Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kewirausahaan dalam keperawatan biasa disebut dengan “nursepreneur”
yang terdiri dari dua kata yaitu “nurse” dan “entrepreneur”. Entrepreneur
adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan,
mencari, dan memanfaatkan peluang untuk menuju apa yang diinginkan sesuai
dengan yang diidealkan.
Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan
entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.
Khusus untuk para mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur
dipakai untuk mengenalkan dan memberi pengetahuan dasar tentang
kewirausahaan. Hal ini diupayakan sebagai sebuah upaya lompatan pola
berpikir menanggulangi pengangguran melalui dunia pendidikan. Lebih jauh
lagi memang ditujukan agar dapat membentuk jiwa-jiwa wirausaha baru yang
dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, di samping memiliki soft
skill dan keterampilan yang kompeten dalam bidang profesi keperawatan
sesuai dengan disiplin studi yang dijalani.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Jenis Kewirausahaan dalam pendidikan di lembaga pelatihan
baby sister ?
2. Bagaimana Jenis Kewirausahaan dalam pendidikan di pelatihan perawatan
anak ?
3. Bagaimana Jenis Kewirausahaan dalam pendidikan di pelatihan perawatan
lansia ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui jenis-jenis wirausaha dibidang kesehatan/keperawatan
dalam bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

1
A. LEMBAGA PELATIHAN BABY SITTER
Baby sitter merupakan suatu profesi yang memerlukan kompetensi
tertentu. Untuk menjadi baby sitter yang berkompeten harus memiliki
kemampuan, sikap dan keterampilan dalam merawat, mengasuh serta
mendidik anak. Oleh karena itu kemampuan dan keterampilan itu tidak bisa
didapat dengan mudah walaupun seorang wanita memiliki insting tetapi
kemampuan tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika semuanya tidak
dibarengi dengan pengetahuan yang cukup. Kebutuhan masyarakat akan jasa
perorangan yang melayani rumah tangga tidak akan pernah berhenti karena
hal itu merupakan tuntutan kebutuhan keluarga dalam ikatan rumah tangga
yang berkecukupan di negara berkembang atau dinegara maju di seluruh
dunia, yang senantiasa terikat dengan tata laksana rumah tangga. Keadaan ini
akan memberi manfaat yang sangat besar kepada para pekerja perorangan
yang melayani rumah tangga di Indonesia dan/atau di luar negeri. Dalam
aturan ILO telah diatur dalam Trade Union on Domestic Worker of Report
ofILO Geneva, 100.IV.2A.2011 (pekerjaan yang layak bagi pekerja yang
melayani rumah tangga). Maka dalam rangka peningkatan kualifikasi dan
kualitas tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, dengan
nilai tawar pada posisi yang benar dalam hirarki bidang pekerjaan bagi
Indonesian domesctic worker of ILO tersebut yang dibutuhkan suatu kerja
sama dan kemitraan yang saling menguntungkan antara pekerja perorangan
yang melayani rumah tangga dengan penggunaannya didalam negeri dan/atau
di luar negeri.
Pelatihan adalah pendidikan dalam jangka waktu pendek yang dilakukan
oleh instruktur secara sistematis dan terorganisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan individu melalui tugas dan latihan
sehingga pelaksanaan kerja meningkat. Pelatihan ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar alumni yang telah
mengikuti pelatihan memiliki kebermanfaatan dalam kecakapan dan keahlian
secara profesional dalam melaksanakan peran dan tugas seorang Baby Sitter.
Hasil pelatihan dapat diketahui dari peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan dibandingkan dengan

