PENDAHULUAN
Perhatian perusahaan pada saat ini lebih terkonsentrasi kepada kepentingan manajemen dan
pemilik modal. Perusahaan seringkali mengabaikan stakeholders, sehingga menyebabkan banyak
aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan yang menuntut
keadilan terhadap kebijakan upah maupun pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan
perusahaan. Masyarakat juga banyak yang melakukan protes atas dampak sosial dan lingkungan
yang dihasilkan perusahaan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara
perusahaan dengan lingkungan sosialnya.
Selain menyusun laporan tahunan (annual report), penting bagi perusahaan untuk membuat
laporan keberlanjutan atau yang populer dengan istilah Sustainability Report (SR). Sustainability
Reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan
(disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
Penyusunan laporan keberlanjutan merupakan sebuah terobosan baru yang dibuat oleh
regulator dalam merespon keinginan publik atau stakeholders terhadap kepedulian korporasi
terhadap keselamatan lingkungan dan alam sekitar atas proses bisnis yang dijalankan. Hal ini cukup
beralasan, karena tidak sedikit perusahaan memiliki bisnis yang menggunakan sumber daya alam
secara langsung maupun secara tidak langsung.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai salah satu regulator telah mengadopsi laporan
keberlanjutan sebagai salah satu kewajiban emiten dalam melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan. Hal ini diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan Nomor: KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten
atau Perusahaan Publik. Dijelaskan, emiten dapat mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility report) dalam laporan tahunan atau laporan tersendiri
yang disampaikan bersamaan dengan laporan tahunan kepada OJK.
Dalam ajang ARA (Annual Reporting Awards), regulator penggagas event secara bertahap
membuat kriteria yang menempatkan laporan keberlanjutan sebagai instrumen informasi yang
memberikan nilai tambah dengan bobot sebesar 5 persen dalam klasifikasi informasi lain-lain.
Menanggapi respon yang positif dengan adanya pelaporan keberlanjutan, maka Indonesia sudah
1
mulai merujuk semua perusahaan untuk menerbitkan pelaporan keberlajutan agar mendapatkan
manfaat untuk menuju pembangunan keberlanjutan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sustainability Reporting
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stokeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004).
Menurut Pearce dan Robinson (2008:72) tanggung jawab sosial terdiri atas:
a) Tanggung jawab ekonomi (economic responsibilities) yang dimana tugas manajer sebagai
agen dari pemilik perusahaan, untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
b) Tanggung jawab hukum (legal responsibilities) mencerminkan kewajiban perusahaan untuk
mematuhi undang-undang yang mengatur aktivitas bisnis.
c) Tanggung jawab etika (ethical responsibilities) mencerminkan gagasan perusahaan
mengenai perilaku bisnis yang benar dan layak.
d) Tanggung jawab diskresi (discretionary responsibilities) merupakan tanggung jawab yang
secara sukarela diambil oleh suatu bisnis yang mencakup hubungan masyarakat, kewargaan
yang baik, dan tanggung jawab sosial perusahaan secara penuh.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan
yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan
menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Manfaat perusahaan mengimplementasikan Sustainability management, yaitu:
4
1. Perusahaan lebih peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dalam pembangunan komunitas
(community development) atau Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan bukan hanya
mengejar keuntungan bagi pemilik semata, namun juga harus menjaga dan memberi nilai tambah
(value added) pada masyarakat dan lingkungannya.
2. Meningkatkan nama baik / reputasi perusahaan, sehingga terjaga citra (image) yang positif.
3. Mengurangi dampak risiko yang merugikan perusahaan.
4. Meningkatkan daya saing perusahaan (competitive advantage).
5. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan pemangku kepentingan (stakeholder)
lainnya.
6. Bahan Analisis investasi bagi para investor (Socially Responsible Invesment/SRI).
Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan
(sustainability report) sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Bapepam-LK telah mengeluarkan aturan yang mengharuskan
perusahaan publik untuk mengungkapkan pelaksanaan kegiatan CSR di dalam laporan
tahunannya. Melalui penerapan Sustainability Reporting diharapkan perusahaan dapat
berkembang secara berkelanjutan (sustainable growth) yang didasarkan atas etika bisnis (business
ethics).
