Anda di halaman 1dari 18
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIERSITAS BRAWIJAYA Jalan Veteran, Malang 65145, Indonesia Telp. +62341 551611, Fax. +62341 565420 E-mail: rektorat@ub.ac.id —_http//ubac.id SURAT EDARAN NomMoR 6948 /uN10/TU/2020 TENTANG PROTOKOL DAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) Menindaklanjuti Peraturan Rektor Nomor 35 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kampus Tangguh Universitas Brawijaya Dalam Masa dan Pasca-Pandemi Covid-19, serta sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kampus Universitas Brawijaya, Rektor menentukan: 1. Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (Covid-19); 2. Prosedur Operasional Standar Penanganan Sivitas Akademika Universitas yang probable atau terkonfirmasi positif Covid-19; dan 3. Prosedur Operasional Standar Pelaksanaan Pelacakan Kontak Erat antara Tim Kampus Tangguh UB dan Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 di Unit Kerja Ketentuan mengenai protokol dan prosedur sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, dan angka 3 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya. Semoga Allah ‘SWT memberikan perlindungan dan pertolongan kepada kita semua. ~ 04 SEP 2020 SNA BUS Nuhfil Hanani AR., M.S. k LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR JUN10/TU/2020 TENTANG PROTOKOL DAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) A. PROTOKOL PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) Protokol Pencegahan Penularan Corona Virus Disease (Covid-19) di Universitas Brawijaya meliputi: Protokol Kesehatan Umum untuk Sivitas UB; Protokol Penyelenggaraan Pembelajaran; Protokol Penyelenggaraan Penelitian di Laboratorium; Protokol Kegiatan Penelitian Lapangan; Protokol Penyelenggaraan Pengabdian Kepada Masyarakat (di dalam Ruangan); Protokol Penyelenggaraan Pengabdian Kepada Masyarakat (luar Ruangan); Protokol Penggunaan Laboratorium untuk Peneliti Luar Institu Protokol Kesehatan untuk Gedung; Protokol Kesehatan untuk Ruang Dosen; Protokol Persiapan Pembukaan Layanan Laboratorium; Protokol Kesehatan Penggunaan Ruangan Kulliah atau Praktikum (Laboratorium); Protokol Umum Kesehatan di Perpustakaan UB; Protokol Kesehatan Beribadah di Musholla atau Masjid; Protokol Kesehatan Penggunaan Urinoir; Protokol Kesehatan Penggunaan Kloset Duduk; Protokol Kesehatan Perawatan Toilet; Protokol Kesehatan Penggunaan Toilet; dan Etika Batuk dan Bersin (Pembuangan Dahak atau Ingus) di Wastafel. raeposg-xrse>e0a0cD A.1 PROTOKOL KESEHATAN UMUM UNTUK SIVITAS UB 1 2. ao 15. 16. Ponuzseeraa Mengisi penapisan secara periodik pada borang penapisan COVID 19 atau apikasi COVID 19 yang dimiliki Universitas Brawijaya Menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, hindari penggunaan perhiasan. Untuk yang berambut panjang, direkomendasikan mengikat rambut ke belakang. Hindari angkutan umum, apabila terpaksa lakukan dengan menerapkan kaidah physical distancing, mematikan AC dan hindari mengobrol secara intensif. ‘Wajib membawa hand-sanitizer. Hindari menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Direkomendasikan membawa bekal makanan atau peralatan makan pribadi Direkomendasikan membawa perlengkapan ibadah pribadi. ‘Optimalkan penggunaan metode pembayaran cashless. Wajib menggunakan masker. Minimaiisir menyentuh fasilitas/peralatan yang digunakan bersama di area kerja. Menerapkan aturan physical distancing. Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar. ‘Selama berada di dalam rumah atau berkegiatan di luar rumah, pastikan kesehatan fisik tetap terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi selama beberapa menit, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan melakukan olahraga ringan. Ketika sampai di rumah: ‘a. Menyimpan alas kaki di luar rumah. b. Membuang masker sekali pakai, atau pelepasan tanpa menyentuh bagian depan masker untuk masker kain. ¢. Hindari menyentuh barang di rumah. d. Meletakkan ponsel, tas di tempat khusus untuk dibersihkan dengan disinfektan. e. Segera membersihkan diri (mandi dan keramas) saat sampai di rumah. Bagi yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas, diminta untuk secara sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, 2 PROTOKOL PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN 1 Bagi mahasiswa: Belajar secara mandir dan terbimbing dengan menggunakan beragam sumber belajar, Belajar mandiri adalah proses pembelajaran yang diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Untuk dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri, dosen menyiapkan beragam tugas dan pemicu/inisiasi dengan memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Belajar terbimbing adalah proses membantu proses belajar peserta didik dalam bentuk tutorial daring. Adapun yang dimaksud dengan tutorial daring adalah proses pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dengan mempersyaratkan adanya interaksi peserta didik dengan dosenitutor, atau peserta didik dengan peserta didik yang termediasi oleh media berbasis TIK. Bagi dosen: Menggunakan bahan ajar dalam bentuk digital yang dikombinasikan dengan bahan ajar lain dalam beragam bentuk, format, media, dan suber Memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi Melaksanakan interaksi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan meminimalisasi interaksi secara langsung (on site). A.3 PROTOKOL PENYELENGGARAAN PENELITIAN DI LABORATORIUM Persiapan Infrastruktur Laboratorium 1. | Peningkatan frekuensi membersihkan dan desinfeksi laboratorium dan area lingkungan laboratorium 2. | Penyiapan prosedur dekontaminasi dan desinfeksi, diantaranya: a) Bagian atau lokasi yang harus didesinfeksi, seperti permukaan yang sering disentuh atau yang keras, tidak