Anda di halaman 1dari 3

https://plus.google.

com/+Hidayatkampai/posts/jBp2dSQwubb

PP 20/2015 : CPA dan buka kantor Akuntan Publik lebih memiliki Nilai
Tambah Profesional

Pada tanggal 6 April 2015 pemerintah telah menerbitkan Peraturan


Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik
(“PP 20/2015”). PP 20/2015 ini merupakan pengaturan lebih lanjut
dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
(“UU AP”). Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) –
Tarkosunaryo, yang ditemui dalam satu kesempatan di acara launching
program “New CPA of Indonesia 2015” di Jakarta pada tanggal 23 April
2015, mengatakan “IAPI dan profesi Akuntan Publik menyambut baik
terbitnya PP 20/2015 ini. Dengan adanya PP 20/2015 ini akan
memberikan kepastian hukum terhadap beberapa ketentuan dalam UU
AP yang memerlukan pengaturan lebih lanjut yang akan menjadi acuan
bagi praktisi Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesinya”.
Sementara itu Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian
Keuangan RI – Langgeng Subur menyatakan bahwa hal menarik yang
diatur dalam PP 20/2015 adalah mengenai pembatasan jasa audit.
Seorang partner (AP) dapat tanda tangan laporan untuk 5 tahun
berturut-turut, sedangkan KAP tidak dibatasi. Dampaknya dari
pengaturan ini diprediksi akan banyak KAP yang merger, sehingga akan
mengurangi jumlah KAP perseorangan. Selanjutnya pengaturan mengenai
sanksi administratif. Untuk sanksi ini ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pengenaan sanksi administratif diatur dalam Peraturan Menteri.
Secara umum PP 20/2015 mengatur lebih jelas tentang
penyelenggaraan ujian profesi akuntan publik termasuk mengenai
sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik; kewajiban Akuntan
Publik menjaga kompetensinya melalui program pendidikan profesional
berkelanjutan; serta kewenangan IAPI terkait dengan penyusunan dan
penetapan standar profesional akuntan publik. Selain itu hal yang tidak
kalah penting adalah pengaturan tentang pembatasan jasa audit.
Akuntan Publik dalam memberikan jasanya dibatasi paling lama untuk 5
tahun buku berturut-turut dengancooling period selama 2 tahun buku
berturut-turut. Pada saat PP 20/2015 ini mulai berlaku, Akuntan Publik
yang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas: [a] untuk 1 (satu) tahun buku dapat melanjutkan pemberian jasa
audit secara berturut-turut untuk 4 (empat) tahun buku berikutnya; [b]
untuk 2 (dua) tahun buku secara berturut-turut dapat melanjutkan
pemberian jasa audit secara berturut-turut untuk 3 (tiga) tahun buku
berikutnya; [c] untuk 3 (tiga) tahun buku secara berturut-turut dapat
melanjutkan pemberian jasa audit secara berturut-turut untuk 2 (dua)
tahun buku berikutnya. Selain itu PP 20/2015 juga mengatur tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengunduran Diri Akuntan Publik; Kerjasama
Kantor Akuntan Publik dengan Kantor Akuntan Publik Asing atau
Organisasi Audit Asing; serta pengaturan mengenai Sanksi Administratif.

Ketua IAPI – Tarkosunaryo pada acara Launching Program “New CPA of


Indonesia 2015” yang diadakan pada tanggal 23 April 2015 di Jakarta
mengungkapkan bahwa “Dengan mempertimbangkan beberapa aspek
diantaranya UU Akuntan Publik yang mengatur bahwa staf KAP
termasuk sebagai pihak terasosiasi, namun belum ada mekanisme untuk
mitigasi risiko; serta dalam rangka menghadapi Asean Economic
Community (AEC) tahun 2015 terutama di sektor tenaga kerja bidang
akuntansi, maka IAPI memandang perlu untuk melakukan
pengembangan terhadap program CPA of Indonesia dengan melakukan
restrukturisasi program CPA of Indonesia. Restrukturisasi tersebut
ditandai dengan mengklasifikasikan ujian CPA of Indonesia sebagai ujian
profesi akuntan publik ke dalam tiga level ujian, yaitu
1. ujian level dasar,
2. ujian level profesional,
3. ujian level lanjutan.
Perbedaan utama tiga level ujian tersebut terletak pada kedalaman
kompetensi yang ingin dibangun melalui program CPA of Indonesia.”
Peserta CPA of Indonesia dapat memperoleh sertifikat pada setiap
tahapan ujian yaitu:
1. Sertifikat ”Associate Certified Professional Accountant of Indonesia”
atau yang disebut ”CAcc” bagi peserta yang telah lulus seluruh mata ujian
pada level dasar dan memenuhi persyaratan administrasi lainnya;
2. Sertifikat ”Certified Professional Accountant of Indonesia” atau yang
disebut ”CPAcc” bagi peserta yang telah lulus ujian tingkat profesional
dan memenuhi ketentuan praktik pengalaman kerja serta syarat lainnya;
dan
3. Sertifikat ”Certified Public Accountant of Indonesia” atau yang
disebut ”CPA” bagi peserta yang telah lulus ujian tingkat lanjutan dan
memenuhi praktik pengalaman kerja audit dan asurans serta memenuhi
persyaratan administrasi lainnya.
Dalam rangka mendukung program pengembangan CPA of Indonesia ini,
IAPI bekerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka di seluruh
Indonesia membuka jaringan test center di beberapa kampus antara lain :
1. STIESIA Surabaya,
2. Unbraw Malang, UII Yogya,
3. UNILA Lampung, USU Medan,
4. Unpad Bandung,
5. UI-PPA Salemba, dan
6. Vokasi UI Depok.
7. Universitas Trisakti
http://the-lecturer.com/pp-202015-cpa-dan-buka-kantor-akuntan-p
ublik-lebih-memiliki-nilai-tambah-profesional/

Translate

Anda mungkin juga menyukai