Anda di halaman 1dari 24

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA Nn.

N
DENGAN FARINGITIS AKUT
Disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik Ilmu Kedokteran Keluarga
Klinikita Tembalang

Disusun Oleh :
Alifia Assyifa
H2A010002

KEPANITERAAN KLINIK
STASE ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015

0
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Nn. N
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
FARINGITIS AKUT

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


A. IDENTITAS KK
Nama Kepala Keluarga : Tn. A (55 Th)
Alamat Lengkap : Jalan Tirto Agung Timur II no 2, Semarang
Bentuk keluarga : Nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
Kedudukan Pendidikan
Nama L/P Umur Pekerjaan Status Keterangan
dlm keluarga terakhir
Tn. A Kepala L 55 S1 PNS (Guru) - -
keluarga
Ny. C Istri P 50 D3 Ibu rumah - -
tangga
Nn. I Anak P 25 S1 Perawat - -
kandung
Nn. N Anak P 22 SMA Mahasiswa Pasien Faringitis akut
kandung
Kesimpulan tahap I:
Keluarga Nn. N berbentuk nuclear family, didapatkan pasien atas nama Nn.
N usia 22 tahun, pendidikan SMA, seorang mahasiswa dengan penyakit
faringitis akut.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tembalang, Semarang
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMA

1
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal periksa : 9 Februari 2015

B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Nyeri tenggorokan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari yang lalu, pasien merasakan nyeri tenggorokan. Nyeri
tenggorokan awalnya didahului rasa gatal dan tidak nyaman pada
tenggorok yang timbul setelah makan-makanan berminyak dan minum-
minuman dingin.
Pasien merasa nyeri tenggorok sepanjang hari dan bertambah saat
menelan makanan padat. Keluhan dirasakan mengganggu aktivitas dan
kegiatan sehari-hari dan pasien mengeluh tidak dapat tidur. Keluhan
pasien berkurang apabila minum air putih hangat.
Selain nyeri tenggorok, pasien juga mengeluh nyeri kepala yang dirasa
terus-menerus di seluruh bagian kepala. Pasien mengeluh batuk berdahak
warna putih kental dan dahak sulit dikeluarkan. Untuk mengurangi gejala
batuk pasien membeli obat komix. Setelah meminum obat, batuk sedikit
mereda namun nyeri tenggorok dan nyeri kepala masih dirasakan. Pasien
juga mengeluh pilek dengan warna lendir putih kental dan di
tenggorokan seperti ada lendir yang mengalir. Pasien juga mengeluhkan
demam terutama pada malam hari, nafsu makan menurun dan badan
terasa lemas. Pasien tidak mengeluh nyeri pada telinga, nyeri otot
maupun sendi, suara serak, mual dan muntah disangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : Diakui, dalam 1 bulan terakhir
Riwayat gangguan maag : Diakui, sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat alergi : Disangkal
Riwayat mondok : Disangkal

2
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : Disangkal
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat sakit gula :Diakui, ayah (sejak 3 tahun lalu dan
terkontrol)
Riwayat alergi : Disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : Disangkal
Riwayat minum alkohol : Disangkal
Riwayat olah raga teratur : Disangkal
Kebiasaan telat makan : Diakui
Kebiasaan tidur larut : Diakui
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang mahasiswa ilmu kesehatan masyarakat semester 7.
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai guru
PNS, ibu rumah tangga dan seorang kakak perempuan yang bekerja
sebagai perawat. Penghasilan perbulan kedua orang tua lebih dari Rp.
1.500.000,00. Pasien mendapat uang saku perbulan sekitar Rp.
1.000.000,00. Asuransi anggota keluarga ditanggung ASKES.
Kesan ekonomi : cukup
7. Riwayat gizi
Pasien makan 2 kali sehari dengan menu makanan berganti-ganti karena
lebih sering makan di warung, pasien sering mengkonsumsi buah dan
sayuran.
Kesan gizi cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : sadar, tampak sakit ringan
1. Tanda vital :
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

