KATA PENGANTAR
Halaman 2 dari 81
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………….. 1
B. Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………………... 1
C. Tugas Pokok dan Fungsi………………………………………………………………………………. 1
D. Sistimatika Penulisan…………………………………………………………………………………... 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA………………………………………………….. 3
A. Perencanaan Kinerja……………………………………………………………………………………. 3
B. Rencana Kinerja Tahunan……………………………………………………………………………. 5
C. Perjanjian Kinerja………………………………………………………………………………………... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA………………………………………………………………………….. 8
A. Pengukuran Kinerja…………………………………………………………………………………….. 8
B. Analisis Pencapaian Kinerja……………………………………………………………................... 11
C. Realisasi Anggaran………………………………………………………………………………………. 72
BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………………………………..................... 77
Halaman 3 dari 81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halaman 4 dari 81
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyehatan
air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan
kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi;
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyehatan air dan
sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Dalam Pasal 183 disebutkan bahwa Direktorat Kesehatan Lingkungan terdiri atas :
a. Sub Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar;
b. Sub Direktorat Penyehatan Pangan;
c. Sub Direktorat Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan;
d. Sub Direktorat Pengamanan Limbah dan Radiasi;
e. Sub Bagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
D. Sistimatika Penulisan
Sistematika laporan yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
A. Perencanaan Kinerja
B. Rencana Kinerja Tahunan
C. Perjanjian Kinerja
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Pengukuran Kinerja
B. Analisis Pencapaian Kinerja
C. Sumber Daya
Bab VI Kesimpulan
Lampiran:
1. Perjanjian Kinerja
2. Lain – lain yang dianggap perlu
Halaman 5 dari 81
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dan Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2015 - 2019, yang merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dalam kurun waktu selama 5 tahun.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan, dan
dengan mengacu pada Renstra dan RPJMN sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 maka Direktorat Kesehatan Lingkungan
melakukan berbagai macam strategi penerapan sesuai visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan yang sekaligus juga menjadi pedoman dalam penyusunan rencana kinerja
yang akan dicapai dan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan, indikator kinerja,
target sasaran program pada tahun berjalan.
Pada tahun 2015 Direktorat Kesehatan Lingkungan telah membuat rencana tahunan
dan target kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan 7 indikator, dan
pada awal tahun 2016 menetapkan kinerja dan target yang akan dicapai untuk satu
tahun anggaran yang akan dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada akhir
anggaran tahun 2016.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak ada visi dan misi,
namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong"
Halaman 6 dari 81
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar wajib belajar 12 tahun
bebas pungutan.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa, melalui kebijakan penataan kembali
kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan.
9. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
Halaman 7 dari 81
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan meliputi :
1. Meningkatnya kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan pengendalian penyakit yang meliputi sasaran penyehatan
lingkungan di dalamnya.
3. Meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.
5. Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan.
6. Meningkatnya sinergitas antar kementerian/ lembaga.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih.
11. Meningkatnya kompetensi kinerja aparatur Kementerian Kesehatan.
12. Meningkatnya system informasi kesehatan integrasi.
Tabel 1.
B. Indikator
Rencana sasaran
Kinerja dan target kegiatan Direktorat Kesehatan Lingkungan
Tahunan
Tahun 2015 - 2019
Tahun (target)
No Indikator Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
% Kabupaten/Kota yang
RPJMN, Renstra,
1 memenuhi kualitas kesehatan 20 25 30 35 40
RAP, RAK, IKU
lingkungan
% RS yang melakukan
Renstra, RAP,
5 pengelolaan limbah medis 10 15 21 28 36
RAK, IKK
sesuai standar
% Tempat Pengelolaan
Renstra, RAP,
6 Makanan (TPM) yang 8 14 20 26 32
RAK, IKK
memenuhi syarat kesehatan
Halaman 8 dari 81
Rencana kinerja tahunan merupakan penetapan kegiatan tahunan dan indikator
kinerja berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Renstra. Berikut adalah tabel Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Penyehatan
Lingkungan Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Kesehatan Lingkungan
Tahun 2016
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya 1. % Kabupaten/Kota yang memenuhi
25
Penyehatan dan kualitas kesehatan lingkungan
Pengawasan Kualitas 2. Jumlah Desa/Kelurahan yang
30000
Lingkungan melaksanakan STBM
3.% Sarana air minum yang dilakukan
35
pengawasan
4.% Tempat- Tempat Umum (TTU) yang
memenuhi syarat kesehatan 52
C. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan merupakan dokumen
kesepakatan/perjanjian kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan selaku pelaksana
program di tingkat Eselon II kepada Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat selaku
pelaksana program di tingkat Eselon I untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran
Ditjen Kesehatan Masyarakat pada akhir tahun 2016. Perjanjian Kinerja ini disusun
berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 yang setiap
tahunnya dioperasionalkan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Penetapan
Kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan Tahun 2016 disusun dan ditandatangani oleh
Dirjen Kesehatan Masyarakat pada awal tahun 2016 setelah turunnya DIPA dan RKA-KL
Tahun 2015.
Adapun target-target kinerja sasaran yang akan dicapai Direktorat Kesehatan
Lingkungan sebagiamana tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat
Kesehatan Lingkungan tahun 2016 :
Halaman 9 dari 81
Tabel 3.
Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan Tahun 2016
Total pagu anggaran Satker Direktorat Kesehatan Lingkungan pada awal tahun 2016
sebesar Rp 183.493.176.000,-. Kemudian pagu anggaran bertambah dengan masuknya
Hibah Terencana Luar Negeri (HLN) PAMSIMAS sebesar Rp 40.782.698.000,- sehingga
pagu anggaran menjadi Rp 224.275.874.000,-. Selanjutnya pagu anggaran mengalami
efisiensi sebesar Rp 48.994.127.000,- sehingga pagu anggaran menjadi Rp
175.281.747.000,-. Kemudian pagu anggaran mengalami refocusing sebesar Rp
30.643.877.000,- sehingga pagu anggaran menjadi Rp 205.925.624.000,-. Selanjutnya pagu
anggaran bertambah dengan masuknya Hibah Langsung Luar Negeri (HLLN) dari Unicef
dan WHO sebesar Rp 494.383.000,- sehingga pagu anggaran di akhir tahun 2016 menjadi
Rp 206.420.007.000,-.
Halaman 10 dari 81
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pada Tahun 2016, 7 indikator telah mencapai target dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.
Indikator realisasi kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan Tahun 2016
Halaman 11 dari 81
*) Target tercapai
Grafik 1
Capaian Kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan
Th 2016
80
60 45.77
40
20
0
Indikator Indikator Indikator Target Indikator Rata-rata Indikator Indikator Indikator
3 6 7 4 2 5 1
Pada tahun 2016, terdapat 4 indikator yang capaian kinerjanya sudah di atas 100 %
dan terdapat 3 indikator yang capaian kinerjanya masih di bawah 100 %. Capaian
Halaman 12 dari 81
kinerja paling rendah sebesar 45.77 % yaitu indikator persentase sarana air minum
yang dilakukan pengawasan. Sedangkan capaian kinerja paling tinggi sebesar 133.85 %
yaitu indikator persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesling. Jadi dari 7
indikator yang ada, hanya 4 indikator yang mencapai target sehingga dapat
disimpulkan bahwa capaian kinerja Dit. Kesling Th 2016 berdasarkan jumlah indikator
yang dapat tercapai sebesar 57 % dan belum mencapai target kinerja yang adalah 100
%. Tetapi jika berdasarkan rata-rata capaian kinerja, capaian kinerja Dit. Kesling Th
2016 mencapai 101.38 % sehinga dapat disimpulkan telah mencapai target kinerja
yang adalah 100 %.
