Anda di halaman 1dari 19

TUGAS LAPANGAN TERBANG

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA


DI NEGARA INDONESIA DAN NEGARA ARAB

Disusun oleh :

1. Reynardus Devo A ( 1310503008 )


2. Achmad Afif ( 1510503013 )
3. Salya Audina ( 1510503029 )
4. Herlambang Sulistianto ( 1510503027 )
5. Abdul Mufid ( 1510503058 )

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNVERSITAS TIDAR
2018
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi udara telah menjadi salah satu moda transportasi penting
untuk perjalanan dengan jarak menengah dan jarak jauh. Prasarana utama
yang menangani pergerakan transportasi udara ialah bandar udara. Dewasa ini,
bandar udara di Indonesia menjadi prasarana transportasi yang memiliki
perkembangan sangat cepat. Permintaan dari para calon penumpang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia. Permintaan yang
tinggi tersebut berpengaruh secara langsung terhadap permintaan jadwal
terbang bagi suatu maskapai penerbangan. Terlebih saat ini terdapat beberapa
maskapai penerbangan yang menerapkan sistem low cost carrier (LCC) yang
ciri utamanya ialah harga tiket terjangkau dan layanan terbang minimalis.
Maka tak heran jika bandar udara di beberapa wilayah di Indonesia mengalami
kenaikan tingkat kepadatan baik pada sisi udara maupun sisi daratnya.
Ada beberapa alasan konsumen menggunakan jasa transportasi udara,
diantaranya untuk kepentingan bisnis, kepentingan parwisata, dan berbagai
urusan lainnya. Perusahaan-perusahaan penerbangan bersaing untuk menarik
penumpang sebanyak-banyaknya dengan menawarkan tarif yang lebih murah
atau menawarkan berbagai bonus. Namun terkadang dengan tarif yang murah
sering menurunkan kualitas pelayanan. Dalam penyelenggaraan penerbangan
ternyata banyak hak-hak penumpang yang tidak dipenuhi sebagaimana
mestinya oleh perusahan penerbangan seperti banyak kasus kecelakaan yang
berakibat kematian atau luka-luka seperti kasus kecelakaan Adam Air
penerbangan 574, kehilangan barang dan keterlambatan penerbangan.
Sehubungan dengan itu diperlukan adanya pengaturan-pengaturan
secarahukum untuk menentukan tanggung jawab pengangkut angkutan udara
sehingga kepentingan penumpang terlindungi.
Salah satu bandar udara internasional di Indonesia yang memiliki jumlah
penumpang dan pergerakan pesawat terbanyak tiap tahunnya ialah Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta. Bandar udara tersebut menduduki
peringkat 8 sebagai bandar udara tersibuk di dunia menurut Airports
CouncilInternational. Dari data statistik angkutan udara tahun 2013, jumlah
penumpang yang dilayani bandar udara tersebut berjumlah sekitar 62 juta
orang, sedangkan pergerakan pesawat terbang berjumlah 398.722 unit. Angka
tersebut masih terus diperkirakan naik untuk tahun-tahun ke depan.
Arab Saudi merupakan negara yang berada di wilayah Timur Tengah
Benua Asia, dan memiliki bandar udara internasional King Abdul Aziz yang
berada di kota Jeddah. Karena kedekatan Jeddah ke kota suci Islam Makkah,
bandara singkatan satu fitur khusus: Terminal Haji khusus dibangun untuk
menangani peziarah asing ditakdirkan ke Mekkah untuk mengambil bagian
dalam ritual yang terkait dengan ibadah haji tahunan. Banyak maskapai
penerbangan dari negara-negara Muslim dan non-Muslim telah menggunakan
Terminal Haji, menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk membawa
peziarah ke Arab Saudi. Berdasarkan uraian diatas kami bermaksud untuk
membandingkan perkembangan transportasi udara yang ada di negara
Indonesia dan negara Arab Saudi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas menghasilkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan transportasi udara?
2. Bagaimana sejarah transportasi udara di Indonesia dan Arab Saudi?
3. Bagaimana perbandingan sistem transportasi udara di Indonesia
dan Arab Saudi?