berpori b) Penggunaan cairan pembersih sesuai dengan standar kesehatan ©) Penggunaan APD yang tepat saat menggunakan produk pembersih/desinfektan, termasuk kacamata pengaman dan sarung tangan sekali pakai atau sarung tangan 4) Kedap kimia yang dapat digunakan kembali e) Penggunaan tisu basah desinfeksi sekali pakai direkomendasikan untuk membersihkan permukaan barang yang sering disentuh di dalam ruangan. Pengecualian alat dan sarana lab yang tidak boleh diperlakukan secara umum, seperti menghindari penggunaan desinfektan berupa gel atau cairan pada perangkat elektronik (alat atau instrumen) atau perangkat lainnya, kecuali jika telah dinyatakan aman digunakan untuk perangkat tersebut 3. | ) Perlakuan secara khusus terhadap meja kerja personel yang sakit. Anjuran penggunaan bangku dan meja secara terpisah atau ruang yang dianggap pribadi sehingga tidak boleh digunakan oleh anggota lab lainnya. Hal tersebut dapat dilihat sebagai ruang aman yang bebas dari kontaminasi. Persiapan Operasional Laboratorium 1. | Ketentuan penerapan physical distancing 2. | Pembatasan jumlah individu yang bekerja dalam suatu ruangan dengan membatasi jumlah orang dalam ruangan atau laboratorium dalam satu waktu 3. | Ketentuan pengaturan jam kerja, seperti: a) mahasiswa harus merencanakan ke depan pekerjaan di laboratorium untuk memaksimalkan penggunaan waktu yang terbatas, dan harus memperbaharui logbook saat kembali ke rumah. b) mahasiswa anggota laboratorium dapat membantu teman-teman lab mereka dengan melakukan tugas-tugas kecil dan eksperimen yang akan mengefisienkan penggunaan waktu yang terbatas di laboratorium ©) sedapat mungkin melakukan pertemuan/koordinasi melalui tele-conference untuk menghindari berkumpul dalam berkelompok. Hindari berkumpul dalam berkelompok di laboratorium atau di ruangan lainnya. 4. | Prosedur khusus dalam laboratorium yang mempunyai risiko yang mengancam keselamatan lebih tinggi, seperti mereka yang bekerja dengan bahan kimia atau bahan berbahaya, tidak disarankan bekerja sendiri dan tidak bekerja di luar jam kerja ketika lebih sedikit orang yang hadir 5. | Ketentuan bahwa mahasiswa harus selalu melakukan koordinasi dengan penasihat akademik/pembimbing penelitian atau koordinator program studi 6. | Ketentuan ketersediaan bahan untuk keperluan lab, yang meliputi pemesanan dan ketersediaan sesuai dengan aktivitas di lab tersebut. 7. | Pengaturan jadwal shift jika diperiukan untuk memastikan physical distancing. 8. | Struktur jadwal dan panjang sift disusun secara fieksibel, bergantung pada jenis percobaan dan kebutuhan laboratorium. Pergeseran waktu shift lab dapat berkisar dari 3-12 jam bergantung pada kebutunan 9. | Ketentuan untuk pembuatan jadwal kerja sebelum masuk laboratorium dengan Kapasitas ruangan yang berkurang, untuk memungkinkan ruengan untuk physical istancing 10. "1 12. 13. Persiapan untuk Mahasiswa /Peneliti yang akan Kembali ke Laboratorium Prioritasi penggunaan laboratorium. Secara umum, mahasiswa tidak boleh kembali ke laboratorium, kecuali mereka terlibat dalam penelitian yang mengharuskan mereka bekerja di kampus Hanya personel yang sehat dan telah mendapat persetujuan yang berwenang (satgas fakultas/unit) yang diizinkan masuk dan bekerja di laboratorium Ketentuan mahasiswa yang sehat dan telah mendapat persetujuan pembimbing dan atau ketua program studi) yang dizzinkan masuk ke laboratorium Ketentuan pekerjaan terkait studi mahasiswa yang dapat diselesaikan dari jarak jauh harus terus diselesaikan dari jarak jauh, untuk menjaga kepadatan gedung dan laboratorium seminimal mungkin Keharusan mahasiswa untuk berkonsultasi dengan pembimbing penelitiannya untuk menentukan bagaimana melanjutkan dan bagaimana menjaga keselamatan mereka saat melakukan kegiatan penelitian Keharusan mahasiswa untuk memahami tentang COVID 19 dan pentingnya physical distancing Ketentuan penggunaan masker wajah yang diperlukan di semua area umum (lorong, kamar kecil, area istirahat, dan area makan) dan saat bekerja di laboratorium, dan pengaturan dalam kondisi apa masker boleh tidak digunakan Masker wajah harus dikenakan di depan umum dan setiap saat ada lebih dari satu orang di ruang yang diberikan, termasuk waktu interaksi singkat antara rekan kerja atau teman, dan kapan saja orang lain berada dalam jarak 1 meter Ketentuan kebersihan dan desinfeksi area kerja pribadi dan area kerja bersama (desktop, keyboard, kursi, dll.) sebelum dan sesudah digunakan Penggunaan sarung tangan saat menggunakan komputer bersama atau saat memegang gagang pintu, terutama pintu kamar mandi atau toilet Ketentuan membersihkan diri selama di lingkungan laboratorium dengan benar, baik setelah menyentuh meja laboratorium (work bench), area umum, atau peralatan umum. Ketentuan menjaga kemungkinan terinfeksi seperti dengan menghindari menyentuh mulut, hidung, dan mata, kecuali baru saja mencuci tangan. Kewajiban membersinkan dir, seperti mencuci tangan sebelum meninggalkan Laboratorium dan saat setelah melepaskan sarung tangan dan APD lainnya catatan: safety dua arah (misal: pewawancara dan yg diwawancara) uang lingkup (misal: di lingkungan UB, Malang Raya) dibuat general, utk hal-hal spesifik bs diputuskan oleh unit terkait 4 PROTOKOL KEGIATAN PENELITIAN LAPANGAN Perizinan Kegiatan Prosedur perijinan dari BPPM atau satgas fakultas/unit kerja untuk melaksanakan kegiatan di lapangan Perizinan dari pihak/instansi berwenang untuk melaksanakan kegiatan di tempat yang ditentukan Pembatasan Jumiah Personel Penerapan physical distancing di area kegiatan a) Jarak antarpeserta kegiatan minimal 1 meter b) Tidak diperkenankan melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau berpelukan ene o op en as Pembatasan jumlah individu yang terlibat dalam kegiatan