Grafik 2
Capaian Kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan Jumlah Indikator yang Mencapai Target
Th 2015-2016
120.00
100.00
100.00 100.00
80.00 78.57
TARGET KINERJA
60.00
57.14 RATA-RATA CAPAIAN KINERJA
40.00 CAPAIAN KINERJA
20.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Jika berdasarkan jumlah indikator yang mencapai target, pada tahun 2016, capaian
kinerja Direktorat Kesling sebesar 57.14 %. Pada tahun 2015, capaian kinerjanya
sebesar 100 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend capaian kinerjanya mengalami
penurunan, dimana pada tahun 2015 mencapai target kinerja yang adalah 100 %
sedangkan pada tahun 2016 tidak mencapai target. Sedangkan rata-rata capaian
kinerja sendiri dalam 2 tahun sebesar 78.57 % dan juga tidak mencapai target kinerja
yang adalah 100 %.
Grafik 3
Capaian Kinerja Direktorat Penyehatan Lingkungan
Berdasarkan Rata-rata Capaian Kinerja
Th 2015-2016
Halaman 13 dari 81
140.00 129.15
120.00
115.27
100.00 100.00
101.38 TARGET KINERJA
80.00
RATA-RATA CAPAIAN
60.00 KINERJA
CAPAIAN KINERJA
40.00
20.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Jika berdasarkan rata-rata capaian kinerja, pada tahun 2016, rata-rata capaian kinerja
Direktorat Kesling sebesar 101.38 %. Pada tahun 2015, rata-rata capaian kinerjanya
sebesar 129.15 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend rata-rata capaian kinerjanya
meskipun mengalami penurunan, tetap mencapai target kinerja yang adalah 100 %.
Sedangkan rata-rata capaian kinerja sendiri dalam 2 tahun sebesar 115.27 % dan juga
sudah mencapai target kinerja yang adalah 100 %.
Halaman 14 dari 81
Grafik 4
Target dan Realisasi
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Tahun 2016
33.46
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Grafik 5
Realisasi 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Tahun 2016
40
*) dalam persen
40 35
33.46
30
35
25
30
20
25
20
15
10
0
Realisasi Target Target Target Target Target
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Jika menyandingkan realisasi 2016 dengan terget jangka menengah 2015-2019 maka
diketahui bahwa realisasi 2016 sudah melewati target 2016 dan 2017 namun masih di
bawah target 2018-2019.
Halaman 15 dari 81
Gambar 1
Peta, Grafik, Tabel
Realisasi Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan (IKU) Per Propinsi
Tahun 2016
Halaman 16 dari 81
120
100
*) dalam persen 100
100
89
80 82
80 75
67 67
63
58
60 54 56 57
50 50
33.46 43 43
38 40
40 33
29
20 20 20 21
20 16
12 12
6 7 9
0 0 0 0
0
BALI
PAPUA
SULAWESI UTARA
KEPULAUAN RIAU
DKI JAKARTA
SULAWESI TENGGARA
BANTEN
PAPUA BARAT
LAMPUNG
SUMATERA SELATAN
JAWA BARAT
MALUKU
KALIMANTAN TIMUR
MALUKU UTARA
JAMBI
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI TENGAH
NUSA TENGGARA TIMUR
TARGET
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT
DI YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
KALIMANTAN UTARA
RIAU
GORONTALO
ACEH
REALISASI NASIONAL
BENGKULU
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
1 A C EH 23 0 0 .0 0
SU M A T ER A U T A R A 33
2 2 6 .0 6
SU M A T ER A B A R A T 19
3 17 8 9 .4 7
R IA U 12
4 9 75. 0 0
5 JA M B I 11 9 8 1. 8 2
6 S U M A T E R A S E LA T A N 17 2 11. 7 6
B E N G KU LU 10
7 5 50 . 0 0
8 LA M P U N G 15 1 6 .6 7
9 KE P U LA U A N B A N G KA B E LI T U N G 7 4 5 7 . 14
KE P U LA U A N R I A U 7
10 3 4 2 .8 6
11 D KI J A KA R T A 6 3 50 . 0 0
12 JA W A B A R A T 27 18 6 6 .6 7
13 JA W A T EN G A H 35 10 2 8 . 57
D I Y O G Y A KA R T A 5
14 5 10 0 . 0 0
JA W A T I M U R 38
15 6 15 . 7 9
B A N T EN 8
16 5 6 2 . 50
17 B A LI 9 5 55. 56
N U SA T EN GGA R A B A R A T 10
18 8 8 0 .0 0
N U SA T EN GGA R A T IM U R 22
19 2 9 .0 9
KA LI M A N T A N B A R A T 14
20 3 2 1. 4 3
KA LI M A N T A N T E N G A H 14
21 6 4 2 .8 6
KA LI M A N T A N S E LA T A N 13
22 5 3 8 .4 6
23 KA LI M A N T A N T I M U R 10 2 2 0 .0 0
KA LI M A N T A N U T A R A 5
24 2 4 0 .0 0
25 S U LA W E S I U T A R A 15 5 3 3 .3 3
26 S U LA W E S I T E N G A H 13 7 53 . 8 5
27 S U LA W E S I S E LA T A N 24 14 58 . 3 3
28 S U LA W E S I T E N G G A R A 17 2 11. 7 6
G O R O N T A LO 6
29 6 10 0 . 0 0
S U LA W E S I B A R A T 6
30 4 6 6 .6 7
M A LU KU 11
31 0 0 .0 0
32 M A LU KU U T A R A 10 2 2 0 .0 0
PA PU A B A R A T 13
33 0 0 .0 0
PA PU A 29
34 0 0 .0 0
J U M LA H 5 14 17 2 3 3 .4 6
Pada tahun 2016, dari 514 kab/kota terdapat 172 kab/kota telah memenuhi kualitas
kesling. Terdapat 5 propinsi (15 %) yang berada di zona hijau (76-100 % kab/kota di
propinsi tersebut memenuhi kualitas kesling) yaitu Gorontalo, DIY, Sumatera Barat, Jambi
dan NTB; 8 propinsi (24 %) berada di zona kuning (51-75 % kab/kota di propinsi tersebut
memenuhi kualitas kesling) yaitu Riau, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Banten, Bali,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat; 8 propinsi (24 %) berada di zona
Halaman 17 dari 81
oranye (26-50 % kab/kota di propinsi tersebut memenuhi kualitas kesling) yaitu Bengkulu,
Kep. Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Utara, Sulawesi Utara; dan terakhir 13 propinsi (37 %) masih berada di zona merah (0-25
% kab/kota di propinsi tersebut memenuhi kualitas kesling). Sumber data diperoleh dari
berbagai instrument pelaporan indikator baik secara manual maupun elektronik (online).