1.3 Tujuan
Dengan membuat makalah ini diharapkan :
1. Mengetahui pengertian transportasi udara.
2. Dapat menjelaskan sejarah transportasi udara di Indonesia dan di
Arab Saudi
3. Dapat membandingkan sistem transportasi udara yang ada di
Indonesia dan di Arab Saudi.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh sebagai berikut :
1. Menambah wawasan
2. Menambah keterampilan dalam menulis
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tansportasi udara


Alat transportasi udara adalah transportasi/kendaraan manusia yang
mampu terbang di udara. Ada macam-macam alat transportasi udara, ada
pesawat udara, balon udara dan helikopter.Balon udara pertama kali dibuat
pada tahun 1783. Balon udara ini bisa terbang karena diberi udara panas.
Udara panas berasal dari hidrogen yang terbakar. Sebagai gantinya orang
sekarang memakai helium yang tidak mudah terbakar.
Kapal udara sebenarnya balon udara yang berbentuk mentimun. Kapal
udara digerakkan dengan mesin. Supaya kapal udara ini dapat melayang balon
udaranya diisi gas helium. Dibagian bawah balon ada ruangan untuk
penumpang namanya gondola. Alat transportasi udara yang lebih modern lagi
adalah pesawat udara. Dalam bahasa Inggris disebut aircraft. Aircraft dapat
terbagi dalam banyak jenis dan tipe. Berikut jenis-jenisaircraft secara umum
yang terbagi atas 10 macam transportasi udara:

1. Airliner (Pesawat Komersial/Pesawat Penumpang)

Pesawat penumpang sipil (Inggris: airliner) adalah pesawat terbang atau


pesawat udara yang digunakan untuk mengangkut penumpang sipil beserta
bagasi dan kargo (dengan kapasitas tertentu). Syarat-syarat mengenai
pengangkutan sipil diatur dalam undang-undang, baik pemerintah maupun
internasional melalui lembaga PBB bernama ICAO (International Civil
Aviation organization).

2. Seaplane
Pesawat yang mendarat di air seperti di pantai, sungai, danau, atau laut.

3. Biplane ( Memiliki 2 pasang sayap)

Adalah pesawat sayap tetap dengan dua sayap utama yang ditumpuk satu
di atas yang lain. Pesawat pertama yang terbang, yang Flyer Wright ,
menggunakan desain biplan, seperti melakukan sebagian besar pesawat di
tahun-tahun awal penerbangan.
Sementara struktur sayap biplane memiliki keunggulan struktural lebih
monoplane, itu menghasilkan lebih tarik dari unbraced sama atau
kantilever monoplane sayap.
Tandem sayap desain berbeda dalam satu dari dua sayap ditempatkan
depan dan belakang lainnya, sehingga tidak ada horizontal stabilizer
diperlukan.

4. Glider (Pesawat dengan sayap yang panjang)


Pesawat terbang Glider adalah pesawat yang lebih berat dari udara
didukung dalam penerbangan oleh reaksi angkat dinamis udara terhadap
permukaan, serta penerbangan yang bebas tidak tergantung pada mesin.
Sebagian besar pesawat jenis ini dimaksudkan untuk operasi rutinitas
tanpa mesin, meskipun kegagalan mesin dapat memaksa jenis pesawat
untuk menjadi glider.
Beberapa glider memiliki mesin untuk memperpanjang penerbangan
mereka, dan beberapa memiliki mesin cukup kuat untuk memulai ke
udara.

5. Helicopter ( Menggunakan baling-baling)

Adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang
rotornya digerakkan oleh mesin.
Helikopter merupakan pesawat udara yang mengangkat dan terdorong
oleh satu atau lebih rotor (propeller) horizontal besar. Helikopter
diklasifikasikan sebagai pesawat bersayap putar untuk membedakannya
dari pesawat bersayap tetap biasa lainnya. Kata helikopter berasal dari
bahasa Yunani helix (spiral) dan pteron (sayap).
Helikopter yang dijalankan oleh mesin diciptakan oleh penemu Slovakia
Jan Bahyl.Dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap , helikopter lebih
kompleks dan lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan, lumayan lambat,
memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas.
Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu
terbang di tempat, mundur, dan lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan bakar dan beban/ketinggian,
helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana pun
dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter
disebut helipad.

