2. Busur Sumatera-Meratus
Busur ini adalah busur kontinen yang memanjang pada ujung bagian selatan Paparan Sunda dari
utara Sumatera melewati ujung timur Jawa Barat menerus ke arah timur Kalimantan. Paparan
Sunda bersifat kontinen masif dengan batuan dasar berumur Paleosen atau lebih tua menerus ke
arah utara melalui Semenanjung Malaysia ke arah Thailand, Myanmar, dan Indocina.
Penunjaman ke arah utara menyebabkan pembentukan busur magmatik pada Awal Kapur sampai
Akhir Kapur yang melampar melewati Pulau Sumatera (Cameron dkk, 1980;W.McCourt, 1991)
dan Laut Jawa (Hutchison, 1989) terobosan-terobosan berasosiasi dengan kelompok batuan
volkanik Manunggal di Pegunungan Ulai, Batolit Manunggal dan Batolit Sikuleh (Aspden dkk,
1982b; Aldiss dkk, 1983).
3. Busur Halmahera
Busur Halmahera melampar dari Pulau Bacan di bagian Selatan menerus ke arah bagian utara
lengan Pulau Halmahera menerus ke bagian barat Pulau Morotai. Batuan dasar tersingkap di
bagian selatan dari Busur Halmahera di Pulau Bacan terdiri dari sekis, dengan batuan basaltik
dan andesitik berumur Paleogen terdapat di bagian utara (Sulfini Hakim dan Hall, 1991). Busur
andesitik di Halmahera terdiri atas batuan terobosan dan batuan gunungapi Neogen yang
setempat-setempat tertutup oleh endapan hunungapi Kuarter. Batuan Eruptif Neogen terbentuk
pada Akhir Miosen atau Pliosen (Sufni Hakim dan Hall, 1991).
4. Busur Sunda-Banda
Busur ini merupakan busur paling panjang di Indonesia, melampar dari utara Pulau Sumatera
melewati Pulau Jawa ke arah timur dan berakhir di Pulau Banda. Segmen barat terdiri atas
Sumatera, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah, dan terbentuk pada tepian selatan Paparan
Sunda, bagian timur dari Jawa Tengah ditafsirkan sebagai busur kepulauan terbentuk pada
kontinen yang tipis atau kerak intermedier.
5. Busur Aceh
Busur ini berbatasan dengan bagian utara Pulau Sumatera. Penunjaman di lepas pantai bagian
utara Pulau Sumatera dimana pada daerah ini ndapan gunungapi muda berhubungan dengan yang
terdapat di daratan (Stephenson dkk, 1982). Penunjaman tersebut kemungkinan juga aktif pada
awal Miosen Tengan, diduga bahwa penunjaman ke arah selatan dari Cekungan Mergui yang
bersifat oseanik menunjam di bawah batuan dasar bagian utara Sumatera dari Paparan Sunda.
Gambar penyebaran busur magmatik di Indonesia (atas) dan beberapa busur magmatik yang
menghasilkan deposit mineral ekonomis (bawah).
8. Busur Irian Jaya Tengah
Busur Irian Jaya Tengah merupakan busur tepi kontinen yang melampar dari leher kepala burung
Irian (sekarang Papua) menerus ke arah Papua New Guinea. Busur ini merupakan superimpos
pada busur New Guinea yang bersifat mobile, zona pada patahan naik dan perlipatan selatan dari
jalur malihan Rouffaer dan pada ofiolit New Guinea dimana pada kondisi secara struktural lebih
tinggi miring ke arah utara (Dow dkk, 1988). Batuan magmatik yang terkait dengan penunjaman
ke arah selatan yaitu batuan terobosan berupa "stock" pada daerah mineralisasi Ertsberg yang
berumur Akhir Pliosen dan batuan eruptif dan terobosan pada daerah-daerah tersebar menerus ke
arah timur ke daerah Papua New Guinea.