DOKUMEN PENGADAAN
Metode E-Lelang
Lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi
Nomor Pokja 21/Dis.PUPR/L/Drainase-Dumai/2017/01
/01
untuk
Pengadaan
DAFTAR ISI
BAB I. UMUM
A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya.
C. Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
D. Pemilihan Langsungini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha
tunggal atau kemitraan/KSO.
A. UMUM
2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum
dalam LDP.
3. Peserta 3.1 Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
Pemilihan peserta yang berbentuk badan usaha (perusahaan/koperasi),
Langsung kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.
4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, Kolusi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
dan Nepotisme melakukan tindakan sebagai berikut:
(KKN), a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk dan
Persekongkolan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang
serta Penipuan bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur hasil pelelangan sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil/meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain; dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan ini.
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak
Kepentingan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Satu Penawaran 7.1. Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Tiap Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.
B. DOKUMEN PENGADAAN
8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan
Pengadaan Dokumen Kualifikasi.
a. Umum;
b. Pengumuman;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Bentuk Surat Perjanjian, Syarat-Syarat Khusus Kontrak,
Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
g. Daftar Kuantitas dan harga (apabila dipersyaratkan);
h. Tata Cara Evaluasi Penawaran;
i. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran untuk e-Lelang 1 File;
2) Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi(apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
3) Dokumen Penawaran Teknis;
4) [Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila
diberikan preferensi harga).
j. Bentuk Dokumen Lain:
1) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
2) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila dipersyaratkan);
5) Jaminan Pemeliharaan (apabila dipersyaratkan).
10. PemberianPenjel 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
asan SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.
10.7 Dalam hal waktu tahap penjelasan telah berakhir, perserta tidak
dapat mengajukan pertanyaan namun Pokja ULP masih
mempunyai tambahan waktu untuk menjawab pertanyaan yang
masuk pada akhir jadwal.
11. Perubahan 11.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung,
Pengadaan maka Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum Dokumen
Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta.
16. Harga 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Penawaran
16.2 [Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan lump sum dan
harga satuan, peserta mencantumkan harga satuan dan harga
total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak
dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain
dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.]
16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,
dan pungutan lain yang sah serta biaya asuransi yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan
Konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga penawaran.
17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran dan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara
Pembayaran 17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan
dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam
Penawaran dan LDP.
Jangka Waktu
Pelaksanaan 18.2 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.
19. PengisianData 19.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan
Kualifikasi mengisi form isian elektronik datakualifikasi dalam aplikasi SPSE.
19.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan, kecuali untuk peserta
yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta
Integritas dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO.
20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan mengikuti proses
pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional.
21. Penyampulan 21.1 File penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 1 (satu) file
dan Penandaan penawaran yang telah disandikan/dienkripsi yang terdiri dari:
Sampul a. Penawaranadministrasi;
Penawaran b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga.
21.4 Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian elektronik
data kualifikasi pada SPSE.
22. Pemasukkan/Pe 22.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP
nyampaian dengan ketentuan:
Dokumen a. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik
Penawaran kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE.
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE belum mengakomodir datakualifikasi yang disyaratkan
Pokja ULP, maka data kualifikasi tersebut diunggah (upload)
pada fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada
aplikasiSPSE.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung]
dengan Pascakualifikasi
12
23. Batas Akhir 23.1 Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi
Waktu SPSE kepada Pokja ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan
Pemasukan oleh Pokja ULP.
Penawaran
23.2 Pokja ULP tidak diperkenankan mengubah waktu batas akhir
pemasukan penawaran kecuali:
a. keadaan kahar;
b. terjadi gangguan teknis;
c. perubahan dokumen pengadaan yang mengakibatkan kebutuhan
penambahan waktu penyiapan dokumen; atau
d. tidak ada peserta yang memasukkan penawaran sampai dengan
batas akhir pemasukan penawaran.
23.3 Dalam hal Pokja ULP mengubah waktu batas akhir pemasukan
penawaran maka harus menginputkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE.
23.4 Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja ULP dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukkan penawaran.
24. Penawaran Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas
Terlambat akhir waktu pemasukan penawaran kirim.
25. Pembukaan 25.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh
Penawaran (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan Apendo/Spamkodok sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
25.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja
ULP menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk
mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat
dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file
penawaran tersebut kepada LKPP.
25.4 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
Pokja ULP tetap melanjutkan proses pemilihan dengan melakukan
klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga sebagaimana ketentuan
angka 27.
26.2 Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai
total HPS dinyatakan gugur.
26.3 Apabila semua total harga penawaran setelah koreksi aritmatik di atas
nilai total HPS, pelelangan dinyatakan gagal.
26.4 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun urutan dari
penawaran terendah.
26.5 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Pokja ULP
untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang
dimulai dengan penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
26.6 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar
yang menawar harga kurang dari HPS maka proses lelang tetap
dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi.
(BOQ);
4) Tahapan pelaksanaan setiap item pekerjaan dari
awal sampai dengan akhir harus logis dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
LDP;
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Bab XII Spesifikasi Teknis dan Gambar;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LDP serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan;
f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LDP;
g) memenuhi persyaratan teknis lainnya sebagaimana
ditetapkan dalam LDP (apabila ada);
d. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP ;
e. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas
atau meragukan, Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta.
Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan mengubah substansi
penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
f. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap
evaluasi harga;
g. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik
ada yang tidak memenuhi persyartan teknis maka Pokja ULP
dapat melakukan evaluasi terhadap penawaran terendah
berikutnya (apabila ada) dimulai dari evaluasi administrasi;
h. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus
evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi
harga;
i. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi Teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal; dan
j. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan
untuk dilakukan evaluasi kualifikasi.
27. Klarifikasi dan 27.1 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dalam hal
Negosiasi peserta yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga).
Teknis dan
Harga 27.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan bersamaan
dengan evaluasi.
28. Evaluasi 28.1 Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang
Kualifikasi serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
29. Pembuktian 29.1 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon
Kualifikasi pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
30. Berita Acara Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Pelelangan
Hasil (BAHP) yang paling sedikit memuat:
Pelelangan a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing
peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan;
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal pelaksanaan
pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
dan
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara.
F. PENETAPAN PEMENANG
31. Penetapan 31.1 Pokja ULP melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi
Pemenang SPSEsetelah melalui pembahasan internal anggota Pokja ULP, atau
setelah ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket di atas
Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Pokja ULP dapat
menetapkan pemenang lebih dari 1 (satu) penyedia sesuai ketentuan
yang terdapat dalam pada informasi paket dalam aplikasi SPSE.
31.2 Dalam hal hasil evaluasi peserta akan diusulkan sebagai pemenang
pada beberapa paket pekerjaan, dan sisa kemampuan menangani
paket (SKP) tidak mencukupi maka dilakukan klarifikasi untuk
memilih paket pekerjaan berdasarkan pilihan penyedia jasa setelah
mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan personil.
32. Pengumuman Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2
Pemenang (apabila ada) melalui aplikasi SPSE, di website sebagaimana tercantum
dalam LDP.
33.3 Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua
sanggahan paling lambat 3 (tiga) hari kalendersetelah menerima
sanggahan.
G. PENUNJUKAN PEMENANG
34. Penunjukan 34.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Penyedia kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
Barang/Jasa untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).
34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat [6 (enam) hari kerja untuk
Pelelangan Umum /4 (empat) hari kerja untuk pemilihan
langsung)] setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan atau 2 (dua) hari kerja setelah semua
sanggahan dijawab.
34.10 Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan
kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi
ulang atau pelelangan dinyatakan gagal; atau
b. apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP,
PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok
Kerja ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK
untuk menerbitkan SPPBJ.
35. BAHP, Berita 35.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara
Acara Lainnya, tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia
dan secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi
Kerahasiaan aplikasi SPSE.
Proses
35.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada
angka 35.1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan
menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.
I. JAMINAN PELAKSANAAN
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
38. Penanda- Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan
tanganan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila
Kontrak dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan
sebagai berikut:
38.1. Sebelum penandatanganan kontrak, PPK wajib memeriksa apakah
pernyataan dalam Data Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah
satu pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka penandatanganan
kontrak tidak dapat dilakukan.
B. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBD Provinsi Riau
Tahun Anggaran 2017.
M. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama ..... (.......) [14 (empat
PELAKSANAAN belas + Jangka waktu pelaksanaan] hari kalender sejak
penandatanganan kontrak.
2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK Paket yang
dilelangkan.
3. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah
Provinsi Riau.
P. LAINNYA
(apabilaada)
B. Persyaratan 1. peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat izin usaha:
Kualifikasi a. SBU Kualifikasi Kecil yang masih berlaku:
• Klasifikasi : Bangunan Sipil
• Sub Klasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran
Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana
Sumber Daya Air Lainnya (SI001)
b. SIUJK yang masih berlaku;
c. SITU/HO/DOMISILI yang masih berlaku;
d. TDP yang masih berlaku;
2. perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas
nama perusahaan atau peserta perorangan tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
3. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau
peserta perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;
4. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
pajak terakhir (SPT minimal Tahun 2016);
5. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak,kecuali bagi pesertaUsaha Mikro, Usaha Kecil dan
koperasi kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
6. memiliki pengalaman pada klasifikasi Bangunan Sipil;
7. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
8. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;
9. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swastasekurang-kurangnya sebesar 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS;
10. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP).
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]
Kepada Yth.:
Pokja _______ [NamaPokja ULP sesuai LDP]
di
______________________________
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penawaran ini berlaku selama .......(..............) [masa berlaku sesuai LDP] hari kalender sejak batas
akhir pemasukan Dokumen Penawaran.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada
semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk
hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga
kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
[Peserta 1] [Peserta 2]
(_______________) (________________)
[Peserta 3] [dst
(________________) (________________)]
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas segel/bermaterai
Formulasi perhitungan:
[tanda tangan]
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : __________________________
Jabatan : __________________________
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]
dengan ini menyatakan bahwa:
2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan
hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima
sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata
dan/atau dilaporkan secara pidana.
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian
Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________
A. Data Administrasi
D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________
F. Data Keuangan
2. Pajak
Jabatan Tahun
Tingkat Pengalaman Kerja Profesi/
No Nama Tgl/bln/thn lahir dalam Sertifikat/
Pendidikan (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8
Kapasitas
Jenis Merk Status
atau output Tahun Kondisi Lokasi
No. Fasilitas/Peralatan/ Jumlah dan Kepemilikan/Dukungan
pada saat pembuatan (%) Sekarang
Perlengkapan tipe Sewa
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Bidang/Sub Komitmen
Nama Paket
No. Bidang Lokasi
Pekerjaan Kontrak Prestasi
Pekerjaan Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Modal Kerja
Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksiadministratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PT/CV/Firma/Koperasi
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
I. Petunjuk Pengisian untuk peserta bukan kemitraan/KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan
aplikasi SPSE (User Guide).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing – masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing – masing kualifikasi badan usahanya dengan
petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
D. Izin Usaha
(Jenis izin usaha disesuaikan dengan bidang usaha dan peraturan perundang-undangan,
contohnya : Izin Usaha di bidang Konstruksi adalah Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK).
Untuk persyaratan perizinan bagi Penyedia Asing disesuaikan dengan praktek bisnis internasional
dan/atau ketentuan negara asal Penyedia)
F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik saham/persero, dan persentase
kepemilikan saham/persero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan.
3. [Persyaratan perpajakan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dikecualikan untuk Penyedia
Asing (khusus untuk International Competitive Biding)]
G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan
dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai
dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah
dari setiap tenaga ahli/teknis/terampil yang diperlukan.
H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe,
tahun pembuatan, kondisi(dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan
(milik sendiri/sewa beli/dukungan sewa)dari masing-masing fasilitas/peralatan/perlengkapan yang
diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta
nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai paket (HPS).
M. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung]
dengan Pascakualifikasi
51
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO;
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan sesuai persyaratan LDK;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan sesuai LDK);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak,kecuali bagi pesertaUsaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha
non-kecil;
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan Pekerjaan Konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
paket (HPS). Dalam hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya
lead firm;
11. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang (present
value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:
B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Dokumen
Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum pada aplikasi SPSEdalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta
diminta untuk membayar denda materai sesuai ketentuan peraturan perundangan-perundangan.
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat meminta
peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi
Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui aplikasi SPSE.
E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang kurang tidak dapat
dilengkapi.
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung]
dengan Pascakualifikasi
53
CONTOH
SURAT PERJANJIAN
untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
__________
Nomor: __________
“SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”)dibuat dan ditandatangani di
__________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan
tahun diisi dengan huruf] antara __________[nama Pejabat Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat
Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama __________[nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen],
yang berkedudukan di __________[alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan
_______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No _________________ [No.
SK penetapan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut “PPK” dan
MENGINGAT BAHWA:
(a) PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana diterangkan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut “Pekerjaan
Konstruksi”);
(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya
teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat
pihak yang diwakili;
Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Pekerjaan Konstruksi
Metode e-Lelang [Umum/Pemilihan Langsung]
dengan Pascakualifikasi
54
(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini
masing-masing pihak:
MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut:
1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis sebagai berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga adalah sebesar Rp________________ (_______________________ rupiah);”]
2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian, syarat-syarat khusus Kontrak, syarat-syarat umum Kontrak;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. spesifikasi teknis;
e. gambar-gambar;
f. daftar kuantitas dan harga (apabila ada); dan
g. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara
ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya:
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan, dengan tanggal mulai dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal
tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
Republik Indonesia.
Untuk dan atas nama __________ Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan (KSO)
PPK __________
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Kepada Yth.
__________
di __________
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal __________
perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp_____________
(____________________) kami nyatakan diterima/disetujui.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatangan surat perjanjian. Kegagalan
Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran
Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan turunannya.
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________
Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]
......... dst
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini
memerintahkan:
_______________[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
_______________[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang Dijamin.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
JAMINAN PELAKSANAAN
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat] sebagai
Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan],
_____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab
dan dengan tegas terikat pada _____________________ [nama PPK], _________________________
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah
tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam
melaksanakan pekerjaan __________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. _______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan
pelelangan pekerjaan ______________yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan
hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat
melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________
Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin
lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang diterimanya,
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat] sebagai Penyedia,
selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
_____________________ [nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di
atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
_______________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________
tanggal_____________________dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ___________
sampai dengan tanggal__________
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang
Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak
istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________
Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku ____________________________
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________________[nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak
memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
JAMINAN PEMELIHARAAN
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]
PENYEDIA PPK
1.10 Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO)
adalah kerja sama usaha antar penyedia baik
penyedia nasional maupun penyedia asing, yang
masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut
Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi yang diserahkan oleh penyedia kepada
KPA/PPK untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara KPA/PPK dengan penyedia yang
mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak
(SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan
bagian dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga yang
tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga
penawaran) adalah daftar kuantitas yang telah
diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
1.16 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah
perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang
ditetapkan oleh KPA/PPK, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh
Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya.
1.17 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang
secara langsung menunjang terwujudnya dan
berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
1.18 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah
harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
satuan tertentu;
1.19 Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara
kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
PENYEDIA PPK
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki
penawar;
1.20 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal
yang menunjukkan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun
secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
1.21 Personil inti adalah orang yang akan
ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan serta posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.22 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada
penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh
KPA/PPK.
1.23 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.24 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja
penyedia yang dinyatakan pada Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh
KPA/PPK.
1.25 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah
tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai,
dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
KPA/PPK.
1.26 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu
kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.27 Pengawas Pekerjaan Adalah Penyedia jasa
konsultansi yang bertanggung jawab penuh
terhadap pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
baik mutu maupun administrasi.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai
akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan
PENYEDIA PPK
bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia kepada KPA/PPK dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak
berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis,
manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan/atau keselamatan umum.
PENYEDIA PPK
ini oleh KPA/PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.
Khusus untuk penyedia perseorangan, Penyedia tidak
boleh diwakilkan.
PENYEDIA PPK
yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.
PENYEDIA PPK
19. Rapat Persiapan 19.1 KPA/PPK bersama PPTK dan PENYEDIA,
Pelaksanaan unsur perencanaan, dan unsur pengawasan,
Kontrak harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
PENYEDIA PPK
21. Pengawasan 21.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,
Pelaksanaan KPA/PPK bersama PPTK melakukan
Pekerjaan pengendalian kegiatan dan konsultan pengawas.
Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
PENYEDIA PPK
Personil dan/atau Peralatan ternyata belum
memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia
tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti dalam
jangka waktu yang disepakati bersama.
PENYEDIA PPK
alasan untuk memperpanjang Tanggal
Penyelesaian.
PENYEDIA PPK
Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis
khusus dapat dibantu oleh Tim/Tenaga Ahli
untuk membantu tugas Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan.
PENYEDIA PPK
KPA/PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan dengan
persetujuan PA dan KPA/PPK.
PENYEDIA PPK
antara kondisi lokasi pekerjaan/lapangan pada
saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
yang ditentukan dalam Kontrak, maka:
a. KPA/PPK bersama penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain :
1) menambah atau mengurangi volume
pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak;
2) mengurangi atau menambah jenis
pekerjaan;
3) mengubah spesifikasi teknis dan
gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
4) melaksanakan pekerjaan tambah yang
belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan.
b. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan paling tinggi 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
c. Apabila dari hasil evaluasi penawaran
terdapat harga satuan timpang maka harga
satuan timpang tersebut berlaku untuk
kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen pengadaan. Untuk kuantitas
pekerjaan tambahan digunakan harga
satuan berdasarkan hasil negosiasi.
d. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
KPA/PPK secara tertulis kepada penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak awal.
e. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam
Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum kontrak.
PENYEDIA PPK
36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat
diperpanjang paling kurang sama dengan waktu
terhentinya kontrak akibat keadaan kahar.
37. Keadaan Kahar 37.1 Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
PENYEDIA PPK
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
PENYEDIA PPK
39.2 KPA/PPK dapat memutuskan kontrak secara
sepihak apabila Penyedia tidak memenuhi
kewajibannnya sesuai ketentuan dalam kontrak.
PENYEDIA PPK
i. Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan
Jaminan Pelaksanaan;
j. Pengawas Pekerjaan memerintahkan
Penyedia untuk menunda pelaksanaan atau
kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut
tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan)
hari;
k. Penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Pengadaan yang diputuskan oleh instansi
yang berwenang; dan/atau
l. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
pengadaan dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.
PENYEDIA PPK
menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada
KPA/PPK dan selanjutnya menjadi hak milik
KPA/PPK.
PENYEDIA PPK
dituangkan dalam Berita Acara SCM III.
5) pada setiap uji coba yang gagal,
KPA/PPK harus menerbitkan surat
perigatan kepada Penyedia atas
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan
pekerjaan.
b. dalam hal setelah diberikan SCM III dan
Penyedia tidak mampu memenuhi kemajuan
fisik yang sudah ditetapkan, KPA/PPK
melakukan rapat bersama atasan KPA/PPK
sebelum tahun anggaran berakhir, dengan
ketentuan:
1) KPA/PPK dapat memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan sisa
pekerjaan paling lama 50 (lima puluh)
hari kalender dengan ketentuan:
a) penyedia secara teknis mampu
menyelesaikan sisa pekerjaan paling
paling lama 50 (lima puluh) hari
kalender; dan
b) penyedia dikenakan denda
keterlambatan sesuai dengan SSKK
apabila pemberian kesempatan
melampaui masa pelaksanaan pekerjaan
dalam kontrak.
2) KPA/PPK dapat langsung memutuskan
Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata; atau
3) KPA/PPK dapat menunjuk pihak lain
untuk melaksanakan pekerjaan. Pihak
lain tersebut selanjutnya dapat
menggunakan bahan/ peralatan,
Dokumen Kontraktor dan dokumen
desain lainnya yang dibuat oleh atau
atas nama penyedia. Seluruh biaya
yang timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan pihak lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penyedia
berdasarkan kontrak awal.
PENYEDIA PPK
hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan KPA/PPK.
PENYEDIA PPK
47. Hak Atas Penyedia wajib melindungi KPA/PPK dari segala
Kekayaan tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang disebabkan
Intelektual penggunaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.
PENYEDIA PPK
melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, penyedia akan melaporkan kepada
KPA/PPK mengenai setiap kecelakaan yang
timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak
ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam
setelah kejadian.
PENYEDIA PPK
53. Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama
Pekerjaan pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
PENYEDIA PPK
dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada KPA/PPK. Penyedia dapat
menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan
piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas
di kemudian hari diatur dalam SSKK.
56. Usaha Mikro, 56.1 Penyedia dapat bekerja sama dengan Usaha
Usaha Kecil dan Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, antra lain
Koperasi Kecil dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaanya.
PENYEDIA PPK
60. Jaminan 60.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada
KPA/PPK sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
PENYEDIA PPK
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia;
c. Melalui Kuasa Pengguna Anggaran (KPA/PPK) dan
disetujui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), Membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan
kepada PENYEDIA
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh pihak penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak;
e. mengenakan denda keterlambatan (apabila ada);
f. membayar uang muka (apabila diberikan);
g. memberikan instruksi sesuai jadwal;
h. membayar ganti rugi karena kesalahan yang
dilakukan KPA/PPK; dan
i. mengusulkan penetapan sanksi Daftar Hitam kepada
PA/KPA/PPK (apabila ada).
PENYEDIA PPK
63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada
KPA/PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata
akibat Peristiwa Kompensasi.
PENYEDIA PPK
64.5 Jika KPA/PPK menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin personil
inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh
KPA/PPK.
PENYEDIA PPK
Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
c. dalam hal KPA/PPK menyediakan uang
muka maka Penyedia harus mengajukan
permohonan pengambilan uang muka secara
tertulis kepada KPA/PPK disertai dengan
rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
d. KPA/PPK harus mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Pajabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) untuk permohonan
tersebut pada huruf c, paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah Jaminan
Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank
umum, perusahaan penjaminan, atau
Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki
izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan atau lembaga yang berwenang;
f. pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
PENYEDIA PPK
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus)
dan Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan;
c. KPA/PPK dalam kurun waktu 14 (empat
belas) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus
sudah mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran.
KPA/PPK dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal
yang sedang menjadi perselisihan.
66.3 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada KPA/PPK karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan
adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga
bagian kontrak yang belum selesai
dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas
bagian pekerjaan yang dapat dinilai
terpisah dan bukan merupakan kesatuan
sistem, serta hasil pekerjaan tersebut
telah diterima oleh KPA/PPK;
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak, apabila bagian pekerjaan yang
sudah dilaksanakan belum berfungsi;
3) pilihan denda pada angka 1) atau 2)
ditetapkan dalam SSKK.
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh
KPA/PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itu menurut
ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta
dituangkan dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
PENYEDIA PPK
dilakukan oleh KPA/PPK, apabila penyedia
telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data.
67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh KPA/PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja
kepada tenaga kerjanya setelah formulir upah
ditandatangani.
PENYEDIA PPK
penyerahan pekerjaan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda kepada
penyedia.
PENYEDIA PPK
kontrak.
G. PENGAWASAN MUTU
PENYEDIA PPK
Pekerjaan yang dianggap oleh KPA/PPK atau Pengawas
Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
PENYEDIA PPK
76.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa batas
KPA/PPK beserta instansinya yang timbul akibat
kegagalan bangunan.
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam kontrak.
PENYEDIA PPK
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
Penyedia:
Nama : --------------
Alamat : --------------
PENYEDIA PPK
E. Jadwal Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan selama :
Pelaksanaan 120 (Seratus dua puluh) hari Kalender
Pekerjaan
PENYEDIA PPK
O. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:
Prestasi Termyn
Pekerjaan
a. Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan: Pembangunan Drainase Kota
Dumai
PENYEDIA PPK
S. Sanksi Pelanggaran terhadap ketentuan Pengalihan dan/atau
Subkontrak dikenakan sanksi :____a_____
a. membayar 2 (dua) kali lipat selisih harga didalam
kontrak dengan harga yang dibayarkan kepada
subkontraktor.]