6. Fighter Aircraft (Pesawat Tempur/Militer)

Adalah pesawat militer yang dirancang untuk menyerang pesawat lain di


udara. Berbeda dengan pesawat pengebom, yang dirancang untuk
menyerang target di permukaan. Pesawat tempur relatif lebih kecil, cepat,
dan lincah.
Pesawat tempur awalnya dikembangkan pada Perang Dunia I untuk
menghadapi pesawat pengebom dan balon udara yang mulai lazim
digunakan untuk melakukan serangan darat dan pengintaian.Pesawat
tempur pertama awalnya berupa pesawat sayap ganda kayu yang diberi
senapan mesin ringan.
Pada Perang Dunia II, pesawat tempur lebih banyak dibuat dari logam,
bersayap tunggal, dan menggunakan senapan mesin yang tertanam pada
sayap. Setelah Perang Dunia II, mesin turbojet mulai menggantikan mesin
piston, dan peluru kendali mulai digunakan untuk menggantikan senapan
mesin sebagai senjata utama.
Klasifikasi pesawat tempur dibuat berdasarkan generasi. Penggunaan
generasi ini awalnya digunakan petinggi pertahanan di Rusia, yang
menyebut F-22 Raptor Amerika Serikat sebagai pesawat tempur "generasi
kelima".
Pesawat tempur adalah pesawat yang digunakan untuk perang di udara.
Umumnya pesawat tempur berbentuk ramping, dapat bergerak lincah,
membawa canon (senapan mesin) serta rudal dan bom, berkecepatan
tinggi, dilengkapi dengan perlengkapan avionik yang lebih banyak
daripada pesawat sipil/penumpang seperti radar yang mampu mendeteksi
lawan dalam jarak jauh serta mengunci sasaran lawan. Terlebih lagi
dilengkapi dengan peralatan pengecoh dan pengacau radar, sampai
berkemampuan "siluman".

7. Aerobatic Aircraft (Pesawat untuk akrobatik udara)


Sebuah pesawat aerobatic merupakan Aerodyne (lebih berat daripada
udara pesawat ) yang digunakan dalam aerobatik , baik untuk pameran
penerbangan dan kompetisi aerobatic.Pesawat ini dirancang dengan tujuan
menjadi sebagai dekat dengan ideal untuk aerobatik, dengan fokus
terutama pada manuver.

8. Light Aircraft (pesawat dengan muatan kecil)

Adalah pesawat yang memiliki berat lepas landas Berat maksimum dari
5.670 kg atau kurang.Banyak pesawat ringan digunakan secara komersial
untuk penumpang dan angkutan barang , jalan-jalan, fotografi dan peran
serupa lainnya serta penggunaan pribadi.

9. Airship (Pesawat balon)


Sebuah pesawat atau balon adalah jenis aerostat atau lebih ringan dari
pesawat udara yang dapat dikemudikan dan didorong melalui udara
dengan menggunakan kemudi dan baling-baling atau lainnya dorong
mekanisme. Pada awal balon, gas lifting yang digunakan adalah hidrogen ,
meskipun kekhawatiran yang meluas karena mudah terbakar nya.

10. Hot Air Balloon (Balon Udara

Balon terbang atau udara merupakan sejenis pesawat terbang, sebuah


balon yang dipompa dengan udara. Balon terbang dapat mengambang di
udara karena daya apungnya.Awalnya, udara yang dipompakan itu adalah
hidrogen. Karena risiko ledakan, sekarang gas mulia helium digunakan
sebagai media penggerak.
Penggunaan balon terbang terorganisir diketahui dari saat pengepungan
Paris pada tahun 1870 untuk mengirim kurir dari kepungan tersebut. Saat
itu dikirimkan 60 balon. Salah satu balon tersebut, Ville de Orléans,
melenceng dari jalur dan tiba di sekitaran Lifjell, Telemark.

