dalam
X2.10 5,464 ***
Mendukung
X2.11 4,748 ***
Program
X2.12 4,947 ***
Tabel 9. Hasil uji validitas indikator Pemerintah
X2.13 4,947 ***
pemerintah Sumber : Hasil Analisis (2016)

Indikat
Variabel
or
Cr P- Value Dari Tabel 10 diketahui bahwa variabel
X1.1 3,791 *** masyarakat dengan 13 indikator
X1.2 3,791 ***
X1.3 3,132 ,002 mempunyai critical ratio (CR) antara 3,463
X1.4 4,109 ***
4,012 ***
– 5,464 > 1,96 dan probability ditandai ***
X1.5
X1.6 3,969 ***
maka semua indikator masyarakat
X1.7 4,139 *** dikatakan valid dan signifikan < 0,001 .
X1.8 3,561 ***
4,056 ***
X1.9 Tabel 11. Hasil uji validitas indikator
X1.10 3,017 ,003 penanggulangan banjir
Program /
Kebijakan X1.11 3,190 ,001
X1.12 3,096 ,002 Indikato
Variabel Cr P- Value
X1.13 4,192 *** r
X1.14 3,040 ,002 Y1 4,829 ***
Jenis
X1.15 4,180 *** Y2 4,434 ***
Penanggulangan
4,294 *** Y3 4,434 ***
X1.16
Sumber : Hasil Analisis (2016)
X1.17 4,232 ***

X1.18 4,562 *** Dari Tabel 11 diketahui bahwa variabel


X1.19 3,635 ***
X1.20 4,686 *** penanggulangan banjir dengan 3 indikator
X1.21 4,725 *** mempunyai critical ratio (CR) yaitu 4,434 –
Pemeliharaan X1.22 4,641 ***
Sarana dan X1.23 4,769 *** 4,829. Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga
Prasarana
Pengendali
X1.24 4,345 *** indikator yaitu penanggulangan secara
X1.25 4,480 ***
Banjir struktural, penanggulangan secara non-
Sumber : Hasil Analisis (2016)
struktural dan upaya penanggulangan

16 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

struktural dan non-struktural merupakan Masyarakat 0,903 realibel


faktor-faktor yang memberikan kontribusi Sumber : Hasil Analisis (2016)
pada konstruk indikator penanggulangan
Berdasarkan hasil pengujian validitas dan
banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa
Ciujung bagian hulu.
semua indikator adalah valid dan reliabel.
Uji Reliabilitas dengan uji Construct
Reliability, yaitu menguji keandalan dan
Analisis Faktor Konfirmatori
konsistensi data. Memenuhi kriteria apabila
construct reliability > 0,7. Nilai construct Penanggulangan Banjir
reliability diantara 0,6 s/d 0,7 masih dapat
diterima dengan syarat validitas konstruk
(indikator) dalam model adalah baik.
Hasilnya semua diatas 0,7. H0 ditolak, dapat
disimpulkan bahwa semua variabel adalah
realibel.
[∑𝑛
𝑖=1 γi]
2
CR = [∑𝑛 2 + [∑𝑛 δi]2
(1)
𝑖=1 γi] 𝑖=1
Keterangan :
n

[∑ γi ]2 = jumlah standar loading


i=1
n

[ ∑ δi ]2 = kuadrat jumlah standar loading


i=1
Jumlah kesalahan pengukuran = 1 – kuadrat
jumlah standar loading

Tabel 12. Hasil jumlah standar loading


Indikator Nilai
Penanggulangan Banjir 2,055
Pemerintah 12,82
Masyarakat 7,298
Sumber : Hasil Analisis (2016)
Gambar 4. Model dan output CFA
Tabel 13. Hasil jumlah kesalahan
Penanggulangan Banjir
pengukuran Sumber : Hasil Analisis, 2016
Indikator Nilai
Penanggulangan Banjir 0,945
Dari gambar di atas terlihat bahwa nilai
Pemerintah 12,18
degrees of freedom adalah nol, maka nilai P-
Masyarakat 5,702
value tidak dapat dihitung. Standar loading
Sumber : Hasil Analisis (2016) factor (λ) dari setiap indikator variabel
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 14. Hasil nilai CR
Indikator Nilai CR Keterangan
Tabel 15. Analisis Faktor Konmfirmatori
Penanggulangan realibel Penanggulangan Banjir
0,817
Banjir Standar
realibel Hubungan Error P-value
Pemerintah 0,931 Loading

