Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN

Diskusi Kelompok untuk Modul Pembelajaran 3. Pada kasus 1 yang berjudul “ Seorang
Laki-laki dengan Kelainan Hepar” ini terbagi menjadi 2 pembahasan untuk 2 kali pertemuan.
Pertemuan I pada tanggal 1 november 2011 diketuai oleh Dimas Firman H dengan sekertaris
Dimas Agung, serta Tutor Dr. Hanslavina Arkeman, Sp. Biomed. Kemudian, pada pertemuan
II pada tanggal 4 november 2011 diketuai oleh Dimas Arya dengan sekertaris Deskhilandi,
tutor Dr. Dian. Peserta diskusi kelompok kami adalah 16 orang peserta.

BAB II. LAPORAN KASUS

a. Informasi Kasus
Pria berumur 30 tahun, seorang pecandu narkoba suntik, datang berobat ke RS
dengan keluhan fisiknya semakin lemah, tidak nafsu makan dan nafsu makan
menurun. Dari anamnesa didapatkan bahwa pria tersebut telah menjadi pecandu
narkoba suntik sejak berumur 15 tahun (sejak SMP). Dari pemeriksaan fisik dan
hasil laboratorium, didapatkan hepatitis C (+). Pada pemeriksaan USG ditemukan
ada benjolan bulat dengan ukuran 5cm, solid hipoechoik di lobus kiri. Pada
pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) ditemukan sel-sel ganas hati. Pria tersebut
didiagnosa: Hepatoma (hepatoseluluer Ca = HCC).

b. Faktor Risiko yang Teridentifikasi


Faktor risiko yang teridentifikasi dari masalah tersebut adalah pemakain narkoba
suntik sejak umur 15 tahun (sejak SMP)

c. Daftar Masalah
 Memakai narkoba suntik sejak umur 15 tahun (sejak SMP)
 Nafsu makan menurun
 Fisik semakin lemah
 Setelah pemeriksaan USG ada benjolan bulat ukuran 5 cm
 Ditemukam sel – sel ganas hati setelah pemeriksaan PA
 Didapatkan hepatitis C (+) setelah pemeriksaan laboratorium
 Didiagnosa Hepatoma (hepatoselules Ca = HCC)
d. Pengkajian (assessment)
Diagnosis penyakit sekarang adalah hepatoma (hepatoseluler Ca = HCC). Dasar di
tegakan diagnosis tersebut adalah :
 Setelah pemeriksaan USG ada benjolan bulat ukuran 5 cm
 Ditemukam sel – sel ganas hati setelah pemeriksaan PA
 Didapatkan hepatitis C (+) setelah pemeriksaan laboratorium
Penyebab : HCV (HepatitisC Virus)

BAB III. PEMBAHASAN (1)

Sel adalah unit stuktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup yang mampu menjalankan
proses kehidupan. Dimana, sel merupakan tempat terjadinya peristiwa fisiologis dan pewarisan
genetis makhluk hidup.

Sel-sel yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari ;