1. Untuk indikator yang sudah berbasis elektronik antara E-Monev STBM untuk
indikator jumlah desa yang melaksanakan STBM, E-Monev TPM untuk indikator
persentase TPM yang memenuhi syarat, E-Monev Limbah Fasyankes untuk
indikator persentase RS yang melaksanakan pengelolaan limbah medis sesuai
standar.
2. Sementara 3 indikator sisanya masih berbasis manual dan pembangunan sistem
elektroniknya sudah dilaksanakan di akhir tahun 2016.
Gambar 2
Peta, Grafik, Tabel
Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kesling Per Propinsi
Tahun 2016
Halaman 18 dari 81
DI YOGYAKARTA
NUSA TENGGARA BARAT
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
SUMATERA BARAT
GORONTALO
KALIMANTAN UTARA
BALI
RIAU
SULAWESI SELATAN
BANTEN
JAMBI
BENGKULU
JAWA BARAT
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI BARAT STBM
DKI JAKARTA KKS
SUMATERA SELATAN
TTU Sehat
JAWA TIMUR
TPM Sehat
SULAWESI UTARA
REALISASI NASIONAL Limbah Medis
NUSA TENGGARA TIMUR PKAM
SULAWESI TENGAH
TARGET
KALIMANTAN TENGAH
SULAWESI TENGGARA
JAWA TENGAH
LAMPUNG
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN BARAT
SUMATERA UTARA
ACEH
MALUKU UTARA
MALUKU
PAPUA
PAPUA BARAT *) dalam persen
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Halaman 19 dari 81
Pada tahun 2016, terdapat 4 propinsi (12 %) dengan realisasi paling tinggi dan berada
di zona hijau yaitu Sumatera Barat, Kep. Bangka Belitung, DIY, Gorontalo, dimana
seluruh indikator mencapai target. Terdapat 3 propinsi (9 %) yang berada di zona
kuning yaitu Jambi, NTB, Sulawesi Selatan, dimana hanya 5 dari 6 indikator yang
mencapai target. Terdapat 10 propinsi (29 %) yang berada di zona oranye yaitu Riau,
Bengkulu, Kep. Riau, Jawa Barat, Banten, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dimana hanya 4 dari 6 indikator yang mencapai
target. Terdapat 10 propinsi (29 %) yang berada di zona ungu yaitu, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua
Barat, dimana hanya 3 dari 6 indikator yang mencapai target. Terdapat 5 propinsi (15
%) yang berada di zona biru yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung,
Sulawesi Utara, dimana hanya 2 dari 6 indikator yang mencapai target. Sedangkan 2
propinsi (6 %) dengan realisasi paling rendah yaitu Maluku dan Papua, dimana hanya
1 dari 6 indikator yang mencapai target.
Grafik 6
Target dan Realisasi
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Tahun 2015-2016
Halaman 20 dari 81
45.00
40.00
33.46
35.00 40.00
27.63 35.00
30.00
25.00 30.00
TARGET INDIKATOR
20.00 25.00 REALISASI INDIKATOR
15.00 20.00
10.00
5.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 *) dalam persen
Pada tahun 2016, target indikator Persentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas
lingkungan sebesar 25 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 33.46 %. Itu berarti pada
tahun 2016, realisasi indikator telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Pada tahun
2015, target indikator tersebut sebesar 20 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 27.63
%. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut juga telah mencapai target
indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend realisasi indikator tersebut
senantiasa mencapai target indikator setiap tahunnya.
Grafik 7
Target dan Capaian Kinerja
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Tahun 2015-2016
160.00
138.13
140.00
133.85
120.00
100.00 100.00
40.00
20.00
Halaman 21 dari 81
Grafik 8
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Th 2016
133.85
140 93.27
120
100
80
60
40
20
0
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Pada tahun 2016, anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan indikator Persentase
Kabupaten/Kota yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan sebesar Rp
206.420.007.000,- dan realisasi anggaran untuk pelaksanaan indikator tersebut
sebesar 93.27 % atau Rp 192.528.210.128,-. Target indikator yang ditetapkan sebesar
25 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 33.46 % sehingga capaian kinerja yang
diperoleh sebesar 133.85 %. Itu berarti terwujud efisiensi anggaran karena capaian
kinerja sebesar 133.85 % dapat terwujud dengan 93.27 % anggaran.
Grafik 9
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase Kabupaten/Kota
yang Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan
Th 2015-2016
80
60
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 22 dari 81
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator indikator Persentase Kabupaten/Kota yang
Memenuhi Kualitas Kesehatan Lingkungan sebesar 133.85 % dan realisasi
anggarannya sebesar 93.27 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut
sebesar 138.13 % dan realisasi anggarannya sebesar 81.36 %. Jika dilihat dari segi ini,
itu berarti setiap tahunnya terwujud keefisiensian anggaran karena besar capaian
kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran.
Halaman 23 dari 81
o Untuk sistem pelaporan kegiatan yang sudah berbasis elektronik (internet) masih
belum optimal terkait dukungan jaringan internet yang belum stabil di seluruh
lokasi.
o Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan melibatkan multi sektor sehingga
perlu memperkuat jejaring kemitraan, dan kapasitas SDM.
o Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara cepat,
cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan kecukupan pendampingan
petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam
kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan.
o Masyarakat belum banyak memahami pentingnya kesehatan lingkungan.
Halaman 24 dari 81
Ket : Dashboard Kesling
Halaman 25 dari 81
Grafik 10
Target dan Realisasi
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Tahun 2016
33927
34000 Capaian
Kinerja
33000 113.09 %
32000
30000
31000
30000
29000
28000
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR
desa
Pada tahun 2016, target indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
sebesar 30.000 desa/kelurahan. Sedangkan realisasi indikator tersebut sebesar
33.927 desa/kelurahan. Itu berarti realisasi indikator tersebut sudah mencapai
target indikator dengan capaian kinerja sebesar 113.09 %.