PENYEDIA PPK
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan
PENYEDIA PPK
PEMERINTAH PROVINSI RIAU
KEGIATAN :
PEMBANGUNAN DRAINASE PROVINSI RIAU
PEKERJAAN :
LOKASI:
KOTA DUMAI
SUMBER DANA
APBD PROVINSI RIAUTAHUN ANGGARAN 2017
1
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
2
a. pelaksanaan fisik Pembangunan Drainase Kota
Dumai, agar sesuai dengan perencanaanyang telah
disetujui dengan memperhatikan keselamatan
umum, konstruksi bangunan, mutu hasil
pekerjaan, mutu bahan, komponen bangunan dan
mutu peralatan sesuai dengan aturan yang
berlaku;
b. Keamanan, keselamatan, kesehatan dan
perlindungan sosial di tempat kerja konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang–undangan
yang berlaku;
c. Tata lingkungan setempat dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang–undangan yang berlaku;
d. Manfaat untuk masyarakat sesuai dengan
perencanaan kelayakan.
3. Tujuan
Pelaksanaan Fisik Pembangunan Drainase Kota
Dumai bertujuan agar selama masa pelaksanaan
konstruksi fisik dapat diawasi, dikendalikan dengan
penuh tanggung jawab sesuai spesifikasi teknis dan
kualitas / kuantitas untuk menghasilkan keluaran
yang Profesional sesuai KAK ini.
3
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK): Kepala Bidang
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Riau,
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
4
ketentuan;
F. Kontraktor Pelaksana/ Penyedia bertanggungjawab
penuh terhadap pekerjaan fisik dilapangan.
5
10. Peralatan Material, Tidak ada
Personil dan Fasilitas
dari Kuasa Pengguna
Anggaran
12. Personil.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak pelaksana konstruksi harus
menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang
bersertifikat dan disetujui oleh pemberi tugas.
Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :
- SKT Tukang
Bekisting (Acuan)
Pelaksana SLTA Sederajat
4. dan Perancah 1 3 Tahun
Lapangan. 3
Bidang Sumber
Daya Air
5. Administrasi D3 Ekonomi - 1 2 Tahun
6. Logistik SLTA Sederajat - 1 2 Tahun
6
KETERANGAN :
Untuk personil Nomor 2 s/d 4 melampirkan Curiculum Vitae (CV), Foto Copy
KTP yang masih berlaku, Photo copy Ijazah , dan Scan asli SKT;
Untuk personil Nomor 5 s/d 6 melampirkan Curiculum Vitae (CV), Foto Copy
KTP yang masih berlaku dan Ijazah.
20. PersyaratanPerserta.
A. Badan Usaha.
Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Bidang Sipil (SI001) Dengan
Sub Klarifikasi Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan,
Dam Dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya, Yang Masih Berlaku.
Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang masih berlaku;
Memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang masih berlaku;
Memilik TDP, Bukti setoran pajak tahun 2016;
Catatan :
a. Melampirkan kepemilikan alat (Milik sendiri/
Sewa/Dukungan).
b. Untuk bukti kepemilikan kendaraan dilengkapi
dengan bukti STNK Lunas Pajak dan uji KIR
7
24. Penutup Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan
masukan bagi Pelaksana untuk melaksanakan penawaran
biaya/nilai pekerjaan kepada pemberi tugas dan sekaligus
sebagai pedoman untuk tugas nantinya apabila ditetapkan
sebagai Pelaksana pada kegiatan ini.
Ditetapkan Oleh :
KUASA PENGGUNA ANGGARAN(KPA)/
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
8
RENCANA KERJA DAN
SYARAT - SYARAT TEKNIS
TAHUN ANGGARAN 2016
KEGIATAN:
PEMBANGUNANDRAINASEKOTADUMAI
PEKERJAAN:
PERENCANAANPEMBANGUNANDRAINASE
KOTADUMAI
KONSULTAN PERENCANA :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1 LINGKUP PEKERJAAN ………….….…………………….………………….… 1
2 PERATURAN – PERATURAN ……..…………………..……………………… 1
3 PERSYARATAN BAHAN – BAHAN ….…………….…….…………………… 2
4 PEKERJAAN PERSIAPAN …..………………..……….…….……………..… 4
5 PEKERJAAN TANAH ……………………………….……….……….…………. 6
6 PEKERJAAN BETON ..……………………….…………………………….…… 21
7 PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH …………………………………. 42
8 PEKERJAAN LAIN – LAIN …………………………..………….…….………... 51
9 ADMINISTRASI PROYEK ……………………………….……………………… 52
10 SERAH TERIMA PEKERJAAN ………………………………………………… 52
11 PENUTUP ………………………………………………………………………… 52
BAB I
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. UMUM
Pengadaan segala bahan- bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan alat-alat bantu untuk
penyelesaian seluruh Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai dengan
tahapan pekerjaan sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN BETON
IV. PEKERJAAN LAIN - LAIN
Selengkapnya Uraian lingkup pekerjaan tercantum dalam dokumen Spesifikasi Teknis Khusus, dan
apabila ada perubahan akan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Pasal 2
PERATURAN - PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, maka Peraturan- peraturan tersebut di bawah ini
berlaku mengikat dan kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk
apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai masa di terbitkan RKS
ini. sebagai berikut :
Apabila penjelasan dalam RKS ini belum lengkap maka kontraktor wajib untuk mengikuti
sebagaimana ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam Pasal 2.(1) sampai dengan Pasal
2 (35)
Pasal 3
PERSYARATAN BAHAN - BAHAN
3.1. AIR
1) Air yang di pergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan organis atau lainnya yang dapat merusak beton dan tulangan beton. PH air
antara 7 – 8.
2) Air yang di pergunakan untuk adukan beton konstruksi harus menurut, sesuai dengan
SNI-T-15-1990-03 serta PUBI-9 standard untuk air agregat.
ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus
dicuci.
4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
3.5. SEMEN
1) Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi (Semen Type I), berat dan
volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum pada zak semen. Pada
umumnya tidak terjadi pembatuan atau bongkah-bongkah kecil.
2) Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis- jenis semen yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dan syarat- syarat yang ditentukan dalam NI.8
3) Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi atau
berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5 %.
4) Semen harus ditempatkan/ disimpan dalam gudang tertutup, di tempat yang kering
tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan sedapatnya tidak bercampur dengan
bahan- bahan lain. Semen yang sudah tersimpan lama dan diragukan mutunya,
sebelum dipakai harus diperiksa dahulu kepada konsultan Pengawas.
1) Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas dari kotoran-
kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat beton terhadap baja tulangan.
2) Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
3) Mutu baja tulangan menggunakan fy 420 MPa untuk baja ulir Ø > 13 mm dan fy 420
untuk baja polos untuk Ø < 13 mm.
4) Baja tulangan tidak boleh disimpan/ ditumpuk langsung diatas tanah, tetapi di beri
alas/ ganjal berupa balok- balok. Penimbunan di tempat terbuka dalam waktu lama
harus di hindarkan.
3
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
3.7. KAYU
1) Kayu/ papan yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum
dalam Peraturan Konstruksi kayu Indonesia ( PKKI – 1973 NI. 5 )
2) Ukuran- ukuran kayu yang tercantum dalam gambar rencana dan detail adalah
ukuran terpasang.
Pasal 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. UMUM
1) Daerah kerja seperti yang ditunjukkan di gambar rencana harus dibersihkan dari
semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan seperti : pepohonan,
sampah- sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur, lubang-lubang, seperti sumur dan
lain- lain.
2) Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 2,00 meter dari bangunan
yang paling pinggir, pemasangan papan bouwplank harus benar - benar kuat dan
menggunakan alat pengukur waterpass.
3) Kontraktor Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan Pengukuran batas- batas lahan dan Garis sempadan dengan pemasangan
patok-patok yang sah dan dinyatakan dalam Berita Acara.
4) Pedoman Leveling.
a) Lantai dasar bangunan adalah setinggi 0.80 m’ dari muka tanah asli/ halaman,
dan selanjutnya peil ini yang dijadikan pedoman leveling selama masa
pelaksanaan.
b) Sumbu dan patok bangunan pengukurannya dilakukan di lapangan atas
petunjuk konsultan Pengawas.
c) Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan alat teropong theodolit dan
waterpass. Pengukuran siku dengan benang dengan prinsip Pythagoras hanya
dilakukan untuk bagian ruangan yang kecil saja dan atas persetujuan pihak
konsultan Pengawas.
5) Kebenaran pengukuran vertikal maupun horizontal sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor. Apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka kontraktor harus
segera memperbaiki dan sepenuhnya beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
4
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
4) Ukuran
Ukuran kantor Lapangan dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Kontraktor,
pemberi tugas, konsultan Pengawas dan harus menyediakan sebuah ruangan yang
digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
Pasal 5
PEKERJAAN TANAH
5.1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup penggalian, pengurugan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu atau bahan lain dari lokasi proyek atau sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini . Pekerjaan tanah ini dilakukan sebelum
memulai pekerjaan struktur atas. Kontraktor bertanggung jawab terhadap seluruh
pekerjaan tanah yang terdiri dari :
1) Urugan Tanah dan Pemadatan.