3
Frekuensi napas : 24x/menit, reguler
Suhu : 37,50 C (aksiler)
2. Status Gizi :
BB : 51 kg
TB : 157 cm
BMI : 20,7 (normal)
3. Kepala : Mesosefal
4. Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-)
5. Hidung : Discharge +/+
6. Telinga : Discharge -/-
7. Mulut : Anemis (-) T1 – 1 , faring hiperemis (+)
8. Leher : Pembesaran KGB (-)
9. Thoraks
Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
 Palpasi :Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
 Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
 Auskultasi: Suara dasar I –II reguler, bising (-)
Paru :
 Inspeksi : Simetris, hemithoraks dextra = sinistra
 Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
10. Abdomen :
 Inspeksi : Datar, venektasi (-)
 Palpasi : Supel (+), turgor <2”, Nyeri tekan hipokondrium sinistra
dan epigastrium (-), hepar ataupun lien tidak teraba.
 Perkusi : Timphany (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
 Auskultasi: Peristaltik normal
11. Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-

4
Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
Capillary refill < 2 detik < 2 detik

12. Status Lokalis


a. Telinga
- Telinga luar :Bentuk normal, benjolan (-), hiperemis (-),
discharge (-)
- Liang telinga : Discharge (-)
- Membran timpani : Dalam batas normal
b. Hidung
- Bentuk hidung : Dalam batas normal
- Rinoskopi anterior: Dalam batas normal
c. Tenggorokan
- Mulut : Warna normal, massa (-),
- Mukosa : Hiperemis (-)
- Ginggiva dan geligi: Karies (-), missing teeth (-)
- Palatum : Hiperemis (-)
- Tonsil dan uvula : T1-T1, hiperemis (+), massa (-), uvula di
tengah
- Faring : Hiperemis (+), post nasal drip (+) warna
discharge putih konsistensi kental, edema (-)

D. RESUME
Sejak 2 hari yang lalu, pasien mulai mengalami nyeri tenggorokan. Nyeri
tenggorokan diawali rasa gatal pada tenggorok yang timbul setelah
mengkonsumsi makanan berminyak dan minum minuman dingin. Keluhan
mengganggu aktivitas, keluhan bertambah saat makan makanan padat dan
berkurang bila minum minuman hangat. Keluhan lain dizziness, batuk
berdahak warna putih dengan konsistensi kental dan sulit dikeluarkan. Pasien
sudah minum obat komix dan batuk sedikit mereda. Pasien mengeluh terdapat
discharge dari hidung berwarna putih dengan konsistensi kental dan terdapat
post nasal drip. Keluhan lainnya febris remiten tidak teratur, anoreksia dan
malaise. Riwayat sakit serupa dalam 1 bulan terakhir. Riwayat gastritis diakui
sejak 2 tahun lalu.

5
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sadar dan tampak sakit ringan.
Discharge hidung (+/+) warna putih konsistensi kental, faring hiperemis, post
nasal drip (+).

E. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis holistik
Pasien Nn. N usia 22 tahun, nuclear family, faringitis akut. Status gizi
cukup. Hubungan keluarga baik dan dekat, pasien adalah anak kedua dari
dua bersaudara. Hubungan dengan lingkungan warga sekitar baik. Status
ekonomi cukup.
2. Diagnosis biologis
Faringitis akut.
3. Diagnosis psikologis
Pasien tinggal bersama orangtua dan seorang kakak perempuan, hubungan
orang tua dengan pasien dan kakak dengan pasien sangat dekat meskipun
pasien lebih sering menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan di
kampus. Pasien sangat terbuka dan bersikap sangat akrab dengan keluarga
dan anggota keluarga yang paling dekat dengan pasien adalah ibu pasien.
Hubungan antar anggota keluarga dan warga sekitar baik. Pasien memiliki
banyak teman di kampus dan tidak memiliki masalah dalam perkuliahan.
Jadwal kuliah pasien cukup padat hingga sore hari. Pasien terkadang
merasa jenuh dan lelah dengan beban tugas yang dirasa cukup banyak.

4. Diagnosis sosial, ekonomi, dan budaya


Pasien merupakan bagian dari anggota masyarakat, kurang berperan aktif
dalam anggota kemasyarakatan, hubungan dengan warga sekitar baik.
Status ekonomi cukup.

F. PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa

6
a. Edukasi kepada pasien untuk istirahat yang cukup.
b. Minum obat secara teratur.
c. Menjaga pola makan yang teratur, menghindari makanan berminyak,
pedas, asam dan berlemak.
d. Banyak mengkonsumsi air putih dan menghindari minuman dingin.
e. Edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.
f. Mengurangi beban pikiran dengan refreshing di waktu luang.
2. Medikamentosa
a. Paracetamol 3x1 tab
b. Ambroxol 3x1 tab
c. Pseudoefedrin HCl 3x1 tab
d. Vitamin C 2x1 tab

G. FOLLOW UP
Tanggal 10 Februari 2015
Subjektif : Nyeri kepala, batuk dengan dahak warna putih konsistensi
cair mudah dikeluarkan dan pilek dengan lendir warna
putih konsistensi cair masih dirasakan, nyeri tenggorok
berkurang, nafsu makan berkurang.
Objektif :
1. Tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80x/mnt
RR : 24x/mnt
T : 37ºC
2. Kepala : Mesosefal
3. Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-)
4. Hidung : Discharge +/+
5. Telinga : Discharge -/-
6. Mulut : Anemis (-) T1 – 1 , faring hiperemis (+)
7. Thoraks :

7
Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
 Palapsi : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea mid
clavicula sinistra
 Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas noemal
 Auskultasi : Suara dasar I –II reguler, bising (-)
Paru :
 Inspeksi : Simetris, hemithoraks dextra = sinistra
 Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
8. Abdomen
 Inspeksi : Datar, venektasi (-)
 Palpasi :Supel (+), nyeri tekan hipokondrium sinistra dan
epigastrium (-), hepar ataupun lien tidak teraba.
 Perkusi : Timphany (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
 Auskultasi : Peristaltik normal
9. Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Capillary refill < 2 detik < 2 detik
10. Status Lokalis :
a. Telinga
- Telinga luar :Bentuk normal, benjolan (-), hiperemis (-),
discharge (-)
- Liang telinga : Discharge (-)
- Membran timpani : Dalam batas normal
b. Hidung
- Bentuk hidung : Dalam batas normal
- Rinoskopi anterior: Dalam batas normal
c. Tenggorokan
- Mulut : Warna normal, massa (-),
- Mukosa : Hiperemis (-)
- Ginggiva dan geligi: Karies (-), missing teeth (-)
- Palatum : Hiperemis (-)

8
- Tonsil dan uvula : T1-T1, hiperemis (+), massa (-), uvula di
tengah
- Faring : Hiperemis (+), post nasal drip (+) warna
discharge putih konsistensi cair, edema (-)

Assesment : Faringitis akut viral


Planning :
a. Medikamentosa :
- Paracetamol 3x1 tab
- Ambroxol 3x1 tab
- Pseudoefedrin HCl 3x1 tab
- Vitamin C 2x1 tab
b. Non medikamentosa :
- Edukasi kepada pasien untuk istirahat yang cukup.
- Minum obat secara teratur.
- Menjaga pola makan yang teratur, menghindari makanan
berminyak, pedas, asam dan berlemak.
- Banyak mengkonsumsi air putih dan menghindari minuman dingin.
- Edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.
- Mengurangi beban pikiran dengan refreshing di waktu luang.

H. FLOW SHEET
Nama : Nn. N (22 tahun)
Diagnosis : Faringitis akut et causa virus, gizi cukup
Tabel 2. Flowsheet Pasien
Tanggal Tanda vital Keluhan Rencana terapi Target
10-2-15 TD : 90/60 Nyeri Medikamentosa : Nyeri
mmHg, kepala, a. Paracetamol 3x1 kepala,
HR :80 batuk tab batuk dan
x/mnt, RR: berdahak b. Ambroxol 3x1 tab pilek
24x/mnt, T: warna putih c. Pseudoefedrin HCl berkurang,
37ºC konsistensi 3x1 tab mengembali

9
cair mudah d. Vitamin C 2x1 tab kan nafsu
dikeluarkan Non medikamentosa makan
, pilek - Edukasi kepada
lendir pasien untuk
warna putih istirahat cukup
konsistensi - Minum obat
cair masih teratur
dirasakan, - Menjaga pola
nyeri makan yang
tenggorok teratur,
berkurang, menghindari
nafsu makanan
makan berminyak, pedas,
berkurang asam dan
berlemak.
- Banyak
mengkonsumsi air
putih dan
menghindari
minuman dingin

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan informasi
bahwa pasien cukup sering mengalami faringitis, terakhir kali tiga minggu
yang lalu. Pasien mengalami keluhan yang sekarang setelah makan
makanan berminyak dan konsumsi minuman dingin.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal di rumahnya bersama kedua orang tua dan seorang kakak
perempuan. Hubungan pasien dengan keluarga baik dan sangat dekat.