dalam satu waktu sehingga dalam kegiatan yang harus melibatkan orang banyak, dapat dikondisikan agar mengikuti kegiatan secara bergantian Ketentuan kondisi kesehatan dosen atau mahasiswa yang dapat melaksanakan kegiatan Perencanaan Kegiatan Prioritasisasi kegiatan yang harus dilaksanakan di lapangan Lokasi pelaksanaan kegiatan menghindari zona merah COVID-19 Perencanaan teknis kegiatan agar dapat memaksimalkan waktu yang terbatas dan minimalisasi kontak fisik. Durasi kegiatan maksimal 120 menit. Ketentuan membersihkan diri sebelum memasuki area kegiatan Penyediaan APD yang diperiukan bagi pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang akan terlibat Persiapan saran prasarana alat tulis pribadi untuk setiap peserta agar peserta bisa mengisi daftar hadir atau administrasi lain dengan menggunakan alat tulis masing- masing, tidak diperkenankan bergantian Penyiapan sarana dan prasarana untuk pembersihan dan desinfeksi di area kegiatan a) Sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir) dan hand sanitizer ditempatkan di berbagai lokasi strategis seperti pintu masuk acara, lft, ruang makan, area kamar mandi, dll. sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan b) Sebelum memasuki ruangan atau lokasi riset, melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer Perencanaan penerapan physical distancing dalam pengaturan tempat dan teknis kegiatan Ketentuan membersinkan diri selama di ingkungan kegiatan Pengaturan ruang kegiatan untuk memfasilitasi physical distancing, tempat duduk antara satu orang dengan yang lainnya minimal 1 meter Penggunaan APD Ketentuan penggunaan masker, yaitu peserta kegiatan wajib menggunakan masker sejak perjalanan darike rumah, dan selama melakukan kegiatan riset di lapangan/komunitas/masyarakat. Jika belum menggunakan masker, panitia kegiatan wajib menyediakan masker. Penggunaan sarung tangan saat menggunakan peralatan bersama Penggunaan APD lainnya yang diperlukan sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan Ketentuan pembuangan APD yang telah digunakan Ketentuan membersihkan dir seperti mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan APD Screening dan Pengawasan Ketentuan pengecekan suhu tubuh dan kondisi kesehatan peserta sebelum memasuki area kegiatan: a) suhu tubuh tidak boleh lebih dari 37,5°C b) apabila terdapat gejala batuk, flu, demam, dan sesak napas tidak diperkenankan untuk mengikuti acara tersebut. Pemeriksaan status kesehatan menggunakan formulir atau aplikasi. Peserta dengan riwayat penyakit berat tidak disarankan mengikuti kegiatan Pembatasan ruang kegiatan untuk meminimalisasi kontak antarpeserta Penugasan personel pengawas area kegiatan agar kegiatan berjalan sesuai dengan protokol kesehatan. AS PROTOKOL PENYELENGGARAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (dalam ruangan) Pelaksana Pengabdian 1. | Rapat internal atau FGD atau kegiatan yang bersifat dalam ruangan dianjurkan dapat dilaksanakan melalui media penunjang digital (virtual meeting) seperti zoom/google meeting di rumah atau di ruangan masing-masing. 2. | Apabila rapat fisik tidak dapat dihindari dan dilakukan pada satu ruangan dan waktu yang sama pastikan semua dalam kondisi sehat. Jika ada keluhan batuk, pilek, dan ‘demam, kembali kepada poin nomor 1 agar tetap tinggal di rumah dan melakukan rapat, internal atau FGD melalui media zoom/google meeting 3. | Apabila rapat fisik tidak dapat dihindari, yang dilakukan adalah: a) Pastikan jumlah peserta kegiatan sesuai, yaitu 50% dari kapasitas ruangan dan telah diatur jarak minimal 1 meter b) Durasi pelaksanaan kegiatan maksimal 120 menit ¢) Pastikan jarak antrean keluar masuk ruangan ) Pastikan suhu tubuh peserta kegiatan tidak lebih dari 37,5°C e) Pastikan area kegiatan telah dibersihkan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan ) Jaga kualitas udara dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja serta pembersihan filter AC 9) Sediakan lebih banyak sarana cucitangan (sabun dan air mengalir) dan berikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan dan pasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar h) Sediakan hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di tempat- tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, pintu lift, dll) i) Atur jarak di tempat ibadah i) Sediakan ruangan khusus/pos kesehatan untuk penanganan pertama apabila ada warga yang mengalami gangguan kesehatan k) Gunakan masker dan pastikan selalu membawa hand sanitizer. 1) Saat menuju lokasi kegiatan, upayakan tidak menggunakan transportasi umum dan jika terpaksa menggunakan transportasi umum: a) tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter b)_upayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum, gunakan hand sanitizer ¢)_gunakan helm sendiri m) Upayakan membayar secara nontunai dan jika terpaksa memegang uang gunakan hand sanitizer sesudahnya. n) Tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan tangan, gunakan tisu bersih jika terpaksa Mitra Kegiatan Wajib memakai masker Memastikan kondisi badan dalam keadaan sehat Melakukan cek temperatur suhu badan sebelum memasuki ruangan Menghindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut Melaksanakan physical distancing dalam semua aktivitas Sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Membawa alat salat pribadi ‘Wajib menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PNOTSONS A6 PROTOKOL PENYELENGGARAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (luar ruangan) 1. PON o 10. "1 12, 13. 14. 