17 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

() X1.3 P 0,351 0,863 ***


X1.12 P 0,347 0,837 ***
Y2PB 0,833 0,215 0,031 X1.14 P 0,339 0,717 ***
Y1PB 0,624 0,320 *** X1.10 P 0,337 0,779 ***
15,65
Jumlah 12,82
Y3PB 0,598 0,428 *** 2
Sumber: Hasil Analisis (2016)
Jumlah 2,055 0,963
Sumber: Hasil Analisis (2016)
Dari gambar diatas, menunjukkan bahwa
1. Pemerintah kriteria kesesuaian model menyatakan
sudah cukup baik. Nilai chi-square sebesar
768,406, nilai AGFI (0,556) dan nilai GFI
(0,624), yang menyatakan model cukup
baik.
2. Masyarakat

Gambar 5. Model CFA Pemerintah


Sumber : Hasil Analisis, 2016

Standar loading factor () dari setiap


indikator variabel pemerintah ditunjukkan
pada tabel berikut:
Gambar 6. Model CFA Masyarakat
Sumber : Hasil Analisis, 2016
Tabel 16. Analisa Faktor Konfirmatori
Pemerintah Standar loading factor () dari setiap
Standar indikator variabel masyarakat ditunjukkan
Hubungan Error P- Value
Loading ()
pada tabel berikut:
X1.23 P 0,713 0,315 ***
X1.21 P 0,686 0,499 ***
X1.20 P 0,677 0,274 *** Tabel 17. Analisis Faktor konfirmatori
X1.22 P 0,677 0,402 ***
X1.18 P 0,632 0,422 *** masyarakat
X1.25 P 0,614 0,467 ***
Hubunga Standar
X1.24 P 0,58 0,434 *** Error P- Value
n Loading ()
X1.16 P 0,569 0,562 ***
X1.17 P 0,558 0,405 *** X2.3 M 0,678 0,836 ***
X1.13 P 0,541 0,855 *** X2.9 M 0,676 0,539 ***
X1.15 P 0,531 0,656 ***
X2.10 M 0,665 0,433 ***
X1.7 P 0,522 0,884 ***
X1.4 P 0,514 0,557 *** X2.4 M 0,608 0,426 ***
X1.9 P 0,504 0,579 ***
X2.13 M 0,59 0,757 ***
X1.5 P 0,499 0,873 ***
X1.6 P 0,492 0,748 *** X2.12 M 0,548 0,623 ***
X1.1 P 0,479 0,772 ***
X2.11 M 0,538 0,605 ***
X1.2 P 0,447 0,673 ***
X1.19 P 0,431 0,528 *** X2.2 M 0,537 0,4 ***
X1.8 P 0,418 0,771 *** X2.8 M 0,536 0,636 ***
X1.11 P 0,362 0,78 ***

18 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

X2.1 M 0,533 0,604 *** Besarnya nilai koefisien jalur dan P-value
X2.5 M 0,531 0,616 ***
tiap variabel dapat ditunjukkan pada tabel
X2.6 M 0,477 0,581 ***
X2.7 M 0,381 0,664 *** berikut:
Jumlah 7,298 7,72
Sumber: Hasil Analisis (2016)
Tabel 18. Estimasi Parameter antar
Dari gambar diatas, menunjukkan bahwa
Variabel Laten Model Struktural
kriteria kesesuaian model menyatakan
Path
sudah cukup baik. Nilai chi-square sebesar Hubungan
Coefficien
Cr P-value Sig.

