Anda di halaman 1dari 4

15 Busur Magmatik di Indonesia

1. Busur Sulawesi-Mindanao Timur


Pada Miosen Awal hingga pertengahan, busur ini menerus dari Sulawesi bagian barat daya
melewati lengan utara Sulawesi terus ke arah Pulau Sanghie sampai bagian timur dari Mindanao,
Filipina. Di bagian utara Pulau Sulawesi terindikasi pada Akhir Paleogen sampai awal Miosen
batuan gunungapi marin dan batuan sedimen terangkat ke arah utara menumpang pada batuan
dasar yang lebih tua pada Awal Miosen. Kegiatan magmatik pada Awal Miosen menunjukkan
umur berdasarkan K/Ar pada granit dan granodiorit pada 18,5 juta tahun dan 22,2 juta tahun di
dekat Gorontalo dan Soroya (Bellon dan Rangin, 1991), dan diorit menerobos batuan andesitik
pada 16 juta tahun di Tapadaa (Lowder dan Dow, 1977).

2. Busur Sumatera-Meratus
Busur ini adalah busur kontinen yang memanjang pada ujung bagian selatan Paparan Sunda dari
utara Sumatera melewati ujung timur Jawa Barat menerus ke arah timur Kalimantan. Paparan
Sunda bersifat kontinen masif dengan batuan dasar berumur Paleosen atau lebih tua menerus ke
arah utara melalui Semenanjung Malaysia ke arah Thailand, Myanmar, dan Indocina.
Penunjaman ke arah utara menyebabkan pembentukan busur magmatik pada Awal Kapur sampai
Akhir Kapur yang melampar melewati Pulau Sumatera (Cameron dkk, 1980;W.McCourt, 1991)
dan Laut Jawa (Hutchison, 1989) terobosan-terobosan berasosiasi dengan kelompok batuan
volkanik Manunggal di Pegunungan Ulai, Batolit Manunggal dan Batolit Sikuleh (Aspden dkk,
1982b; Aldiss dkk, 1983).

3. Busur Halmahera
Busur Halmahera melampar dari Pulau Bacan di bagian Selatan menerus ke arah bagian utara
lengan Pulau Halmahera menerus ke bagian barat Pulau Morotai. Batuan dasar tersingkap di
bagian selatan dari Busur Halmahera di Pulau Bacan terdiri dari sekis, dengan batuan basaltik
dan andesitik berumur Paleogen terdapat di bagian utara (Sulfini Hakim dan Hall, 1991). Busur
andesitik di Halmahera terdiri atas batuan terobosan dan batuan gunungapi Neogen yang
setempat-setempat tertutup oleh endapan hunungapi Kuarter. Batuan Eruptif Neogen terbentuk
pada Akhir Miosen atau Pliosen (Sufni Hakim dan Hall, 1991).

4. Busur Sunda-Banda
Busur ini merupakan busur paling panjang di Indonesia, melampar dari utara Pulau Sumatera
melewati Pulau Jawa ke arah timur dan berakhir di Pulau Banda. Segmen barat terdiri atas
Sumatera, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah, dan terbentuk pada tepian selatan Paparan
Sunda, bagian timur dari Jawa Tengah ditafsirkan sebagai busur kepulauan terbentuk pada
kontinen yang tipis atau kerak intermedier.

5. Busur Aceh
Busur ini berbatasan dengan bagian utara Pulau Sumatera. Penunjaman di lepas pantai bagian
utara Pulau Sumatera dimana pada daerah ini ndapan gunungapi muda berhubungan dengan yang
terdapat di daratan (Stephenson dkk, 1982). Penunjaman tersebut kemungkinan juga aktif pada
awal Miosen Tengan, diduga bahwa penunjaman ke arah selatan dari Cekungan Mergui yang
bersifat oseanik menunjam di bawah batuan dasar bagian utara Sumatera dari Paparan Sunda.

6. Busur Paparan Sunda


Data tentang busur ini relatif kurang, terdapat pluton granit yang terpencar-pencar. Granit
dijumpai mulai umur 85 juta tahun di Kepulauan Anambas dan monzonit kuarsa Akhir Kapur di
Kepulauan Tambelan sampai 74 juta tahun berupa granit-granodiorit di Pulau Karimata
(Hutchinson, 1989). Busur ini kemungkinan menerus ke selatan dari Pegunungan Schwaner
menjadi dasar dari cekungan Barito dan kemungkinan juga beberapa pluton yang berada di
bagian timur Pegunungan Meratus.