2
sebelum mengikuti pelatihan. Hasil pelatihan akan menambah pengetahuan
dan atau keterampilan peserta dalam bidang-bidang tertentu. Pengetahuan dan
keterampilan pengasuhan anak dilakukan dengan menggunakan pola asuh
tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu memberikan sumbangan dalam
mewarnai perkembangan terhadap bentuk perilaku sosial pada anak. Dalam
mengasuh anak, orang tua/ pengasuh bukan hanya mampu
mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja, melainkan
membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak.
Upaya peningkatan SDM tenaga Baby Sitter yang memiliki kualitas
terstandar dan kompeten diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri, regional dan internasional. Oleh karena itu Kursus dan Pelatihan Baby
Sitter sangat dibutuhkan untuk memenuhi kegiatan tersebut di atas.
1. Tujuan umum
Tujuan umum penyelenggaraan kursus dan pelatihan Baby Sitter yunior
ini adalah agar peserta didik mampu melaksanakan kegiatan merawat,
mengasuh dan menjaga bayi dengan aman dan bertanggung jawab
berdasarkan standar kesehatan, standar keperawatan bayi di rumah tangga
dan standar pendidikan anak usia dini.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus standar kompetensi lulusan Kursus dan pelatihan Baby
Sitter yunior ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a. Melaksanakan serangkaian tugas pengasuhan dan perawatan sesuai
dengan tahapan perkembangan bayi dan standar perawatan dengan
memilih prosedur kerja tertentu berdasarkan informasi/permintaan dari
pengguna jasa
b. Merawat kebersihan bayi dan lingkungannya dengan melaksanakan
prinsip Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, memenuhi program gizi sehat,
menerapkan peraturan K3 dan penyesuaian sikap diri termasuk
bertanggung jawab dalam memelihara kualitas pekerjaan, serta
kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar
c. Memiliki kemampuan kerja, pengetahuan yang dikuasai dan

3
kemampuan managerial sesuai dengan level II KKNI
d. Bekerjasama dengan rekan kerja dan pengguna jasa serta
bertanggung jawab pada pekerjaannya
Sesuai dengan tujuan di atas, keahlian seorang Baby Sitter adalah
mampu merawat, mengasuh dan menjaga bayi sehat sehingga memiliki
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan tahapan perkembangan bayi.
Pelatihan Baby Sitter Yunior ini dapat diikuti setiap warga negara
Indonesia atau setiap warga negara lain yang bisa berbahasa Indonesia
dengan persyaratan pendidikan minimal SMP/sederajat atau SD/sederajat
yang lolos dalam seleksi yang terstandar dan berusia minimal 18 tahun.
Lulusan pelatihan baby sitter ini diakui setara dengan level II KKNI. Lama
Kursus dan pelatihan Baby Sitter Yunior adalah 200 jam pelajaran @45
menit dengan metode pembelajaran.
a. Presentasi audio visual
b. Ceramah
c. Demonstrasi/simulasi
d. Pemecahan masalah
e. Praktik
Setiap peserta yang telah selesai mengikuti pelatihan Baby Sitter Yunior
ini, akan diberikan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur capaian
pembelajaran peserta pelatihan dalam memahami dan mempraktikkan
materi yang sudah diberikan pengajar/instruktur, melalui ujian tertulis dan
ujian praktik.
3. Uji Kompetensi
Uji kompetensi diperlukan peserta didik dalam rangka mendapat
pengakuan kompetensi bidang tertentu secara nasional. Uji kompetensi
diatur dalam Petunjuk Teknis Uji Kompetensi yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Baby Sitter dan Kemdikbud,
dilaksanakan di tempat uji yang disebut Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan ditetapkan oleh LSK Baby Sitter.
4. Sertifikasi
Peserta yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti Uji Kompetensi

4
akan mendapatkan Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kemdikbud. Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi
dilakukan oleh LSK Baby Sitter, maka Sertifikat berlaku sebagai
pengakuan Kompeten di bidang Baby Sitter Yunior.
5. Profil Lulusan
Terampil membersihkan lingkungan kamar tidur bayi, memelihara
kebersihan tubuh bayi, merawat pakaian dan lena bayi, memberikan ASI
melalui botol. Terampil memberikan makan/minum bayi, menerapkan P3K
pada bayi, mengasuh bayi dan mencegah kecelakaan pada bayi. Wajib
berkomunikasi dan menjalin hubungan kerja dengan pengguna jasa,
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga
dan memiliki motivasi dan etika kerja yang tinggi.
6. Jabatan Kerja
Lulusan kursus dan pelatihan Baby Sitter ini mendapat sebutan: Baby
Sitter Yunior. Baby Sitter Yunior yang baru lulus dari pelatihan ini, dapat
mengawali karir kerja Baby Sitter Yunior di rumah tangga atau di Tempat
Penitipan Anak (TPA). Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut memungkinan peningkatan
kualitas/level ke Baby Sitter Senior (Level II).