229,170, nilai AGFI (0,657) dan nilai GFI PB


0,257 0,936 *** Sig
Pemerintah
(0,755) mendekati 1, yang menyatakan PB
0,109 0,387 *** Sig
model cukup baik. Masyarakat
Pemerintah↔
0,853 4,224 *** Sig
Masyarakat
Pembahasan Pengaruh Peran Sumber: Hasil Analisis (2016)
Pemerintah dan Masyarakat Terhadap
Berdasarkan hasil estimati sebagaimana
Penanggulangan Banjir
ditunjukkan pada tabel 18 diatas,
Setelah dilakukan pengujian didapatkan hubungan signifikan antara
undimensionalitas pada masing-masing variabel laten pemeritah dengan
variabel laten dengan menggunakan
penanggulangan banjir, dengan nilai
analisis faktor konfirmatori, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis koefisien jalur sebesar 0,257. Hubungan
model persamaan struktural. Analisis ini antara variabel laten masyarakat dengan
digunakan untuk mengetahui pengaruh penanggulangan banjir juga bernilai
pemerintah dan masyarakat terhadap signifikan dengan koefisien jalur sebesar
penanggulangan banjir, sesuai dengan 0,109. Hubungan antara variabel
diagram jalur penelitian dan persamaan pemerintah dengan masyarakat juga
struktural model yang disusun sebelumnya.
bernilai signifikan dengan nilai koefisien
Analisis model persamaan struktural secara
serempak dilakukan dengan menggunakan 0,853. Pengaruh terbesar terletak pada
software AMOS v.21. Hasil uji pada hubungan antara variabel pemerintah
penelitian ini dapat dilakukan dengan cara dengan masyarakat sebesar 0,853 atau
melihat jalur-jalur pada model struktural 85,3% apabila pemerintah dan masyarakat
yang signifikan. Untuk mengetahui jalur- bekerjasama dalam menanggulangi banjir
jalur hubungan (pengaruh) yang signifikan
maka hasilnya akan sangat baik. Berbeda
dapat dilihat pada koefisien jalur. Analisis
model struktural ditunjukkan pada gambar dengan apabila masyarakat dan pemerintah
sebagai berikut: masing-masing atau sendiri dalam
menanggulangi banjir, maka hasilnya tidak
cukup baik.
Model dikatakan baik bila pengembangan
model hipotetik secara konseptual teoritis
didukung oleh data empiris. Hasil analisis
kesesuaian model struktural jalur signifikan
yang disajikan pada tabel 19 Hal ini dilihat
dari nilai-nilai indeksnya yang
dibandingkan dengan nilai kritis dari
msing-masing indeks.
Gambar 7. Analisis Persamaan Struktural Tabel 19. Goodness of Fit Model Struktural
Sumber : Hasil Analisis, 2016 Signifikan

19 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

Goodness
Hasil Evaluas 3. Sedangkan indikator yang sangat
of Fit Cut of Value
Model i Model
Index berpengaruh pada variabel
Margina
TLI  0.90 0,512
l masyarakat yaitu mengikuti
P – RMSEA  0.08 0,000 Baik peraturan pemerintah dalam upaya
Margina
GFI  0.90 0,577
l
penanggulangan banjir (X2.3) dengan
AGFI  0.90 0,530
Margina standar loading () sebesar 0,678.
l
Margina
CFI  0.90 0,538
l Pengujian Pemerograman AMOS V.21
Diharapkan
Chi –
kecil 1649,401 Baik
square
(1829,4678) Selanjutnya akan dilakukan pengujian nilai
CMINDF  2,00 2,126
Margina standar koefisien korelasi penelitian.
l
Margina Pengujian dilakukan terhadap hasil
P  0,05 0,000
l
pemerograman yang dilakukan.
RMSEA  0,05 0,111 Baik
Sumber: Hasil Analisis (2016)
Tabel 20. Hasil Hubungan Pengujian
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Pemerograman AMOS V.21
bahwa sebagian besar kinerja yang Hubungan Estimate P
digunakan tidak memenuhi cut of value PB  Pemerintah 0,257 ***
hanya beberapa yang baik yang disyaratkan 0,109 ***
PB  Masyarakat
untuk kesesuaian model. Dapat dikatakan 0,853 ***
Pemerintah↔ Masyarakat
model tersebut marginal (mendekati baik),
Sumber: Hasil Analisis (2016)
karena memiliki nilai yang hampir
memenuhi kriteria sehingga model Tabel 20 dijadikan sebagai acuan utama
diterima. untuk melakukan uji nilai standar koefisien
korelasi dalam penelitian ini. Menurut
Hasil Pembahasan Sugiyono (2007) pedoman untuk
Sesuai dengan hasil pengolahan dan memberikan interpretasi koefisien korelasi
pengujian data terhadap semua variabel sebagai berikut:
pengaruh pemerintah dan masyarakat 0,00 – 0,199 = sangat rendah
terhadap penanggulangan banjir pada tabel 0,20 – 0,399 = rendah
15, 16, dan 17. Dari 41 indikator yang ada, 0,40 – 0,599 = sedang
35 indikator berpengaruh. 0,60 – 0,799 = kuat
Berdasarkan dari Tabel 15, 16, dan 17 0,80 – 1,000 = sangat kuat
menunjukkan bahwa: Dari hasil estimasi pada tabel 20 dapat
1. Indikator yang sangat berpengaruh dilihat pemerintah berpengaruh positif
pada variabel penanggulangan banjir terhadap penanggulangan banjir dengan
yaitu indikator penanggulangan nilai koefisien standardized 0,257.
secara non-struktural (Y2) dengan Selanjutnya masyarakat berpengaruh
standar loading () sebesar 0,833. positif juga terhadap penanggulangan
2. Kemudian indikator yang sangat banjir dengan nilai koefisien standardized
berpengaruh pada variabel 0,109. Besarnya nilai koefisien standardized
pemerintah adalah pemeliharaan hubungan antara pemerintah dan
chek dam (X1.23) dengan standar masyarakat dengan nilai 0,853 yang berarti
loading () pada sebesar 0,713. bahwa variabel pemerintah dan masyarakat
terhadap penanggulangan banjir adalah