Grafik 11
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
45000
40000
45000
35000
33927
40000 30000
35000
25000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Realisasi Target Target Target Target Target desa
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 26 dari 81
DKI JAKARTA
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI UTARA
desa
MALUKU
26 64 137144
KEPULAUAN RIAU
146
KALIMANTAN TIMUR
MALUKU UTARA
235
PAPUA
PAPUA BARAT
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
301 329
BALI
DI YOGYAKARTA
SULAWESI BARAT
398 422
SUMATERA BARAT
422 514
BENGKULU
533
KALIMANTAN BARAT
Grafik 13
538
Tahun 2016
JAMBI
Grafik 12
543
SULAWESI TENGGARA
657
s.d. Tahun 2016
SULAWESI TENGAH
Jumlah desa yang melaksanakan STBM s.d. Th 2016 = 33.927 desa
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
LAMPUNG
SUMATERA UTARA
1081 1093
RIAU
738 1045 1081 1113
SUMATERA SELATAN
1366
ACEH
1471
SULAWESI SELATAN
1570
Halaman 27 dari 81
2230
JAWA BARAT
2401
JAWA TENGAH
5222
JAWA TIMUR
5797
120
100 95 96
82
80
65 68 68
61 61
60 52 52 54 56
45 45 47
40 41 43
40 35 35 35 38
27 29
23
18 20 20 21
20 13 13
7 8 10
0
BALI
PAPUA
BANTEN
SULAWESI UTARA
DKI JAKARTA
PAPUA BARAT
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI TENGGARA
JAWA BARAT
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI BARAT
MALUKU
MALUKU UTARA
JAMBI
SULAWESI TENGAH
GORONTALO
SUMATERA BARAT
SULAWESI SELATAN
JAWA TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
JAWA TIMUR
DI YOGYAKARTA
SUMATERA UTARA
ACEH
BENGKULU
RIAU
KALIMANTAN BARAT
Pada tahun 2016, baik secara kumulatif maupun proporsi, 8 propinsi dengan
realisasi desa/kelurahan yang melaksanakan STBM tertinggi yaitu Propinsi
Jawa Timur, DIY, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Grafik 14
Target dan Realisasi
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Th 2015-2016
70000
33927
60000
50000 26417
40000
45000 REALISASI
40000
30000 TARGET
35000
30000
20000 25000
10000
desa
0
2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 28 dari 81
Pada tahun 2016, target indikator Jumlah Desa yang Melakanakan STBM sebesar
30.000 desa dan realisasi indikator tersebut sebesar 33.927 desa. Itu berarti pada
tahun 2016, realisasi indikator telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Pada
tahun 2015, target indikator tersebut sebesar 25.000 desa dan realisasi indikator
tersebut sebesar 26.417 desa. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut
juga telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
trend realisasi indikator tersebut senantiasa mencapai target indikator setiap
tahunnya.
Grafik 15
Target dan Capaian Kinerja
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Th 2015-2016
115.00
113.09
110.00
105.67
105.00
TARGET KINERJA
95.00
90.00
*) dalam persen
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
sebesar 113.09 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut sebesar
105.67 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend capaian kinerja indikator
tersebut di atas 100 % setiap tahunnya. Itu berarti setiap tahunnya capaian
kinerja sudah mencapai target capaian kinerjanya yang adalah 100 %.
Grafik 16
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Th 2016
Halaman 29 dari 81
113.09
120 72.49
100
80
60
40
20
0
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Grafik 17
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Th 2015-2016
100 81.19
72.49
80
60
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator indikator Jumlah Desa yang
Melakasanakan STBM sebesar 113.09 % dan realisasi anggarannya sebesar
72.49 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut sebesar 105.67 %
dan realisasi anggarannya sebesar 81.19 %. Jika dilihat dari segi ini, itu berarti
setiap tahunnya terwujud keefisiensian anggaran karena besar capaian kinerja
lebih besar daripada realisasi anggaran.
Halaman 30 dari 81
Analisis penyebab/ program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan
meliputi :
o Pemberian dukungan sarana dan prasarana bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota, Puskesmas terpilih berdasarkan usulan dari daerah berupa
sarana supply sanitasi (cetakan jamban) sebanyak 283 paket.
o Pengembangan jejaring/koordinasi lintas program/lintas sektor dalam
bentuk pertemuan antar stakeholder terkait untuk menyamakan persepsi
dalam mewujudkan dan mendukung pencapaian universal akses sanitasi dan
air minum yang aman untuk seluruh masyarakat Indonesia.
o Bermitra dengan Majelis Ulama Indonesia terkait pengeluaran Fatwa MUI
Nomor 001/2015 tentang Pendayagunaan Harta Zakat, Infaq, Sedekah dan
Wakaf untuk membangun sarana air bersih dan sanitasi bagi masyarakat.
o Implementasi sistem monitoring yang berkualitas dan akuntabel melalui
sistem monitoring berbasis Web dan SMS gateway STBM.
o Memfasilitasi Kab/Kota melalui Pokja AMPL atau Pokja sejenis dalam rangka
integrasi kegiatan lintas sektor terkait dengan kegiatan pembangunan
sanitasi yang diawali dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui
pendekatan STBM.
o Pemberian dana dekon dan DAK untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
STBM.
Halaman 31 dari 81
o Bermitra dengan MUI dalam pembangunan Pendayagunaan Harta Zakat,
Infaq, Sedekah dan Wakaf untuk membangun sarana air bersih dan sanitasi
bagi masyarakat.
Pengawasan kualitas air minum adalah penyelenggara air minum yang diawasi
kualitas hasil produksinya secara eksternal oleh Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan KKP yang dibuktikan dengan jumlah sampel
pengujian kualitas air.
Cara perhitungan indikator ini adalah jumlah sarana air minum yang diawasi
dibagi dengan jumlah sarana air minum yang ada.
Grafik 18
Target dan Realisasi
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Tahun 2016
35.00
Capaian
35.00 Kinerja
45.77 %
30.00
25.00
16.02
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Pada tahun 2016, target indikator Persentase sarana air minum yang dilakukan
pengawasan sebesar 35 % (81.901 Sarana dari 234.002 sarana). Sedangkan
realisasi indikator tersebut sebesar 16.02 % (5.218 sarana). Itu berarti realisasi
Halaman 32 dari 81
indikator tersebut belum mencapai target indikator dengan capaian kinerja
sebesar 45.77 %.
Grafik 19
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
50
45
50
40
45
35
40
30
35
30
25 16.07
20
15
10
5
0
Realisasi Target 2015 Target 2016 Target 2017 Target 2018 Target 2019
2016 %
Grafik 20
Realisasi Per Propinsi
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Tahun 2016
Halaman 33 dari 81
45 42
*) dalam persen 41
39
40 35 36
35 33
31 32
30
26
25
25 22
20 21
20 16.02 18 18
17
14 15
15 13 13 13 14
11
10 11
10 8 9
6 6 6 6 7
5 3
0 0
0
BALI
PAPUA
BANTEN
SULAWESI UTARA
DKI JAKARTA
PAPUA BARAT
KEPULAUAN RIAU
MALUKU
LAMPUNG
JAWA BARAT
SULAWESI TENGGARA
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI BARAT
SUMATERA BARAT
SULAWESI SELATAN
NUSA TENGGARA TIMUR
JAWA TENGAH
SULAWESI TENGAH
DI YOGYAKARTA
MALUKU UTARA
GORONTALO
RIAU
JAMBI
KALIMANTAN UTARA
ACEH
SUMATERA SELATAN
JAWA TIMUR
BENGKULU
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
TARGET
REALISASI NASIONAL
Pada tahun 2016, propinsi dengan realisasi paling tinggi (42 %) yaitu
Gorontalo. Terdapat 4 Propinsi (12 %) sudah berada di atas target nasional,
sementara masih terdapat 30 Propinsi (88 %) masih berada di bawah target
nasional.
Grafik 21
Target dan Realisasi
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Th 2015-2016
60.00
50.00
50.00 45.00
43.58
40.00
40.00 35.00
30.00
30.00 TARGET INDIKATOR
REALISASI INDIKATOR
20.00
16.02
10.00
Halaman 34 dari 81
Pada tahun 2016, target indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan
Pengawasan sebesar 35 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 16.02 %. Itu berarti
pada tahun 2016, realisasi indikator belum mencapai target indikator yang ditetapkan.
Pada tahun 2015, target indikator tersebut sebesar 30 % dan realisasi indikator
tersebut sebesar 43.58 %. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut
telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend
realisasi indikator tersebut terjadi penurunan, dimana pada tahun 2015 mencapai
target sedangkan pada tahun 2016 tidak mencapai target.