B. PELATIHAN PERAWATAN ANAK


1. Keperawatan Anak
Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan
melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan
langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka
yang anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan

5
dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga
mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan anak dan
mempunyai peran memenuhi kebutuhan anak. Peran lainnya adalah
mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga, menjaga
keselamatan anak dan mensejahterakan anak untuk mencapai masa depan
anak yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud
kesejahteraan anak (Wong, 2009).
2. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda
dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan dimana harus disesuaikan dengan usia anak serta
pertumbuhan dan perkembangan karena perawatan yang tidak optimal
akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu
sendiri. Perawat harus memperhatikan beberapa prinsip, mari kita pelajari
prinsip tersebut. Perawat harus memahami dan mengingat beberapa prinsip
yang berbeda dalam penerapan asuhan keperawatan anak, dimana prinsip
tersebut terdiri dari:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan
sesuai tahap perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak
memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain
sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan,
aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh
kembangnya.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak
adalah penerus generasi bangsa.

6
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus
pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Dalam
mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan
kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga
sehingga selalu melibatkan keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang
sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan
masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu
memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal
dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.
g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari
aspek kehidupan anak.
3. Pelatihan Perawatan Anak
Pelatihan perawatan anak dapat diikuti oleh setiap lulusan dari
keperawatan D3/D4/S1 yang telah dinyatakan lulus dan ingin
memperdalam keterampilannya di bidang anak bisa mengikuti pelatihan
perawatan anak yang diadakan IPANI atau lembaga lainnya. Lulusan yang
dinyatakan kompeten akan mendapat sertifikat kompetensi dari IPANI dan
nantinya akan mampu melakukan tindakan sesuai kompetensi yang bisa di
lakukan.

C. PELATIHAN PERAWATAN LANSIA


1. Konsep Tujuan Dan Fungsi Pelayanan

7
Tujuan pedoman pelayanan ini adalah memberi arah dan memudahkan
petugas dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan dan perawatan
lanjut usia di PSTW, serta meningkatkan mutu pelayanan bagi lanjut usia.
Tujuan pelayanannya adalah:
a. Terpenuhinya kebutuhan lansia yang mencakup biologis, psikologis,
sosial dan spiritual.
b. Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktifitas lansia.
c. Terwujudnya kesejahteraan sosial lansia yang diliputi rasa tenang,
tenteram, bahagia, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tugas pelayanan meliputi:
a. Memberi pelayanan sosial kepada lansia yang meliputi pemenuhan
kebutuhan hidup, pembinaan fisik, mental, dan sosial, member
pengetahuan serta bimbingan keterampilan dalam mengisi kehidupan
yang bermakna.
b. Memberi pengertian kepada keluarga lanjut usia, masyarakat untuk mau
dan mampu menerima, merawat, dan memenuhi kebutuhan lansia.
Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat
informasi pelayanan sosial lanjut usia,pusat pengembangan pelayanan
sosial lanjut usia, dan pusat pemberdayaan lanjut usia.
Dalam tindakan ini, petugas berkewajiban memotivasi,mengarahkan,
mengajarkan, dan membantu melaksanakan kegiatan lanjut usia. Tujuan
pembinaan kesehatan lansia dipanti meliputi tujuan umum dan khusus :
a. Tujuan Umum, Meningkatny derajat kesehatan danmut kehidupan
lansia dipanti agar mereka dapat hidup layak
b. Tujuan khusus:
1) Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia dipanti,
baik oleh petugas kesehatan maupun petugas panti.
2) Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang
tinggal dipanti dalam memelihara kesehatan diri sendiri
3) Meningkatnya peran serta keluarga dann masyarakat dalam upaya
pemeliharaan kesehatan lansia dipanti.

8
Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan lansia dilakukan melalui
upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitative.
a. Upaya promotif
1) Penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan bagi petugas panti mengenai
hal-hal berikut in;
a) Masalah gizi dan diet
b) Perawatan dasar kesehatan
c) Keperawatan kasus darurat
d) Mengenal kasus gangguan jiwa
e) Olahraga
f) Teknik-teknik berkomunikasi
g) Bimbingan rohani
h) Sarasehan, pembinaan mental dan ceramah keagamaan.
i) Pembinaan dan pengembangan kegemaran pada lansia di panti
j) Rekreasi
k) Kegiatan lomba antar lansia di dalam panti atau antar panti
l) Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti
maupun masyarakat luas melalui berbagai macam media.
b. Upaya preventif yaitu; pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan
komplikasinya. Kegiatanya dapat berupa kegiatan berikut ini;
1) Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan dip anti oleh petugas
kesehatan yang datang ke panti secara periodik atau di puskesmas
dengan menggunakan KMS lansia.
2) Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di
puskesmas maupun petugas panti yang telah dilatih dalam
pemeliharaan kesehatan lansia.
3) Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas
panti yang menggunakan buku catatan pribadi.
4) Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan
kondisi masing-masing.