10
Pasien merupakan mahasiswa fakultas ilmu kesehatan masyarakat
semester 7, pasien masuk jurusan atas keinginan sendiri. Jadwal kuliah dan
praktikum pasien cukup padat dari pagi sampai sore hari. Pasien terkadang
merasa jenuh oleh kegiatan dan tugas perkuliahan.
3. Fungsi Sosial Budaya
Pasien dapat diterima dengan baik di lingkungan sekitar rumah maupun
lingkungan perkuliahan. Pasien cukup berperan aktif di dalam perkuliahan
dan sering mengikuti kegiataan yang diselenggarakan universitasnya.
Hubungan pasien dan teman-teman kuliah baik dan memiliki beberapa
teman dekat. Pasien jarang turut serta dalam kegiatan di sekitar rumahnya
karena kesibukan kuliah.
4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Orang tua pasien bekerja sebagai guru PNS dengan pendapatan perbulan
lebih dari Rp. 1.500.000,00. Uang saku perbulan sekitar Rp. 1.000.000,00
dan cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Kebutuhan makan dan
minum lebih sering beli di warung.
5. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA dan sedang berkuliah di fakultas
ilmu kesehatan masyarakat universitas diponegoro semarang dan
pendidikan kedua orang tua pasien S1 dan D3, sedangkan pendidikan
terakhir kakak perempuan S1.
6. Fungsi Religius
Pasien beragama Islam. Setiap hari shalat lima waktu dan membaca Al-
Qur’an di kama. Saat menghadapi suatu permasalahan setiap anggota
keluarga selalu berusaha memecahkan masalah dengan berlandaskan nilai-
nilai keagamaan sehingga tidak mudah putus asa jika menghadapi suatu
masalah.

B. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel .3. APGAR score keluarga Nn. N
KODE APGAR Tn.A Ny.C Nn.I An.N
A Saya puas bahwa saya dapat kembali 2 2 2 2

11
ke keluarga saya bila saya mendapat
masalah
P Saya puas dengan keluarga saya 2 2 2 2
membahas dan membagi masalah
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 1
mengekspresikan kasih sayangnya
dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian, dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 1
dan saya membagi waktu bersama-
sama.
Total (konstribusi) 10 10 10 8
Rata – rata APGAR score keluarga Nn. N = 38
= 38/4 = 9
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Nn. N baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis Nn. N
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi kurang aktif dalam kegiatan +
kemasyarakatan dan lebih sering menghabiskan
waktu di kampus
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya -
baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap -
ajaran agama, ketaatan, ibadah cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi -
kebutuhan
Education Tingkat pendidikan keluarga baik, banyak +
kegiatan dan tugas kampus yang menjadi beban
pikiran
Medikal Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup -
baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter,
puskesmas, atau rumah sakit

D. GENOGRAM

12
Diagram 1. Genogram keluarga Nn. N
Keterangan :
: laki-laki

: perempuan : pasien

: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn. Ny. Keterangan ;


A C
: hubungan baik

: hubungan tidak baik


Nn. Nn.
N I

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Nn. N


Kesimpulan: pola interaksi dua arah antar keluarga berjalan baik dan
harmonis.

F. FAKTOR PERILAKU
1. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini cukup baik, pendidikan terakhir pasien
SMA dan sedang melanjutkan kuliah di fakultas ilmu kesehatan
masyarakat, sedangkan kedua orang tua pasien yaitu berpendidikan S1 dan

13
D3, dan kakak perempuan berpendidikan S1. Pengetahuan pasien tentang
kesehatan dan pola hidup sehat cukup baik tetapi masih harus
ditingkatkan.
2. Sikap
Pasien dan keluarganya memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan
namun belum cukup menerapkan pola hidup yang sehat, antara lain kurang
memperhatikan pola makan sehari-hari, makan teratur dan makan-
makanan yang dimakan.
3. Tindakan
Pasien dan keluarga segera berobat ke klinik jika sakit. Pasien hanya
memeriksakan diri ke dokter jika sakit.