15. ano Pelaksana Pengabdian Pelaksana pengabdian kepada masyarakat dapat melakukan sosialisasi terkait wabah COVID 19 dan Pola Hidup Bersih dan Sehat, kepada mitra pelaksana, serta protokol kesehatan yang berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK.01.07/MENKES/382/2020. Pembatasan pada jumlah peserta kegiatan Durasi kegiatan maksimal 120 menit Pembersihan dan desinfeksi area kegiatan sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan (termasuk peralatan yang digunakan) Pastikan dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk, pilek, demam atau sedang merasa dalam keadaan kurang sehat agar tetap tinggal di rumah menghindari pelaksanaan kegiatan yang mengumpulkan massa Pastikan pelaksana dan mitra yang terlibat dalam kegiatan berada pada kondi sehat dengan melakukan pengukuran suhu tubuh. Apabila ditemukan suhu > 37,3°C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), mitra tidak diperkenankan terlibat dalam kegiatan. Kenakan masker Atur jarak antara peserta minimal 1 meter ‘Selama kegiatan berlangsung, sebisa mungkin menghindari kontak fisik seperti bersalaman dan duduk rapat Bersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkoholhand sanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus). Selalu menggunakan hand sanitizer dan segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 3 jam sekali saat pelaksanaan kegiatan. Upayakan menggunakan peralatan/perlengkapan bersifat individultidak dipakai bersama Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang dipakai bersama di area pelaksanaan kegiatan pengabdian. Hindari kegiatan makan bersama menggunakan fasilitas/peralatan bersama dan apabila dilakukan kegiatan makan bersama usahakan untuk menggunakan boks pribadi (makanan boks). Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan desinfektan. Upayakan selalu meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS, seperti mengonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit Mitra Kegiatan Pastikan dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk, pilek, demam, atau sedang merasa dalam keadaan Kurang sehat agar tetap tinggal di rumah menghindari pelaksanaan kegiatan yang mengumpulkan massa. Pastikan kondisi sehat dengan melakukan pengukuran suhu tubuh. Dan apabila ditemukan suhu > 37,5°C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), mitra tidak diperkenankan terlibat dalam kegiatan Wajib mengenakan masker Melakukan jaga jarak minimal 1 meter Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/hand sanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus). Selalu menggunakan hand sanitizer dan segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 3 6. | jam sekali saat pelaksanaan kegiatan Upayakan menggunakan peralatan/perlengkapan yang bersifat pribadiltidak dipakai 7. bersama Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang dipakai bersama di area 8. | pelaksanaan kegiatan pengabdian Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan 9. | barang lainnya dengan cairan desinfektan. Upayakan selalu meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS seperti mengonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang ‘cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit. AT PROTOKOL PENGGUNAAN LABORATORIUM UNTUK PENELITI LUAR INSTITUSI Untuk peneliti dari luar selama dalam masa ketat dihimbau untuk tidak melakukan kegiatan di laboratorium di dalam UB Dalam kasus dimana kedatangan peneliti dari (uar tidak dapat dihindari (kasus urgent) maka: 1. | Sebelum menggunakan laboratorium, peneliti menghubungi pihak laboratorium dan mengisi borang penapisan COVID-19, 2. | Peneliti diwajibkan melakukan rapid test di Klinik-UB atau RS-UB sebelum melakukan aktiitas di laboratorium dan dijinkan untuk melakukan kegiatan apabila hasilnya non- reaktif. Mematuhi semua prosedur pelaksanaan penelitian di laboratorium. Menyerahkan jadwal kegiatan dan rencana kerja di laboratorium kepada Penanggung Jawab Laboratorium. Mengisi penapisan setiap minggu. Melaksanakan protokol kesehatan penggunaan laboratorium sesuai aturan yang telah ditetapkan. ae aa 8 PROTOKOL PERSIAPAN PEMBUKAAN LAYANAN LABORATORIUM 7. | Atur jadwal agar tidak terjadi 3C 2. | Siapkan penanggung jawab protokol menghindari 3C 3. | Zonasi Lab dan jadwal penggunaan dengan memperhatikan alur pergerakan manusia di luar dan dalam lab. 4. | Pemilinan dan penetapan staf yang bertugas (usia, sehat, riwayat co-morbid yang terkontrol) 5. | Pemrioritasan kegiatan laboratorium (prioritas utama untuk tugas akhir dan penelitian urgen) 6. | Protokol pelaporan dan penanganan bila ada anggota Lab yang terinfeksi atau menjadi ‘suspect covid 7. | Tentukan langkah yang harus dilakukan bila laboratorium harus ditutup kembali karena ‘suatu hal. 8. | Pembatasan jumlah maksimum orang yang berada di dalam ruang/labortorium/studio setiap saat. Jumlah dan daftar nama yang bekerja di laboratorium setiap saat ditayangkan/dipaparkan di papan pengumuman/dekat pintu masuk laboratorium 9 PROTOKOL KESEHATAN PENGGUNAAN RUANGAN KULIAH ATAU PRAKTIKUM (LAB) 1. | Menyediakan sarana dan prasarana penunjang protokol Kesehatan: a. Setiap ruangan kuliah/laboratorium penyelenggara menyediakan handrub/tempat cuci tangan dan mengarahkan peserta untuk cuci tangan sebelum dan sesudah Pertemuan. b. Terdapat SOP disinfeksi ruangan dan mengisi lembar kontrol harian ditempel di ruangan. . Buat garis antrian berjarak antar pengantri setidaknya 100 cm d. Menghindari kedekatan fisik dengan tidak berjubel saat pendaftaran maupun di pintu masuk. fe. Menyediakan cadangan masker dan tisu jika diperlukan, 2. | Syarat kondisi ruang: ‘a. Memiliki pencahayaan yang cukup (banyak jendela). b. Ventilasi alami (jendela dibuka) lebih direkomendasikan dibandingkan penggunaan AC utk menjamin sirkulasi udara 6 ACH (air change hour). ¢. Untuk penggunaan AC yang tidak dapat dihindari, direkomendasikan dibukanya jendela minimal 30 menit setelah penggunaan, atau penggunaan kipas angin bagi ruangan yang tidak memiliki jendela, Lantai keramik lebih direkomendasikan dibanding lantai karpet. Dinding tembok lebih direkomendasikan dibandingkan dinding terlapisi wallpaper. Kursi berbahan plastik/kayu/bahan yang mudah dibersinkan dengan kain basah. Pengedaran dokumen/konsumsi/presensi diusahakan dengan metode dokumen daring, apabila tidak memungkinkan, dilakukan oleh satu orang (tidak berantai) Maksimum peserta: peserta maksimum 15 orang untuk ukuran minimal ruangan ‘8x4 meter/2 m/orang. 