Grafik 22
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Th 2015
160.00
145.26
140.00
120.00
100.00 100.00
80.00 TARGET KINERJA
CAPAIAN KINERJA
60.00
45.77
40.00
20.00
0.00
*) dalam persen
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator Persentase Sarana Air Minum yang
Dilakukan Pengawasan sebesar 45.77 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja
indikator tersebut sebesar 145.26 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend
capaian kinerja indikator tersebut mengalami penurunan, dimana pada tahun
2015 capaian kinerja sudah mencapai target capaian kinerja yang adalah 100 %,
sementara pada tahun 2016 tidak mencapai target capaian kinerja yang adalah
100 %.
Grafik 23
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Th 2016
Halaman 35 dari 81
99.45
100
80 45.77
60
40
20
0
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Grafik 24
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan Pengawasan
Th 2015-2016
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator indikator Persentase Sarana Air Minum
yang Dilakukan Pengawasan sebesar 45.77 % dan realisasi anggarannya
sebesar 99.45 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut sebesar
145.26 % dan realisasi anggarannya sebesar 81.19 %. Jika dilihat dari segi ini,
itu berarti pada tahun 2015 terwujud keefisiensian anggaran karena besar
capaian kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran, sementara pada tahun
Halaman 36 dari 81
2016 terwujud ketidakefisiensian anggaran karena besar capaian kinerja lebih
kecil daripada realisasi anggaran.
Halaman 37 dari 81
o Pemberian dukungan sarana dan prasarana pada daerah-daerah yang
belum terjangkau.
o Bermitra dengan MUI dalam pembangunan Pendayagunaan Harta Zakat,
Infaq, Sedekah dan Wakaf untuk membangun sarana air bersih dan
sanitasi bagi masyarakat.
Halaman 38 dari 81
Halaman 39 dari 81
Halaman 40 dari 81
Ket : E-Monev STBM
Halaman 41 dari 81
2. Kegiatan Higiene Sanitasi Pangan
Pelaksanaan kegiatan higiene sanitasi pangan merupakan salah satu aspek dalam
menjaga keamanan pangan yang harus dilaksanakan secara terstruktur dan terukur
dengan kegiatan, sasaran dan ukuran kinerja yang jelas, salah satunya dengan
mewujudkan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan. TPM yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPM yang memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi yang dibuktikan dengan sertifikat laik hygiene sanitasi.
TPM adalah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) siap saji yang terdiri dari Rumah
Makan/Restoran, Jasa Boga, Depot Air Minum, Sentra Makanan Jajanan, Kantin
Sekolah. Cara perhitungan indikator ini yaitu jumlah TPM yang memenuhi syarat
kesehatan dibagi jumlah TPM yang ada.
Grafik 25
Target dan Realisasi
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2016
14.00
Capaian
14.00 Kinerja
97.56 %
13.90
13.66
13.80
13.70
13.60
13.50
13.40
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Pada tahun 2016, target indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat
Kesehatan sebesar 14 % (11.607 TPM dari 82.910 TPM ). Sedangkan realisasi
indikator tersebut sebesar 13.66 % (11.324 TPM). Itu berarti realisasi indikator
tersebut belum mencapai target indikator dengan capaian kinerja sebesar 97.56
%.
Grafik 26
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Halaman 42 dari 81
*) dalam persen
32
35
26
30
25 20
20 14
13.66
15
8
10
0
Realisasi Target Target Target Target Target
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Grafik 27
Realisasi Per Propinsi
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2016
40
*) dalam persen
35 33 34
30 28
24
25 23 23
86
20 18 19 19 19
13.66 15 15 15 15 16 16 17 17
14
15
12 12
10 11
9
10 8 8 8
5 5 6 6
5 4 4
0
0
BALI
PAPUA
BANTEN
DKI JAKARTA
KEPULAUAN RIAU
PAPUA BARAT
SULAWESI UTARA
MALUKU
LAMPUNG
SULAWESI TENGGARA
KALIMANTAN TIMUR
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
DI YOGYAKARTA
GORONTALO
SUMATERA BARAT
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
RIAU
JAMBI
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN UTARA
SUMATERA SELATAN
ACEH
KALIMANTAN BARAT
JAWA TIMUR
TARGET
BENGKULU
REALISASI NASIONAL
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN TENGAH
Halaman 43 dari 81
Pada tahun 2016, propinsi dengan realisasi paling tinggi (34 %) yaitu
Kalimantan Utara dan propinsi dengan realisasi paling rendah (0 %) yaitu
Papua. Terdapat 19 Propinsi (56 %) sudah berada di atas target nasional dan
terdapat 15 Propinsi (44 %) masih berada di bawah target nasional.
Grafik 28
Target dan Realisasi
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2015-2016
35.00
30.00
32.00
25.00
26.00
20.00
14.00 TARGET INDIKATOR
20.00
15.00 REALISASI INDIKATOR
10.39
10.00 13.66
5.00 8.00
*) dalam persen
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, target indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
sebesar 14 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 13.66 %. Itu berarti pada tahun
2016, realisasi indikator belum mencapai target indikator yang ditetapkan. Pada tahun
2015, target indikator tersebut sebesar 8 % dan realisasi indikator tersebut sebesar
10.39 %. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut telah mencapai target
indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend realisasi indikator
tersebut terjadi penurunan, dimana pada tahun 2015 mencapai target sedangkan pada
tahun 2016 tidak mencapai target.
Grafik 29
Target dan Capaian Kinerja
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2015-2016
Halaman 44 dari 81
140.00
129.87
120.00
100.00 100.00
97.56
80.00
TARGET KINERJA
60.00 CAPAIAN KINERJA
40.00
20.00
0.00
*) dalam persen
2010 2011 2012 2013 2014
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator Persentase Persentase TPM yang
Memenuhi Syarat Kesehatan sebesar 97.56 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja
indikator tersebut sebesar 129.87 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend
capaian kinerja indikator tersebut mengalami penurunan, dimana pada tahun
2015 capaian kinerja sudah mencapai target capaian kinerja yang adalah 100 %,
sementara pada tahun 2016 tidak mencapai target capaian kinerja yang adalah
100 %.
Grafik 30
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2016
97.56
98
97.5
96.18
97
96.5
96
95.5
95
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Halaman 45 dari 81
Grafik 31
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2015-2016
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator indikator Persentase TPM yang
Memenuhi Syarat Kesehatan sebesar 97.56 % dan realisasi anggarannya
sebesar 96.18 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut sebesar
129.87 % dan realisasi anggarannya sebesar 76.95 %. Jika dilihat dari segi ini,
itu berarti setiap tahunnya terwujud keefisiensian anggaran karena besar
capaian kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran.
PELATIHAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM PEMBINAAN PEDAGANG PANGAN JAJANAN DI
BAGI SANITARIAN PUSKESMAS DAN KABUPATEN DI LINGKUNGAN SEKOLAH KEPULAUAN SERIBU
KAB.TANAH DATAR DIBUKA OLEH WAKIL BUPATI
TANAH DATAR
Halaman 47 dari 81
PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS HSP KAB. DAN PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS HSP KAB. DAN
PUSKESMAS MELALUI PHAST HSP PUSKESMAS MELALUI PHAST HSP &
PERMAINANULAR TANGGA
Halaman 48 dari 81
Ket : E-Monev HSP
Grafik 32
Target dan Realisasi
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2016
Halaman 49 dari 81
52.64
52.80
Capaian
52.60 Kinerja
101.24 %
52.40 52.00
52.20
52.00
51.80
51.60
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Pada tahun 2016, target indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat
Kesehatan sebesar 52 % (77.267 TTU dari 148.590 TTU). Sedangkan realisasi
indikator tersebut sebesar 52.64 % (78.225 TTU). Itu berarti realisasi indikator
tersebut sudah mencapai target indikator dengan capaian kinerja sebesar
101.24 %.
Grafik 33
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
58
*) dalam persen
58 56
56 54
52.64
54 52
52 50
50
48
46
Realisasi Target Target Target Target Target
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 50 dari 81
Grafik 34
Realisasi Per Propinsi
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tahun 2016
100
89
90 81 83 83 83 84 84 87
*) dalam persen 74 75 76 76 77 80
80 69 70 72
66 67 67 68
70 52.64
59 61 63 64
60 50 52
50 46
42
40 33
30 21
20
8
10 1 3
0
BALI
SULAWESI UTARA
BANTEN
PAPUA BARAT
DKI JAKARTA
KEPULAUAN RIAU
PAPUA
LAMPUNG
MALUKU UTARA
MALUKU
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI TENGGARA
JAWA TENGAH
SULAWESI BARAT
JAMBI
GORONTALO
JAWA BARAT
DI YOGYAKARTA
NUSA TENGGARA TIMUR
RIAU
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA SELATAN
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
ACEH
BENGKULU
SUMATERA UTARA
TARGET
REALISASI NASIONAL
KALIMANTAN TENGAH
Grafik 35
Target dan Realisasi
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2015-2016
Halaman 51 dari 81
70.00
61.44
60.00
58.00
52.64
54.00 56.00
50.00
52.00
50.00
40.00
TARGET INDIKATOR
20.00
10.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 *) dalam persen
Pada tahun 2016, target indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
sebesar 52 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 52.64 %. Itu berarti pada tahun
2016, realisasi indikator telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Pada tahun
2015, target indikator tersebut sebesar 50 % dan realisasi indikator tersebut sebesar
61.44 %. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut juga telah mencapai
target indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend realisasi
indikator tersebut walaupun mengalami penurunan masih mencapai target indikator
setiap tahunnya.
Grafik 36
Target dan Capaian Kinerja
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2015-2016
Halaman 52 dari 81
140.00
122.88
120.00
101.24
100.00 100.00
80.00
TARGET KINERJA
60.00 CAPAIAN KINERJA
40.00
20.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019 *) dalam persen
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator Persentase TTU yang Memenuhi
Syarat Kesehatan sebesar 101.24 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator
tersebut sebesar 122.88 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend capaian kinerja
indikator tersebut walaupun mengalami penurunan tetap di atas 100 % setiap
tahunnya. Itu berarti setiap tahunnya capaian kinerja sudah mencapai target
capaian kinerjanya yang adalah 100 %.
Grafik 37
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2016
101.24
102
101 97.74
100
99
98
97
96
95
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Halaman 53 dari 81
Grafik 38
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Th 2015-2016
*) dalam persen
140.00
122.88
Pada tahun 2016, capaian kinerja indikator indikator Persentase TTU yang
Memenuhi Syarat Kesehatan sebesar 101.24 % dan realisasi anggarannya
sebesar 97.74 %. Pada tahun 2015, capaian kinerja indikator tersebut sebesar
122.88 % dan realisasi anggarannya sebesar 84.22 %. Jika dilihat dari segi ini,
itu berarti setiap tahunnya terwujud keefisiensian anggaran karena besar
capaian kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran.
Halaman 54 dari 81
o Pelaksanaan kegiatan penyehatan TTU melibatkan multi sektor sehingga
perlu memperkuat jejaring kemitraan, dan kapasitas SDM.
o Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara
cepat, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan kecukupan
pendampingan petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku
yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan.
o Masyarakat belum banyak memahami pentingnya penyehatan TTU.
o Adanya efisiensi anggaran sebesar Rp 87.592.373.000,- atau 43 % dari
anggaran.
Grafik 39
Target dan Realisasi
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Tahun 2016
Halaman 55 dari 81
356
356 Capaian
Kinerja
355 98.31 %
354
353 350
352
351
350
349
348
347
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Grafik 40
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
340
330
320
Realisasi Target Target Target Target Target
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 56 dari 81
Grafik 41
Realisasi Kumulatif Per Propinsi
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
s.d. Tahun 2016
40 Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan Tatanan Kawasan Sehat s.d. Th 2016 = 350 38
kab/kota 35
35
30 27
24
25
19
20 17
14
15 12
kab/kota 10 10 11 11
10 7 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 6
3 4 4 5 5
5 2 2
0 1
0
BALI
DKI JAKARTA
BANTEN
SULAWESI UTARA
PAPUA BARAT
PAPUA
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI TENGGARA
JAWA BARAT
MALUKU
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI BARAT
ACEH
SULAWESI TENGAH
GORONTALO
JAWA TENGAH
MALUKU UTARA
DI YOGYAKARTA
LAMPUNG
BENGKULU
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN SELATAN
JAMBI
SUMATERA SELATAN
SUMATERA BARAT
SULAWESI SELATAN
RIAU
JAWA TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN BARAT
SUMATERA UTARA
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Grafik 42
Proporsi Realisasi Per Propinsi
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Tahun 2015
Halaman 57 dari 81
120 100 100 100 100 100
96 100 100 100 100 100 100
100 90 92
80 80 82 87
77
80 71 75
67
57 60
60 52 53
46
40 32
26 27
20
20 14
0 3
0
BALI
PAPUA
SULAWESI UTARA
DKI JAKARTA
BANTEN
PAPUA BARAT
SULAWESI TENGGARA
KEPULAUAN RIAU
MALUKU
LAMPUNG
JAWA TENGAH
MALUKU UTARA
SULAWESI BARAT
DI YOGYAKARTA
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN UTARA
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
JAWA BARAT
SUMATERA BARAT
JAMBI
GORONTALO
RIAU
JAWA TIMUR
SULAWESI SELATAN
ACEH
BENGKULU
KALIMANTAN TENGAH
SUMATERA UTARA
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN SELATAN
Pada tahun 2016, propinsi dengan realisasi paling tinggi (100 %) sebanyak 11
propinsi dan propinsi dengan realisasi paling rendah (0 %) yaitu Papua Barat.
Grafik 43
Target dan Realisasi
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Th 2016
390 386
380 376
370 366
360 356
TARGET INDIKATOR
350 346
REALISASI INDIKATOR
350
340 346
330
Pada tahun 2016, target indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan Tatanan
Kawasan Sehat sebesar 356 kab/kota dan realisasi indikator tersebut sebesar 350
kab/kota. Itu berarti pada tahun 2016, realisasi indikator belum mencapai target
indikator yang ditetapkan. Pada tahun 2015, target indikator tersebut sebesar 346
kab/kota dan realisasi indikator tersebut sebesar 346 kab/kota. Itu berarti pada tahun
2015, realisasi indikator tersebut telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa trend realisasi indikator tersebut terjadi penurunan, dimana
pada tahun 2015 mencapai target sedangkan pada tahun 2016 tidak mencapai target.