2.2 Transpotasi udara di Indonesia dan di Arab Saudi


Menurut sejarah dunia, transportasi udara adalah transportasi yang
berkembang paling belakangan bila dibandingkan dengan transportasi seperti
darat dan air. Orang dulu lebih sering menggunakan transportasi laut dan
udara untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, karena jaman
dahulu perkembangan moda transportasi darat dan laut sangat pesat dan belum
terpikirkan untuk membuat transportasi yang dapat terbang di angkasa.
Akhirnya pada tahun 1903 seorang saudara kakak beradik yang bernama
Orville Wright dan Wilbur Wright atau lebih sering didengar dengan sebutan
Wright bersaudara berhasil menciptakan sebuah pesawat terbang rancangan
mereka sendiri yang dinamakan Flyer dan berhasil mengudara sejauh 4 mil di
dekat wilayah berbukit pasir Kitty Hawk, North Carolina, Amerika Serikat.
Wright bersaudara berhasil mewujudkan mimpi manusia untuk dapat terbang
di angkasa.
Semenjak penemuan penting yang diciptakan oleh Wright Bersaudara
maka dunia pun langsung merespon dengan baik untuk dapat menciptakan
pesawat-pesawat yang lebih baik, sehingga akhirnya pada tahun 1914 untuk
pertama kalinya mulai diperkenalkan angkutan penerbangan yang sifatnya
komersial yang dapat mengangkut manusia dan barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya.
Semakin berkembangnya jaman dan semakin majunya teknologi dalam
bidang dirgantara, manusia mulai membuat dan pada akhirnya tercipta untuk
pertama kalinya pesawat yang dapat melebihi kecepatan suara. Pada tahun
1947, Pilot berkebangsaan Amerika Serikat yang bernama Chuck Yeager
berhasil mengudara dengan menggunakan pesawat yang melebihi kecepatan
suara.
Karena antusias masyarakat menyambut transportasi udara sebagai
transportasi yang paling cepat dan dapat mengangkut banyak orang, maka
terpikirkan oleh perusahaan pembuat pesawat yang bernama Boeing
Commercial Airplane untuk memproduksi pesawat berbadan lebar yang dapat
mengangkut kurang lebih 400 orang dan akhirnya pada tahun 1966 untuk
pertama kalinya dunia dikejutkan dengan kehadiran sosok pesawat besar yang
bernama Boeing 747 dimana saat itu maskapai penerbangan milik Amerika
Serikat yang Pan American Airlines menjadi pemesan pertama untuk pesawat
tersebut. Namun pada tahun 2007, perusahaan pembuat pesawat yang bernama
Airbus sangat mengejutkan dunia dimana pesawat berbadan lebar double
decker yang bernama Airbus 380 mengudara untuk pertama kalinya dan
Singapore Airlines adalah pemesan pertama untuk Airbus 380.

2.2.1 Transportasi Udara di Indonesia


Awal mula penerbangan di Indonesia dimulai pada tahun 1913 yaitu
seorang penerbang asal Belanda bernama J.W.E.R Hilger berhasil
menerbangkan sebuah pesawat jenis Fokker dalam kegiatan pameran yang
berlangsung di Surabaya. Penerbangan tersebut tercatat sebagai penerbangan
pertama di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) meskipun berakhir dengan
terjadinya kecelakaan namun tidak menewaskan penerbangnya.
Melihat adanya prospek yang baik bagi penerbangan sipil maupun militer
di Indonesia, maka pada tahun 1924 sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik
maskapai penerbangan Belanda mencoba melakukan penerbangan dari
Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang Jakarta). Penerbangan
yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu selama 55 hari dengan
berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia dan berhasil mendarat di
Cililitan yang sekarang dikenal dengan Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tahun 1928 di Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan
KNILM (Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang
terbentuk atas kejasama Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel
Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia Belanda dan perusahaan - perusahaan
dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di Indonesia. Dengan
mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute
penerbangan tetap Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya
membuka rute Batavia-Surabaya (pp) dengan transit di Semarang sekali setiap
hari. Setelah perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat udara yang lebih
besar seperti Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun bertambah
yaitu Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura
seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan pertama Belanda ke Jakarta, masih
diperlukan lima tahun lagi untuk dapat memulai penerbangan berjadwal.
Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan penerbangan KLM
(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat Fokker F-78
bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian pada
tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan
Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut penumpang.
Pada tahun 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan
registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair yang membawa Presiden
Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai
Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru,
Garuda Indonesian Airways, pemberian Presiden Soekarno kepada perusahaan
penerbangan pertama ini.