2) Galian Tanah dan Pembuangan Tanah.
Kontraktor harus mengajukan metoda pelaksanaan Pekerjaan Tanah kepada pihak
konsultan Pengawas untuk disetujui.
dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal 5.2.(1) dari Spesifikasi
ini
b) Urugan pilihan
Digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa
dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Urugan pilihan dapat
juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran urugan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan urugan lainnya dimana kekuatan urugan adalah faktor yang kritis.
c) Urugan pilihan di atas tanah rawa
Digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, tidak
dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan ini juga mencakup urugan batu dengan manual atau dengan derek,
dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh konsultan
pengawas.
d) Pekerjaan ini juga mencakup urugan batu dengan manual atau dengan derek,
dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh konsultan
Pengawas.
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir urugan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng urugan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
c) Urugan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
4) Standar Rujukan
7
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
6) Jadwal Kerja
a) Urugan Tanah badan jalan kerja harus dikerjakan dengan menggunakan
pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu
lintas.
b) Urugan tanah kembali dapat dilaksanakan setelah semua pekerjaan yang yang
berkaitan telah selesai dilaksanakan atau setelah mendapat prsetujuan dari
konsultan Pengawas.
8) Perbaikan Terhadap Urugan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.(3) harus diperbaiki
dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
b) Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yang
disyaratkan pasal 5.2.(11).(b).(ii) dalam spesifikasi ini atau seperti yang diperintahkan
8
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
9
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
b) Urugan Pilihan
i) Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Urugan Pilihan" bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan telah ditentukan atau disetujui
secara tertulis oleh konsultan Pengawas. Seluruh urugan lain yang digunakan
harus dipandang sebagai urugan biasa (atau drainase porous bila ditentukan
atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan Spesifikasi ini
ii) Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk urugan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh konsultan Pengawas.
Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-
1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
iii) Bahan urugan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam
keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil
atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
iv) Bahan turugan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
urugan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka urugan pilihan
dapat berupa urugan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh konsultan MK akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau diurug, atau pada tekanan yang akan dipikul.
c) Urugan Pilihan di atas Tanah Rawa
Bahan urugan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.
e) Urugan Batu Pilihan
Batu harus keras dan awet dan disediakan dalam rentang ukuran yang memenuhi
ketentuan di bawah ini.
i) Jika tidak disebutkan lain dalam Gambar atau dalam Spesifikasi Khusus, maka
semua batu harus mempunyai volume lebih besar dari 120 centimeter kubik.
Untuk timbunan batu dengan manual, 75% batu terhadap volume total tidak
boleh lebih kecil dari ukuran batu untuk rip- rap agar dapat mengunci batu-
batu besar tersebut sampai rapat dan yang terpenting dapat mengisi rongga-
rongga antar batuan besar yang dipasang sebagai urugan.
ii) Bagian muka batu yang terekspos harus seragam, tanpa adanya tonjolan lebih
dari 30 cm untuk timbunan batu dengan derek dan 15 cm untuk timbunan batu
dengan manual, di luar garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh konsultan Pengawas.
lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata
sehingga sama tebalnya.
ii) Tanah urugan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah urugan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
iii) Urugan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang
menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara
dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan
dan drainase porous dilaksanakan.
iv) Urugan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa
atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada
sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan
pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan
batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 14 hari.
v) Bilamana urugan badan jalan akan diperlebar, lereng urugan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada
permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga urugan baru akan terkunci
pada urugan lama sedemikian sampai diterima oleh konsultan MK. Selanjutnya
urugan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai
dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama
sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan
lainnya bilamana diperlukan.
c) Pemadatan Timbunan
i) Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
konsultan Pengawas sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan pasal
5.2.(13)
ii) Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar
air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
iii) Seluruh urugan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai
mencapai kepadatan urugan tanah yang disyaratkan dalam pasal
5.2.(13).(b). spesifikasi teknis ini.
iv) Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh konsultan Pengawas
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
v) Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan urugan dan lajur yang dilewati
harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
vi) Bilamana bahan urugan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton
atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar urugan
pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
11
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
vii) Bilamana bahan urugan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong,
maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh
dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya
struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
viii) Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di
bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya. Urugan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan
pada batas permukaan air dimana timbunan terendam, dengan peralatan
yang disetujui oleh konsultan Pengawas.
12
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang
tampak di bawah peralatan berat.
ii) Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga
pada permukaan harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis
berikutnya dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas
timbunan dan batu berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan
untuk disertakan dalam lapisan teratas ini.
d) Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti
adalah :
i) Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan
tercapai sehingga dapat diterima oleh konsultan Pengawas.
ii) Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam
menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk
seluruh pemadatan berikutnya.
iv) Urugan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh
Kontraktor untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong- gorong,
drainase bawah tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran
dalam Seksi ini, dan biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah termasuk
dalam harga satuan penawaran untuk bahan yang bersangkutan,
sebagaimana disyaratkan menurut Seksi lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi,
timbunan tambahan yang diperlukan untuk mengisi bagian belakang struktur
penahan akan diukur dan dibayar menurut Seksi ini.
v) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup
sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan tanah.
vi) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran urugan batu pilihan harus dalam
jumlah meter kubik atau ton, diukur di lapangan, dari jenis yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, disediakan, dipasang, dan
diterima, tidak termasuk galian. Pengukuran dalam volume atau tonase
akan ditentukan oleh konsultan Pengawas.
b) Cara Membayar.
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran terdaftar. Harga tersebut harus sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang
perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
14
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian tembok beton penahan tanah,
dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini Pekerjaan
galian struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua
keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan
tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.
3) Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam
Gambar atau yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas pada setiap titik,
sedangkan untuk galian perkerasan beraspal tidak boleh berbeda lebih dari 1
cm dari yang disyaratkan.
b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.
15
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
6) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus
(sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-
operasi pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga
dari konsultan Pengawas.
d) Kecuali diperintahkan lain oleh konsultan Pengawas, maka setiap galian
perkerasan beraspal harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari
yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.
16
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
17
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
18
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
iii. Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada
timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang
diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari
5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnya galian parit tersebut
dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi
tanahnya mengijinkan.
iv. Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga
dapat menghindarkan kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan
yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama
pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam
sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar
acuan beton tersebut.
v. Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak
boleh dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.
19
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
c) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar. Harga dan pembayaran
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam,
penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
6.1.1. UMUM
1) Uraian
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang ditentukan
oleh konsultan Pengawas.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain
yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan
oleh konsultan Pengawas.
d) Syarat dari SNI Beton Thn 2002 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi lainnya, dalam hal ini
ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
e) Sebelum memulai pekerjaan beton, kontraktor terlebih dahulu membuat shop
drawing yang berhubungan dengan pekerjaan seperti ukuran-ukuran
bangunan dan detail penulangan dan sambungan-sambungannya lengkap
dengan detail dan ukuran dan lain-lain dan mendapat persetujuan pihak
konsultan Pengawas.
4) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam
Standar Rujukan dalam Pasal 6.1.1.(6) di bawah ini.
5) Toleransi
a) Toleransi Dimensi :
i) Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. = + 5 mm
ii) Panjang keseluruhan lebih dari 6 m = + 15 mm
iii) Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan
= - 0 dan + 10 mm
b) Toleransi Bentuk :
i) Persegi (selisih dalam panjang diagonal) = 10 mm
ii) Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3 m = 12 mm
iii) Kelurusan atau lengkungan panjang 3 m-6 m = 15 mm
iv) Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m = 20 mm
c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
i) Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ± 10 mm
ii) Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
iii) Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
d) Toleransi Alinyemen Vertikal :
Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :
i) Puncak lantai kerja di bawah pondasi ± 10 mm
ii) Puncak lantai kerja di bawah pelat injak ± 10 mm
iii) Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ± 10 mm
f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :
i) Selimut beton sampai 3 cm = 0 dan + 5 cm
ii) Selimut beton 3 cm - 5 cm = 0 dan + 10 cm
iii) Selimut beton 5 cm - 10 cm = +/- 10 cm
6) Standar Rujukan
SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90) : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
22
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
23
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
6.1.2 BAHAN
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh konsultan Pengawas, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh konsultan Pengawas, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2) Air
a) Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus
memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian.
b) Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling atau minum.
c) Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air
suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
4) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau berangkal (boulder), atau
dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian
SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam
Tabel 6.1.2.(2) bila contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/
AASHTO yang berhubungan.