3. | Prosedur disinfeksi a. Menyingkirkan taplak meja berbahan kain, meja dengan permukaan yang mudah dibersinkan dengan kain basah lebih direkomendasikan. b. Dekontaminasi ruangan setiap hari oleh petugas. ©. Untuk ruangan dengan penggunaan minimal, direkomendasikan dekontaminasi setiap minggu. 4. Untuk laboratorium dengan penggunaan multi-sesi, maka dekontaminasi dilakukan setiap pergantian sesi praktikum. . Dekontaminasi lantai mempergunakan chiorin (2 sdm/ liter) dan permukaan meja, door knob dan frequently touch surfaces menggunakan spray alkohol 70% f. Untuk ruang laboratorium dengan potensi infeksi yang besar (terdapat sampel mikroba, bahan yang mudah membusuk atau kontaminasi), setelah penggunaan direkomendasikan dekontaminasi tambahan menggunakan sinar UV sebesar 1,5, wattim2 minimal satu jam g. Jika menggunakan mikrofon, dekontaminasi mikrofon sebelum dan sesudah kegiatan dengan swab alkohol pada membran dan gagang mikrofon 4, | Rentang waktu pelaksanaan praktikum sebaiknya antara jam 07.00-17.00. Di luar jadwal ini harus atas persetujuan kepala laboratorium dan dekan 5. | Lama kegiatan tidak melebihi 100 menit, direkomendasikan penggunaan metode blended leaming sehingga pertemuan luring lebih bersifat konfirmasi ataupun hands- (on untuk praktikum, 7 e@npo 10 6. | Memakai laptop sendif, jika harus berbagi, direkomendasikan cuci tangan lebih dahulu. 7. | Jangan berbagi penggunaan mouse, keyboard, headset, tablet, papan sentuh, dsb. 8. | Bila terpaksa, pastikan untuk mengelap dan mencisinfeksi perkakas setelah digunakan. Tata letak peserta: berjarak 1 meter Segera memulangkan peserta yang diketahui batuk atau pilek sebelum masuk ruangan. ‘ Mahasiswa, dosen, laboran, tendik yang berisiko (usia, riwayat kesehatan co-morbid yang tidak terkontrol: penyakit jantung, diabetes, kanker, paru dan saluran pernapasan, hamil) diharap berkonsultasi dengan dokter bila akan ke kampus 10 PROTOKOL KESEHATAN UNTUK GEDUNG 1. | Setiap gedung direkomendasikan membuat tempat cuci tangan di luar gedung dengan jumlah tempat cuci tangan sesuai kapasitas gedung. 2. | Gedung dengan ruangan tunggal (aula atau gedung serba guna) wajib memberi batasan kapasitas gedung, yaitu setengah dari kapasitas gedung, 3. | Terdapat SOP disinfeksi ruangan dan mengisi lembar kontrol harian ditempel di gedung, 4. | Buat garis antrian berjarak antar pengantri setidaknya 100 cm, 5. | Wajib mengenakan masker bagi pengguna gedung. 6. | Setiap gedung direkomendasikan menyiapkan meja petugas minimal satu untuk setiap pintu masuk gedung bertugas melaksanakan pemeriksaan suhu tubuh dengan thermogun. 7. | Menghindari kedekatan fisik dengan tidak berjubel saat di pintu masuk. 8. | Menyediakan cadangkan masker dan tisu jika diperlukan A.11 PROTOKOL KESEHATAN UNTUK RUANG DOSEN 1. | Setiap ruang dosen direkomendasikan menyediakan tempat cuci tangan di luar ruang dosen (dekat pintu masuk). 2. | Untuk ruang dosen dalam bentuk cubicle, direkomendasikan untuk menyediakan hand sanitizer untuk masing-masing cubicle. 3. | Dosen yang berada di dalam ruangan wajib menggunakan masker. 4. | Dosen yang berada di dalam ruangan wajib memperhatikan protokol kesehatan termasuk physical distancing. 5. | Penggunaan ruang rapat atau ruang diskusi yang ada di dalam ruang dosen harus sesuai dengan protokol kesehatan. 6. | Jumlah dosen yang berada di dalam ruangan harus disesuaikan dengan ketentuan protokol kesehatan, 12 PROTOKOL UMUM KESEHATAN DI PERPUSTAKAAN DAN RUANG BACA UB Perpustakaan dan ruang baca di lingkungan Universitas Brawijaya menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktiftasnya dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Semua pengunjung dan petugas harus mencuci tangan menggunakan air dan sabun yang sudah tersedia 2. Semua pengunjung dan petugas akan dilakukan pengecekan suhu di pintu masuk, apabila suhu melebihi 37.5 derajat celcius maka tidak diperkenankan masuk ke perpustakaan " 3. Semua pengunjung dan petugas wajib menggunakan masker 4, Semua pengunjung dan petugas wajib menjaga jarak aman dan memastikan tidak berkumpul atau berkerumun dalam beraktiftas di dalam perpustakaan 5. Semua pengunjung dan petugas membawa alat pribadi seperti tempat makan dan minum, hand sanitizer, tissue kering/basah, sabun cair, masker cadangan, alat ibadah, dan alat lain yang diperlukan. 6. Pengunjung dan petugas perpustakaan dibatasi maksimal 50% dari total kapasitas gedung perpustakaan 7. Pengunjung dan petugas perpustakaan masuk dan keluar gedung melalui pintu/jalur yang berbeda (terpisah) 8. Di setiap pintu masuk ke ruangan perpustakaan harus disediakan hand sanitizer 9. Petugas layanan counter pengguna atau berhubungan langsung dengan pengguna ‘wajib menggunakan faceshield. 10. Semua pengunjung dan petugas wajib mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh perpustakaan, universitas maupun pemerintah. Layanan Perpustakaan dan ruang baca 1. Jam buka Senin-Jumat pukul 09,00 - 13,00 WIB. 2. Layanan internal terbatas bagi dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan Universitas Brawijaya 3. Selama berada di lingkungan Perpustakaan wajib menerapkan protokol kesehatan untuk meminimalisir terjadinya penularan Covid-19. 