2.2.2 Transportasi Udara di Arab Saudi


Maskapai penerbangan nasional Arab Saudi, Saudi Arabian Airlines
(SAA), dimulai pada tahun 1945. Maskapai ini sekarang memiliki sekitar 140
armada pesawat dengan penerbangan ke kota di Arab Saudi dan di seluruh
dunia. Saudi Arabian Airlines terus mengembangkan armada, belum lama
SAA membeli 15 pesawat regional dari perusahaan Brasil Embraer.Saudi
Arabian Airlines mengangkut sekitar 15 juta penumpang per tahun, sepertiga
dari mereka penerbangan internasional.
Arab Saudi Airlines telah melakukan perjalanan jauh untuk memodernisasi
armadanya. Hal ini dilakukan setelah melakukan studi komprehensif untuk
persyaratan penerbangan yang meliputi; baik panjang dan kebutuhan
operasional jangka pendek, menentukan jenis pesawat yang optimal, dan
analisis beberapa faktor operasional seperti; kejauhan, jumlah penumpang,
jumlah penerbangan , persaingan dan akhirnya baik regional dan internasional.
Rencana modernisasi termasuk memperoleh 50 pesawat Airbus320, di
samping pembelian dan sewa 12 pesawat baru Boeing787. Maskapai ini akan
mendapatkan pesawat lain Airbus330 ukuran 8 lebar dengan kapasitas
penumpang 320. Pengiriman pengiriman pertama akan dalam waktu dekat,
yang akan membawa jumlah pesawat dalam armadanya menjadi 70 pesawat.
SAA menyediakan pelayanan dalam 3 kelas, yaitu kelas ekonomi
(business class), kelas tamu (guest class) dan kelas eksekutif (first class).
Kepuasan pelanggan adalah prioritas utama baik di udara dan di darat, dimulai
dengan pemesanan, check-in, boarding, in-flight service, deplaning,
penanganan bagasi dan bantuan pada saat kedatangan.
Kondisi maskapai Saudi Arabian Airlines (penumpng, kargo, dan bagasi)
mengikuti pada peraturan dan batasan yang berkaitan dengan kewajiban yang
telah ditetapkan oleh Konvensi Warsawa sebagaimana telah diubah dengan
Protokol Den Haag. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kondisi Saudi
Arabian Airlines yang nyaman dan bersih, maka perusahaan mengenakan tarif
yang berdasarkan ketentuan yang terdapat di dalam tiket penumpang.
Harga dalam menggunakan perjalanan SAA ditentukan oleh seberapa jauh
perjalanan dari daerah asal dan juga ditentukan oleh pilihan kelas yang dipilih.
Semakin tinggi tingkat kelas, semakin tinggi harga tiket, dan semakin baik
pula pelayanan yang diberikan.
Bandar Udara di Arab Saudi terdiri dari 3 macam bandara, yaitu bandara
internasional, regional dan domestik. Bandara internasional Arab Saudi
terletak di 4 kota, Dammam (King Fahd International Airport), Jeddah (King
Abdulaziz International Airport), Riyadh (King Khalid International Airport),
dan Madinah (Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport).
Sedangkan bandara regional tersebar di enam kota dan bandara domestik
tersebar di 26 kota.
King Fahd International Airport terletak di Dammam, Arab Saudi.
Bandara Raja Fahd merupakan bandar udara terbesar di dunia dengan area
seluas 780 km² (301 mi²), melebihi Bandar Udara Internasional Montreal-
Mirabel di Kanada dengan area seluas 356 km² (137 mi²). Bandara ini
memiliki 6 lantai dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan seperti pada lantai
satu terdapat tempat parkir bus, lantai ini terletak di bawah tanah. Lantai dua
merupakan penghubung antara terminal dan parkir mobil dan rumah klinik
Departemen Kesehatan. Lantai tiga terdapat pelayanan Bea dan Imigrasi untuk
penumpang yang baru saja tiba melalui gerbang tertentu dan bagi mereka tiba
dengan bus bandara dari pesawat. Lantai empat merupakan area sebagai
penghubung antara pesawat dan kedatangan & tingkat keberangkatan, lantai
ini terdapat ruang tunggu untuk penumpang domestik. Lantai lima merupakan