7. Busur Kalimantan Tengah


Busur kontinen ini melampar dari Kalimantan bagian timur laut ke arah selatan melewati
Kalimantan Tengah dan Barat dan menerus ke Serawak. Busur magmatik di tengah Pulau
Kalimantan ini diketahui pada beberapa tahun terakhir dari sisa-sisa erosi batuan andesitik
sampai trakhit-andesitik dari volkanik fasies sentral yang berumur Oligosen Akhir sampai Awal
Miosen. Busur ini sangat berkaitan dengan penunjaman ke arah selatan dengan jalur penunjaman
umumnya terletak pada bagian barat laut Serawak.

Gambar penyebaran busur magmatik di Indonesia (atas) dan beberapa busur magmatik yang
menghasilkan deposit mineral ekonomis (bawah).
8. Busur Irian Jaya Tengah
Busur Irian Jaya Tengah merupakan busur tepi kontinen yang melampar dari leher kepala burung
Irian (sekarang Papua) menerus ke arah Papua New Guinea. Busur ini merupakan superimpos
pada busur New Guinea yang bersifat mobile, zona pada patahan naik dan perlipatan selatan dari
jalur malihan Rouffaer dan pada ofiolit New Guinea dimana pada kondisi secara struktural lebih
tinggi miring ke arah utara (Dow dkk, 1988). Batuan magmatik yang terkait dengan penunjaman
ke arah selatan yaitu batuan terobosan berupa "stock" pada daerah mineralisasi Ertsberg yang
berumur Akhir Pliosen dan batuan eruptif dan terobosan pada daerah-daerah tersebar menerus ke
arah timur ke daerah Papua New Guinea.

9. Busur Pegunungan Schwaner


Di Pegunungan Schwaner dan sebelah utaranya, busur kalk-alkali yang luas ke arah timur,
dominan berupa batolit tonalit sampai granodioritik, mengindikasikan adanya busur magmatik
pada Kapur Awal (Williams dkk, 1988). Beberapa cebakan tipe skarn dijumpai berasosiasi
dengan pluton Kapur Bawah.

10. Busur Moon-Utawa


Pada busur ini termasuk batuan gunungapi Moon berumur Miosen Tengah yang terdapat pada
bagian utara Kepala Burung (Pulau Papua) dan Diorit Utawa berumur Miosen Tengah pada
bagian leher menerus ke arah tenggara. Batuan Volkanik Moon, batuan sedimen Mesozoik Akhir
yang termasuk dalam Paparan New Guinea (Dow dkk, 1986, 1988) diterobos oleh stok-stok
diorit.

11. Busur Barat Sulawesi


Busur ini melampar pada bagian barat Pulau Sulawesi dimana volkanisme sosonitik (leterrier
dkk, 1990) terkait dengan gerakan penunjaman ke arah timur di palung Tolo (Rehault dkk,
1991), kemungkinan disertai dengan pemekaran pada teluk Bone. Di bagian utara Teluk Bone,
terdapat jalur pluton granit yang tidak menerus sepanjang 400 km, dan granit Dondo yang
menerus ke arah timur laut pada arah leher Sulawesi (Priadi dkk, 1991 and Kavalieris dkk,
1992). Granit Dondo berumur 6,5 - 3,8 juta tahun kemungkinan merupakan petunjuk adanya
pelelehan kerak selama adanya pensesaran naik ke arah barat saat tubrukan pada Akhir Miosen
di bagian barat Sulawesi (Priadi dkk, 1991). Batuan ini tidak ekuivalen dengan batuan volkanik
sosonitik tersebut (van Leeuwen dkk, 1994).

12. Busur Sumba-Timor


Busur ini merupakan busur magmatik minor berumur sekitar Paleogen, dijumpai di segmen
Sumba-Palelo-Lolotai di Sumba dan Timor. Di daerah Sumba, batuan volkanik dan terobosan
andesit porfiri menempati daerah sempit pada daerah tenggara, tengah, dan barat daya Pulau
Sumba.

13. Busur Barat Laut Borneo


Busur ini berumur Miosen Tengah ditandai dengan adanya batuan andesitik yang tersebar pada
beberapa daerah di barat laut Kalimantan dan bagian timur Serawak (Hutchison, 1989).

14. Busur Talaud


Pada busur ini di daratan hanya terwakili oleh batuan volkanik andesitik Miosen di Pulau Talaud
dan bongkah andesit pada batuan bancuh di timur laut Pulau Sulawesi dan terbentuk pada
lingkungan laut (Simandjuntak, 1986).

15. Busur Pantai Iran Jaya


Di busur ini dijumpai batuan diorit dengan mineralisasi porfiri di jalur Mamberamo dekat pantai
utara Papua, terbentuk pada umur Neogen, terobosan kecil yang lain dijumpai juga pada busur
ini (D.Bennett, kom.pers, 1993).

Anda mungkin juga menyukai