G. FAKTOR NON PERILAKU


1. Lingkungan
Pasien tinggal di rumah bersama keluarganya. Keadaan di dalam rumah
dan di luar sekitar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat
sampah, sumber air cukup bersih, sanitasi baik, ventilasi dan cukup
pencahayaan. Kondisi rumah tertata rapi dan di halaman terdapat beberapa
pot tanaman hias, tidak ada pepohonan.
2. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang berkaitan dengan penyakit pasien
sekarang.
3. Pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi jika sakit adalah dokter
keluarga. Pasien memilki asuransi kesehatan yaitu ASKES.

H. LINGKUNGAN INDOOR

14
Keluarga Nn. N tinggal dirumah berukuran 19x12 m 2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Kondisi rumah rapi terdiri atas ruang tamu, ruang
keluarga, tiga kamar tidur, ruang makan, dapur, satu gudang, satu mushola,
dan dua kamar mandi. Lantai rumah keramik, sedangkan atap rumah terdapat
langit-langit dan dilindungi genting. Ventilasi dan pencahayaan rumah cukup.
Perabotan rumah tangga cukup. Kebersihan rumah cukup baik. Keluarga
memasak di dapur menggunakan kompor gas dan terdapat pintu keluar dari
dapur. Terdapat 2 buah kamar mandi yang terpisah dari kamar. Wc
menggunakan wc duduk. Sumber air berasal dari PDAM.

I. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah pasien terletak di wilayah perkampungan dan dengan halaman yang
terbatas dengan pagar. Di halaman depan terdapat pot tanaman hias. Di
belakang rumah terdapat lahan yang terbatas untuk menjemur pakaian.
Rumah pasien berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah terdapat
selokan dengan aliran lancar. Kebersihan halaman cukup.
Gambar rumah

U D G KU
U

RM KM
RK
K K

M
KM
RT G

Teras Depan

Keterangan:

15
: pintu KU : Kamar utama
G : Garasi K : Kamar
RT : Ruang tamu KM : Kamar mandi
RK : Ruang keluarga D : Dapur
M : Mushola RM : Ruang makan
GU : Gudang

J. RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : Baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : Baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : Terdapat fungsi patologis pada
sosial dan edukasi
4. Fungsi Genogram Keluarga : Tidak ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : Baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : Cukup
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : Baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : Baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : Cukup

K. DAFTAR MASALAH
1. Masalah medis
a. Faringitis akut
b. Riwayat gastritis sejak 2 tahun lalu
2. Masalah non medis
a. Pola makan yang tidak teratur dan makan-makanan sembarangan.
b. Kurangnya kesadaran pasien untuk mencegah timbulnya penyakit.
c. Pasien merasa jenuh dengan banyaknya aktivitas perkuliahan.

L. PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No . Daftar masalah I T R JUMLAH
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1 Pola makan yang tidak 5 5 5 4 5 4 4 780
teratur dan makan- (I)
makanan sembarangan
2 Kurangnya kesadaran 4 4 4 5 4 4 4 720

16
pasien untuk mencegah (II)
timbulnya penyakit
3 Pasien merasa jenuh 5 4 4 4 4 4 4 624
dengan banyaknya (III)
aktivitas perkuliahan
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevelence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (teknologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (peralatan/bahan yang tersedia)
M. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

I II
Pola makan yang Nn. N Kurangnya
tidak teratur dan dengan kesadaran pasien
makan-makanan faringitis untuk mencegah
sembarangan akut timbulnya
penyakit

III
Pasien merasa jenuh
dengan banyaknya
aktivitas perkuliahan

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien

TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT


DENGAN FARINGITIS AKUT
Faringitis akut adalah sindroma inflamasi yang terjadi pada faring yang
disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme. Faringitis dapat merupakan