area proses keberangkatan dan check-in counter. Sedangkan lantai enam
dimana merupakan lantai teratas merupakan area kantor administrasi bandara,
selain itu terdapat pula balkon yang dirancang untuk memungkinkan
pengunjung untuk menikmati pemandangan dari pesawat lepas landas dan
pendaratan, dilantai ini juga terdapat kafetaria untuk karyawan, perpustakaan
dan ruang presentasi. Selain itu, terdapat pula masjid untuk fasilitas beribadah.
King Abdulaziz International Airport merupakan bandara yang pertama kali
dibentuk oleh kerajaan Arab Saudi untuk dijadikannya bandara internasional
pertama di Arab Saudi. Awalnya pembangunan bandara ini dikelola oleh
pemerintah/kerajaan Arab Saudi, tetapi sejalan dengan perbaikan bandara ini,
maka pemerintah mengembangkan sektor bandara secara komersial melalui
pengenalan kompetisi dan meningkatkan partisipasi sektor swasta. Pemerintah
Kerajaan Arab Saudi memberikan kewengangan terhadap General Authority
of Civil Aviation (GACA) dalam mengelola pengembangan dan renovasi
bandara ini. Maka, GACA bekerja sama dengan Netherland Airport
Consultant dalam pengembangan bandara King Abdulaziz atas kerjasama
sistem public private partnership. King Abdulaziz International Airport ini
memiliki terminal khusus untuk haji dan the royal terminal dimana merupakan
untuk penggunaan eksklusif Raja Arab Saudi, anggota lain dari keluarga
kerajaan, dan tamu pribadi mereka, termasuk mengunjungi Kepala Negara.
King Khalid International Airport terletak di Riyadh, Saudi Arabia. Bandar
udara ini menempati area perkiraan 225 kilometer persegi dan mencakup
semua utilitas utama dan fasilitas bandara seperti pusat perbelanjaan, paviliun
kerajaan, bangunan kargo udara, kantor pos, bangunan swasta penerbangan,
masjid, menara kontrol , tempat penerbangan berisi dua jalur lepas-landa
masing-masing sejajar berukuran 4.200 meter, di samping bagian-bagian tanah
dan ruang parkir pesawat. Bangunan-bangunan perangkat bandara meliputi:
kompleks pemerintahan pusat, kompleks keselamatan publik, stasiun utama
pemadam kebakaran, pemadam kebakaran stasiun cabang dua, bangunan
komunikasi, pusat meteorologi, pasokan dan bangunan dapur pusat, jasa tanah
pemeliharaan peralatan workshop, pemeliharaan utilitas bagian rumit dan
kompleks perumahan untuk staf bandara.
Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport sejak
pembukaannya di tahun 1972 (1392 H) terletak Utara-Timur Al-Madinah Al-
Munawwarah pada jarak 15 km dari pusat kota. Bandar udara ini menyaksikan
sebuah ekspansi yang terus meningkat dan program pembangunan
berkelanjutan sejak berdirinya dan sampai sampai saat ini adalah menerima
peziarah dan pengunjung Masjid Nabi. Pentingnya Al Madinah Bandaratelah
berasal dari pentingnya Kota Suci Al-Madinah. Karena salah satu bandara
yang paling penting di dalam Kerajaan, untuk mengubah Bandara Madinah
dari Bandara Domestik menjadi Bandara Internasional dengan
mempertimbangkan pentingnya peran transportasi udara yang bermain dalam
memberikan pelayanan kepada para peziarah dan pengunjung Masjid Nabi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Arab Saudi lebih dahulu memiliki perusahaan penerbangan sendiri
dibanding dengan Indonesia.
2. Arab Saudi memulai perusahaan penerbangannya secara mandiri,
sedangkan Indonesia dari perusahaan Belanda.
3.2 Saran
1. Indonesia sebaiknya memperhatikan lapangan terbang yang berada di
kawasan pariwisata di wilayah timur, agar dapat mempermudah turis
lokal maupun mancanegara.
2. Indonesia perlu memperluas lapangan terbang yang terlalu kecil,
padahal arus lalu lintas penerbangan yang ada terlalu padat.

Anda mungkin juga menyukai