A. Membran sel (Membran Plasma atau Plasmalemma).


Selaput yang terlatak paling luar yang tersusun oleh lipid, protein, dan karbohidrat.
Membran sel berfungsi untuk mengontrol aliran zat dari dan ke dalam sel yang bersifat
semipermiabel yang berarti hanya dapat dilalui oleh ion, senyawa atau molekul tertentu
saja.
B. Inti sel (nucleus)
Nucleus dibatasi oleh membran inti. Fungsi nucleus adalah sebagai berikut:
 Mengendalikan proses berlangsungnya metabolism di dalam sel
 Menyimpan informasi genetic dalam bentuk DNA
 Mengatur ekspresi gen
 Tempat terjadinya replikasi dan transkripsi DNA.
C. Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang berada di bagian dalam membrane
plasma dan di luar nucleus. Sitoplasma tersusun dari;
1. Sitoskeleton
Rangka sel pada sitosol, yang berupa jaringan protein filament yang
memantapkan membrane plasma sehingga menyokong stabilitas bentuk sel.
2. Ribosom
Tempat berlangsungnya sintesis protein, tersusun dari protein dan RNA.
3. Retikulum Endoplsama (RE)
Tersusun dari kantung pipih dan tabung dua lapis membrane yang meluas dan
menutupi sebagian besar sitosplasma. RE terbagi menjadi RE halus (tidak bergranula)
yang berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan
detoksifikasi obat-obatan. Dan RE kasar (bergranula) yang berfungsi sebagai tempat
sintesis protein yang akan ditempatkan di membrane sel dan di luar sel.
4. Badan golgi
Berbentuk kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga
ukuran kecil dan terikat membrane. Berfungsi untuk menghasilkan enzim lisosom dan
memodifikasi, mengemas, serta mendistribusikan protein yang baru.
5. Lisosom
Merupakan vesikel membrane berkantung yang mengandung enzim-enzim
hidrolitik yang bekerja pada kondisi asam. Berfungsi sebagai enzim pencernaan sel
untuk mencerna makromolekul secara intraseluler dan merusak sel-sel asing.
6. Peroksisom
Berbentuk seperti lisosom, berisi enzim oksidatif yang menghasilkan hydrogen
Peroksidase (H2O2) dan katalase yang mengubah H2O2 H2O + O2. Berfungsi
dalam menetralisir zat yang bersifat racun atau detoksifikasi.
7. Mitokondria
penyusun mitokondria yaitu
membrane luar, membrane dalam, ruang
antar membrane yang terletak antara
membrane luar dan membrane dalam dan
matriks yang terlatak di membran dalam.
Berfungsi sebagai tempat siklus asam
sulfat yang berlangsung di matriks ,
sebagai transportasi electron dan sebagai
tempat respirasi seluler yang menghasilkan ATP yang berlangsung di Krista.

Organel sel merupakan bentukan yang terdapat pada sitosplasma dan inti sel.

Nukleosom adalah pola yang berulang-ulang pada kormatin yang tersusun dari suatu
penggabungan antara DNA dan protein inti yang sepesifik yang dinamakan dengan histon.
Ini adalah unit pengemasan DNA yang mengandung 200 pasang basa DNA didalamnya.
DNA dengan bantuan RNA bertugas mengendalikan proses “sintesis protein” untuk
menunjang semua proses kehidupan suatu individu. Protein inti atau protein histon
berfungsi untuk mengikat DNA.

DNA (deoxsiribonucleic Acid) adalah materi genetika yang mengandung informasi (kode)
yang menentukan sifat serta proses di dalam sel. Pola ikatan DNA tersusun membentuk
rantai ganda seperti tangga berpilin (double helix). Sintesis protein pada DNA, diantaranya;
1. Replikasi DNA
Proses DNA membuat salinan dari dirinya sendiri untuk setiap sel anak atau virus
baru, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sintesis protein.
2. Transkripsi DNA
Proses mentransfer informasi (kode) genetika dari molekul DNA ke molekul
perantara yang disebut mRNA.
3. Translasi protein
Proses menerjemahkan informasi (kode) yang berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
- Inisiasi, yaitu menempelnya mRNA pada ribosom dan menempelnya tRNA
pertama (inisiator) sebagai penanda dimulainya proses penguntaian polipeptida
atau penerjemahan informasi.
- Translasi, yaitu proses penerjemahan informasi dari asam amino yang dibawa
oleh tRNA.
- Terminasi, yaitu proses lepasnya rantai polipeptida dari ribosom ketika proses
translasi sudah mencapai kodon stop.

Macam-macam sel yang terdapat dalam organ hati yaitu hepatosit, sel kupver, endotel dan
sel ito.

BAB III. PEMBAHASAN (2)

Hepatitis C adalah infeksi yang disebabkan oleh virus HCV (Hepatitis C Virus) yang
menyerang hati dan menyebabkan peradangan. Hepatitis berlanjut dapat menimbulkan sirosis.

Struktur dari HCV (Hepatitis C Virus)

Mekanisme virus HPV menginsersi gen ke dalam DNA sel hati, yaitu sebagai berikut;

HCV menempel pada dinding. Ditangkap reseptor protein CD18. Mengalami endositosis,
menembus dinding secara kimiawi  Selaput lemak yang berada di dinding dan dinding selnya
menyelimuti HCV yang masuk  Di sitoplasma : nukleoplasmid (selaput lemak+dinding sel)
larut, hanya tinggal RNA (virus uncoating)  virus mengambil alih peran ribosom hepatosit
 virus ini membuat sel hati memperlakukan RNA virus seperti miliknya sendiri sehingga
menutup fungsi normal hepatosit Karena jumlahnya banyak, RNA ada yang mengalami
replikasi dan translasi. Replikasi : RNA tersebut membentuk menjadi RNA + dan RNA.
Translasi : RNA tersebut membentuk poliprotein, kemudian pecah menjadi protein struktural
dan regulator  Hasil dari translasi dan replikasi keduanya membentuk suatu strain virus baru
 membentuk virus baru, eksositosis menuju dinding.

