Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum ke: 12 Hari/ Tanggal: Senin/ 21 Mei 2018

Teknik Laboratorium Nutrisi dan Pakan Tempat Praktikum: Laboratorium


Terpadu
Nama Asisten:
Mawar (D24140074)

ANALISIS KOLESTEROL

REZA AULIA PUTRA


D24150058
KELOMPOK 2/ G2

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

-lemak pengertian jenis dll


Lemak adalah sekelompok senyawa organik yang terdiri atas elemen-elemen yang
sama dengan karbohidrat, yaitu karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) tetapi
jumlahnya berbeda. Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol (gliserin). Asam
lemak dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak tak jenuh yang harus
didatangkan dari luar tubuh, dan asam lemak jenuh yang merupakan senyawa lemak
yang dapat disenyawakan sendiri dalam tubuh (Soehardi, 2004). Lemak sebagai
bahan-bahan yang dapat larut dalam eter, kloroform, tetapi tidak larut dalam air.
Lemak merupakan ikatan gliserol yang bersifat trihidrik dengan asam-asam lemak
yang bersifat monobasik, sehingga pada hidrolisa lemak terpecah menjadi tiga buah
molekul asam lemak dan satu molekul gliserol (Nicholl, 1976).

-kolesterol
Kolesterol adalah senyawa (zat) kimia yang tergolong dalam kelompok pelarut
organik (compound organic) yang dikenal sebagai lipida yang tidak dapat larut
dalam air, tetapi larut dalam eter dan pelarut organik (solvent organic) lainnya.
Kolesterol berfungsi sebagai bahan baku pembentuk hormon steroid yang menjadi
bagian dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi yang dibutuhkan untuk
memproduksi hormon korteks adrenal, hormon seks pada pria dan wanita, hormon
kelenjar anak ginjal dan untuk memproduksi garam empedu. Kolesterol dalam
tubuh berikatan dengan sejenis protein membentuk lipoprotein. Lipoprotein ini
terbagi menjadi low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL)
(Soehardi, 2004). Kolesterol seperti yang ditambahkan Mayers (1996) merupakan
kelompok steroid, suatu zat yang termasuk golongan lipida dengan rumus molekul
C27H45OH dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6 kolesten. Hal ini karena
kolesterol mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan rangkap pada
C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 dan C17.
Kolesterol menurut Jae (2003) merupakan salah satu komponen lemak. Lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat
gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah
satu sumber energi yang memberikan kalori paling tingkolesterol disamping
sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya atau khususnya kolesterol memang
merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk
dinding sel-sel dalam tubuh.

-manfaat kolesterol pada ternak


kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta
berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari,
2011).

MenurutKolesterol dibutuhkan untuk membangun dan memelihara membran sel


yang membuat derajat membran yang bersifat cair dapat melekat.
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat didalam
hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam
darah maka akan semakin meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit arteri
koroner.

-kerugian kolesterol.pada ternak

-analisis kolesterol dengan spektro

Tujuan

Praktikum bertujuan

MATERI METODE

Materi

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

-kolesterol pada ternak


Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan pada
membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah (Mayes, 1995). Kolesterol
merupakan komponen struktural dari membran sel serta merupakan senyawa
induk yang menurunkan hormon-hormon steroid, vitamin D, dan garam empedu.
Kolesterol disintesis dalam hati dan sel epitel usus dan juga berasal dari lipid
makanan. Sintesis kolesterol diregulasi oleh jumlah kolesterol dan trigliserida
dalam lipid makanan (Ngili, 2009).

-metabolisme pembentukan koleaterol pd ruminan

Biosintesis kolesterol melalui beberapa tahapan yaitu dua molekul asetil Ko-A
berkondensasi membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh enzim sitosol
tiolase. Asetoasetil KoA berkondensasi dengan molekul asetil KoA berikutnya
yang dikatalisis oleh enzim HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-KoA.
Selanjutnya HMG-KoA dikonversi menjadi mevalonat dengan dikatalisis oleh
enzim HMG- KoA reduktase. Setelah terbentuk mevalonat, maka mevalonat
mengalami fosforilasi oleh ATP untuk membentuk beberapa intermediet
terfosforilasi aktif dan kemudian mengalami dekarboksilasi untuk membentuk
unit isoprenoid aktif yaitu isopentenil difosfat yang mengalami kondensasi
membentuk farnesil difosfat. Proses ini terjadi lewat isomerisasi senyawa
isopentenil difosfat yang melibatkan pergeseran ikatan rangkap untuk
membentuk dimetilalil difosfat yang berkondensasi dengan isopentenil difosfat
lainnya untuk membentuk intermediet dengan 10 karbon yaitu geranil difosfat.
Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil difosfat membentuk farnesil difosfat
tersebut di atas (Murray et al., 2003). Dua molekul farnesil difosfat
berkondensasi dengan ujung difosfat dalam sebuah reaksi yang melibatkan
eliminasi pirofosfat anorganik untuk membentuk pra skualen difosfat dan
kemudian diikuti oleh reduksi NADPH yang disertai eliminasi radikal pirofosfat
anorganik sisanya dan dihasilkan skualen, kemudian skualen dikonversi menjadi
lanosterol melalui proses siklisasi. Tahap terakhir yaitu pembentukan kolesterol
dari lanosterol yang berlangsung dalam membran retikulum endoplasma dan
melibatkan perubahan pada inti steroid serta rantai samping. Kolesterol
dihasilkan saat ikatan rangkap rantai samping direduksi (Murray et al., 2003).
Pengaturan sintesis kolesterol terjadi pada tahap HMG KoA reduktase dimana
HMG KoA reduktase ini di hati dihambat oleh mevalonat. Sintesis kolesterol juga
dihambat oleh LDL kolesterol yang diambil lewat reseptor LDL sedangkan
pemberian hormon insulin meningkatkan aktivitas HMG KoA reduktase.
Peningkatan kolesterol dapat terjadi akibat pengambilan lipoprotein yang
mengandung kolesterol oleh reseptor LDL atau reseptor skavenger, pengambilan
kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya kolesterol ke membran sel, sintesis
kolesterol, dan hidrolisis ester kolesterol oleh enzim ester kolesteril hidrolase,
sedangkan penurunan kolesterol dapat terjadi karena aliran kadar kolesterol dari
membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah (Murray et al.,
2003).