4, Selama layanan onsite, perpustakaan tetap memberikan layanan online bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan pada hari Senin-Jumat yakni pukul 08.00 -16.00 WB. 5. Untuk penyerahan skripsi, mahasiswa cukup mengirimkan softcopy dokumen yang telah ditandatangani oleh pembimbing dan telah disahkan oleh jurusan dan fakultas masing-masing, 6. Panduan teknis terkait layanan pengembalian buku dan peminjaman koleksi buku dapat dilihat pada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dikeluarkan oleh perpustakaan/ruang baca 7. Pengumuman ini akan ditinjau ulang sesuai kebijakan pimpinan universitas dan perkembangan yang terjadi di lapangan. 13 PROTOKOL KESEHATAN BERIBADAH DI MUSHOLLA ATAU MASJID Memberi jarak antar jamaah minimal 1,5 meter. Memiliki prosedur atau SOP disinfeksi yang ditempel di dinding dan lembar kontrol. Menyediakan sarana prasarana disinfeksi Menggulung karpet Disinfeksi dilakukan pada lantai, mikrofon mimbar, sajadah, toilet, tempat wudhu, pegangan pintu dua kali dalam sehari Jamaah membuka masker lalu berwudhu dengan mengutamakan prinsip PHBS dan cuci tangan menggunakan sabun. Mengeringkan wajah dan segera mengenakan masker. Menggunakan alat sholat pribadi. Menerapkan kaidah physical distancing, sesuai penanda jarak antar jamaah. Beribadah secara bergiliran dengan mengamati kapasitas masjid atau musholla, Menghindari membentuk kerumunan saat antri beribadah. Direkomendasikan untuk tidak berjabat tangan atau bersalaman. eaens| RAseenoe 12 A.14 PROTOKOL KESEHATAN PENGGUNAAN URINOIR Jaga jarak fisik Hindari menyentuh atau tersentuh urinoir. Setelah buang air kecil, siram (flush) dengan air sampai bersih dan tidak berbau, Jika memungkinkan gunakan siku untuk flush. Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengali. laser | 15 PROTOKOL KESEHATAN PENGGUNAAN KLOSET DUDUK Menyediakan cairan disinfektan di setiap Kioset Bersihkan dudukan kloset dengan cairan disinfektan sebelum digunakan. Minimalkan tersentuh area dalam toilet. Setelah BAB, tutup kloset dan lakukan flush dalam keadaan tertutup. Bersihkan kembali dudukan kloset dengan cairan disinfektan setelah digunakan. Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir DaRwnal > > 16 PROTOKOL KESEHATAN PERAWATAN TOILET Memastikan seluruh area toilet bersin. 2. | Melakukan pembersihan toilet menggunakan air dan sabun (atau detergen netral) ‘sesuai urutan yang sering disentuh: pegangan pintu, tombol lampu, keran, bejana wastafel, urinoir, kloset, lantai dan dinding toilet kemudian dengan disinfektan secara berkala minimal tiga kali selama jam kerja. Memastikan ketersediaan sabun pada wastafel serta tisu kering. Menyediakan hand sanitizer di depan pintu toilet Memasang pesan-pesan kesehatan (cara cuci tangan 6 langkah yang benar pada wastafel, etika batuk dan bersin di wastafel, penggunaan wastafel, penggunaan urinoir, penggunaan kloset duduk). 6. | Jaga sirkulasi udara dalam toilet dengan exhaust fan. Menerapkan physical distancing. a. Wastafel hanya diaktifkan 1 buah untuk wastafel dengan jumlah 2 atau berselang-seling (pemberian tanda X untuk wastafel yang tidak aktif) b. Urinoir berjarak dengan posisi urinoir selang seling (pemberian tanda X untuk urinoir yang tidak alti). 7. | Menyediakan tempat sampah tertutup. aae A.17 PROTOKOL KESEHATAN PENGGUNAAN TOILET 7. | Wajib menggunakan masker. 2. | Gunakan hand sanitizer sebelum masuk toilet. Jaga jarak fisi jika toilet dalam keadaan ramai seperti saat antri penggunaan wastafel/urinoir (jaga jarak minimal 1 meter) Gunakan fasilitas toilet sesuai dengan protokol yang tertera. Cara cuci tangan 6 langkah yang benar pada wastafel Minimaikan menyentuh benda di toilet secara langsung dengan telapak tangan. Jangan menyentuh area wajah sebelum melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Cuci tangan dan keringkan menggunakan tisu Buang tisu pada tempat sampah yang disediakan. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum meninggalkan toilet. SPNOAR w 8 13 ‘18 ETIKA BATUK DAN BERSIN (PEMBUANGAN DAHAK ATAU INGUS) DI WASTAFEL 1. | Jaga jarak fisik. 2. | Hindari untuk tersentuh area wastafel. 3. | Buka salah satu sisi masker pada area luar masker (hindari memegang area dalam masker). Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air mengalir. Lakukan batuk efektif dan arahkan pada lubang pembuangan wastafel. Siram (flush) dengan air sampai bersin. Gunakan kembali masker tanpa menyentuh bagian dalam masker. Lakukan cuci tangan kembali PN OME B. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGANAN SIVITAS AKADEMIKA YANG. PROBABLE ATAU TERKONFIRMASI POSITIF COVID-19 1. Jika ditemukan kasus probable atau confirmed positif COVID-19, pihak fakultas atau unit kerja melapor kepada Tim Kampus Tangguh Universitas Brawijaya. Ada 4 upaya dalam merespon kasus, yaitu tracking (pelacakan kasus), testing (pengujian spesimen), treatment (perawatan pasien termasuk isolasi mandir), dan telling (pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi). Mekanisme pelaporan melalui hotline Tim Kampus ‘Tangguh 08113631611. 2. Upaya tracking @. Tracking dilakukan oleh Tim Kampus Tangguh UB dan satuan tugas pencegahan Covid-19 unit kerja. b. Kegiatan tracking mencakup: i. Mengisi form penelusuran mendetail terkait: 1. Aktivitas pasien dalam 14 hari terakhir 2. Riwayat berobat (Klinik/RS) 3. List kontak erat pasien (probabel atau terkonfirmasi positi), baik yang tinggal serumah, lingkungan sekitar maupun lingkungan tempat kerja. Pada poin ini, UB akan memfokuskan pada kontak erat yang merupakan sivitas akademika UB. 4. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat Kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19 (berdasar Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 Kemenkes RI revisi 5 per 13 Juli 2020) yaitu: a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus b. konfirmasi dalam radius 1 meter dengan jangka waktu 15 menit/lebih; ‘Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau kasus konfirmasi (bersalaman, berpegangan tangan, dll); Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus_ probable atau kasus konfirmasi tanpa menggunakan APD yang terstandar; Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat,; Periode Kontak erat dengan kasus probable/kasus konfirmasi bergejala ihitung dari 2 hari sebelum hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala; dan 14 f. Periode kontak erat dengan kasus konfirmasi tak bergejala dihitung dari 2 hari sebelum hingga 14 setelah tanggal pengambilan specimen kasus konfirmasi 3. Upaya testing : a. Apabila membutuhkan rapid test, prosedur akan dilakukan oleh Klinik UB Indikasi : Kontak erat kasus positif yang timbul gejala ringan pada civitas yang melakukan aktivitas tridharma perguruan tinggi maupun fungsi jabatan. (batuk pilek panas pasien stabil) ‘Alur: pasien datang ke klinik UB pada hari Senin, Rabu, Jum‘at jam 08.00-11.00 (selain jadwal tersebut harap konfirmasi melalui hotline satgas 0811363161 1). Jika hasil rapid reaktif diteruskan pemeriksaan swab berkoordinasi dengan puskesmas. Jika hasil rapid nonreaktif melanjutkan isolasi mandiri 14 hari Pembiayaan: mandiri b. Apabila membutuhkan swab, prosedur akan dilakukan oleh RSUB. Indikasi : Kontak erat kasus positif yang timbul gejala sedang, berat pada civitas yang melakukan aktivitas tridharma perguruan tinggi maupun fungsi jabatan. Alur : Tim Kampus Tangguh memberikan rekomendasi pemeriksaan dan berkoordinasi dengan pihak RSUB dan Puskesmas setempat. Pembiayaan: dibiayai UB sesuai rekomendasi tim kesehatan dan psikologi Tim Kampus Tangguh. . Tidak perlu rapid tes maupun swab wajib melakukan isolasi mandiri 10-14 hari Indikasi : Kontak erat yang tidak menunjukkan gejala. 4. Treatment Apabila dibutuhkan rawat jalan maupun rawat inap prosedur mengikuti Dokter Penanggung Jawab Pasien (klinik UB, RSUB, maupun rumah sakit lainnya) 5. Telling (komunikasi risiko) a. Terkait dengan isu yang beredar tentang penemuan kasus dapat diakses melalui hotline Tim Kampus Tangguh UB 08113631611 b. Komunikasi informasi dan edukasi berkala dilakukan melalui media sosial dan sosialisasi pada unit-unit terkait 15 C. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN PELACAKAN KONTAK ERAT ANTARA TIM KAMPUS TANGGUH UB DAN SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN COVID-19 DI UNIT KERJA Jika ditemukan kasus COVID-19 yang memenuhi kriteria pada Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif maka dilakukan PELACAKAN KONTAK ERAT. Pelacakan Kontak Erat ini bisa berasal dari Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal terutama untuk mencari penyebab kematian yang mungkin ada kaitannya dengan COVID-19. Tahapan Pelacakan Kontak Erat terdiri dari 3 komponen utama yaitu identifikasi kontak (contact identification), pencatatan detil kontak (contact listing) dan tindak lanjut kontak (contact follow up). Pelaksanaan Pelacakan Kontak Erat dilakukan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja dengan supervisi, koordinasi, dan fasiltasi Tim Kampus Tangguh UB melalui prosedur sebagai berikut: 4. Identifikasi Kontak Identifikasi kontak merupakan bagian dari investigasi Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif. Jika ditemukan kasus COVID-19 yang memenuhi kriteria Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif maka perlu segera untuk dilakukan identifikasi kontak erat. Identifikasi kontak erat ini bisa berasal dari Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. 2. Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja mengumpulkan informasi terkait orang yang mempunyai kontak erat dengan Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala yang meliputi: a. Semua orang khususnya Pegawai UB/Mahasiswa yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif (rekan kerja, satu rumah, kampus, pertemuan, dan lainnya) b. Semua orang khususnya Pegawai UB/Mahasiswa yang mengunjungi rumah Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif baik saat di rumah ataupun saat berada di fasilitas layanan kesehatan ©. Semua tempat dan orang khususnya Pegawai UB/Mahasiswa yang dikunjungi oleh Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif seperti kerabat, laboratorium, kolega, rumah makan, dil d. Semua orang khususnya Pegawai UB/Mahasiswa yang berkontak dengan jenazah dari hari kematian sampai dengan penguburan. . Semua orang khususnya Pegawai UB/Mahasiswa yang bepergian bersama Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif dengan segala jenis alat angkut/kendaraan (kereta, angkutan umum, taxi, mobil pribadi, dan sebagainya) 3. Tim Kampus Tangguh UB melakukan penyediaan sistem informasi pelaksanaan Identifikasi Kontak dan melakukan supervisi hasil Identifikasi Kontak. 16 4, Pendataan Kontak Erat A. Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja melakukan pendataan kontak erat melalui wawancara secara detail dan mendata hal-hal berikut ini, yaitu: 1. Identitas lengkap nama lengkap, usia, alamat lengkap, alamat kerja, nomer telepon, nomor telepon keluarga, penyakit penyerta (komorbid), dan sebagainya sesuai dengan formulir pelacakan kontak erat yang disusun oleh Tim Kampus Tangguh UB. 2. selanjutnya petugas pelacakan menyampaikan kepada kontak erat a. Maksud dari upaya pelacakan kontak yang dilakukan b. Rencana monitoring harian yang akan dilakukan ¢. Informasi untuk segera menghubungi fasiltas layanan kesehatan terdekat jika muncul gejala dan bagaimana tindakan awal untuk mencegah penularan. 