20 | K o n s t r u k s i a
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (Restu – Andi – Bella)

sebesar 85,3% dan sisanya 14,7% saja belum cukup untuk mengatasi
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model masalah banjir.
ini. Sedangkan menurut pedoman 2. Variabel Masyarakat yang sangat
interpretasi koefisien korelasi Sugiyono berpengaruh terhadap
(2007) hubungan pemerintah dengan Penanggulangan Banjir adalah
penanggulangan banjir di dapat nilai 0,257 Mengikuti Peraturan Pemerintah
menunjukan nilai rendah artinya rendah dalam Upaya Penanggulangan Banjir
pengaruh pemerintah terhadap upaya (X2.3) dikarenakan pemerintah dalam
penanggulangan banjir, sedangkan membuat peraturan tentunya
hubungan keduanya antara pemerintah dan memerlukan partisipan untuk
masyarakan terhadap penanggulangan mengikuti peraturan tersebut, maka
banjir di dapat nilai 0,853 menunjukan nilai dukungan dari masyarakat dalam
sangat kuat artinya sangat besar mengikuti peraturan pemerintah
pengaruhnya, dan hubungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap upaya
terhadap penanggulangan banjir di dapat penanggulangan banjir. Hasil analisis
nilai 0,109 menunjukan nilai sangat rendah pengaruh Masyarakat terhadap
artinya sangat rendah pengaruh Penanggulangan Banjir sebesar 0,109
masyarakat terhadap upaya (berpengaruh sangat rendah) artinya
penanggulangan banjir. Dapat dilihat dari peran masyarakat saja tidak cukup
hasil tersebut bahwa jika pemerintah dan untuk mengatasi masalah banjir.
masyarakat berjalan masing-masing, maka 3. Variabel Penanggulangan Banjir yang
hasilnya sudah terlihat bahwa sangat sangat berpengaruh adalah
rendah pengaruhnya terhadap penanggulangan secara non-
penanggulangan banjir. struktural (Y2) karena perwujudan
upaya non-struktural ini
membutuhkan pendekatan yang
Kesimpulan
komprehensif dengan dukungan dari
Berdasarkan permasalahan, tujuan dan kapasitas institusi dan partisipasi
hasil analisis tentang pengaruh pemerintah publik, khususnya di dalam tatanan
dan masyarakat terhadap penanggulangan sosial masyarakat. Hasil analisis
banjir di DAS Ciujung bagian hulu keterkaitan Pemerintah dan
disimpulkan sebagai berikut : Masyarakat terhadap Penanggulangan
1. Variabel Pemerintah yang sangat Banjir sebesar 0,853 (berpengaruh
berpengaruh terhadap sangat kuat) artinya peran keduanya
Penanggulangan Banjir adalah jika bekerjasama maka sangat
Pemeliharaan Check Dam (X1.23) berpengaruh terhadap
dikarenakan adanya konstruksi check penanggulangan banjir.
dam maka pemeliharaan diperlukan
agar fungsi konstruksi untuk Saran
mengurangi volume banjir dapat Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
maksimal. Hasil analisis pengaruh beberapa saran untuk menanggapi
Pemerintah terhadap Penanggulangan kesimpulan tersebut sebagai berikut:
Banjir sebesar 0,257 (berpengaruh 1. Perlu dilakukan pengembangan
rendah) artinya peran pemerintah penelitian dengan meninjau bagian