-reaksi pembentukan kolesterol

-sumber katalisator pembentukan kolesterol

-bahas hasil kadar jolesterol normal pada kambing dan domba


Kolesterol yang terdapat di dalam serum darah berasal dari makanan (eksogen)
dan dari hasil sintesis dalam tubuh (endogen). Total kolestrol yang terdapat pada
kelompok ransum perlakuan dengan komposisi ransum mengandung gulai daging
sapi ditambah jeroan (90,7 ± 19,14 mg/dl). Hasil ini menunjukkan bahwa kadar
kolesterol ini masih berada dalam batas normal
Menurut Russel (2007), bahwa kolesterol dalam darah dapat meningkat bila
jumlah kolesterol yang berasal dari bahan pangan lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh tubuh.

Soraya(2006) menyatakan bahwa kadar kolesterol darah normal pada domba


adalah 108,41±32,42 mg/dl.
Kandungan kolesterol normal kambing jika < 200 mg/dl.

SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2) : 116-121. Profil Lipoprotein Plasma
Tikus dalam Kondisi Hiperglikemia
Tri Wahyudi1, Sri Kayati WiSuarsana2, I Nyoman Suarsana

Harini M.D. 2009. Blood Cholesterol Level of Hypercholesterolemia Rat


(Rattus norvegicus)After VCO Treatment. Journal Bioscience Vol 1 No 2 :
53-58

Herwiyarirasanta., BA, Eduardus. 2010. Effect of Black Soyben Extract


Supplementation in Low Density Lipoprotein Level of Rats
(Rattusnorveginus) With High Fat Diet.Journal Universitas AirlanggaVol. 10
No. 1

Krauss RM, PJ Blanche,RS Rawlings, HS Fernstrom, PT Williams. 2006.


Separate effects of reduced carbohydrate intake and weight loss on
atherogenic dyslipidemia. Am J Clin Nutr.;83:1025—31.

Nugroho A. C. 2013. Pengaruh Ekstrak Rosela (Hibiscus Sabdariffa)


Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Diabetes. Jurnal Widya Warta
Vol.XXXV, No 2 : 269-280

Alhaidary A, Mohamed HE, Beynen AC. 2010. Impact of dietary fat type and
amount on growth performance and serum cholesterol in rabbits. Amer J Anim Vet
Sci. 5(1): 60-64.

Manso T, Bodas R, Castro T, Jimeno V, Manteco AR. 2009. Animal performance


and fatty acid composition of lambs fed with different vegetable oils. Meat Sci.
83:511-516. doi:10.1016/j.meatsci.2009.06.035.

McAfee AJ, McScorley EM, Cuskelly GJ, Moss BW, Wallace JMW, Bonham MP,
Fearon AM. 2010. Red meat consumption: An overview of the risks and benefits
[review]. Meat Sci. 84(1): 1-13. doi:10.1016/j.meatsci.2009.08. 029.

Nasiu F, Yusiati LM, Supadmo. 2013. Pengaruh suplementasi vitamin E dalam


ransum yang mengandung capsulated crude palm oil terhadap kandungan
polyunsaturated fatty acid daging dan performa kambing Bligon. Buletin Petern.
37(3):181-188.

Wibowo MS, Efendi MD, Widyawati SD, Lutojo, Riyanto J, Suprayogi WPS. 2012.
Pengaruh suplementasi minyak ikan lemuru dan minyak kelapa sawit terproteksi
dalam ransum terhadap performan dan kualitas kimia daging domba lokal jantan.
Tropical Animal Husbandry. 1(1):67-74.

Astuti, D. A., A. S. Baba, & I. W. T. Wibawan. 2011. Rumen fermentation, blood


metabolites, and performance of sheep fed tropical browse plant. Med. Pet 34 (3) :
201-206.

Anda mungkin juga menyukai