17
gejala infeksi umum dari saluran nafas bagian atas atau merupakan suatu infeksi
lokal yang spesifik di faring. Penyebab faringitis akut ialah kuman-kuman
golongan Streptococcus B hemoliticus, Streptococcus viridans serta golongan
pyogenes. Sisanya disebabkan oleh infeksi virus yaitu adenovirus dan virus
influenza.1 Cara infeksi faringitis ialah oleh percikan ludah (droplet infection),
dimana kuman masuk dan menginfiltrasi lapisan epitel kemudian epitel terkikis,
jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi infiltasi leukosit polimorfonuklear
sehingga timbul tanda dan gejala radang.2
Faktor resiko faringitis antara lain alergi yang merupakan reaksi
hipersensitivitas yang disebabkan oleh berbagai macam alergen, misalnya
makanan berprotein tinggi, cuaca dingin dan debu.1 Faktor lingkungan lain
seperti iritasi yang disebabkan makan-makanan yang bersifat merangsang atau
yang dapat mengiritasi faring, seperti makanan berminyak, terlalu pedas, terlalu
panas, asam, berlemak dan minuman dingin. Selain itu faktor resiko infeksi yang
mendahului terjadinya faringitis, seperti karies gigi, tonsillitis dan sinusitis yang
dapat mengakibatkan infeksi pada faring.2
Turunnya imunitas tubuh, stress atau keadaan psikologis dan pemenuhan gizi
yang kurang baik dapat mempengaruhi cepatnya proses penyembuhan terutama
penyakit virus, angka kekambuhan penyakit untuk timbul kembali dan mencegah
orang-orang di lingkungan sekitar tertular penyakit mengingat mekanisme
penularan pada faringitis melalui udara/droplet.
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung akibat iritasi yang
disebabkan oleh obat-obatan, peningkatan asam lambung, infeksi dan makanan.
Faktor pencetus, antara lain makanan yang merangsang peningkatan asam
lambung, kondisi stress, konsumsi obat-obatan anti inflamasi, makan tidak teratur
dan konsumsi alkohol atau merokok. Gastritis dapat berulang terutama apabila
terdapat faktor pencetus dan dapat menyebabkan keluhan yang lebih berat.3
Nn. N menderita faringitis akut yang kemungkinan disebabkan karena infeksi
virus oleh karena itu selain dilakukan pengobatan secara kuratif dengan cara terapi
simtomatis sebab infeksi virus umumnya bersifat self limiting disease. Selain itu
perlu dilakukan juga tindakan promotif, preventif dan rehabilitatif untuk

18
mencegah angka rekurensi faringitis sebab sebelumnya pasien menderita sakit
serupa dalam 1 bulan terakhir, dan mencegah kekambuhan riwayat gastritis yang
diderita sejak 2 tahun yang lalu. Perlunya meningkatkan kesadaran Nn. N yang
sering makan-makanan sembarangan. Edukasi yang diberikan kepada pada Nn. N
antara lain, edukasi kepada pasien untuk istirahat cukup, minum obat secara
teratur, menjaga pola makan yang teratur, menghindari makanan berminyak,
pedas, asam dan berlemak, banyak mengkonsumsi air putih dan menghindari
minuman dingin, serta edukasi untuk pemenuhan gizi yang baik.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Dagnosis Biologis
Faringitis akut
2. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga dan teman harmonis dan sangat baik.
Pasien terkadang merasa jenuh oleh kegiatan perkuliahan.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan warga sekitar cukup baik namun jarang aktif mengikuti
kegiatan di luar rumah. Kondisi rumah dan lingkungan sekitar cukup sehat.
Pendidikan pasien dan keluarga cukup. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dapat dipenuhi dengan baik.
B. SARAN
Saran komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai
berikut:
1. Promotif

19
Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faringitis akut yang diderita
Nn. N dan resiko terjadinya kekambuhan sehingga anggota keluarga dapat
saling membantu mengontrol pola makan dan gaya hidup Nn. N serta
menurunkan resiko penularan.
2. Preventif
a. Istirahat yang cukup
b. Makan teratur dan mengurangi makan-makanan berminyak, pedas,
asam dan berlemak
c. Konsumsi air putih yang cukup, hindari minuman dingin
d. Mengendalikan stress
e. Olahraga secara rutin
3. Kuratif
a. Paracetamol 3x1 tab
b. Ambroxol 3x1 tab
c. Pseudoefedrin HCl 3x1 tab
d. Vitamin C 2x1 tab
4. Rehabilitatif
a. Menghindari makanan yang dapat memicu timbulnya keluhan
faringitis.
b. Menghindari faktor pemicu kekambuhan riwayat penyakit dahulu.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Rusmarjono, S. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2001
2. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta:
Medika Aesculapicus. 2005
3. Endang & Puspadewi V.A. Penyakit maag dan gangguan pencernaan.
Yogyakarta: Kanisius. 2012.

21
LAMPIRAN GAMBAR

Tampak depan dan tampak beberapa pot tanaman

22
Dapur dan kamar mandi

23

Anda mungkin juga menyukai