3. petugas pelacakan memberikan saran-saran berikut ini a, Membatasi iri untuk tidak bepergian semaksimal mungkin atau Kontak dengan orang lain. b. Melaporkan sesegera mungkin jika muncul gejala seperti batuk, pilek, sesak nafas, dan gejala lainnya melalui kontak tim monitoring. Perlu disampaikan bahwa semakin cepat melaporkan maka akan semakin cepat mendapatkan tindakan untuk mencegah perburukan. B. Tim Kampus Tangguh UB melakukan supervisi hasil Pendataan Kontak Erat. C. Tindak Lanjut Kontak Erat 1. Tim Kampus Tangguh UB melakukan koordinasi dengan Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja yang telah melakukan kegiatan Identifixasi Kontak dan Pendataan Kontak Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif di unit kerjanya. Koordinasi dilakukan untuk menentukan tindak lanjut berupa Pegawai UB yang perlu dilakukan rapid test karena telah melakukan Kontak erat dengan Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif. 2. Pimpinan Unit Kerja menerbitkan Surat Tugas dengan rekomendasi Tim Kampus Tangguh UB yang berisi tugas kepada Pegawai UB sebagaimana dimaksud pada angka 1 melakukan rapid test ke RSUB atau Klinik UB. Dalam surat tugas juga dicantumkan terkait sumber anggaran/pembiayaan Pelaksanaan rapid test. Hasil rapid test atas rekomendasi satgas akan dikirimkan ke unit kerja atau pihak yang bersangkutan. 3. Dalam hal unit kerja Pegawai UB sebagaimana dimaksud pada angka 1 ada di lingkungan Kantor Pusat atau Unit Kerja tidak mampu membiayai Rapid Test, surat tugas diterbitkan Rektor dengan rekomendasi Tim Kampus Tangguh UB. 4, Hasil Rapid Test ditembuskan kepada Tim Kampus Tangguh UB. 5. Dalam hal hasil Rapid Test adalah reaktif (atau bila secara mandiri dilakukan SWAB dan hasiInya positif), Tim Kampus Tangguh UB 17 melakukan koordinasi dengan petugas puskesmas setempat, Dinas Kesehatan setempat, dan pihiak-pinak lain terkait Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja melakukan komunikasi dengan keluarga Pegawai UB Berkasus Konfirmasi Positif dan RT/RW setempat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti munculnya stigma dan diskriminasi akibat ketidaktahuan Satgas Penanggulangan Covid-19 Unit Kerja setiap hari menginformasikan perkembangan dan kondisi terakhir dari Kontak erat kepada Tim Kampus Tangguh UB.

Anda mungkin juga menyukai

  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen19 halaman
    ASKEP
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Pilar II
    Pilar II
    Dokumen4 halaman
    Pilar II
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Gagal Jantung Akut
    Gagal Jantung Akut
    Dokumen38 halaman
    Gagal Jantung Akut
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • MENINGKATKAN KENYAMANAN
    MENINGKATKAN KENYAMANAN
    Dokumen7 halaman
    MENINGKATKAN KENYAMANAN
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • NCP Rasa Nyaman
    NCP Rasa Nyaman
    Dokumen1 halaman
    NCP Rasa Nyaman
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • LP Bros 1
    LP Bros 1
    Dokumen8 halaman
    LP Bros 1
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Luka Potong dan Pancung
    Luka Potong dan Pancung
    Dokumen12 halaman
    Luka Potong dan Pancung
    baba loxo
    100% (1)
  • ASKEP
    ASKEP
    Dokumen21 halaman
    ASKEP
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 & 3 Laporan Kasus ADHF
    BAB 2 & 3 Laporan Kasus ADHF
    Dokumen39 halaman
    BAB 2 & 3 Laporan Kasus ADHF
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • NCP Sdki
    NCP Sdki
    Dokumen72 halaman
    NCP Sdki
    baba loxo
    75% (4)
  • Perencanaan Efusi Pleura
    Perencanaan Efusi Pleura
    Dokumen4 halaman
    Perencanaan Efusi Pleura
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen1 halaman
    Leaflet
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • LP Gabung
    LP Gabung
    Dokumen75 halaman
    LP Gabung
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • ORIF Kaki Post OP
    ORIF Kaki Post OP
    Dokumen13 halaman
    ORIF Kaki Post OP
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • NCP Bros 1
    NCP Bros 1
    Dokumen4 halaman
    NCP Bros 1
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Mini Riset
    Mini Riset
    Dokumen24 halaman
    Mini Riset
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Mini Riset Bab II
    Mini Riset Bab II
    Dokumen12 halaman
    Mini Riset Bab II
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • 2824 - Disaster Plan SD Fix 1
    2824 - Disaster Plan SD Fix 1
    Dokumen16 halaman
    2824 - Disaster Plan SD Fix 1
    dayu utari
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Logbook PKK Gadar
    Logbook PKK Gadar
    Dokumen3 halaman
    Logbook PKK Gadar
    Chandra Dewi
    Belum ada peringkat
  • Materi GBS
    Materi GBS
    Dokumen13 halaman
    Materi GBS
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kesehatan Komunitas
    Laporan Kesehatan Komunitas
    Dokumen360 halaman
    Laporan Kesehatan Komunitas
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • SILABUS
    SILABUS
    Dokumen7 halaman
    SILABUS
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Modul Gadar
    Modul Gadar
    Dokumen27 halaman
    Modul Gadar
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Materi GBS
    Materi GBS
    Dokumen1 halaman
    Materi GBS
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Woc GBS Yukmeng
    Woc GBS Yukmeng
    Dokumen1 halaman
    Woc GBS Yukmeng
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • Materi GBS
    Materi GBS
    Dokumen13 halaman
    Materi GBS
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • GBS
    GBS
    Dokumen9 halaman
    GBS
    baba loxo
    Belum ada peringkat
  • GBS
    GBS
    Dokumen9 halaman
    GBS
    baba loxo
    Belum ada peringkat