Tujuan dari pembuatan laporan keberlanjutan ini adalah untuk mengkomunikasikan
komitmen dan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial perusahaan kepada para pemangku
kepentingan serta masyarakat luas secara transparan. Melalui laporan ini para pemangku
kepentingan bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terbuka mengenai segala kegiatan
pembangunan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keberlanjutan ini, acuan yang dipergunakan adalah
Sustainability Reporting Guidelines (SRG), yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative
(GRI) yang disesuaikan dengan karakteristik usaha sebuah perusahaan. Prinsip ketepatan
(Accuracy), menyeluruh (Completeness), serta reliabilitas (Reliability) diperlukan untuk
menampilkan informasi dalam laporan keberlanjutan.
Proses pembuatan laporan keberlanjutan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari
penyediaan data, proses penulisan, editing, pengecekan akurasi data audit hingga didapat draft
final untuk kemudian disajikan dalam bentuk laporan akhir. laporan keberlanjutan dapat
diterbitkan sebagai satu kesatuan yang tak terpisah dengan Laporan Tahunan sebuah perusahaan.
Secara umum Sustainability Reporting Guidelines berisikan terdiri dari profil perusahaan, profil
5
pelaporan, cakupan dan batasan pelaporan, tata kelola perusahaan, keterlibatan pemangku
kepentingan, indikator aspek kinerja perekonomian, indikator aspek kinerja lingkungan,
ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, aspek perlindungan kepada nasabah dan lain
sebagainya. Jika dilihat sepintas, isi dari Laporan Berkelanjutan hampir sama dengan Laporan
Tahunan. Namun bukan berarti, dalam penyusunan laporan keberlanjutan bisa langsung menyadur
dari isi Laporan Tahunan.
Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui 5 (lima) mekanisme, yaitu:
1) Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membuat kebijakan yang
berkaitan dengan sustainability development, kemudian mempublikasikan kebijakan
tersebut beserta dampaknya.
2) Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat pada perusahaan untuk
memberikan produk dan jasa yang ramah lingkungan juga memberikan tekanan pada
perusahaan untuk menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para
pemasok dan mata rantainya.
3) Keterlibatan stakeholders.
4) Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta perusahaan untuk
mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability dan meminta perusahaan untuk
membuat laporan pelaksanaan sustainability. Apabila perusahaan belum melaksanakan,
maka perusahaan harus memberikan penjelasan.
5) Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-ijin yang dapat
diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.
17
Astra juga terus berupaya membina hubungan yang harmonis dengan serikat pekerja sebagai
perwakilan para karyawan yang membela hak mereka. Secara umum, Astra mendorong setiap anak
perusahaan untuk dapat memiliki Lembaga Kerjasama Bipartit (LKS Bipartit) dan Mekanisme
menyampaikan komplain (umpan balik). Selain itu, Astra juga memperhatikan kehidupan hari tua para
karyawan. Astra mengikutsertakan setiap karyawan tetap dalam program yang dikelola oleh Dana
Pensiun Astra (DPA) yang melengkapi program jaminan hari tua pemerintah.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Astra senantiasa memastikan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) karyawan merupakan
hal yang wajib diperhatikan. Hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi karyawan dalam bekerja
sehingga pada akhirnya produktivitas dapat terjaga. Guna mendukung pelaksanaan K3 yang sistematis
dan terarah, Astra telah merumuskan pedoman kerja yang mengatur tentang peningkatan kepedulian
dan kompetensi K3 dari seluruh karyawan dengan pelaksanaan pelatihan dan safety talk rutin. Astra
berkomitmen untuk mewujudkan Zero Workplace Accident melalui penerapan program Contractor
Safety Management System dan Behavior Based Safety dengan menekankan pada pencatatan data,
analisa dan antisipasi serta perubahan perilaku yang secara konsisten diimplementasikan di seluruh lini
bisnis dan anak perusahaan kami.
c) PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
Penyebaran pengembangan sosial di PT. Astra International di bagi menjadi 4 yakni :
Astra Sehat
Astra Cerdas
Astra Hijau
Astra Kreatif
Berikut Rangkuman program dari 4 diatas :
18
A. Astra sehat
Astra Untuk Indonesia Sehat difokuskan pada bidang kesehatan terutama pada program kesehatan ibu
dan anak serta akses kesehatan bagi lapisan masyarakat prasejahtera. Kepedulian Astra di bidang
kesehatan ini diterapkan melalui pendampingan dan pelatihan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
untuk meningkatkan pelayanan Posyandu menuju strata Mandiri, kegiatan donor darah, hingga kampanye
aksi hidup sehat dan penyerahan bantuan kesehatan ke berbagai daerah di Indonesia. Mengintegrasikan
kesehatan dan pendidikan, sejak tahun 2014 Astra melakukan social movement melalui berbagai aksi sehat
yang dikampayekan melalui sosial media. Setiap aksi sehat yang dikampanyekan oleh publik akan
19
dikonversikan menjadi penyediaan kacamata bagi anak usia sekolah kurang mampu terutama yang berada
di wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Hingga tahun 2017, sebanyak 22.635 kacamata telah
didonasikan ke 16 wilayah di Indonesia, yakni : Sabang-Aceh, Entikong- Kalimantan Barat,
Nunukan-Kalimanatan Utara, Atambua-NTT, Merauke-Papua, Rote Ndao- NTT, Talaud-Sulawesi Utara.
B. Astra Cerdas
Pengembangan program pendidikan dalam Astra Untuk Indonesia Cerdas dilakukan melalui
pendekatan hardware, software dan brainware dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Program CSR di bidang pendidikan ini dilaksanakan oleh Grup Astra bersama sembilan
yayasan mencakup sarana dan prasarana pendidikan, anak didik dan pengajar terutama di sekitar instalasi
Astra.Implementasi Astra Untuk Indonesia Cerdas dilakukan melalui pemberian bantuan infrastruktur dan
pendampingan kepada sekolah, Senyum Sahabat PAUD Astra (Senyum SAPA), program donasi tas dan
sepatu sekolah terutama di wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal. Pembinaan Sekolah Adiwiyata,
penyerahan beasiswa, dan pengembangan Rumah Pintar. Pengembangan SMK BISA Unggulan dilakukan
sebagai role model program link and match antara SMK dan industri. Program ini telah terintegrasi
meliputi hardware (bantuan alat praktek dan laboratorium), software (kurikulum berbasis industri) dan
brainware (pelatihan guru produktif, praktek kerja industri dan sertifikasi). Selain itu, setiap tahun Astra
menyelenggarakan lomba inovasi SMK BISA dan merekrut lulusan SMK sebagai tenaga kerja industri.
Hingga saat ini, Grup Astra telah membina 2.054 SMK di seluruh Indonesia
C. Astra Hijau
Astra Untuk Indonesia Hijau merupakan kegiatan Grup Astra yang melakukan upaya konservasi
lingkungan hidup, baik dalam arti luas maupun lingkungan di mana masyarakat tinggal. Menciptakan
lingkungan yang sehat Astra Untuk Indonesia hijau dan bersih bisa dicapai bersamaan dengan semangat
konservasi dan perubahan paradigma masyarakat untuk mengurangi pencemaran, sekaligus melibatkan
masyarakat dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
D. Astra Kreatif
Astra Untuk Indonesia Kreatif merupakan program kewirausahaan dilakukan untuk menumbuhkan
usaha-usaha produktif dan kemandirian masyarakat. Program kewirausahaan ini merupakan Creating
Shared Value yang dikembangkan melalui pelatihan, perluasan jaringan pemasaran, dan pengembangan
aktivitas kewirausahaan dengan dua manfaat yaitu kemandirian dan perkuatan value chain usaha Astra.
20
Dimotori oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra dan Astra Mitra Ventura, kegiatan pembinaan dan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dilakukan secara terintegrasi, serta didukung
perusahaan-perusahaan Grup Astra dan para mitranya. Program Astra Untuk Indonesia Kreatif meliputi
pembinaan dan apresiasi UMKM melalui Asosiasi Pelaku Usaha Kecil Binaan Astra (AKU BISA),
pengembangan usaha generasi muda melalui Astra Start-Up Challenge dan Astra Disability Connection
Program (ADCP). Sejak 2015, ADCP mendukung pengembangan dan pemberdayaan penyandang
disabilitas. Saat ini ADCP sudah memiliki 512 binaan penyandang disabilitas yang terdiri dari 75 orang
karyawan disabilitas dan 437 orang binaan baik dari komunitas maupun dari beberapa panti hasil kerja
sama dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23