ANALISIS KOLESTEROL
Latar Belakang
-kolesterol
Kolesterol adalah senyawa (zat) kimia yang tergolong dalam kelompok pelarut
organik (compound organic) yang dikenal sebagai lipida yang tidak dapat larut
dalam air, tetapi larut dalam eter dan pelarut organik (solvent organic) lainnya.
Kolesterol berfungsi sebagai bahan baku pembentuk hormon steroid yang menjadi
bagian dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi yang dibutuhkan untuk
memproduksi hormon korteks adrenal, hormon seks pada pria dan wanita, hormon
kelenjar anak ginjal dan untuk memproduksi garam empedu. Kolesterol dalam
tubuh berikatan dengan sejenis protein membentuk lipoprotein. Lipoprotein ini
terbagi menjadi low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL)
(Soehardi, 2004). Kolesterol seperti yang ditambahkan Mayers (1996) merupakan
kelompok steroid, suatu zat yang termasuk golongan lipida dengan rumus molekul
C27H45OH dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6 kolesten. Hal ini karena
kolesterol mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada
C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 dan C17.
Kolesterol menurut Jae (2003) merupakan salah satu komponen lemak. Lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat
gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah
satu sumber energi yang memberikan kalori paling tingkolesterol disamping
sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya atau khususnya kolesterol memang
merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk
dinding sel-sel dalam tubuh.
Tujuan
Praktikum bertujuan
MATERI METODE
Materi
Metode
Hasil
Pembahasan
Biosintesis kolesterol melalui beberapa tahapan yaitu dua molekul asetil Ko-A
berkondensasi membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh enzim sitosol
tiolase. Asetoasetil KoA berkondensasi dengan molekul asetil KoA berikutnya
yang dikatalisis oleh enzim HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA.
Selanjutnya HMG-KoA dikonversi menjadi mevalonat dengan dikatalisis oleh
enzim HMG- KoA reduktase. Setelah terbentuk mevalonat, maka mevalonat
mengalami fosforilasi oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediet
terfosforilasi aktif dan kemudian mengalami dekarboksilasi untuk membentuk
unit isoprenoid aktif yaitu isopentenil difosfat yang mengalami kondensasi
membentuk farnesil difosfat. Proses ini terjadi lewat isomerisasi senyawa
isopentenil difosfat yang melibatkan pergeseran ikatan rangkap untuk
membentuk dimetilalil difosfat yang berkondensasi dengan isopentenil difosfat
lainnya untuk membentuk intermediet dengan 10 karbon yaitu geranil difosfat.
Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil difosfat membentuk farnesil difosfat
tersebut di atas (Murray et al., 2003). Dua molekul farnesil difosfat
berkondensasi dengan ujung difosfat dalam sebuah reaksi yang melibatkan
eliminasi pirofosfat anorganik untuk membentuk pra skualen difosfat dan
kemudian diikuti oleh reduksi NADPH yang disertai eliminasi radikal pirofosfat
anorganik sisanya dan dihasilkan skualen, kemudian skualen dikonversi menjadi
lanosterol melalui proses siklisasi. Tahap terakhir yaitu pembentukan kolesterol
dari lanosterol yang berlangsung dalam membran retikulum endoplasma dan
melibatkan perubahan pada inti steroid serta rantai samping. Kolesterol
dihasilkan saat ikatan rangkap rantai samping direduksi (Murray et al., 2003).
Pengaturan sintesis kolesterol terjadi pada tahap HMG KoA reduktase dimana
HMG KoA reduktase ini di hati dihambat oleh mevalonat. Sintesis kolesterol juga
dihambat oleh LDL kolesterol yang diambil lewat reseptor LDL sedangkan
pemberian hormon insulin meningkatkan aktivitas HMG KoA reduktase.
Peningkatan kolesterol dapat terjadi akibat pengambilan lipoprotein yang
mengandung kolesterol oleh reseptor LDL atau reseptor skavenger, pengambilan
kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya kolesterol ke membran sel, sintesis
kolesterol, dan hidrolisis ester kolesterol oleh enzim ester kolesteril hidrolase,
sedangkan penurunan kolesterol dapat terjadi karena aliran kadar kolesterol dari
membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah (Murray et al.,
2003).
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2) : 116-121. Profil Lipoprotein Plasma
Tikus dalam Kondisi Hiperglikemia
Tri Wahyudi1, Sri Kayati WiSuarsana2, I Nyoman Suarsana
Alhaidary A, Mohamed HE, Beynen AC. 2010. Impact of dietary fat type and
amount on growth performance and serum cholesterol in rabbits. Amer J Anim Vet
Sci. 5(1): 60-64.
McAfee AJ, McScorley EM, Cuskelly GJ, Moss BW, Wallace JMW, Bonham MP,
Fearon AM. 2010. Red meat consumption: An overview of the risks and benefits
[review]. Meat Sci. 84(1): 1-13. doi:10.1016/j.meatsci.2009.08. 029.
Wibowo MS, Efendi MD, Widyawati SD, Lutojo, Riyanto J, Suprayogi WPS. 2012.
Pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan minyak kelapa sawit terproteksi
dalam ransum terhadap performan dan kualitas kimia daging domba lokal jantan.
Tropical Animal Husbandry. 1(1):67-74.