1) Rancangan Campuran
Campuran beton yang digunakan adalah beton dengan kekuatan karakteristik
fc’ 31.2 MPa dan fc’ 35 MPa atau lainnya sesuai yang tercantum dalam gambar.
Kekuatan karakteristik yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan SNI Beton
untuk Bangunan Gedung 2002 ( SNI 03-2847-2002 ) dan sesuai dengan batas-
batas yang diberikan dalam Tabel 6.1.3.(1).
25
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
2) Campuran Percobaan
a) Dalam melakukan pencampuran beton, baik semen, agregat, maupun air harus
dicampur dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan dengan
perbandingan volume, Kontraktor harus mengajukan metoda dan alat penakar
kepada Konsultan pengawas untuk disetujui. Adukan beton dibuat dengan
menggunakan alat pengaduk mesin (bacthmixer), type dan kapasitasnya harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
b) Metoda pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak
boleh dilampaui. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua
bahan berada dalam mesin pengaduk. Mesin pengaduk yang sudah tidak
dipakai dalam waktu 30 menit harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
26
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
b) Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, terkecuali bila konsultan Pengawas dalam beberapa hal
menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan
pembebanan ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus
sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk
rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian
rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
c) Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 6.1.3.(5), maka Kontraktor tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang
rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan
-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak
memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan
yang tidak dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana
disyaratkan dalam Pasal 6.1.1.(10) di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil
dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu
bagian pekerjaan yang dipertanyakan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik
yang diperoleh dari rumus yang diuraikan dalam Pasal 6.1.6.(2).(c).
d) Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan
mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari.
Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus segera menghentikan pengecoran
27
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
4) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh konsultan Pengawas, maka Kontraktor akan melakukan
perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal
apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen
yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat
tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah
dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan
diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya
diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh konsultan Pengawas.
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh konsultan Pengawas.
c) Penyesuaian Untuk Bahan- bahan Baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada konsultan Pengawas dan bahan baru tidak boleh
digunakan sampai konsultan Pengawas menerima bahan tersebut secara tertulis
dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran
percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
5) Penakaran Agregat
a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
Penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
6) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
28
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
2) Acuan
a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh konsultan Pengawas, harus dibentuk
dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual
sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang
sebelum pengecoran beton.
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan
yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan. Acuan untuk dinding beton ekspos
terbuat dari multiplek tebal 9 mm.
c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam Acuan harus dibulatkan.
d) Acuan yang terbuat dari pasangan bata atau batako harus memenuhi spesifikasi
bahan dan pemasangan yang disyaratkan.
29
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
3) Pengecoran
a) Kontraktor harus memberitahukan konsultan Pengawas secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal
serta waktu pencampuran beton. Konsultan Pengawas akan memberi tanda
terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan
dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari konsultan
Pengawas.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana konsultan
Pengawas atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran
dan pengecoran secara keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran,
atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan
oleh konsultan Pengawas berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui
oleh Pengawas.
e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di
dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah
pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-
bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan Pengawas. Tremi harus kedap air
dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton.
Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton
terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan
campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
i) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran
beton yang baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas
dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
l) Selimut Beton (tahu beton)
30
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
Kolom :
4 cm
Tulangan utama
2,5 cm
Sengkang
n
Balok :
Tulangan utama 2,5 cm
Tulangan pembagi 1,5 cm
Pelat :
Tulangan utama 1,5 cm
Tulangan pembagi 1,0 cm
Pada pengakhiran tulangan 2,5 cm, > 2 x diameter
5) Konsolidasi ( pemadatan )
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar
yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh konsultan
MK, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
31
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak
boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di
dalam cetakan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi
tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran
per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau
kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-
pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak
boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak
boleh menyentuh tulangan beton.
Posisi as kolom dan as dinding geser 6 mm dalam 3 meter panjang dengan nilai
(posisi bangunan) maximum 1 cm untuk seluruh panjang
Posisi pondasi dan pile cap 2 % dari lebar pondasi dengan nilai
maksimum 5 cm Minus 1 cm sampai plus
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton telah dicapai seperti pda Tabel 6.1.5.(1) di bawah ini.
b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertical
yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah
pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
33
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan
penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua
bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke
bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana
digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap
saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan
dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati
permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor.
c) Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai
mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling
sedikit selama 21 hari.
d) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan
tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya mencapai 70 % dari kekuatan
rancangan beton berumur 28 hari.
35
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
kali) maka berarti kontraktor tidak mampu mencapai σ’bk yang dipersyaratkan,
dan pekerjaan beton yang sudah dilakukan harus ditolak.
3) Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir,
sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas. Pengujian
tambahan tersebut meliputi :
a) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat
penguji lainnya
b) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan;
c) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
d) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh konsultan Pengawas. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang
dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water-stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
b) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
cetakan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
c) Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk
pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang terletak di bawah lantai (slab)
beton Pekerjaan semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga
penawaran untuk beton sebagai acuan.
d) Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai
dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi
lain dalam Spesifikasi ini.
e) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
struktur atau beton tidak bertulang. Beton Struktur haruslah beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai K225 atau lebih tinggi
dan Beton Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui untuk
K225. Bilamana beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka
volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih
rendah.
3) Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana
yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata
Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran dan dalam Daftar Kuantitas.
36
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
6.2.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh konsultan Pengawas.
2) Penerbitan Detil Pelaksanaan
Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh staf Teknis Kegiatan setelah
peninjauan kembali rancangan awal telah selesai menurut Spesifikasi ini.
3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini
a) Rekayasa Lapangan
b) Beton
4) Standar Rujukan
A.C.I. 315 : Manual of Standard Practice for Detailing Reinforced Concrete Structures,
American Concrete Institute.
AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete C
Reinforcement.
AASHTO M32 – 90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement.
AASHTO M55 - 89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete Reinforcement.
AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and
Railway Bridges.
5) Toleransi
a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran. Seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 6.2.1.(1) untuk beton yang terendam/ tertanam
atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi
masih dapat diamati untuk pemeriksaan.
ii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bias
dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan
akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya
umur atau struktur, atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas
tanah atau batu, atau untuk beton yang berhubungan langsung dengan
kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya
Tabel 6.2.1. (1) Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan
Untuk Beton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
37
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
8) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam
segala hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya untuk
memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang
disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan
dalam Gambar, harus atas biaya Kontraktor.
b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam
pekerjaan :
i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315;
ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau
Gambar Kerja Akhir (Final Shop Drawing);
iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang
berlebih atau oleh sebab lain.
c) Toleransi Kesalahan Pembengkokan Tulangan
i) Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan,
batang tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan
tanpa persetujuan konsultan Pengawas atau yang sedemikian
sehingga akan merusak atau melemahkan bahan.
ii) Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh konsultan Pengawas.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali
lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan
pada Pekerjaan.
iii) Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali,
atau bilamana pembengkokan kembali tidak disetujui oleh konsultan
Pengawas, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang
tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan
sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.
6.2.2 BAHAN
1) Baja Tulangan
a) Baja tulangan yang digunakan adalah baja ulir dengan tegangan leleh baja 4200
kg/cm2 dan baja polos dengan tegangan leleh baja 2400 kg/cm2. Sesuai dengan
gambar. Baja-baja tulangan yang digunakan tidak boleh ditekuk dan memiliki
ukuran yang penuh, sesuai dengan gambar. Baja tulangan ini harus bebas dari
karat, lemak nabati maupun hewani.
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan.
g) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan
harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
h) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan
semen acian (semen dan air saja).
i) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan
bekerja atau beban konstruksi lainnya.
2) Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di
atas, harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan
pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
6.3.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan Beton Precast/ U-
Ditch sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh konsultan Pengawas.