21 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 8 Nomer 2 | Juli 2017

sungai bagian tengah dan hulu agar 7. SNI, 03-1724-1989, Analisis Hidrologi,
menjadi kesatuan dari semua bagian Hidraulik, dan Kriteriaa Desai
sungai. Bangunan di Sungai.
2. Perlu dilakukan pengembangan 8. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk
penelitian dengan membandingkan Penelitian. Alfabeta, Bandung.
antara pengaruh upaya pemerintah dan 9. Latan, Hengky. 2013. Model Persamaan
upaya masyarakat terhadap Struktural Teori dan Implementasi Amos
penanggulangan banjir. 21.0. Bandung : Alfabeta, cv.
3. Pada pengumpulan data, pengumpulan 10. Sebastian, Ligal. 2008. Pendekatan
dan pemilihan responden untuk Pencegahan dan Penanggulangan
kuesioner tahap 1 maupun tahap 2 Banjir. Fakultas Teknik Jurusan Teknik
harus dipersiapkan dengan matang dan Sipil Universitas Palembang,
dari jauh-jauh waktu agar dapat Palembang.
menyelesaikan penelitian sesuai 11. Saut Sagala, Dodon Yamin &
dengan jadwal rencana penelitian. Ramanditya Wimbardana. 2014.
Adaptasi Non Struktural Penduduk
Daftar Pustaka Penghuni Permukiman Padat Terhadap
1. Peraturan Pemerintah Republik Bencana Banjir : Studi Kasus Kecamatan
Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentang Baleendah, Kabupaten Bandung.
Sungai. Jakarta : Kementrian Hukum Bandung.
dan Hak Asasi Manusia Republik 12. Safira Indradewa, Meilani. 2008.
Indonesia. Potensi dan Upaya Penanggulangan
2. Sosrodarsono, Suyono. 2003. Hidrologi Bencana Banjir Sungai Wolowona,
Untuk Pengairan. Pradnya Paramita, Nangaba, dan Kaliputih di Kabupaten
Jakarta. Ende. Thesis – S2, Universitas Sebelas
3. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana. Maret, Solo (tidak diterbitkan).
2010. Kebijakan Penanggulangan Banjir 13. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
di Indonesia. Jakarta : Direktorat Provinsi Banten. 2016. Pengelolaan
Pengairan Irigasi. DAS. (Online).
4. Musdah, Erwin. 2014. Analisis Mitigasi http://dishutbun.bantenprov.go.id/rea
Nonstruktural Bencana Banjir Luapan d/article-
Danau Tempe. Thesis S-2, Universitas detail/berita/89/Pengelolaan-DAS-
Muhammadiyah Yogyakarta, Terpadu.html diakses 19 April 2016.
Yogyakarta (tidak diterbitkan)
5. Sarminingsih, Anik. 2007. Kajian
Alternatif Penanggulangan Banjir (Studi
Kasus Sungai Ladapa di Kabupaten
Gorontalo). (Online).
(https://bebasbanjir2025.wordpress.c
om/10-makalah-tentang-banjir-2/anik-
sarminingsih/ diakses 4 April 2016)
6. SNI, Revisi 03-2415-1991, Tata Cara
Perhitungan Debit Banjir.

22 | K o n s t r u k s i a

Anda mungkin juga menyukai