Halaman 58 dari 81
Grafik 44
Target dan Capaian Kinerja
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Th 2015-2016
100.50
100.00
100.00 100.00
99.50
99.00
TARGET KINERJA
98.50 CAPAIAN KINERJA
98.31
98.00
97.50
97.00
*) dalam persen
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik 45
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Th 2016
Halaman 59 dari 81
98.90
99
98.8
98.31
98.6
98.4
98.2
98
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Grafik 46
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Jumlah Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat
Th 2015-2016
100.00
98.31 98.90 *) dalam persen
100.00
95.00
90.00
84.48
85.00
80.00
75.00
2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 61 dari 81
o Pemberian dukungan sarana dan prasarana pada daerah-daerah yang
belum terjangkau.
o Pelaksanaan berbagai penilaian untuk menyemangati pelaksanaan kesling
seperti penilaian kab/kota sehat.
Halaman 62 dari 81
Halaman 63 dari 81
Halaman 64 dari 81
Halaman 65 dari 81
Ket : Portal KKS
Halaman 66 dari 81
4. Pengamanan limbah dan radiasi
Perkembangan teknologi dan pembangunan yang pesat di berbagai sektor seperti
perindustrian, pertanian, transportasi, pertambangan, dan sebagainya
memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat, peningkatan devisa dan
membuka peluang kerja, tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan, yaitu terjadinya pencemaran lingkungan baik air, udara maupun
tanah, yang pada akhirnya menimbulkan dampak terhadap kesehatan
masyarakat. Pencemaran lingkungan dapat juga diakibatkan oleh manusia dan
pada akhirnya dampaknya juga dirasakan, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Dampak limbah buangan hasil aktifitas manusia jika tidak
dikelola dengan serius akan menjadi sumber penularan penyakit, juga dapat
menimbulkan permasalahan tersendiri bagi masyarakat. Pencemaran lingkungan
dapat juga diakibatkan oleh manusia dan pada akhirnya dampaknya juga
dirasakan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dampak limbah
buangan hasil aktifitas manusia yang jika tidak dikelola dengan serius akan
menjadi sumber penularan penyakit, juga dapat menimbulkan permasalahan
tersendiri bagi masyarakat. Penyelenggaraan kegiatan pengamanan limbah,
udara, dan radiasi bertujuan untuk mengendalikan risiko terjadinya pencemaran
dan dampaknya terhadap kesehatan lingkungan, yang memfokuskan diantaranya
pada pengelolaan limbah medis fasyankes dan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL). Salah satu program peningkatan kesehatan adalah Jaminan
Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS. JKN meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Jumlah layanan kesehatan yang
bertambah dapat meningkatkan jumlah limbah medis yang harus dikelola.
Karena limbah medis merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun dan
supaya tidak berdampak pada msyarakat maka limbah medis perlu dikelola
dengan aman dan benar sesuai standar. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersebar di Indonesia menjadi ancaman kesehatan apabila limbah medis tidak
dikelola dengan benar. Terkait kegiatan ini terdapat indikator yang mendukung
yaitu indikator persentase RS yang melaksanakan pengelolaan limbah medis
sesuai standar. RS yang melakukan pengelolahan limbah medis adalah RS yang
melakukan pemilahan dan pengolahan limbah medis sesuai aturan. Pemilahan
adalah telah memisahkan antara limbah medis dan non medis. Pengolahan adalah
proses pengolahan akhir limbah yang dilakukan sendiri atau melalui pihak ketiga
yg berizin. Cara perhitungannya yaitu jumlah RS yang mengelola limbah medis
sesuai peraturan dibagi jumlah RS yang terdaftar di Kemenkes.
Grafik 47
Target dan Realisasi
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Tahun 2016
Halaman 67 dari 81
17.98
18.00 Capaian
17.50 Kinerja
17.00 119.84 %
16.50 15.00
16.00
15.50
15.00
14.50
14.00
13.50
TARGET INDIKATOR REALISASI INDIKATOR %
Pada tahun 2016, target RS yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis sesuai
Standar adalah 15 %. Sedangkan realisasi indikator tersebut adalah sebesar 17.98
%. Hal ini berarti realisasi indikator tersebut sudah mencapai target indikator
dengan capaian kinerja sebesar 119.84 %.
Grafik 48
Realisasi Th 2016 dan Target Jangka Menengah
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
*) dalam persen 36
40
35 28
30
21
25 17.98
15
20
10
15
10
5
0
Realisasi Target Target Target Target Target
2016 2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 68 dari 81
Grafik 49
Realisasi Per Propinsi
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Tahun 2016
80 75
70 *) dalam persen 63
60 51 57
50
50 46 47
40
28
28
30 17.98
21 24 24
15 19 21
20 13 15 15 16 17
11
10 5 7 7 9
3 3
0 0 0 0 0 0 1 2
0
BALI
PAPUA
SULAWESI UTARA
DKI JAKARTA
BANTEN
PAPUA BARAT
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI TENGGARA
MALUKU
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI TENGAH
SULAWESI BARAT
SUMATERA SELATAN
MALUKU UTARA
JAWA BARAT
JAMBI
KALIMANTAN TIMUR
GORONTALO
SUMATERA BARAT
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN UTARA
DI YOGYAKARTA
LAMPUNG
RIAU
BENGKULU
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN BARAT
SUMATERA UTARA
ACEH
TARGET
KALIMANTAN TENGAH
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
REALISASI NASIONAL
Pada tahun 2016, propinsi dengan realisasi paling tinggi adalah Lampung dengan
angka mencapai 75 %. Terdapat 18 Propinsi (53 %) sudah berada di atas target
nasional dan terdapat 16 Propinsi (47 %) masih berada di bawah target nasional.
Grafik 50
Target dan Realisasi
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Th 2015-2016
Halaman 69 dari 81
40.00
36.00
35.00
30.00
28.00
25.00
10.00 10.00
5.00
Pada tahun 2016, target indikator Persentase RS yang Melaksanakan Pengelolaan Limbah
Medis sesuai Standar sebesar 15 % dan realisasi indikator tersebut sebesar 17.98 %. Itu
berarti pada tahun 2016, realisasi indikator telah mencapai target indikator yang
ditetapkan. Pada tahun 2015, target indikator tersebut sebesar 10 % dan realisasi
indikator tersebut sebesar 11.13 %. Itu berarti pada tahun 2015, realisasi indikator tersebut
juga telah mencapai target indikator yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa trend
realisasi indikator tersebut senantiasa mencapai target indikator setiap tahunnya.
Grafik 51
Target dan Capaian Kinerja
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Th 2015-2016
125.00
120.00 119.84
115.00
110.00
111.13 TARGET KINERJA
105.00 CAPAIAN KINERJA
100.00 100.00
95.00
Grafik 52
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Th 2016
119.84
96.65
120
100
80
60
40
20
0
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Grafik 53
Penyandingan Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran
Indikator Persentase RS yang Melaksanakan
Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
Th 2015-2016
Halaman 71 dari 81
119.84
111.13 *) dalam persen
120.00 96.65
100.00 79.75
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Halaman 72 dari 81
petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam
kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan.
o Masyarakat belum banyak memahami pentingnya pengamanan limbah dan
radiasi.