40
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
6.3.2 BAHAN
1) Beton precast yang dipakai pada pekerjaan ini adalah U-Ditch dengan ukuran
80 x 80 cm dan ukuran 60 x 60 cm.
2) Mutu beton yang dipakai adalah K-300
3) Kontraktor harus dapat menunjukan spesifikasi atau brosur dari Beton U-Ditch ini
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan bahan.
41
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
2) Dasar Pembayaran
Jumlah U-Ditch yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas,
harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan
pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.
Pasal 7
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH
7.1.1 Umum
A. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan
Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-
2, ACI 347, ACI 301, ACI 318. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan
perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar rancangan cetakan dan
perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat
konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem
rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang
aman.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan- pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan
dan diperinci berikut ini.
C. Referensi- Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard
atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
6. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor"
kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor"
menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan
untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat,
dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-
bahan cetakan, sirkulasi cetakan. Gambar kerja harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
pelaksanaan, untuk diperiksa.
7.1.2 Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan
gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala
biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga
satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga
ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu
masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat
penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari
luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan
diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran
tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak
merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
43
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
E. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan
chamfer.
44
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
F. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang
halus, harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan
meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek
yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan
penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil
(bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan
dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan
sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
G. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik
atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir,
dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton
basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan
perletakan yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut
pendapat Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang
diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type).
Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada
permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar
maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar
atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
H. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau
peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti
diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.
2. Pemasangan langit- langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan
penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah
digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani
yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor
burung dari besi seperti dispesifikasikan. Pengunci harus diisi
dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk
mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan.
7.1.3 Pelaksanaan
A. Umum
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya,
termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak
mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung
menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat
Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai
dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat
membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat
memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah
tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
B. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
C. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk
menahan berat serta tekanan dari beton basah.
E. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
G. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat
yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah
jadwal pengecoran.
H. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada
titik-titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan
dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton.
Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi
Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton
ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
J. Dinding- dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang
tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-
cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding
untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
49
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat
dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut,
offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat.
Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan
menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan.
Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum
pertahankan keutuhan dari desain.
Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-
potongan yang identik.
Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan
hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat
cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas
seratnya.
50
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
R. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan
dalam hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap
bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun
tidak.
Pasal 8
PEKERJAAN LAIN - LAIN
8.1 Umum
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan,
peralatan, dan alat- alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan pipa/ plumbing hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
Pipa PVC AW
- Warna : Ditentukan kemudian
- Type : Standar
- Produksi : Standar
51
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
Pasal 9
ADMINISTRASI PROYEK
a) Kontraktor harus membuat Laporan fisik proyek berupa : Laporan Harian, Laporan
Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap akhir bulan.
b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan yang dibuat kontraktor.
a) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan dinyatakan selesai
100%
b) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga
point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
c) Pengambilan foto rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai lampiran
kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.
d) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada saat : 0% ,
30% , 60% , 80% dan 100%.
Pasal 10
SERAH TERIMA PEKERJAAN
10.1. UMUM
Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Direksi
Teknisatau Pemberi Tugas sebagaimana tercantum didalam surat perjanjian pekerjaan
ini.
Pasal 11
PENUTUP
1. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis umum ini harus
dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk-
petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan konsultan Pengawas.
2. Semua ketentuan– ketentuan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis umum ini
akan diatur pada waktu Aanwijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu,
akan dijelaskan oleh Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang
berlangsung kegiatan pekerjaan.
3. Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap dicantumkan satu persatu
mengenai bahan dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan
tersebut harus dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.
52
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
Pasal 1
DATA TEKNIS PEKERJAAN
Drainase uk. 80 x 80 cm
Drainase uk. 60 x 60 cm
53
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Lingkup Pekerjaan
a) Adalah pekerjaan pembersihan material- material eksisting yang ada dalam lokasi kerja
seperti semak belukar, pepohonan, sampah- sampah yang dapat mengganggu
tahapan konstruksi.
b) Termasuk pembersihan akhir, yaitu seluruh area kerja telah bersih dari sisa material, yang
tidak ada dalam kontrak seperti pembongkaran bangunan sementara dan fasilitas
penunjang kecuali ada ketentuan lain dari konsultan Pengawas.
2) Metoda Pelaksanaan
a) Sebelum memulai pekerjaan pembersihan lokasi, kontraktor harus memberitahukan
rencana kerja secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang telah ditunjuk.
b) Pembersihan Lokasi dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan batas- batas yang
ditetapkan didalam gambar kerja.
c) Sampah- sampah atau material yang tidak diperlukan harus dibuang atau dipindahkan
dari lokasi kerja.
1) Lingkup Pekerjaan
Penyediaan peralatan pengukuran yang diperlukan, tenaga dan alat Bantu untuk
menentukan titik-titik pengukuran dan pelaksanaan pengukuran setiap memulai item
pekerjaan baru atau sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
2) Metoda Pelaksanaan
a) Penetapan titik dan ketinggian elevasi dilakukan oleh kontraktor di lapangan dengan
alat teropong theodolit dan waterpass yang sudah ditera kebenarannya terlebih
dahulu.
b) Penentuan Titik Duga ( BM )
i) Penentuan Titik Duga atau Bench Mark dilakukan bersama- sama dengan konsultan
Pengawas yang selanjutnya titik ini harus ditetapkan permanen, tidak berubah- ubah
dengan penampang 20x20 cm, diberi tanda yang jelas, dijaga keutuhannya.
ii) BM tersebut harus tetap terpancang sampai akhir proyek dan merupakan itik dasar
pengukuran elevasi setiap item pekerjaan.
iii) Jumlah BM minimal 4 bh dan lokasi pemasangan BM harus mendapat persetujuan
dari pihak Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
c) Pemasangan Papan Bowplank
i) Papan bowplank klas II ukuran 20/2 harus dipasang pada patok- patok kayu 5/7
dengan jarak 180 - 200 cm.
ii) Ketinggian permukaan atas papan bowplank sekurang- kurangnya sama dengan
elevasi Lantai I ( +/- 0.000) atau apabila di kehendaki lain harus mendapat
persetujuan dari konsultan Pengawas.
iii) Pemasangan papan bowplank harus waterpass dan siku , betul- betul tertanam
didalam tanah dan apabila dianggap perlu diberi perkuatan adukan beton 1: 3 : 5.
Adalah papan nama minimal berukuran 1.00 x 0.60 m’ yang dipasang pada jalan
lingkungan yang berada di dekat lokasi pekerjaan. Papan nama proyek mencantumkan
identitas pekerjaan seperti :
a. Nama Kegiatan
b. Pemilik Kegiatan
c. Lokasi Kegiatan
d. Jumlah Biaya (Kontrak)
54
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
Merupakan Pembuatan Pagar Pengaman keliling lokasi agar tidak mengganggu aktifitas di
lingkungan disekitarnya. Material pagar adalah seng gelombang dengan tulangan kayu 5/7,
dan finishing dilapisi cat agar tidak menimbulkan silau pada pandangan lingkungan sekitasnya.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
1) Lingkup Pekerjaan
Merupakan pekerjaan penggalian, pengurugan kembali, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari lokasi proyek atau sekitarnya yang
diperlukan.
3) Metode Pelaksanaan
a. Tanah yang digali harus mengikuti patok- patok dan kedalaman galian yang telah diukur.
b. Apabila pada saat galian tanah harus menghancurkan/ merusak/ bangunan/ tanaman/
ataupun barang milik pemerintah ataupun warga setempat, maka hal ini harus di
diskusikan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Pihak- pihak yang
berwenang dalam hal ini.
c. Urugan tanah bekas galian harus segera dikeluarkan dari lokasi/ area pekerjaan agar
tidak menganggu lalu lintas yang ada pada area tersebut.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
1) Lingkup Pekerjaan
a) Adalah pekerjaan lantai kerja seperti yang tercantum dalam gambar rencana. Lingkup
pekerjaan mulai pengadaan bahan, tenaga kerja, dan alat Bantu.
b) Pekerjaan terkait : Pekerjaan dinding drainase.
c) Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu kontraktor mengajukan metoda
pentahapan pekerjaan balok dan dinding drainase untuk di setujui oleh konsultan
Pengawas
3) Metoda Pelaksanaan
a) Beton K-100 untuk lantai kerja dihampar diatas pasir urug yang mempunyai ketebalan 5
cm.