9
5) Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan
kondisi kesehatannya masing-masing.
6) Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7) Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap
produktif.
8) Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap
lingkungan sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu
mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu,
c. Upaya kuratif yaitu pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan
atau petugas panti terlatih sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa
hal-hal berikut ini
1) Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau
petugas panti yang telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan
petugas kesehatan/puskesmas.
2) Pengobatan jalan di puskesmas.
3) Perawatan dietetic.
4) Perawatan kesehatan jiwa.
5) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
6) Perawatan kesehatan mata.
7) Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas. Rujukan ke
rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan.
d. Upaya rehabilitative yaitu untuk mempertahankan fungsi organ
seoptimal mungkin. Kegiatn ini dapat berupa rehabilitasi
mental,vokasional (keterampilan/kejuruan), dan kegiatan fisik. Kegiatan
ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas panti yang telah dilatih
dan berada dalam pengawasan dokter, atau ahlinya (perawat). Pakar
psikologi Dr. Parwati Soepangat,M.A. menjelaskan bahwa para lansia
yang dititipkan dip anti pada dasarnya memiliki sisi negative dan
positif. Diamati dari sisi positif, lingkungan panti dapat memberikan
kesenangan bagi lansia.
Sosialisasi di lingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya akan
menjadi hiburan tersendiri, sehingga kebersamaan ini dapat mengubur

10
kesepian yang biasanya mereka alami. Akan tetapi, jauh di lubuk hati
mereka merasa nyaman berada di dekat keluarganya. Negara Indonesia
yang masih menjunjung tinggi kekeluargaan, tinggal dipanti merupakan
sesuatu hal yang tidak natural lagi, apapun alasannya. Tinggal di rumah
masih jauh lebih baik daripada dipanti. Pada saat orang tua terpisah dari
anak serta cucunya, maka muncul perasaan tidak berguna (usless) dan
kesepian. Padahal mereka yang sudah tua masih mampu
mengaktualisasikan potensinya secara optimal.
Jika lansia dapat mempertahankan pola hidup serta cara dia
memandang suatu makna kehidupan, maka sampai ajal menjemput mereka
masih dapat berbuat banyak bagi kepentingan semua orang.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Baby sitter merupakan suatu profesi yang memerlukan kompetensi
tertentu. Untuk menjadi baby sitter yang berkompeten harus memiliki
kemampuan, sikap dan keterampilan dalam merawat, mengasuh serta
mendidik anak. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan
melibatkan keluarga. Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan
langsung pada keluarga mengingat keluarga merupakan sistem terbuka yang
anggotanya dapat dirawat secara efektif dan keluarga sangat berperan dalam

11
menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, di samping keluarga
mempunyai peran sangat penting dalam perlindungan anak dan mempunyai
peran memenuhi kebutuhan anak. Tujuan pedoman pelayanan ini adalah
memberi arah dan memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan sosial,
kesehatan dan perawatan lanjut usia di PSTW

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka kami dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri. Demi
mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. 2010. Laporan


Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Depkes RI.

Hastings, Diana .2005. Pedoman Keperawatan di Rumah. Jakarta: EGC

Direktorat Pembinaan Pelatihan, 2015. Kurikulum Baby Sitter dan Anak. (Online)
Available:http://infokursus.net/download/1507151121Kurikulum_Baby_
Sitter_jenjang3_final_paraf.pdf. Diakses pada tanggal 09 September
2018 pukul 16.37 Wita

Fitrianna, Anna. 2013. Pemanfaatan Hasil Pelatihan Baby Sitter pada


Pelaksanaan Pengasuh Bayi. (Online)

12
Available
:http://repository.upi.edu/4895/4/S_PKK_0802623_Chapter1.pdf.
Diakses pada tanggal 09 September 2018 pukul 16.37 Wita

Ikatan Perawat Anak Indonesia . 2018. Pelatihan Keperawatan Anak. Dalam


http://www.ipani.or.id/pelatihan-keperawatan-anak Diakses pada tanggal
09 September 2018 pukul 16.37 Wita

Kuntjoro Harimurti .2010. Perawatan Lansia Dirumah. Dalam


http://www.komnaslansia.or.id Diakses pada tanggal 09 September 2018
pukul 16.37 Wita

Rendhut. 2012. Kewirausahaan. (Online) Available


https://www.scribd.com/doc/84101003/nursepreneur-2. Diakses pada
tanggal 09 September 2018 pukul 16.37 Wita

13

Anda mungkin juga menyukai