Halaman 73 dari 81
Pemilahan limbah medis di RSUD Doris
Sylvanus, Palangkaraya
Pemilahan RS Pertamedika Tarakan Insinerator rusak RSAL Tarakan Abu insinerasi RSUD Tarakan
Halaman 74 dari 81
Ket : E-Monev Limbah Fasyankes
C. REALISASI ANGGARAN
Grafik 54
Pagu dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2016
Halaman 75 dari 81
REALISASI ANGGARAN 93.27
Total pagu anggaran Satker Direktorat Kesehatan Lingkungan pada awal tahun
2016 sebesar Rp 183.493.176.000,-. Kemudian pagu anggaran bertambah
dengan masuknya Hibah Terencana Luar Negeri (HLN) PAMSIMAS sebesar Rp
40.782.698.000,- sehingga pagu anggaran menjadi Rp 224.275.874.000,-.
Selanjutnya pagu anggaran mengalami efisiensi sebesar Rp 48.994.127.000,-
sehingga pagu anggaran menjadi Rp 175.281.747.000,-. Kemudian pagu
anggaran mengalami refocusing sebesar Rp 30.643.877.000,- sehingga pagu
anggaran menjadi Rp 205.925.624.000,-. Selanjutnya pagu anggaran bertambah
dengan masuknya Hibah Langsung Luar Negeri (HLLN) dari Unicef dan WHO
sebesar Rp 494.383.000,- sehingga pagu anggaran di akhir tahun 2016 menjadi
Rp 206.420.007.000,-. Realisasi anggaran tahun 2016 sebesar Rp
192.528.210.128,- (93.27 %).
Grafik 55
Penyandingan
Capaian Kinerja Berdasarkan Jumlah Indikator yang Mencapai Target
dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2016
Halaman 76 dari 81
93.27
100 57.14
80
60
40
20
0
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Pada tahun 2016, pagu anggaran yang dialokasikan pada satker KP Dit. PL
sebesar Rp 206.420.007.000,- dan realisasi anggaran tersebut sebesar 93.27 %
atau Rp 192.528.210.128,-. Sedangkan capaian kinerja Dit. Kesling berdasarkan
jumlah indikator yang mencapai target sebesar 57.14 %. Itu berarti terwujud
ketidakefisiensian anggaran karena capaian kinerja sebesar 57.14 % terwujud
dengan 93.27 % anggaran.
Grafik 56
Penyandingan
Capaian Kinerja Berdasarkan Rata-rata Capaian Kinerja
dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2016
101.38
102
100
93.27
98
96
94
92
90
88
CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN
Seperti sudah disampaikan di atas bahwa pada tahun 2016, realisasi anggaran
Dit. Kesling sebesar 93.27 %. Sedangkan capaian kinerja Dit. Kesling jika
berdasarkan rata-rata capaian kinerja sebesar 101.38 %. Itu berarti terwujud
efisiensi anggaran karena capaian kinerja sebesar 101.38 % dapat terwujud
dengan 93.27 % anggaran.
Halaman 77 dari 81
Grafik 57
Penyandingan
Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2016
119.84
113.09
120 101.24
99.45 98.90
97.56 96.18 97.74 96.65 98.31
100
72.49
80
60 45.77
40
20
0
STBM PKAM TPM Sehat TTU Sehat LIMBAH KKS
MEDIS
Pada tahun 2016, terdapat 4 indikator yang capaian kinerjanya lebih besar dari
realisasi anggaran yaitu indikator STBM, TPM Sehat, TTU Sehat dan Limbah
Medis. Jika dilihat dari segi ini, itu berarti keempat indikator terjadi
keefisiensian anggaran karena besar capaian kinerja lebih besar daripada
realisasi anggaran. Sementara 2 indikator sisanya, capaian kinerjanya lebih
kecil dari realisasi anggaran yaitu indikator PKAM dan KKS. Jika dilihat dari segi
ini, itu berarti kedua indikator terjadi ketidakefisiensian anggaran karena besar
capaian kinerja lebih kecil daripada realisasi anggaran.
Grafik 58
Penyandingan
Capaian Kinerja Berdasarkan Jumlah Indikator yang Mencapai Target
dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2015-2016
Halaman 78 dari 81
100.00 93.27
100.00 81.36
90.00
80.00
70.00
57.14
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, capaian kinerja Dit. Kesling berdasarkan jumlah indikator
yang mencapai target sebesar 57.14 % dan realisasi anggarannya sebesar 93.27
%. Pada tahun 2015, capaian kinerja Dit. Kesling berdasarkan jumlah indikator
yang mencapai target sebesar 100 % dan realisasi anggarannya sebesar 81.36
%. Jika dilihat dari segi ini, itu berarti tahun 2015 terjadi keefisiensian anggaran
karena besar capaian kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran,
sementara tahun 2016 terjadi ketidakefisiensian anggaran karena besar
capaian kinerja lebih kecil daripada realisasi anggaran.
Grafik 59
Penyandingan
Capaian Kinerja Berdasarkan Rata-rata Capaian Kinerja
dan Realisasi Anggaran Dit. Kesling
Th 2015-2016
129.15
140
120 101.38
93.27
100 81.36
80
60
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019
Pada tahun 2016, capaian kinerja Dit. Kesling berdasarkan rata-rata capaian
kinerja sebesar 101.38 % dan realisasi anggarannya sebesar 93.27 %. Pada
tahun 2015, capaian kinerja Dit. Kesling berdasarkan rata-rata capaian kinerja
sebesar 129.15 % dan realisasi anggarannya sebesar 81.36 %. Jika dilihat dari
segi ini, itu berarti setiap tahunnya terwujud efisiensi anggaran karena besar
capaian kinerja lebih besar daripada realisasi anggaran.
Halaman 79 dari 81
BAB IV
KESIMPULAN
Halaman 80 dari 81
o Pengembangan jejaring/koordinasi lintas program/lintas sektor dalam bentuk
pertemuan antar stakeholder terkait untuk menyamakan persepsi dalam mewujudkan
dan mendukung pelaksanaan kegiatan kesling.
o Bermitra dengan Pramuka, PKK, TNI dan Majelis Ulama Indonesia dalam pelaksanaan
kegiatan kesling.
o Pengeluaran Surat Edaran Pasar Sehat dimana satu kab/kota diwajibkan mengadopsi
satu Pasar Percontohan Pasar Sehat.
o Pelaksanaan berbagai penilaian untuk menyemangati pelaksanaan kesling seperti
penilaian kab/kota sehat, lingkungan bersih sehat, kantor sehat, sekolah sehat, kantin
sehat, pelabuhan/ banadar sehat, toilet sehat dll.
o Pembangunan sistem monitoring yang berkualitas dan akuntabel melalui sistem
monitoring berbasis Web dan SMS gateway STBM dan emonev HSP yang sudah berjalan
serta emonev pengelolaan limbah fasyankes, emonev KKS, emonev PKAM yang baru saja
dibangun.
Halaman 81 dari 81