55
Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat Teknis
Perencanaan Pembangunan Drainase Kota Dumai
b) Ketebalan lantai kerja adalah 10 cm. Permukaan lantai kerja dibuat serata mungkin dan
dikontrol elevasinya berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok- patok
bantuan.
c) Harus dipastikan kemiringan dan kerataan dari permukaan lantai kerja ini. Kerataan
lantai kerja sangat menentukan kerapian elevasi beton saluran yang dipasang di
atasnya.
1) Lingkup Pekerjaan
a) Adalah pekerjaan pemasangan balok seperti yang tercantum dalam gambar
rencana. Lingkup pekerjaan mulai pengadaan bahan, tenaga kerja, alat Bantu,
perakitan tulangan baja, pembuatan bekisting dan perancah, pengecoran,
pembongkaran bekisting/ perancah dan pembuatan kubus beton yang disyaratkan
dalam spesifikasi teknis umum.
b) Pekerjaan terkait : Pekerjaan dinding drainase, balok sengkang, dan plat lantai jalan
masuk
c) Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu kontraktor mengajukan metoda
pentahapan pekerjaan balok dan dinding drainase untuk di setujui oleh konsultan
Pengawas.
3) Metoda Pelaksanaan
a) Pekerjaan Fabrikasi Pembesian
i) Fabrikasi penulangan balok dibuat berdasarkan bar bending schedule (jadwal
pembengkokan pembesian) untuk mengetahui prioritas pelaksanaan pembesian
atau urutan pembuatan/ fabrikasi pembesian berdasarkan kebutuhan dilapangan.
ii) Hasil fabrikasi tulangan ditempatkan sesuai dengan bentuk/ jenis dan kelompoknya.
e) Pekerjaan Pengecoran
Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan pengawas, maka semua persyaratan
pelaksanaan pengecoran balok, dinding drainase dan plat berpedoman dengan
Spesifikasi teknis umum Pekerjaan Beton pasal 6.1.4.
f) Pekerjaan akhir
Pembongkaran bekisting, perawatan beton, dan perapihan beton ekspos seperti yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis Umum Pasal 6.1.5
Pasal 5
PEKERJAAN LAIN - LAIN
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengetesan dari semua
pekerjaan saluran beton yang dikerjakan dan peralatan instalasi pekerjaan pipa/ plumbing
yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
2) Persyaratan bahan
a) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan pada Konsultan Pengawas beserta
persyaratan/ ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b) Jika dipandang perlu diadakannya penukaran/ penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan oleh Kontraktor.
3) Metoda Pelaksanaan
a) Kontraktor meneliti kembali dan mencocokan gambar dengan hasil pekerjaan yang
telah selesai dilaksanakan dan melaporkan kepada Konsultan Pengawas.
b) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antar gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas.
c) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
d) Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/ menganti bila ada kerusakan ataupun
pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja selama masa pelaksanaan dan
masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik.
57
CL JALAN
SEMENISASI
PLOT 3
JL. NENAS
MRIN
PLOT 2
JL. BUDI DHAR
MA
. THA
/ MH
YARD
OCK
JL. D
JL. SU
LTAN
HASAN
UDDIN GAMBAR RENCANA
PLOT 1
GG. AK
ASIA
MRIN
K E G I A T A N :
. THA
REKAPITULASI
KEGIATAN : PEMBANGUNAN DRAINASE PROVINSI RIAU
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE KOTA DUMAI
LOKASI : KOTA DUMAI
T. ANGGARAN : 2017
I. GG. AKASIA
Jumlah (a)
PPN 10% (b)
Jumlah Total (a+b)
Dibulatkan
Terbilang : …………………………………………………….
Ditawar Oleh :
PT/CV,…………………………………………..
NAMA JELAS
Jabatan
BILL OF QUANTITY (BOQ)
II PEKERJAAN TANAH
3
1 Menggali tanah biasa m 406.40
3
2 Pengurugan kembali galian tanah biasa m 121.92
3
3 Pengurugan dengan pasir urug tebal 5 cm m 18.90
1
4 Pasang kayu cerucuk dia. 12 - 15 cm m 7,200.00
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pemasangan pipa PVC tipe AW diameter 2" m 270.00
2 Pembersihan Akhir Ls 1.00
JUMLAH
BILL OF QUANTITY (BOQ)
II PEKERJAAN TANAH
3
1 Menggali tanah biasa m 125.96
3
2 Pengurugan kembali galian tanah biasa m 37.79
3
3 Pengurugan dengan pasir urug tebal 5 cm m 8.32
1
4 Pasang kayu cerucuk dia. 12 - 15 cm m 3,840.00
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pemasangan pipa PVC tipe AW diameter 2" m 96.00
2 Pembersihan Akhir Ls 1.00
JUMLAH
BILL OF QUANTITY (BOQ)
II PEKERJAAN TANAH
3
1 Menggali tanah biasa m 46.73
3
2 Pengurugan kembali galian tanah biasa m 37.38
3
3 Pengurugan dengan pasir urug tebal 5 cm m 5.13
1
4 Pasang kayu cerucuk dia. 12 - 15 cm m 1,728.00
IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Pemasangan pipa PVC tipe AW diameter 2" m 54.00
2 Pembersihan Akhir Ls 1.00
JUMLAH
BILL OF QUANTITY (BOQ)
II PEKERJAAN TANAH
3
1 Menggali tanah biasa m 518.90
3
2 Pengurugan kembali galian tanah biasa m 155.67
3
3 Pengurugan dengan pasir urug tebal 5 cm m 24.36
1
4 Pasang kayu cerucuk dia. 12 - 15 cm m 9,280.00
JUMLAH
DAFTAR UPAH KERJA
KEGIATAN : Pembangunan Drainase Provinsi Riau
PEKERJAAN : Pembangunan Drainase Kota Dumai
T. ANGARAN : 2017
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5
I BAHAN PASANGAN
1 Air Ltr
2 Kerikil M3
4 Pasir Pasang M3
5 Pasir Urug M3
7 Semen Portland Kg
9 Semen Warna Kg
10 Sirtu M3
11 Tanah Urug M3
13 Plastik Alas M2
7 Oli Ltr
2 Formika Lbr
3 Kayu Bakar M3
5 Kayu Kelas I M3
6 Kayu Kelas II M3
7
NO. NAMA BAHAN SATUAN HARGA KETERANGAN
1 2 3 4 5
3 Kawat Beton Kg
4 Paku Beton Kg
7 Paku Seng Kg
8 Paku Tripleks Kg
V BAHAN TRIPLEKS
1 Tripleks Tebal 3 mm Lbr
VI BAHAN PIPA
1 Sealtape Bh
8 Vibrator sewa/hari
9 Waterpass sewa/hari
10 Theodolith sewa/hari
8
FORMULIR STANDAR UNTUK
PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.100
2 Tukang Kayu OH 0.100
3 Kepala Tukang OH 0.010
4 Mandor OH 0.005
A. TENAGA
1 Pekerja OH 6.667
2 Mandor OH 0.333
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.6750
2 Mandor OH 0.0675
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.300
2 Mandor OH 0.015
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.300
2 Mandor OH 0.010
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.030
2 Mandor OH 0.003
A. TENAGA
1 Pekerja OH 1.200
2 Tukang Batu OH 0.200
3 Kepala Tukang OH 0.020
4 Mandor OH 0.06
A. TENAGA
1 Pekerja OH 1.323
2 Tukang Batu OH 0.189
3 Kepala Tukang OH 0.019
4 Mandor OH 0.066
A. TENAGA
1 Pekerja OH 1.3230
2 Tukang Batu OH 0.1890
3 Kepala Tukang OH 0.0190
4 Mandor OH 0.0660
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.0070
2 Tukang Besi OH 0.0070
3 Kepala Tukang OH 0.0007
4 Mandor OH 0.0004
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.6600
2 Tukang Kayu OH 0.3300
3 Kepala Tukang OH 0.0330
4 Mandor OH 0.0330
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.6600
2 Tukang Kayu OH 0.3300
3 Kepala Tukang OH 0.0330
4 Mandor OH 0.0330
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.500
2 Tukang Kayu OH 0.250
3 Kepala Tukang OH 0.025
4 Mandor OH 0.050
A. TENAGA
1 Pekerja OH 0.054
2 Tukang Batu OH 0.09
3 Kepala Tukang OH 0.009
4 Mandor OH 0.003