Penyebab terjadinya kerusakan pada hepatosit oleh HCV karena ribosom lelah dan
menyebabkan sebagian RNA HCV bermutasi dan masuk ke DNA sel hati

Perbedaan jalur sinyal pertumbuhan sel normal dan sel kanker

SEL NORMAL SEL KANKER

Protoonkogen  onkoge karena adanya


Protoonkogen memberikan sinyal-sinyal faktor pembuat mutasi sehingga tidak
agar protein menstimulasi perkembangan memberi sinyal untuk menstimulasi
sel. perkembangan sel

Onkogen aktif Onkogen aktif

Protoonkogen akif Protoonkogen tidak aktif

Sel normal mengalami apoptosis Sel kanker tidak mengalami apoptosis

Ada 2 mekanisme enzim

Mekanisme 1 :

Enzim : ALT (Alanine amino transferase), AST (Aspartate amino transferase)


Mekanisme : Sel hati mengalami kerusakan  enzim dikeluarkan dalam darah
Mekanisme 2 :
Enzim : GGT, ALP, GLDH (Glutamin De hidro), LCD (Liver Cell Displacia
Mekanisme : Sel hati rusak, virus bereplikasi  hati bengkak  enzim masuk ke dalam
darah
ALT > AST, pada kerusakan hati yang akut, sedangkan AST>ALT, pada kerusakan
hati yang menahun.
Kesimpulan mekanisme :
Sel hati mengalami gangguan, penyebabnya adalah adanya virus HCV.
Virus menganggu sintesis protein  karena terganggunya, enzim menumpuk di dalam
sel hati  enzim keluar dari hati  masuk ke aliran darah.

Macam-macam protein yang di sintesis hati

 Protombo plastin beta


Merupakan glikoprotein yang berupa serina protease dengan protein tunggal
yang disintesis oleh hepatosit
 Albumin
Protein terbanyak di dalam plasma. Albumin tidak efektif untuk
mengidentifikasi penyakit dalam hati
 Globulin
Membentuk gama globulin yang digunakan mendeteksi penyakit hati kronis
 Faktor pembekuan darah : protrombin , fibrinogen
 Lipoprotein : berperan membawa kolesterol dan zat serupa melalui darah
 Orosomukoid : berperan pada peradangan hati
 Anti trombin C : berperan dalam inhibisi pembekuan darah
 Transferin : berfungsi mengangkat zat Fe

Protein petanda karsinoma hati adalah sebagai berikut;

 AFP (alfa fetoprotein)


o > 500 ngr/ml akan terjadi karsinoma hati
o Diekspresikan dari pembelahan hepatosit dan sel oval peribilien
sehingga biasanya ditemukan peningkatan sedang dari regenerasi hati
selama hepatitis kronik
o AFP berada pada pembelahan embrio. Jadi jika suatu hari terkena
kanker, AFP akan ditemukan lagi karena sifat kanker yang terus
membelah
 Des gamma carboksi protrombin (DCF)
o Kadar meningkat hingga 91 % dari pasien HCC
o Bisa juga meningkat pada defisiensi vitamin K
 CEA (Carcinoembryonic Antigen)
Penting untuk penyebaran metastasis dari karsinoma usus
BAB I V. DAFTAR PUSTAKA
1. BAB_4_NUKLEUS.doc. Accessed on November 5,2011.
2. Suryati. T. Biologi: SMA kelas XII. 2007. Terbitan: Quadra.
3. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni.W.E. Biologi SMA dan MA: kelas XI.
2006. Terbitan: Esis.
4. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER), 2011. Hepatits
C. (citied Nov 3, 2011). Di akses dari
http://www.mayoclinic.com/health/hepatitis-c/DS00097
5. Anonim. 2002. Hepatitis C. (citied Nov 3, 2011). Di akses dari
http://www.stanford.edu/group/virus/flavi/2004gallo/hepatitisc.html
6. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati . Jilid 1.

BAB V. PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Demikian laporan kasus yang kelompok kami susun. Bila ada kekurangan mohon
dikoreksi dengan baik. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai